You are on page 1of 6

Pemeran :

1. Narator : Regina
2. Pasien :
3. Perawat 1 : Fine
4. Perawat 2 :
5. Dokter :
6. Ibu pasien :
7. Adik pasien :

ROLE PLAY :
PADA PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA KARENA HARGA DIRI
RENDAH

Sdri. ………………..berusia 27 tahun, sebagai tulang punggung keluarga dia harus


menafkahi ke dua adiknya karena ibunya yang sudah tua dan ayahnya sudah
meninggal. Suatu ketika Ia mengalami kecelakaan, yaitu terjatuh dari motor. Oleh
keluarganya klien dibawa ke rumah sakit. Karena kondisi tangan kanannya yang tidak
memungkinkan dan keadaan lukanya cukup parah maka tangan kanannya harus
diamputasi. Karena hal ini, pasien merasa tidak berguna lagi dan tidak mau
mendengarkan siapa pun dimana dalam hal ini pasien mengalami gangguan harga diri
rendah. Dan ibunya yang sudah tua merasa bersalah dan ketakutan dengan kondisi
anaknya.

Pagi itu ada dua orang perawat datang ke ruangan Sdri. …………………

Perawat 1 : Selamat pagi mba.

Pasien : (hanya terdiam menatap perawat)

Perawat 1 : Selamat pagi mba, saya dengan perawat…………. Saat ini saya akan
merawat mba Bersama rekan saya perawat…………. Apa benar ini dengan mba……….

Pasien : hmmmm,

Perawat 2 : Kami kan telah memperkenalkan diri kami, nah sekarang mba yah yg
berkenalan nama mba pada kami..

Pasien : nama saya……………. (dengan muka muram tidak menatap perawat)

Perawat 2 : mba senagnya dipanggi apa ?

Pasien : ………..
Perawat 1 : Mba……… kan belum makan pagi,mari saya bantu untuk makan ya
pak?

Pasien : (memalingkan wajahnya dari perawat)

Perawat 2 : Mba kenapa? Mba kan harus makan agar bapak tidak lemas.

Tn. Ronggo : (tetap terdiam dan tiba-tiba menangis)

Perawat1 : Kenapa mba menangis? Mba cerita saja apa yang bapak
rasakan sekarang.

Pasien : Kamu tidak mengerti perasaan saya,kamu tidak tahu kan betapa
menderitanya saya sekarang ini,hidup dengan satu tangan seperti saya !!!!!

Perawat 2 : Iya pak,saya paham dengan apa yang mba……… rasakan.

Pasien : (masih tetap menangis)

Perawat1 : Sabar ya mba.. semua pasti ada hikmahnya.

Pasien : saya sedih sus, saya hanya jadi beban untuk keluarga saya. Saya
benar-benar tidak berguna.

Perawat 2 : mba………tidak boleh seperti itu. Mba yang adalah tulang punggung
keluarga, harus tegar untuk menghadapi semua itu. Saya yakin mba dapat
melakukannya dan melewati cobaan ini. Sekarang saya bantu untuk makan ya mba.

Pasien : Baiklah sus.

Tiba-tiba ibu pasien datang untuk menjenguk pasien.

Ibu : Pagi Sus, bagaimana keadaan anak saya sekarang? (dengan nada yang
gemetar)

Perawat 2 : Sudah lebih membaik saat ini. Ibu tenang saja yah

Ibu : Sus, terus kenapa seperti tidak ada kemajuannya ?

Perawat 2 : Tidak kok bu, anak ibu sudah lebih baik dari sebelumnya.. ibu jangan
khawatir yah,. Ibu jaga kesehatan ibu saja jangan sampai ibu yang sakit.
Mba : oke Sus, terima kasih. Sus,bisa saya bicara sebentar?

Perawat 2 : Ya bisa bu,mari bicara diluar bu.

Perawat 2 segera keluar dan berbicara dengan ibu dari mba……..di luar ruangan

Ibu : Sebenarnya apa yang terjadi pada anak saya sus? Akhir-akhir ini dia
sangat sensitif dan sering murung?

Perawat 2 : Maaf bu, bukan kewenangan saya untuk memberi tahu keadaan
pasien. Nanti akan saya diskusikan dulu dengan dokter ya bu.

Ibu : Tapi sus, dia kan anak saya yah saya wajib untuk tahu mengenai
keadaanya… (dengan nada yang sedikit marah karena ketakutan)

Perawat 2 : Sabar yah bu, secepatnya kami akan memberi informasi pada ibu

Ibu : baiklah sus.. tolong yah sus secepatnya (dengan memegang tanga
perawat)

Perawat 2 : iya ibu,, tenang saja (sambal merangkul sang ibu)

Ibu dari mba………. kembali masuk ke ruangan.

Perawat 1 : Baiklah bu,sekarang anak ibu sudah selesai makan. Nanti siang saya
akan kembali untuk mengantarkan makan siang ya bu.

Istri : Ya sus,terima kasih.

Sementara itu perawat segera ke ruang dokter untuk mendiskusikan keadaan mba…….

Perawat 2 : Selamat siang dok,

Dokter : Selamat siang,

Perawat 2 : Saya akan melaporkan kondisi pak Ronggo dok,sejauh ini kondisinya
baik,namun kejiwaannya masih belum stabil. Dia masih sering diam dan masih sensitif.

Dokter : Baik sus,tentunya keadaan kejiwaan seperti itu merupakan hal yang
wajar. Nanti saya akan memberikan penjelasan lebih kepada keluarga pasien. Untuk
itu, tolong hubungi salah satu keluarga pasien untuk ke ruangan saya sus,
Perawat 2 : Baik dok,

Dokter : Terima kasih sus,

Perawat 2 : Ya dok..

Akhirnya perawat kembali ke ruangan pak Ronggo untuk menghubungi istrinya agar
datang ke ruangan dokter.

Perawat 2 : Bu,maaf sekarang ibu diminta untuk ke ruang dokter..

Istri : Ya sus..

Perawat mengantar Ibu……….. ke ruangan dokter.

Ibu : Selamat siang dok

Dokter : Selamat siang bu,silakan duduk..

Ibu : Ya dok,terima kasih. Sebenarnya apa yang terjadi pada anak saya Dok?
Akhir-akhir ini dia sangat sensitif dan sering terdiam ?

Dokter : Ibu tidak perlu khawatir,tentunya itu hal yang wajar ketika seseorang
kehilangan salah satu anggota tubuhnya. Hal itu membuat harga diri rendah yang
dialami oleh anak ibu. Beliau sering sensitif karena beliau merasa sudah tidak
berguna,terlebih beliau sebagai kepala keluarga,sehingga merasa menjadi beban untuk
keluarga.

Ibu : Ooohhh… Baik Dok,lalu apa yang harus kami lakukan ??

Dokter : Ibu dan keluarga cukup membuat bapak nyaman dan selalu
memberikan dukungan agar mba…………menjadi lebih semangat dan bangkit untuk
tidak berputus asa.

Ibu : Baiklah dok,terima kasih.

Dokter : Ya bu,semoga pak Ronggo lekas membaik ya bu..

Ibu : Ya dok..

Keesokan harinya, di dalam ruangan ditunggui oleh ibu dan ke dua adiknya. sementara
itu perawat masuk lagi ke ruangan mba……….. untuk memberi sarapan lagi.
Perawat 2 : Selamat pagi mba, bagaimana keadaan bapak pagi ini?

Pasien : sudah semakin membaik,sus.

Ibu : Ya sus, sekarang suami saya sudah semakin membaik dan memiliki
semangat lagi.

Perawat 2 : Syukurlah…Saya senang mendengar kabar ini,semoga dengan


keadaan yang sudah semakin membaik, membuat bapak semakin bangkit dan tidak
putus asa.

Perawat 1 : Saya datang kesini untuk memberikan makan pagi bu..Mungkin mba….
akan lebih nyaman apabila ibu yang menyuapi mba…… ya bu,

Adik : Baik sus, Lalu apa yang harus kami lakukan jika saat di rumah, anak
saya kembali berputus asa?

Adik : iya sus…

Perawat 1 : kalien tenang saja, tentunya hal itu tidak akan terjadi jika Ibu dan adik”
selalu memberikan semangat dan selalu membuat nyaman mba…….

Adik : Iya,benar itu sus.. Semampunya kami akan terus memberikan


dukungan agar dia bisa semangat seperti dulu.

Perawat 1 : Ya pak,itu usaha yang sangat bagus.

Ibu : Lalu kapan kakak saya boleh pulang?

Perawat 1 : Menurut catatan kami, mba…..sudah boleh pulang,tetapi lebih jelas


lagi menunggu pengarahan dan ijin dari dokter bu,karena dokter yang lebih
bertanggung jawab dan memiliki kewenangan untuk memutuskan kepulangan pasien.

Ibu : Baiklah sus,terima kasih..

Perawat 2 : Baik bu,saya pamit dulu. Nanti siang saya akan datang lagi untuk
mengantar makan siang.

Istri : Ya sus,terima kasih.

Perawat 2 : Ya bu, selamat pagi.


Istri : Selamat pagi.

You might also like