Professional Documents
Culture Documents
1. Narator : Regina
2. Pasien :
3. Perawat 1 : Fine
4. Perawat 2 :
5. Dokter :
6. Ibu pasien :
7. Adik pasien :
ROLE PLAY :
PADA PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA KARENA HARGA DIRI
RENDAH
Pagi itu ada dua orang perawat datang ke ruangan Sdri. …………………
Perawat 1 : Selamat pagi mba, saya dengan perawat…………. Saat ini saya akan
merawat mba Bersama rekan saya perawat…………. Apa benar ini dengan mba……….
Pasien : hmmmm,
Perawat 2 : Kami kan telah memperkenalkan diri kami, nah sekarang mba yah yg
berkenalan nama mba pada kami..
Pasien : ………..
Perawat 1 : Mba……… kan belum makan pagi,mari saya bantu untuk makan ya
pak?
Perawat 2 : Mba kenapa? Mba kan harus makan agar bapak tidak lemas.
Perawat1 : Kenapa mba menangis? Mba cerita saja apa yang bapak
rasakan sekarang.
Pasien : Kamu tidak mengerti perasaan saya,kamu tidak tahu kan betapa
menderitanya saya sekarang ini,hidup dengan satu tangan seperti saya !!!!!
Pasien : saya sedih sus, saya hanya jadi beban untuk keluarga saya. Saya
benar-benar tidak berguna.
Perawat 2 : mba………tidak boleh seperti itu. Mba yang adalah tulang punggung
keluarga, harus tegar untuk menghadapi semua itu. Saya yakin mba dapat
melakukannya dan melewati cobaan ini. Sekarang saya bantu untuk makan ya mba.
Ibu : Pagi Sus, bagaimana keadaan anak saya sekarang? (dengan nada yang
gemetar)
Perawat 2 : Sudah lebih membaik saat ini. Ibu tenang saja yah
Perawat 2 : Tidak kok bu, anak ibu sudah lebih baik dari sebelumnya.. ibu jangan
khawatir yah,. Ibu jaga kesehatan ibu saja jangan sampai ibu yang sakit.
Mba : oke Sus, terima kasih. Sus,bisa saya bicara sebentar?
Perawat 2 segera keluar dan berbicara dengan ibu dari mba……..di luar ruangan
Ibu : Sebenarnya apa yang terjadi pada anak saya sus? Akhir-akhir ini dia
sangat sensitif dan sering murung?
Perawat 2 : Maaf bu, bukan kewenangan saya untuk memberi tahu keadaan
pasien. Nanti akan saya diskusikan dulu dengan dokter ya bu.
Ibu : Tapi sus, dia kan anak saya yah saya wajib untuk tahu mengenai
keadaanya… (dengan nada yang sedikit marah karena ketakutan)
Perawat 2 : Sabar yah bu, secepatnya kami akan memberi informasi pada ibu
Ibu : baiklah sus.. tolong yah sus secepatnya (dengan memegang tanga
perawat)
Perawat 1 : Baiklah bu,sekarang anak ibu sudah selesai makan. Nanti siang saya
akan kembali untuk mengantarkan makan siang ya bu.
Sementara itu perawat segera ke ruang dokter untuk mendiskusikan keadaan mba…….
Perawat 2 : Saya akan melaporkan kondisi pak Ronggo dok,sejauh ini kondisinya
baik,namun kejiwaannya masih belum stabil. Dia masih sering diam dan masih sensitif.
Dokter : Baik sus,tentunya keadaan kejiwaan seperti itu merupakan hal yang
wajar. Nanti saya akan memberikan penjelasan lebih kepada keluarga pasien. Untuk
itu, tolong hubungi salah satu keluarga pasien untuk ke ruangan saya sus,
Perawat 2 : Baik dok,
Perawat 2 : Ya dok..
Akhirnya perawat kembali ke ruangan pak Ronggo untuk menghubungi istrinya agar
datang ke ruangan dokter.
Istri : Ya sus..
Ibu : Ya dok,terima kasih. Sebenarnya apa yang terjadi pada anak saya Dok?
Akhir-akhir ini dia sangat sensitif dan sering terdiam ?
Dokter : Ibu tidak perlu khawatir,tentunya itu hal yang wajar ketika seseorang
kehilangan salah satu anggota tubuhnya. Hal itu membuat harga diri rendah yang
dialami oleh anak ibu. Beliau sering sensitif karena beliau merasa sudah tidak
berguna,terlebih beliau sebagai kepala keluarga,sehingga merasa menjadi beban untuk
keluarga.
Dokter : Ibu dan keluarga cukup membuat bapak nyaman dan selalu
memberikan dukungan agar mba…………menjadi lebih semangat dan bangkit untuk
tidak berputus asa.
Ibu : Ya dok..
Keesokan harinya, di dalam ruangan ditunggui oleh ibu dan ke dua adiknya. sementara
itu perawat masuk lagi ke ruangan mba……….. untuk memberi sarapan lagi.
Perawat 2 : Selamat pagi mba, bagaimana keadaan bapak pagi ini?
Ibu : Ya sus, sekarang suami saya sudah semakin membaik dan memiliki
semangat lagi.
Perawat 1 : Saya datang kesini untuk memberikan makan pagi bu..Mungkin mba….
akan lebih nyaman apabila ibu yang menyuapi mba…… ya bu,
Adik : Baik sus, Lalu apa yang harus kami lakukan jika saat di rumah, anak
saya kembali berputus asa?
Perawat 1 : kalien tenang saja, tentunya hal itu tidak akan terjadi jika Ibu dan adik”
selalu memberikan semangat dan selalu membuat nyaman mba…….
Perawat 2 : Baik bu,saya pamit dulu. Nanti siang saya akan datang lagi untuk
mengantar makan siang.