You are on page 1of 2

Definisi

Sindrom hiperemesis ini juga dapat didefinisikan sebagai muntah-muntah yang cukup berat
pada wanita hamil sehingga menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi, asidosis akibat
kelaparan, alkalosis akibat keluarnya asam hidroklorida dalam muntahan, hipokalemia.
Hiperemesis gravidraum (vomitus yang merusak kehamilan) dapat juga diartikan sebagai
mual dan muntah yang berkembang sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari dan keadaaan
umum menjadi buruk, seperti dehidrasi dan penurunan berat badan

Sumber : Prawihardjo, Sarwono.Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka; 2002

Manifestasi Klinik
Pada minggu-minggu kehamilan pertama pada sebagian wanita hamil merasakan seperti
memakan logam yang sudah lama, rasa ini akan merusak rasa makanan dan mengganggu bagi
wanita yang mengalami gejala mual muntah sedang sampai berat. Salah satu partisipan dari
penelitian yang dilakukan oleh O’Brien&Zhou pada tahun 1992, dalam Wesson,2002)
menyatakan bahwa ia merasa seperti mendapatkan rasa logam yang benar-benar ada dalam
mulutnya dan tidak bisa hilang sehingga bahkan membuat minum air menjadi sangat tidak
menyenangkan.

Ptyalisme, atau air liur yang berlebih sering menyertai hiperemesis gravidarum dan beberapa
wanita membutuhkan tempat untuk menampung air liur mereka tersebut Ptyialisme (kelebihan
ludah) pada ibu hamil terjadi sejak usia gestasi 8 minggu dan biasanya disebabkan oleh hormon
kehamilan. Ptyalisme, terjadi karena ketidaksanggupan wanita tersebut menelan air ludahnya
sebagai akibat dari mual.

Williams (2006) menyatakan bahwa pada awal kehamilan, sebagian besar wanita mengeluh
kelelahan dan ingin tidur terus menerus. Keadaan ini biasanya mereda dengan sendirinya pada
bulan keempat kehamilan dan tidak memiliki makna tertentu.

Sumber :
1. Wesson, N. Morning Sickness: Panduan Lengkap Memahami Penyebab dan Perawatan
Mual dan Muntah Ketika Hamil. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher; 2002
2. Williams. Williams Obstetrics, 21 Ed, Vol 2. Jakarta: EGC;2006
Tatalaksana

Evaluasi Keberhasilan Terapi


Tujuan terapi emesis atau hiperemesis gravidarum adalah untuk mencegah komplikasi seperti
ketonuria, dehidrasi, hipokalemia dan penurunan berat badan lebih dari 3 kg atau 5% berat
badan.1 Jika sudah terjadi komplikasi, perlu dilakukan tata laksana terhadap komplikasi
tersebut. Penilaian keberhasilan terapi dilakukan secara klinis dan laboratoris. Secara klinis,
keberhasilan terapi dapat dinilai dari penurunan frekuensi mual dan muntah, frekuensi dan
intensitas mual, serta perbaikan tanda-tanda vital dan dehidrasi. Parameter laboratorium yang
perlu dinilai adalah perbaikan keseimbangan asam-basa dan elektrolit.

Sumber : Jueckstock JK, Kaestner R, Mylonas I. Managing hiperemesis gravidarum: a


multimodal challenge. BMC Medicine; 2010.

You might also like