You are on page 1of 3

2.4.

3 Efek Samping

Efek samping dari asam mefenamat terhadap saluran cerna yang sering timbul adalah diare, diare
sampai berdarah dan gejala iritasi terhadap mukosa lambung, selain itu dapat juga menyebabkan
eritema kulit, memperhebat gejala asma dan kemungkinan gangguan ginjal (Setiabudy, 2009). Efek
samping yang relatif ringan seperti sakit kepala, gugup dan muntah.

Efek samping yang serius dapat berupa diare, hematemesis (muntah darah), hematuria (darah dalam
urin), penglihatan kabur, ruam kulit, gatal dan bengkak, sakit tenggorokan dan demam.

Obat-obat golongan NSAID dapat menyebabkan peningkatan resiko infark miokardial dan stroke yang
bisa berakibat fatal. Resiko ini dapat meningkatkan jika obat pereda nyeri ini digunakan dalam jangka
waktu lama.

Obat-obat golongan NSAID menyebabkan gangguan pada saluran gastrointestinal misalnya : perdarahan,
ulserasi, dan perforasi lambung atau usus yang bisa berakibat fatal. Jika pemakaian dalam dosis tinggi
atau untuk waktu yang lama, merokok, atau minum alkohol, meski asam mefenamat digunakan bersama
makanan tidak akan mengurangi efek samping ini.

Gangguan berat pada organ hati seperti penyakit kuning dan hepatitis, juga dilaporkan terjadi akibat
pemakaian obat-obat NSAID. Jika tes hati yang abnormal menetap atau memburuk, jika tanda-tanda dan
gejala yang konsisten dengan penyakit hati klinis terjadi, atau jika manifestasi sistemik terjadi (misalnya :
eosinofilia, ruam, dan lain – lain), pemakaian asam mefenamat harus dihentikan.

Anemia juga dilaporkan terjadi pada pasien yang menggunakan NSAID. Pasien pada pengobatan jangka
panjang, kadar hemoglobin dan hematokrit harus diperiksa jika mereka menunjukkan tanda-tanda gejala
anemia.

Reaksi dermatologis seperti dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson, dan nekrolisis epidermal
toksik, yang dapat berakibat fatal, dapat terjadi selama pemakaian NSAID. Pengobatan harus dihentikan
jika tanda – tanda seperti ruam atau hipersensitivitas muncul

FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

-) Asam mefenamat

-> Farmakokinetik

Asam mefenamat diabsorbsi dengan cepat dari saluran gastrointestinal apabila


diberikan secara oral. Kadar plasma puncak dapat dicapai 1 sampai 2 jam setelah
pemberian 2x250 mg kapsul asam mefenamat; Cmax dari asam mefenamat bebas adalah
sebesar 3.5μg/mL dan T1/2 dalam plasma sekitar 3 sampai 4 jam. Pemberian dosis
tunggal secara oralsebesar 1000 mg memberikan kadar plasma puncak sebesar 10 μg/mL
selama 2 sampai 4 jam dengan T1/2 dalam plasma sekitar 2 jam. Pemberian dosis ganda
memberikan kadar plasma puncak yang proporsional tanpa adanya bukti akumulasi dari
obat. Pemberian berulang asammefenamat (kapsul 250 mg) menghasilkan kadar plasma
puncak sebesar 3.7 sampai 6.7μg/mL dalam 1 sampai 2.5 jam setelah pemberian masing-
masing dosis.

Asam mefenamat memiliki dua produk metabolit, yaitu hidroksimetil dan turunan
suatu karboksi, keduanya dapat diidentifikasi dalam plasma dan urin. Asam mefenamat
danmetabolitnya berkonjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian besar diekskresikan
lewat urin, tetapi ada juga sebagian kecil yang melalui feces. Pada pemberian dosis
tunggal, 67%dari total dosis diekskresikan melalui urin sebagai obat yang tidak
mengalami perubahan atausebagai 1 dari 2 metabolitnya. 20-25% dosis diekskresikan
melalui feces pada 3 hari pertama.( Anonim,2013)

-> Farmakodinamik

Asam mefenamat termasuk kedalam golongan (NSAID), maka kerja utama


kebanyakan nonsteroidal anti inflammatory drugs (NSAID) adalah sebagai penghambat
sintesis prostaglandin, sedangkan kerja utama obat anti radang glukokortikoid
menghambat pembebasan asam arakidonat.

Asam mefenamat bekerja dengan membloking aktivitas dari suatu enzim dalam
tubuh yang dinamakan siklooksigenase. Siklooksigenase adalah enzim yang berperan
pada beberapa proses produksi substansi kimia dalam tubuh, salah satunya adalah
prostaglandin. Prostaglandin diproduksi dalam merespons kerusakan/adanya luka atau
penyakit lain yangmengakibatkan rasa nyeri, pembengkakan dan peradangan.
Prostaglandin (PG) sebenarnya bukan sebagai mediator radang, lebih tepat dikatakan
sebagai modulator dari reaksi radang. Sebagai penyebab radang, PG bekerja lemah,
berpotensi kuat setelah berkombinasi denganmediator atau substansi lain yang
dibebaskan secara lokal, autakoid seperti histamin,serotonin, PG lain dan leukotrien.
Prostaglandin paling sensibel pada reseptor rasa sakit didaerah perifer. Prostaglandin
merupakan vasodilator potensial, dilatasi terjadi pada arteriol, prekapiler, pembuluh
sfingter dan postkapiler venula. Walaupun PG merupakan vasodilator potensial tetapi
bukan sebagai vasodilator universal. Selain PG dari alur sikooksigenase jugadihasilkan
tromboksan. Tromboksan A2 berkemampuan menginduksi agregasi platelet maupun
reaksi pembebasan platelet. ( Anonim,2013)

Indikasi:

Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala,
sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri setelah operasi,
nyeri pada persalinan.

Kontra Indikasi

· Pasien yang hipersensitf terhadap asam mefenamat

· Penderita yang dengan asetosal mengalami bronkospasme, alergi rinitis dan urtikaria.

· Penderita dengan tukak lambung dan usus.

· Penderita dengan gangguan ginjal yang berat.

You might also like