You are on page 1of 21

1

BAB II
TINJAUAN TEORI

1.1 Konsep Teori


1.1.1 Pengertian
Menurut Saifuddin (2014: MK-41) KB suntik progestin adalah suatu cara
kontrasepsi dengan jalan menyuntikan hormon pencegah kehamilan kepada
perempuan yang hanya mengandung progestin.
Adapun menurut Hartanto (2004:193) KB suntik progestin adalah suatu cara
kontrasepsi dengan jalan menyuntikkan hormone pencegah kehamilan kepada
wanita yang masih subur ( obat ini hanya berisi progestin).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa KB suntik progestin adalah
suatu cara kontrasepsi dengan menyuntikkan hormon pencegah kehamilan yang
berisi hanya progestin kepada wanita yang masih subur.
1.1.2 Macam-Macam Kontrasepsi Suntik
Menurut Hartanto (2004 : 163) macam-macam kontrasepsi suntik antara
lain :
1. DMPA (Depo Medroxypgesterone asetat) Depo-Provera
a. Dipakai dilebih dan 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20
tahun dan sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita
b. Diberikan sekali setiap bulan dengan dosis 150 mg
2. Net-EN (Norethindrone Enanthate) Noristerat
a. Dipakai dilebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta
wanita
b. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu, atau sekali setiap 8
bulan untuk 6 bulan pertama (3x suntikan pertama) kemudian selanjutnya
setiap 12 minggu.
1.1.3 Cara Kerja
Menurut Hartanto (2004 : 166) cara kerja kontrasepsi suntik antara lain :
1. Primer : Mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar
hipofise terhadap gunadotropine-releasing hormon eksogeneus tidak berubah
sehingga memberi kesan proses terjadi dihipotalamus dari pada kelenjar
1
2

hipofise. Pada pemakaian depo provera, endometrium menjadi dangkal dan


atropi dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif.
2. Sekunder
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier
terhadap spermatozoa.
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari
ovum yang telah dibuahi.
c. Mungkin mempengaruhi kecepatan transport ovum didalam tuba fallopii.
1.1.4 Efektivitas
Kontrasepsi suntik memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan-tahun, asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal
yang telah ditentukan (Saifuddin, 2014 : MK-42).
1.1.5 Keuntungan dan Kerugian KB Suntik
Menurut Saifuddin (2014 : MK-42) keuntungan dan kerugian KB suntik
adalah :
1. Keuntungan :
a. Sangat efektif
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
f. Sedikit efek samping
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h. Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
i. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j. Mencegah beberapa penyebab radang panggul
2. Kerugian
a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
1) Siklus haid yang memendek atau memanjang
2) Perdarahan yang banyak atau sedikit
3) Perdarahan tidak teratur atau peradarahan bercak (spotting)
4) Tidak haid sama sekali
3

b. Klien sangat bergantung pada tempat yankes (harus kembali untuk suntikan)
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual ,
hepatitis B, atau infeksi virus HIV
e. Terlambat kesuburan setelah penghentian pemakaian
f. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/
kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan
obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat
1.1.6 Indikasi dan Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2014 : MK-43) indikasi dan kontarindikasi pemakaian
KB suntik progestin adalah sebagai berikut :
1. Indikasi :
a. Usia reproduksi
b. Nulipara dan yang telah memiliki anak
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas
tinggi
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah abortus atau keguguran
g. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
h. Perokok
i. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan
j. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitonin dan barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rifampisin)
k. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen
l. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
m. Anemia defisiensi besi
n. Mendekati menopouse yang tidak maua atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi
4

2. Kontra indikasi
a. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e. Diabetes mellitus disertai komplikasi
1.1.7 Waktu Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Menurut Saifuddin (2014 : MK-43) waktu yang baik menggunakan suntik
KB progestin yaitu :
1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asal ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal
sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat
segera digantikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang
5. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi suntikan jenis lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi
suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan
yang sebelumnya
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang
akan diberikan segera dapat diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan
pemberian tidak perlu menunggu haid berikutnya dating. Bila ibu disuntik
setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan
pertama dapat diberikan hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat
diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut
tidak hamil
5

8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari
setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
1.1.8 Efek Samping dan Cara Penanggulangan
Menurut Saifuddin (2014 : MK 47) efek samping dan penanganan dari
suntikan progestin yaitu :
Efek Samping Penanganan
1. Amenorea (tidak terjadi a) Bila tidak hamil, pengobatan apa pun tidak
perdarahan/spotting) perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak
terkumpul dalam rahim. Nasihati untuk
kembali ke klinik.
b) Bila telah terjadi kehamilan ektopik, rujuk
klien segera.
c) Jangan berikan terapi hormonal untuk
menimbulkan perdarahan karena tidak akan
berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila
terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik.
2. Perdarahan / perdarahan a) Informasikan bahwa perdarahan ringan
bercak (spotting) sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah
masalah serius, dan biasanya tidak
memerlukan pengobatan. Bila klien tidak
dapat menerima perdarahan tersebut dan
ingin melanjutkan suntikan, maka dapat
disarankan 2 pilihan pengobatan : 1 siklus
pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg
etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg,
3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain.
Jelaskan bahwa selesai pemberian pil
kontrasepsi kombinasi dapat terjadi
perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak
selama pemberian suntikan ditangani
dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi/ hari selama 3-7 hari dilanjutkan
dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal,
atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1, 25
mg esterogen equin konjugasi untuk 14-21
hari.
3. Meningkatnya/ menurunya a) Informasikan bahwa kenaikan / penurunan
berat badan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja
terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan
berat badan terlalu mencolok. Bila berat
badan terlalu berlebihan, hentikan suntikan
dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
6

1.2 Konsep Teori Askeb Kasus


1.2.1 Pengkajian Data
1. Data subyektif
a. Biodata
1) Usia
Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI, dapat
dipakai semua perempuan dapat usia reproduksi, dapat digunakan
perempuan usia>35 tahun sampai perimenapause (Saifuddin, 2014 : MK-
41).
b. Keluhan utama
Gangguan haid, siklus haid yang memendek/memanjang, perdarahan yang
banyak/sedikit, perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali,
permasalahan berat badan, sakit kepala, jerawat (Saifuddin, 2014 : MK-42).
c. Riwayat kesehatan
Tidak diperbolehkan pada ibu yang memiliki resiko karsinoma, karena
dapat meningkatkan karsinoma, seperti karsinoma payudara atau serviks
(Hartanto, 2004:164).
Ibu dengan riwayat defisiensi besi boleh menggunakan KB suntik progestin
(Saifuddin, 2014:MK-43).
d. Riwayat Kebidanan
1) Haid
Penggunaan KB hormonal mempunyai efek pada pola haid tetapi
tergantung pada lama pemakaian. Perdarahan inter-menstrual dan
perdarahan bercak berkurang dengan berjalannya waktu. Sedangkan
kejadian amenorea bertambah besar (Hartanto, 2004 : 169).
2) Kehamilan, persalinan, dan nifas
Pada ibu menyusi juga diperbolehkan memakai alat kontasepsi ini karena
tidak ditemukan efek kepada laktasi, malah mungkin dapat memperbaiki
kuantitas ASI, namun tidak merubah komposisi dari ASI (Hartanto,
2004:173).
7

3) Riwayat KB
Ibu menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektifitas tinggi, menyusui dan membutuhkan alat kontrasepsi yang
sesuai, telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi, tidak dapat
menggunakan kontrasepsi yang mengandung esterogen sering lupa
menggunakan pil kombinasi (Saifuddin, 2014 : MK-41).
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Pada KB suntik progestin (DMPA), akseptor akan makan lebih banyak
daripada biasanya, hal ini dikarenakan DMPA mampu merangsang pusat
pengendali nafsu makan di Hipotalamus (Hartanto, 2004:171).
Kadar progesterone yang berlebihan dapat menyebabkan bertambahnya
nafsu makan (Wiknjosastro, 2010 : 548).
2) Eliminasi
Dilatasi ureter oleh pengaruh progestin, sehingga timbul statis dan
berkurangnya waktu pengosongan kandung kencing karena relaksasi otot
(Hartanto, 2004 : 124).
3) Istirahat
Gangguan tidur yang dialami ibu akseptor KB suntik sering disebabkan
karena efek samping dari KB suntik tersebut (mual, kepala) (Saifuddin,
2010 : MK-41).
4) Aktifitas
Rasa lesu dan tidak bersemangat dalam melakukan aktivitas karena
mudah atau sering pusing dan cepat lelah serta depresi (Wiknjosastro,
2010 : 920).
5) Kehidupan seksual
Libido dapat meningkat atau menurun karena penggunaan KB hormonal.
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan vagina,
menurunkan libido (Saifudin, 2014 : MK-42).
8

6) Latar belakang budaya


Kontrasepsi suntik dipandang dari sudut agama baik itu Islam, Kristen,
Katolik, Budha, Hindu diperbolehkan asal bertujuan untuk mengatur
kehamilan bukan untuk mengakhiri kehamilan (Hartanto, 2004 : 549).
7) Keadaan psikologis
KB suntik progestin dapat menyebabkan perubahan body image yaitu
peningkatan berat badan, jerawat, alopesia (botak) (Wiknjosastro, 2010 :
549).
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
Akseptor KB suntik tekanan darah < 180/110 mmHg (Saifuddin, 2014
: MK-43).
b) Respirasi
Pada penggunaan KB suntik hormonal dapat menyebabkan pernafasan
cepat dan dangkal terutama pada ibu dengan kemungkinan menderita
penyakit jantung atau paru-paru (Hartanto, 2004 : 169).
2) Berat badan
Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara
kurang dari 1 -5 kg dalam tahun pertama (Hartanto, 2004 : 171).
b. Pemeriksaan fisik
1) Leher
Tidak ditemukan bendungan vena jugularis yang kemungkinan ibu
menderita penyakit jantung.
2) Payudara
Tidak ditemukan benjolan abnormal pada payudara dicurigai adanya
kanker payudara, tidak terdapat hyperpigmentasi areola mammae yang
dicurigai kemungkinan adanya kehamilan, buah dada membesar karena
pengaruh hormonal.
9

3) Abdomen
Tidak ada pembesaran uterus, tidak ada nyeri tekan lepas, tidak ada dan
pembesaran hepar (Saifuddin, 2014 : MK-41).
4) Genetalia
Pada akseptor KB hormonal timbul flour albus yang merupakan efek
samping dari hormonal (Saifuddin 2014 : MK-43).
5) Ekstremitas
Tidak ditemukan odema, tidak varices, tidak ada clubbing finger
(Saifuddin, 2014 : MK-46).
1.2.2 Analisa data
Dari data hasil pengkajian baik data subyektif atau obyektif dapat
dirumusakan suatu kemungkinan diagnosa masalah.
1.2.3 Diagnosa
P > 1, umur 15-49 tahun, peserta KB suntik jenis depo progestin, keadaan
umum baik tidak ada/ada kontraindikasi untuk menggunakan kontrasepsi jenis
suntik dengan masalah :
1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh.
2. Gangguan pola haid sehubungan dengan amenorea
1.2.4 Perencanaan
P……., umur 15-49 tahun akseptor KB suntik, jumlah anak ….., keadaan
umum baik, tidak ada kontraindikasi untuk diberikan KB suntik.
Tujuan : Keadaan akseptor kooperatif setelah konseling
Kriteria : - Tidak ada keluhan atau efek samping yang berat
- Ibu suntik sesuai jadwal
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian ulang mengenal KB suntik pada ibu
R/ Menggali pengetahuan ibu tentang KB suntik
2. Jelaskan efek samping dan alternatif tindakan
R/ Ibu mampu mengenali efek samping dan alternatif tindakan
3. Beritahu ibu datang kembali untuk suntik KB sesuai dengan jadwal
10

R/ Jadwal penyuntikan yang terlambat dapat menyebabkan kadar hormon


dalam tubuh menurun yang memungkinkan resiko terjadi kehamilan sangat
besar ( Siswishanto, 2004:11-14 )
a. Masalah I : Gangguan body image berhubungan dengan perubahan bentuk
tubuh.
Tujuan : Ibu mampu beradaptasi dengan bentuk tubuh
Kriteria : - BB dalam batas normal tidak boleh lebih 5 kg dalam satu tahun
pertama
- Ibu tampak lebih tenang
Intervensi :
1) Lakukan pendekatan pada klien dan indentifikasi masalah yang dihadapi.
R/ Meningkatkan kepercayaan sehingga ibu mampu mengungkapkan
masalahnya.
2) Jelaskan pada ibu tentang :
a) Penyebab dari peningkatan berat badan
b) Cara mengatasinya
R/ Ibu lebih kooperatif mengenai penjelasan dari petugas.
3) Anjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan berlebihan
R/ Diet yang baik membantu mengurangi berat badan.
4) Libatkan pasangan dalam memberikan penjelasan mengenai keadaan
klien.
R/ Dukungan suami akan meningkatkan harga diri.
5) Lakukan aktifitas olahraga secara teratur.
R/ Pembakaran lemak dapat dilakukan dengan olahraga secara teratur.
6) Perkenalkan jenis alat kontrasepsi lain pada klien , jika klien merasa
tidak puas karena perubahan berat badan yang terlalu drastis (lebih dari 5
kg pada tahun pertama)
b. Masalah II : Gangguan pola haid sehubungan dengan amenorea
Tujuan : -Klien menyadari bahwa gangguan pola haid yang dialaminya
normal.
- Ibu merasa lebih tenang
Kriteria : - Klien mengerti tentang gangguan pola haid yang dialaminya.
- Klien terlihat tenang.
11

Intervensi :
1) Jelaskan kembali bahwa amenorea termasuk salah satu efek samping alat
kontrasepsi KB suntik.
R/ Klien akan mengerti dan akan memudahkan kerjasama dengan tenaga
kesehatan untuk tindakan selanjutnya.
2) Jelaskan keuntungan amenorea tersebut pada klien, yaitu mengurangi
resiko anemia pada klien.
R/ Sewaktu haid ibu akan mengeluarkan darah ± 50 cc, sedangkan pada
alat kontrasepsi KB suntik, hal ini tidak terjadi sehingga mengurangi
resiko anemia.
3) Jelaskan keuntungan amenorea yang lain secara non medis yaitu lebih
ekonomis, bagi klien beragama Islam : tidak ada halangan untuk
beribadah, klien merasa lebih nyaman, hubungan dengan suami lebih
harmonis.
R/ Ibu tidak perlu membeli pembalut wanita tiap bulan karena tidak
mengalami haid. Dalam agama Islam haid merupakan halangan untuk
melakukan ibadah tertentu. Bila haid maka ibu akan merasa lembab dan
kotor sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Bila istri sedang haid
maka hubungan seks tidak dapat dilakukan. Sehingga dengan adanya
amenore pasangan tersebut akan lebih leluasa untuk hubungan seks.
1.2.5 Pelaksanaan
Menurut Kemenkes RI (2011) Bidan melaksanakan rencana asuhan
kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidance
based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
1.2.6 Evaluasi
Menurut Kemenkes RI (2011), evaluasi ditulis dalam bentuk catatan
perkembangan SOAP, yaitu:
S: adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
O: adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
A: adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
12

P: adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan


yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

Petugas,

TTD
(Nama terang)
13

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 13 Juni 2017


Waktu : Pukul 09.00 WIB
Tempat pengkajian : Puskesmas Taji
3.1 Pengkajian Data
3.1.1 Data subyektif
1. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. “T” Tn. “S”
Umur : 48 tahun 50 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SD SD
Pekerjaan : IRT Kontraktor
Status Menikah : Menikah 1 kali
Alamat : Botok 1/1
2. Keluhan utama/ Alasan Datang
Ingin suntik kb ulang dan tidak ada keluhan.
3. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit dengan gejala tidak
nafsu makan, mual, muntah, nyeri ulu hati, ikterus (hepatitis), nyeri
dada, mudah lelah terutama bila beraktivitas (penyakit jantung/stroke),
tekanan darah tinggi (hipertensi), sering kencing, banyak makan dan
minum (DM), massa, retraksi pada payudara, kulit payudara seperti
kulit jeruk (keganasan payudara).
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga maupun orang-orang yang terdekat
dengannya tidak ada yang menderita penyakit dengan gejala tidak nafsu
makan, mual, muntah, nyeri ulu hati, ikterus (hepatitis), nyeri dada,
minum (DM), massa, retraksi pada payudara, kulit payudara seperti
kulit jeruk (keganasan payudara).

13
14

5. Riwayat kebidanan
1. Haid
Ibu mengatakan haid pertama kali umur 15 tahun, siklus haid 28-30
hari, lamanya 5-7 hari. Konsistensi encer, berwarna merah segar,
nyeri saat haid.
2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
Ibu mengatakan jumlah anak 1, saat hamil tidak mempunyai
keluhan-keluhan yang berat. Ibu periksa rutin ke bidan tiap bulan,
mendapatkan tablet tambah darah (Fe), dan vitamin. Ibu
meminumnya sampai habis. Ibu juga mendapatkan penyuluhan
mengenai nutrisi ibu hamil, perawatan payudara, kebersihan diri,
istirahat. Anak pertama lahir ditolong bidan di BPM, aterm, hidup,
jenis kelamin perempuan, BB: 3600 gram, PB: 50 cm, menangis
kuat dan gerak aktif. Mulai menggunakan KB suntik 3 bulanan pada
masa nifas, produksi ASI lancar dan masa nifas berjalan dengan
normal, sekarang anak berusia 16 tahun.
3. Riwayat KB
Setelah lahir anak pertama ibu menggunakan KB suntik 3 bulanan
mulai anak umur 1 bulan sampai 16 tahun, ibu tidak ada keluhan.
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Makan 3x sehari, porsi 1 piring dengan komposisi nasi, sayur
(bayam, sop, kangkung), lauk pauk (tahu, tempe, telur, ayam), buah
(pepaya,pisang) dan minum 7 gelas/hari
b. Eliminasi
BAK 3x sehari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan, BAB teratur
1x sehari tiap pagi hari, konsistensi padat, warna kuning. Tidak ada
keluhan.
c. Aktifitas
Ibu mengatakan setiap hari melakukan aktivitas sebagai ibu rumah
tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, menyetrika
baju, dan mengepel. Ibu mengatakan setiap hari melakukan aktivitas
15

sebagai ibu rumah tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan


rumah, menyetrika baju, dan mengepel.
d. Istirahat
Biasanya ibu tidur siang lama 1 jam mulai dan tidur malam lama
7 jam.
e. Kehidupan seksual
Selama memakai KB suntik 3 bulan, ibu melakukan hubungan
seksual dengan suami 2 minggu 1 s.d. 2x tanpa ada keluhan dari
pihak istri atau suami.
7. Latar belakang budaya
Ibu memilih dan memakai kontrasepsi suntik karena menurut ibu
lebih praktis dan mudah serta tidak bertentangan dengan agama.
8. Keadaan psikososial
Selama memakai kontrasepsi suntik ibu merasakan adanya
perubahan. Ibu mengatakan berat badannya semakin bertambah.
Suami dan keluarga tetap mendukung pasien memakai KB suntik
selama tidak menimbulkan komplikasi/penyulit.
3.1.2 Data obyektif
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital
a. T : 120/80 mmHg
b. N : 81 x/mnt
c. RR : 20 x/mnt
d. S : 36,5oC
4. Pemeriksaan Antropometri
a. TB : 147 cm
b. BB sebelum KB suntik : 50 kg
c. Setelah KB suntik : 53 kg
5. Pemeriksaan fisik
a. Muka
b. Mulut
16

Bersih, bibir lembab, tidak pecah-pecah


c. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, tidak ada pembesaran vena
jugularis.
d. Payudara
Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak nyeri tekan
e. Abdomen
Tidak terdapat luka bekas operasi, tidak ada pembesaran abnormal, tidak
ada nyeri tekan pada perut, tidak teraba pembesaran uterus
f. Ekstremitas :
Normal, tidak oedem, tidak ada varises
3.1.3 Analisa Data
No Diagnosa/masalah Data dasar
1. P10001, umur 48 tahun, DS : Pasien mengatakan ingin
akseptor KB suntik jenis menggunakan KB suntik 3 bulanan
depo progestin, lama 16 lagi, menjadi akseptor KB suntik 3
tahun, jumlah anak 1, bulan selama 16 tahun, ibu tidak
umur anak 16 tahun, KU ada keluhan
baik, prognosa baik. DO : - Tanda-tanda vital
T : 120/80 mmHg
N : 81 x/mnt
S : 36,5oC
RR : 20 x/mnt
- Jenis KB suntik yang dipakai
adalah depo progestin 3 bulanan.
- Hasil pemeriksaan:
- Muka
Tidak sembab, tidak pucat.
- Mata
Simetris, sklera putih,
konjungtiva palpebra merah
muda.
- Mulut
Bersih, bibir lembab, tidak
pecah-pecah
- Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan limfe, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
17

4.2 Diagnosa
P10001, umur 48 tahun, akseptor KB suntik 3 bulan jenis Depo Progestin ,
jumlah anak satu, lama 16 tahun, keadaan umum baik, prognosa baik.
4.3 Perencanaan
Diagnosa : P10001, umur 48 tahun, akseptor KB suntik 3 bulan jenis Depo
Progestin , jumlah anak satu, lama 16 tahun, keadaan umum baik,
prognosa baik
Tujuan : Setelah dilaksanakan tindakan konseling diharapkan klien
mengerti.
Kriteria : Akseptor/klien mengerti tentang konseling yang diberikan.
Intervensi :
1. Kaji ulang pengetahuan klien tentang alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan
meliputi pengertian, efektivitas, efek samping dan cara kerja.
Rasional : Dengan pengetahuan yang baik klien akan termotivasi untuk
lebih mudah bekerjasama dengan tenaga kesehatan.
2. Pastikan klien tidak mengalami kontraindikasi dalam pemakaian KB
suntik.
Rasional : Dapat mempengaruhi dalam tindakan KB suntik 3 bulan
3. Pastikan klien menyetujui dalam pemberian KB suntik 3 bulan
Rasional: Sebagai bukti klien menyetujui tindakan yang akan dilakukan.
4. Siapkan peralatan untuk penyuntikan meliputi spuit 3 cc, obat Depo
Progestin, alkohol swab, dan klien.
Rasional : Persiapan yang matang akan mendapatkan hasil yang maksimal.
5. Berikan suntik KB Depo Progestin antara sepertiga sias sampai koksigis.
Rasional : Pemberian suntikan KB secara tepat sangat penting dalam
mengoptimalkan fungsi obat dan menghindari abses.
6. Anjurkan klien untuk tidak memasase area
Rasional : Agar absorbsi obat tepatserta tidak cepat habis pada waktu
penyuntikan berikutnya.
7. Jadwalkan tanggal penyuntikan KB berikutnya.
8. Berikan suntik KB Depo Progestin antara sepertiga sias sampai ujung os
koksigis.
18

Rasional : Pemberian suntikan KB secara tepat sangat penting dalam


mengoptimalkan fungsi obat dan menghindari abses.
9. Beri pesan pada klien mengenai efek samping penggunaan KB suntik 3
bulanan
Rasional: Agar klien mengetahui lebih dalam mengenai efek samping
penggunaan KB suntik
10. Anjurkan klien untuk tidak memijat lokasi bekas penyuntikan
Rasional : Agar absorbsi obat tepat serta tidak cepat habis pada waktu
penyuntikan berikutnya.
11. Beri pesan pada klien mengenai efek samping penyuntikan KB suntik 3
bulaanan dan cara mengatasinya
Rasional: Agar klien mengetahui mengenai efek samping penyuntikan KB
dan ccara mengatasinya
12. Jadwalkan tanggal penyuntikan KB berikutnya yaitu tanggal 6 September
2017
Rasional : Dengan pemberian jadwal yang tepat dan tertulis akan
memudahkan ibu untuk mengingat atau kembali suntik ulang secara tepat
waktu.
4.4 Pelaksanaan
Tanggal 13 Juni 2017, pukul 09.00 WIB
Diagnosa : P10001, umur 48 tahun, akseptor KB suntik 3 bulan jenis Depo
Progestin , jumlah anak satu, lama 16 tahun, keadaan umum baik,
prognosa baik
Implementasi :
1. Memperkenalkan diri kepada pasien.
2. Melakukan pendekatan terapeutik.
3. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
4. Menjelaskan mengenai pengertian, efektivitas, efek samping dan cara kerja
kontrasepsi KB suntik depo progestin bersama ibu
5. Memastikan klien tidak mengalami kontraindikasi pemberian KB suntik
meliputi tekanan darah yang tinggi, terdapat tanda kehamilan, teraba
pembesaran uterus, terdapat pembesaran abnormal, terdapat nyeri tekan
pada abdomen.
19

6. Memastikan ibu menyetujui tindakan suntik KB 3 bulan


7. Menyiapkan peralatan untuk penyuntikan meliputi spuit 3 cc, obat Depo
progestin, alkohol swab dan klien
8. Memberi suntikan KB secara IM diantara1/3 sias sampai koksigis
9. Menganjurkan ibu untuk tidak memasase area penyuntikan
10. Menghitung dan menuliskan jadwal untuk suntik ulang bagi ibu yaitu 6
September 2017.
11. Menganjurkan ibu datang jika ada keluhan
12. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

4.5 Evaluasi
Tanggal 13 Juni 2017, pukul 09.10 WIB
Diagnosa : P10001, umur 48 tahun, akseptor KB suntik 3 bulan jenis Depo
Progestin , jumlah anak satu, lama 16 tahun, keadaan umum baik,
prognosa baik

S : - Ibu mengatakan telah memahami dan mengerti tentang metode alat


kontrasepsi suntik depo progestin yang dipergunakannya.
- Ibu mengatakan akan berkunjung untuk penyuntikan ulang depo
progestin pada tanggal 6 September 2017.
- Ibu mengatakan akan melaporkan ke tenaga kesehatan apabila ada
keluhan lebih lanjut.

O : - Ibu sudah mendapat suntikan depo progestin dilakukan secara IM,


diantara 1/3 sias sampai koksigis.

A :P10001, umur 48 tahun, akseptor KB suntik 3 bulan jenis Depo progestin,


selama 16 tahun, telah mendapatkan pelayanan KB suntik.

P : - Menganjurkan pada ibu untuk tetap mematuhi jadwal penyuntikan.


20

- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 6 September


2017.
- Menganjurkan ibu untuk segera melapor bila ada keluhan lebih lanjut.
- Evaluasi keadaan ibu pada kunjungan ulang meliputi : TTV, tanda-
tanda kehamilan, pola haid, berat badan, dan keluhan yang muncul.

Petugas

Bidan
21

DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka sinar


Harapan

Kemenkes RI. 2011. Keputusan Menteri Kesehatan RI NO.


938/Menkes/SK/VIII/2007 Tentang Asuhan Kebidanan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan

Saifuddin, Abdul Bahri. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Siswihanto, rukmono dan Yoyo Suboyo. 2004. Penuntun Belajar dan penuntun
Ketrampilan Medik Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Greeng
Inspirations

Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

You might also like