Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Klien sangat bergantung pada tempat yankes (harus kembali untuk suntikan)
c. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
d. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual ,
hepatitis B, atau infeksi virus HIV
e. Terlambat kesuburan setelah penghentian pemakaian
f. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/
kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan
obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,
nervositas, jerawat
1.1.6 Indikasi dan Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2014 : MK-43) indikasi dan kontarindikasi pemakaian
KB suntik progestin adalah sebagai berikut :
1. Indikasi :
a. Usia reproduksi
b. Nulipara dan yang telah memiliki anak
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas
tinggi
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah abortus atau keguguran
g. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
h. Perokok
i. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan
j. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitonin dan barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rifampisin)
k. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen
l. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
m. Anemia defisiensi besi
n. Mendekati menopouse yang tidak maua atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi
4
2. Kontra indikasi
a. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e. Diabetes mellitus disertai komplikasi
1.1.7 Waktu Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Menurut Saifuddin (2014 : MK-43) waktu yang baik menggunakan suntik
KB progestin yaitu :
1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asal ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal
sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat
segera digantikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang
5. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi suntikan jenis lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi
suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan
yang sebelumnya
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang
akan diberikan segera dapat diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan
pemberian tidak perlu menunggu haid berikutnya dating. Bila ibu disuntik
setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan
pertama dapat diberikan hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat
diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut
tidak hamil
5
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat
diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari
setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
1.1.8 Efek Samping dan Cara Penanggulangan
Menurut Saifuddin (2014 : MK 47) efek samping dan penanganan dari
suntikan progestin yaitu :
Efek Samping Penanganan
1. Amenorea (tidak terjadi a) Bila tidak hamil, pengobatan apa pun tidak
perdarahan/spotting) perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak
terkumpul dalam rahim. Nasihati untuk
kembali ke klinik.
b) Bila telah terjadi kehamilan ektopik, rujuk
klien segera.
c) Jangan berikan terapi hormonal untuk
menimbulkan perdarahan karena tidak akan
berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila
terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik.
2. Perdarahan / perdarahan a) Informasikan bahwa perdarahan ringan
bercak (spotting) sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah
masalah serius, dan biasanya tidak
memerlukan pengobatan. Bila klien tidak
dapat menerima perdarahan tersebut dan
ingin melanjutkan suntikan, maka dapat
disarankan 2 pilihan pengobatan : 1 siklus
pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µg
etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg,
3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain.
Jelaskan bahwa selesai pemberian pil
kontrasepsi kombinasi dapat terjadi
perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak
selama pemberian suntikan ditangani
dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi/ hari selama 3-7 hari dilanjutkan
dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal,
atau diberi 50 µg etinilestradiol atau 1, 25
mg esterogen equin konjugasi untuk 14-21
hari.
3. Meningkatnya/ menurunya a) Informasikan bahwa kenaikan / penurunan
berat badan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja
terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan
berat badan terlalu mencolok. Bila berat
badan terlalu berlebihan, hentikan suntikan
dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
6
3) Riwayat KB
Ibu menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektifitas tinggi, menyusui dan membutuhkan alat kontrasepsi yang
sesuai, telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi, tidak dapat
menggunakan kontrasepsi yang mengandung esterogen sering lupa
menggunakan pil kombinasi (Saifuddin, 2014 : MK-41).
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Pada KB suntik progestin (DMPA), akseptor akan makan lebih banyak
daripada biasanya, hal ini dikarenakan DMPA mampu merangsang pusat
pengendali nafsu makan di Hipotalamus (Hartanto, 2004:171).
Kadar progesterone yang berlebihan dapat menyebabkan bertambahnya
nafsu makan (Wiknjosastro, 2010 : 548).
2) Eliminasi
Dilatasi ureter oleh pengaruh progestin, sehingga timbul statis dan
berkurangnya waktu pengosongan kandung kencing karena relaksasi otot
(Hartanto, 2004 : 124).
3) Istirahat
Gangguan tidur yang dialami ibu akseptor KB suntik sering disebabkan
karena efek samping dari KB suntik tersebut (mual, kepala) (Saifuddin,
2010 : MK-41).
4) Aktifitas
Rasa lesu dan tidak bersemangat dalam melakukan aktivitas karena
mudah atau sering pusing dan cepat lelah serta depresi (Wiknjosastro,
2010 : 920).
5) Kehidupan seksual
Libido dapat meningkat atau menurun karena penggunaan KB hormonal.
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan vagina,
menurunkan libido (Saifudin, 2014 : MK-42).
8
3) Abdomen
Tidak ada pembesaran uterus, tidak ada nyeri tekan lepas, tidak ada dan
pembesaran hepar (Saifuddin, 2014 : MK-41).
4) Genetalia
Pada akseptor KB hormonal timbul flour albus yang merupakan efek
samping dari hormonal (Saifuddin 2014 : MK-43).
5) Ekstremitas
Tidak ditemukan odema, tidak varices, tidak ada clubbing finger
(Saifuddin, 2014 : MK-46).
1.2.2 Analisa data
Dari data hasil pengkajian baik data subyektif atau obyektif dapat
dirumusakan suatu kemungkinan diagnosa masalah.
1.2.3 Diagnosa
P > 1, umur 15-49 tahun, peserta KB suntik jenis depo progestin, keadaan
umum baik tidak ada/ada kontraindikasi untuk menggunakan kontrasepsi jenis
suntik dengan masalah :
1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh.
2. Gangguan pola haid sehubungan dengan amenorea
1.2.4 Perencanaan
P……., umur 15-49 tahun akseptor KB suntik, jumlah anak ….., keadaan
umum baik, tidak ada kontraindikasi untuk diberikan KB suntik.
Tujuan : Keadaan akseptor kooperatif setelah konseling
Kriteria : - Tidak ada keluhan atau efek samping yang berat
- Ibu suntik sesuai jadwal
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian ulang mengenal KB suntik pada ibu
R/ Menggali pengetahuan ibu tentang KB suntik
2. Jelaskan efek samping dan alternatif tindakan
R/ Ibu mampu mengenali efek samping dan alternatif tindakan
3. Beritahu ibu datang kembali untuk suntik KB sesuai dengan jadwal
10
Intervensi :
1) Jelaskan kembali bahwa amenorea termasuk salah satu efek samping alat
kontrasepsi KB suntik.
R/ Klien akan mengerti dan akan memudahkan kerjasama dengan tenaga
kesehatan untuk tindakan selanjutnya.
2) Jelaskan keuntungan amenorea tersebut pada klien, yaitu mengurangi
resiko anemia pada klien.
R/ Sewaktu haid ibu akan mengeluarkan darah ± 50 cc, sedangkan pada
alat kontrasepsi KB suntik, hal ini tidak terjadi sehingga mengurangi
resiko anemia.
3) Jelaskan keuntungan amenorea yang lain secara non medis yaitu lebih
ekonomis, bagi klien beragama Islam : tidak ada halangan untuk
beribadah, klien merasa lebih nyaman, hubungan dengan suami lebih
harmonis.
R/ Ibu tidak perlu membeli pembalut wanita tiap bulan karena tidak
mengalami haid. Dalam agama Islam haid merupakan halangan untuk
melakukan ibadah tertentu. Bila haid maka ibu akan merasa lembab dan
kotor sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Bila istri sedang haid
maka hubungan seks tidak dapat dilakukan. Sehingga dengan adanya
amenore pasangan tersebut akan lebih leluasa untuk hubungan seks.
1.2.5 Pelaksanaan
Menurut Kemenkes RI (2011) Bidan melaksanakan rencana asuhan
kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidance
based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
1.2.6 Evaluasi
Menurut Kemenkes RI (2011), evaluasi ditulis dalam bentuk catatan
perkembangan SOAP, yaitu:
S: adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
O: adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
A: adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
12
Petugas,
TTD
(Nama terang)
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
13
14
5. Riwayat kebidanan
1. Haid
Ibu mengatakan haid pertama kali umur 15 tahun, siklus haid 28-30
hari, lamanya 5-7 hari. Konsistensi encer, berwarna merah segar,
nyeri saat haid.
2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
Ibu mengatakan jumlah anak 1, saat hamil tidak mempunyai
keluhan-keluhan yang berat. Ibu periksa rutin ke bidan tiap bulan,
mendapatkan tablet tambah darah (Fe), dan vitamin. Ibu
meminumnya sampai habis. Ibu juga mendapatkan penyuluhan
mengenai nutrisi ibu hamil, perawatan payudara, kebersihan diri,
istirahat. Anak pertama lahir ditolong bidan di BPM, aterm, hidup,
jenis kelamin perempuan, BB: 3600 gram, PB: 50 cm, menangis
kuat dan gerak aktif. Mulai menggunakan KB suntik 3 bulanan pada
masa nifas, produksi ASI lancar dan masa nifas berjalan dengan
normal, sekarang anak berusia 16 tahun.
3. Riwayat KB
Setelah lahir anak pertama ibu menggunakan KB suntik 3 bulanan
mulai anak umur 1 bulan sampai 16 tahun, ibu tidak ada keluhan.
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Makan 3x sehari, porsi 1 piring dengan komposisi nasi, sayur
(bayam, sop, kangkung), lauk pauk (tahu, tempe, telur, ayam), buah
(pepaya,pisang) dan minum 7 gelas/hari
b. Eliminasi
BAK 3x sehari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan, BAB teratur
1x sehari tiap pagi hari, konsistensi padat, warna kuning. Tidak ada
keluhan.
c. Aktifitas
Ibu mengatakan setiap hari melakukan aktivitas sebagai ibu rumah
tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, menyetrika
baju, dan mengepel. Ibu mengatakan setiap hari melakukan aktivitas
15
4.2 Diagnosa
P10001, umur 48 tahun, akseptor KB suntik 3 bulan jenis Depo Progestin ,
jumlah anak satu, lama 16 tahun, keadaan umum baik, prognosa baik.
4.3 Perencanaan
Diagnosa : P10001, umur 48 tahun, akseptor KB suntik 3 bulan jenis Depo
Progestin , jumlah anak satu, lama 16 tahun, keadaan umum baik,
prognosa baik
Tujuan : Setelah dilaksanakan tindakan konseling diharapkan klien
mengerti.
Kriteria : Akseptor/klien mengerti tentang konseling yang diberikan.
Intervensi :
1. Kaji ulang pengetahuan klien tentang alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan
meliputi pengertian, efektivitas, efek samping dan cara kerja.
Rasional : Dengan pengetahuan yang baik klien akan termotivasi untuk
lebih mudah bekerjasama dengan tenaga kesehatan.
2. Pastikan klien tidak mengalami kontraindikasi dalam pemakaian KB
suntik.
Rasional : Dapat mempengaruhi dalam tindakan KB suntik 3 bulan
3. Pastikan klien menyetujui dalam pemberian KB suntik 3 bulan
Rasional: Sebagai bukti klien menyetujui tindakan yang akan dilakukan.
4. Siapkan peralatan untuk penyuntikan meliputi spuit 3 cc, obat Depo
Progestin, alkohol swab, dan klien.
Rasional : Persiapan yang matang akan mendapatkan hasil yang maksimal.
5. Berikan suntik KB Depo Progestin antara sepertiga sias sampai koksigis.
Rasional : Pemberian suntikan KB secara tepat sangat penting dalam
mengoptimalkan fungsi obat dan menghindari abses.
6. Anjurkan klien untuk tidak memasase area
Rasional : Agar absorbsi obat tepatserta tidak cepat habis pada waktu
penyuntikan berikutnya.
7. Jadwalkan tanggal penyuntikan KB berikutnya.
8. Berikan suntik KB Depo Progestin antara sepertiga sias sampai ujung os
koksigis.
18
4.5 Evaluasi
Tanggal 13 Juni 2017, pukul 09.10 WIB
Diagnosa : P10001, umur 48 tahun, akseptor KB suntik 3 bulan jenis Depo
Progestin , jumlah anak satu, lama 16 tahun, keadaan umum baik,
prognosa baik
Petugas
Bidan
21
DAFTAR PUSTAKA
Siswihanto, rukmono dan Yoyo Suboyo. 2004. Penuntun Belajar dan penuntun
Ketrampilan Medik Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Greeng
Inspirations