You are on page 1of 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320069414

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERPIPAAN PDAM UNIT


PASAR KUOK KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN
SELATAN

Article · December 2016

CITATIONS READS

0 1,765

3 authors, including:

Slamet Raharjo
Universitas Andalas
43 PUBLICATIONS   45 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

environmental education View project

National Conference View project

All content following this page was uploaded by Slamet Raharjo on 27 September 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PERPIPAAN PDAM UNIT PASAR KUOK
KECAMATAN BATANG KAPAS
KABUPATEN PESISIR SELATAN

DEVELOPMENT OF PIPELINE WATER SUPPLY SYSTEM


OF PDAM PASAR KUOK
IN BATANG KAPAS DISTRICT, PESISIR SELATAN
Slamet Raharjo1, Aulia Azhar2, Chairil Syam1
1
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
2
Bappeda Provinsi Sumatera Barat

Naskah masuk: 11-11-2016 Naskah direvisi : 25-11- 2016 Naskah disetujui : 05-12-2016

Abstract
Batang Kapas District is a developing area in Pesisir Selatan Regency which requires reliable water
supply system. Currently, the district has a level of water supply system of only 15.74% in which some of
the facilities are broken due to 2009 earthquake. According to MDG’s, the district must develop pipeline
system of water supply. The development is carried out for Nagari IV Koto Mudiak dan Nagari IV Koto
Hilie. Design period is for 17 years (2013-2030) to achieve a service level of 34 %. The target capacity is
16 l/det, using Batang Tuik river as the water source. The water supply system includes channel intake,
transmission pipe, water treatment plant (WTP), distribution reservoar, and distribution pipe.
Transmission pipe is GIP DN 150 mm (333,75 m). WTP includes Pra-sedimentation, rapid sand filter,
and disinfection. Distribution system uses gravitational branch pattern. Distribution pipe includes GIP
DN 300 mm (1.329,2 m), DN 250 mm (5.409,3 m), DN 150 mm (3.302,7 m), PVC DN 50 mm (2.387 m),
and reservoar with capacity of 277 m3.
Keywords: Batang Kapas District, pipeline system, water supply system

Abstrak
Kecamatan Batang Kapas merupakan daerah berkembang di Kabupaten Pesisir Selatan yang memerlukan
pembangunan sarana air minum yang layak. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kecamatan
Batang Kapas saat ini baru 15,74 % yang beberapa sudah mengalami kerusakan akibat gempa 2009 lalu.
Sesuai dengan target MDG’s, perlu dilakukan pengembangan SPAM Perpipaan demi pemenuhan
kebutuhan air minum. Pengembangan SPAM dilakukan hanya untuk 2 Nagari saja yaitu Nagari IV Koto
Mudiak dan Nagari IV Koto Hilie karena faktor topografi di nagari lain yang tidak memungkinkan.
Pengembangan SPAM untuk 17 tahun (2013-2030) dengan tingkat pelayanan pada akhir perencanaan
sesuai Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 34 %.
Pembangunan dilakukan 1 tahap dengan kapasitas sebesar 16 l/det pada tahun 2013. Sumber air baku
yang digunakan adalah Air Permukaan Sungai Batang Tuik. Pembangunan SPAM meliputi intake, pipa
transmisi, WTP, reservoar distribusi, dan perpipaan distribusi dengan masing-masing kapasitas 16 l/det.
Intake yang digunakan adalah intake kanal. Pipa transmisi yang digunakan adalah pipa GIP DN 150 mm
(333,75 m). WTP yang digunakan adalah Prasedimentasi, Saringan Pasir Cepat (SPC) dan desinfeksi.
Sistem distribusi menggunakan pola cabang secara gravitasi. Jenis pipa distribusi GIP DN 300 mm
(1.329,2 m), DN 250 mm (5.409,3 m), DN 150 mm (3.302,7 m), PVC DN 50 mm (2.387 m) dan
reservoar kapasitas 277 m3.
Kata kunci: Kecamatan Batang Kapas, SPAM Perpipaan PDAM

1
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

PENDAHULUAN tersebut menyebabkan Pengelolaan


Kecamatan Batang Kapas Sistem Penyediaan Air Minum di daerah
merupakan salah satu kecamatan yang ini tidak mencapai tujuan yang
ada di Kabupaten Pesisir Selatan dengan seharusnya.
Ibu Kota Kecamatan di Pasar Kuok. Pengelolaan Sistem Penyediaan Air
Kecamatan Batang Kapas merupakan Minum Kawasan Batang Kapas
suatu kawasan yang berkembang dalam dimaksudkan untuk mencapai target
bidang pertanian, perdagangan, jasa, serta pelayanan sesuai dengan kesepakatan
pariwisata. Kenaikan jumlah penduduk PBB yang tertuang dalam MDG’s 2015
akan memicu kenaikan kebutuhan (Millennium Development Goals) bahwa
air minum (Juwana et al., 2016). pada tahun 2015, target pelayanan air
Perkembangan Kecamatan Batang Kapas minum harus mencapai 80% untuk
tidak terlepas dari penambahan fasilitas- perkotaan dan 60% untuk pedesaan.
fasilitas penunjang, antara lain prasarana Ketidak tersediaan pelayanan air bersih
dan sarana air minum. yang layak merupakan penyebab utama
Sebagian besar kebutuhan air kematian di negara-negara maju karena
minum Kecamatan Batang Kapas dengan berkembangnya penyakit bawaan air
jumlah penduduk 39.547 Jiwa (Winters et al., 2014). Kebijakan dari
(9.456 KK) dilayani oleh PDAM pemerintah pusat turut menjadi dasar
Kabupaten Pesisir Selatan unit pelayanan penyelenggaraan pelayanan air minum
Pasar Kuok dengan persentase yang baik, sehingga dapat dicapai tujuan
pelayanan PDAM sebesar 15% dengan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
mengoperasikan 2 unit sumber air baku (UU No. 7/ 2004 dan PP No. 16/2005).
yaitu Taratak Tampatih dan Lubuk Niur. Kabupaten Pesisir Selatan
Kondisi sumber air yang ada sekarang menindaklanjuti kebijakan nasional dan
sudah mengalami penyusutan, sehingga daerah tersebut dengan mengarahkan
pelayanan pada musim kemarau menurun, pembangunan pada pengembangan
sedangkan di musim hujan, air yang penyediaan air bersih yang diutamakan
diterima kondisinya tidak baik. Sistem untuk daerah-daerah padat penduduk
transmisi menggunakan jenis pipa GIP dan pusat-pusat pemukiman. Rencana
dan PVC, dan secara umum mengalami pengembangan ini dikuatkan oleh kondisi
kerusakan. Berbagai macam masalah tingkat pelayanan SPAM saat ini yang

2
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

berada di bawah ketentuan yang Kabupaten Pesisir Selatan dan terdiri dari
dikeluarkan oleh Departemen 5 nagari, yaitu Nagari IV Koto Hilie,
Pemukiman dan Prasarana Wilayah pada Nagari IV Koto Mudiek, Nagari Taluak,
tahun 2004, dimana wilayah dengan Nagari Koto Nan Tigo IV Koto Hilie, dan
jumlah penduduk (20.000-100.000) jiwa Nagari Koto Nan Duo IV Koto Hilie
tingkat pelayanannya adalah 80 % (BPS, 2012).
(Depkimpraswil, 2004). Kecamatan Batang Kapas
Berdasarkan penjelasan tersebut, merupakan salah satu kecamatan yang
maka perlu dilakukan pengembangan terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang terletak pada 100º34,16’ -
di Kawasan Batang Kapas yang akan 100º53,62’ Bujur Timur dan 1º15,00’ -
digunakan sebagai pedoman kegiatan 1º38,00’ Lintang Selatan dengan batas
tahap berikutnya, yaitu pembangunan wilayah sebagai berikut:
fisik.  Sebelah Utara : Kec. IV Jurai;
 Sebelah Selatan : Kec. Sutera;
Profil Kecamatan Batang Kapas
 Sebelah Barat : Samudera
Kecamatan ini mempunyai luas
Indonesia;
359,07 Km2 atau 6,24 % dari luas
 Sebelah Timur : Kab. Solok

Gambar1. Peta Administrasi

3
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

METODOLOGI
Metodologi diperlukan agar tahapan pekerjaan lebih terencana dan terarah.
Mulai

Studi Literatur

Profil PDAM Profil Daerah


a. Cakupan pelayanan; b. Keadaan fisik daerah
b. Kuantitas pelayanan; c. Aspek sosial dan ekonomi
c. Sistem pegolahan air minum
d. Sarana dan prasarana
 Sumber air baku;
 Debit dan hasil pengujian kualitas air
e. Data hasil pengukuran
baku; konsultan perencana:
 Data pengukuran situasi intake dan  Sumber air baku;
transmisi;  Elevasi sumber;
 Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan  Profil memanjang jalur
jaringan distribusi. transmisi.

Identifikasi Permasalahan dan Rencana Pengembangan

Rancangan SPAM
 Proyeksi penduduk
 Proyeksi kebutuhan air
 Penentuan sumber dan sistem intake
 Penentuan unit SPAM
 Penentuan jalur transmisi & distribusi

Gambar 2. Bagan Alir Sistem Penyediaan Air Minum

Studi literatur bertujuan untuk a. Keadaan fisik daerah;


mempelajari dan memperdalam dasar- b. Aspek sosial dan ekonomi;
dasar teori yang mendukung dalam c. Sarana dan prasarana;
perencanaan sistem penyediaan air d. Data hasil pengukuran konsultan
minum. Dan juga studi pustaka ini perencana
menyangkut peraturan-peraturan yang  Sumber air baku;
berlaku dan terkait dengan perencanaan  Elevasi sumber;
sistem penyediaan air minum.  Profil memanjang jalur
Data yang digunakan dalam transmisi.
perencanaan ini merupakan data sekunder 2. Profil PDAM
yang diperoleh dari instansi yang terkait a. Cakupan pelayanan;
dan konsultan perencana. Data-data b. Kuantitas pelayanan;
sekunder yang dikumpulkan adalah: c. Sistem pengolahan air minum
1. Profil daerah Kecamatan Batang  Sumber air baku;
Kapas

4
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

 Debit dan hasil pengujian seluruh Indonesia untuk meningkatkan


kualitas air baku; tingkat pelayanan sesuai target tersebut.
 Data pengukuran situasi Kecamatan Batang Kapas
lokasi bangunan penangkap merupakan salah satu daerah paling
dan transmisi; berkembang di Kabupaten Batang Kapas,
 Instalasi Pengolahan Air seharusnya memiliki Sistem Penyediaan
(IPA) dan jaringan distribusi. Air Minum yang layak dan memadai.
Saat ini, Kecamatan Batang Kapas
Identifikasi permasalahan meliputi dilayani oleh SPAM PDAM unit Pasar
kondisi penyediaan air minum yang ada Kuok. SPAM yang ada saat ini (eksisting),
serta identifikasi permasalahan terhadap sebagian besar beroperasi sangat tidak
kondisi eksisting tersebut. optimal yang dikarenakan oleh banyak
Rancangan Umum SPAM hal. Berikut akan dikaji mengenai
berisikan tentang potensi pelanggan, permasalahan-permasalahan yang ada
periode desain, proyeksi penduduk, pada SPAM PDAM perpipaan eksisting
proyeksi kebutuhan air, sumber air baku Kecamatan Batang Kapas :
potensial dan bangunan penangkap,  Sumber air baku SPAM eksisting saat
rancangan sistem penyediaan air minum ini berasal dari 2 sungai, yaitu Sungai
perpipaan PDAM (Darmasetiawan, 2004 Batang Kapas di daerah Taratak
dan (Darmasetiawan, 2004). Tampatih dengan debit rata-rata 110
l/s, dan Sungai Batang Tuik dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN debit pada saat musim kemarau 50 l/s.
Identifikasi Permasalahan SPAM Saat musim kemarau berlangsung,
Hal paling mendasar yang saat ini Sungai Batang Kapas mengalami
menjadi permasalahan SPAM di penyusutan debit sangat signifikan,
Kawasan Batang Kapas adalah tingkat sehingga berpengaruh terhadap jumlah
pelayanan (SPAM) yang masih rendah, air yang dapat digunakan pada unit
yaitu sebesar 15,74 %. Sementara itu sumber Taratak Tampatih.
kewajiban yang harus dicapai Indonesia
 Bangunan penangkap SPAM eksisting
sesuai target MDG’s adalah sebesar 80 % berupa intake terdapat di sumber
pada tahun 2015, sehingga kebijakan
Taratak Tampatih. Intake di lokasi ini
nasional mewajibkan daerah-daerah di berupa bangunan intake kanal dengan

5
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

kapasitas terpasang 10 l/s, namun  Jaringan pipa transmisi dari intake


kapasitas produksinya hanya 7,5 l/s. menuju WTP Taratak Tampatih
Penuruan debit Sungai Batang Kapas sepanjang lebih kurang 40 m
saat musim kemarau menyebabkan mengalami kerusakan berat akibat
kapasitas air yang dapat disadap gempa 2009 lalu. Pipa eksisting berupa
menjadi semakin berkurang, sehingga pipa GIP dan PVC dengan diameter
suplai air menjadi terganggu dan 150 dan 100 mm. Kerusakan
berakibat pada krisis air di berbagai umumnya terjadi di sepanjang jalur
daerah pelayanan. Gempa 2009 lalu transmisi eksisting. Kerusakan
juga ikut menyebabkan bangunan menyebabkan terjadinya penurunan
intake eksisting juga mengalami tekanan dalam pipa, praktis pengaliran
kerusakan fisik dan kebocoran. air sangat sulit untuk dilakukan.
Bangunan penyadap air di Batang Tuik  WTP eksisting yang ada hanya berupa
juga tidak bisa disebut sebagai intake, bak SPL di lokasi Taratak Tampatih
karena hanya berupa bak penampung dengan jarak lebih kurang 30 m dari
bantuan Pemerintah (bak PNPM intake. Unit SPL eksisting sudah tidak
Mandiri) dan juga swadaya optimal dalam mengolah air
masyarakat. Cara penyadapan air bak permukaan, karena unit SPL ini tidak
ini juga dilakukan secara sederhana, pernah dicuci akibat tidak adanya
hanya berupa pipa yang ditanam di operator yang harusnya melakukan
tanah menuju sungai dan di bagian kegiatan operasional dan maintanance.
pintu masuk airnya pipanya dilubangi Gempa 2009 juga menyebabkan
secara manual sehingga air dapat bangunan fisik SPL mengalami
mengalir masuk ke dalam bak. kerusakan sehingga menyebabkan
Dimensi maupun spesifikasi bak ini kebocoran yang berakibat pada
sangatlah tidak sesuai dengan berkurangnya kapasitas SPL secara
bangunan intake yang seharusnya, signifikan.
sehingga saat penyadapan air, jumlah  Reservoar distribusi di Taratak
air yang masuk ke dalam bak dan Tampatih mengalami kondisi tidak
keluar dari bak tidak dapat diprediksi jauh berbeda dibanding unit SPLnya.
dengan jelas. Banyak terjadi kerusakan fisik dan
kebocoran pada unit reservoar akibat

6
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

gempa 2009. Kondisi fisik bangunan Kebiasaan masyarakat men-tapping


sudah tidak layak pakai. Lokasi yang langsung dari pipa distribusi utama
jauh menyebabkan sulitnya perbaikan juga menjadi salah satu faktor lain
dan maintanance reservoar. Pada penyebab sangat tidak optimalnya
sumber Batang Tuik, reservoar SPAM eksisting saat ini. Berikut
distribusi tidak ada, bak PNPM ditampilkan beberapa dokumentasi
berfungsi sebagai bangunan kerusakan pipa distribusi di kawasan
penangkap sekaligus sebagai reservoar Batang Kapas.
distribusi. Penambahan lahan untuk  Secara umum tingakat pelayanan
perbaikan reservoar Taratak Tampatih PDAM Kecamatan Batang Kapas baru
sulit dilakukan karena keterbatasan mencapai 15,74 % dari total penduduk
lahan. kecamatan. Angka ini diperkirakan
 Pipa distribusi di sepanjang jalur telah berkurang akibat beberapa
distribusi umumnya mengalami permasalahan teknis yang ada, padahal
kerusakan sangat parah dan tidak layak Kecamatan Batang Kapas merupakan
pakai lagi akibat gempa 2009 lalu. salah satu kawasan paling berkembang
Kebanyakan pipa distribusi itu kini di di Kabupaten Pesisir Selatan saat ini.
perbaiki secara sederhana dengan Hal ini masih sangat jauh
menggunakan peralatan seadanya dibandingkan target dan arahan
seperti karet ban bekas dan lainnya, kebijakan nasional terkait ratifikasi
sehingga tingkat kebocoran MDG’s, yaitu mengurangi minimal
meningkat. Tekanan air menjadi separuh masyarakat tanpa akses air
sangat berkurang, sehingga tingkat bersih pada tahun 2015.
pelayanan dan daerah pelayan menjadi
Identifikasi Permasalahan SPAM Non
semakin berkurang. Beberapa wilayah
PDAM
yang seharusnya menjadi daerah
Permasalahan yang dapat
pelayanan air minum saat ini tidak
diidentifikasi menurut RISPAM
mendapat akses air bersih. Titik-titik
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2012
kebocoran yang terjadi saat ini
pada program WSLIC adalah :
belum tertangani dan teridentifikasi
 Terjadinya kerusakan jaringan
seluruhnya,sehingga penanggulangan
akibat kurangnya kepedulian dan
nya pun menjadi sulit untuk dilakukan.

7
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

partisipasi aktif masyarakat bawah Rp. 350.000,- adalah sebanyak


pengguna program ini; 51,1 %.
 Kualitas air tanah dangkal (sumur Selain itu, potensi calon pelanggan
galian) yang kurang baik dengan juga dapat dianalisa dari pendekatan
tingkat kesadahan yang cukup sosial ekonomi penduduk yang dikaji
tinggi; berdasarkan PDRB Kabupaten Pesisir
 Program ini tidak menggunakan Selatan dimana bila peningkatan ekonomi
pengolahan yang memadai; makro kabupaten meningkat, maka
 Debit sumber air yang digunakan pendapatan perkapitapun meningkat,
selalu menyusut pada musim yang berdampak pada kemampuan
kemarau; masyrakat untuk membayar biaya
Program-progaram pemerintah pemakaian air PDAM. Pertumbuhan
lainnya seperti PAMSIMAS belum ada ekonomi Kabupaten Pesisir Selatan sejak
pada kawasan ini. tahun 2006 sampai tahun 2010 terus
menunjukan peningkatan. Tahun 2006
Rancangan SPAM Potensi Calon PDRB Kabupaten Pesisir Selatan Atas
Pelanggan
Dasar Harga Berlaku sebesar 2.654,32
Potensi calon pelanggan ini sangat
Milyar rupiah menjadi 4.619,17 Milyar
penting artinya dalam perencanaan suatu
pada tahun 2010. Hal ini menunjukan
proyek SPAM. Pelanggan merupakan
bahwa secara makro telah terjadi
pihak yang menanggung biaya pemakaian
peningkatan perekonomian daerah.
air, sehingga memiliki posisi penting
untuk dipertimbangkan (Permen PU No.
Periode Desain
18/PRT/M/2007). Dari hasil survey
Rancangan Sistem Penyediaan Air
berdasarkan laporan Rencana Induk
Minum perpipaan Kawasan Batang
Penyediaan Air Minum (RISPAM)
Kapas direncanakan selama 17 tahun
Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2012,
yang dimulai dari tahun 2013 sampai
diketahui bahwa jumlah reponden yang
2030. Penetapan periode desain SPAM
menyatakan ingin menjadi pelanggan
ini didasarkan pada Rencana Induk
PDAM adalah sebesar 72 % dari total
Penyediaan Air Minum (RISPAM)
responden dan calon pelanggan baru
Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2012 dan
sanggup yang sanggup membayar di
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Pesisir Selatan yang telah disahkan.

8
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

Proyeksi Penduduk yang diperkirakan mempengaruhi


Data yang digunakan adalah data kebutuhan air minum seperti
10 tahun terakhir. Metode terpilih yang pertambahan penduduk, kondisi eksisting
digunakan adalah metode Logaritma. sistem penyediaan air minum, kebijakan
Jumlah penduduk Kecamatan Batang rencana tata ruang wilayah, standar
Kapas di akhir perencanaan 32.615 jiwa. pemakaian air minum yang dikeluarkan
dinas terkait dan kondisi sosial ekonomi
Daerah Pelayanan dan Tingkat
masyarakat. Secara umum ada tiga
Pelayanan [10, 11]
kebutuhan air yang dihitung yaitu
Rencana Induk Penyediaan Air
kebutuhan domestik, kebutuhan
Minum (RISPAM) Kabupaten Pesisir
nondomestik, dan kehilangan air.
Selatan tahun 2012 dan RTRW
Kebutuhan air ketiga unsur di atas adalah:
Kabupaten Pesisir Selatan menjadi acuan
 Untuk kebutuhan domestik,
utama arah perluasan daerah pelayanan
direncanakan pemakaian air 1 SR
SPAM Kawasan Batang Kapas kedepan.
direncanakan 90 l/o/h, sementara
Berdasarkan struktur fungsi wilayahnya
untuk 1 HU direncanakan 30 l/o/h
dimasa depan maka arahan
sampai akhir tahun perencanaan;
pengembangan pemusatan kegiatan
 Untuk kebutuhan nondomestik,
perkotaan di Kecamatan Batang Kapas
direncanakan 10 % dari total
adalah di Pasar Kuok dengan fungsi pusat
kebutuhan domestik;
pemerintahan dan pelayanan sosial
 Direncanakan pada akhir tahun
masyarakat skala kecamatan, sehingga
perencanaan kehilangan air sistem
daerah pelayanan yang dipilih hanya
perpipaan PDAM ditekan menjadi
Nagari IV Koto Mudiak dan Nagari IV
25%.
Koto Hilie dengan tingkat pelayanan
sebesar 34 % (Dinas PU Pessel, 2012 dan Skenario Sistem Penyediaan Air
Bappeda Pessel, 2012). Minum Perpipaan PDAM Unit
Sungai Puar
Proyeksi Kebutuhan Air
Skenario sistem penyediaan air
Proyeksi kebutuhan air dihitung
minum perpipaan Kecamatan Batang
berdasarkan hasil proyeksi penduduk
Kapas direncanakan dengan melakukan
sampai akhir tahun perencanaan dan
pembangunan intake, transmisi, bangunan
pertimbangan terhadap beberapa faktor
pengolahan, serta distribusi yang baru dan

9
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

pengurangan angka kebocoran hingga yang ada saat ini hanya terdapat
25 % pada akhir periode desain. di Sumber Taratak Tampatih.
Jaringan transmisi di lokasi ini
Pengembangan SPAM Perpipaan
sebagian secara keseluruhan
Kecamatan Batang Kapas
mengalami kerusakan akibat
Kegiatan pengembangan yang
gempa 2009 lalu, sehingga saat ini
akan dilakukan dibuat berdasarkan
sumber air dari Taratak Tampatih
tahun periode desain. Detail tahapan
tidak digunakan lagi. Sumber baru
pengembangannya adalah:
yang berasal dari Batang Tuik,
1. Periode 2013 hingga 2015;
tidak memiliki jaringan transmisi
 Periode 2013 hingga 2015 akan
sebab di lokasi ini air yang disadap
dibuat sistem intake baru dengan oleh bak PNPM langsung dialirkan
kapasitas 16 l/det. Pembangunan
ke daerah pelayanan. Pemindahan
baru sistem intake baru dengan sumber air menyebabkan jaringan
kapasitas 16 l/det perlu untuk
transmisi baru harus dilakukan,
dilakukan. Sumber air baku untuk selain itu juga karena jaringan
pengembangan direncanakan
perpipaan baik transmisi maupun
berasal dari sumber Batang Tuik. distribusi mengalami kerusakan
Bangunan intake eksisting di cukup parah akibat gempa 2009
lokasi ini sebelumnya hanya lalu.
berupa bangunan bak penangkap
 Membangun unit pengolahan baru
PNPM Mandiri bantuan dari
dengan kapasitas 16 l/det. Tahapan
pemerintah. Spesifikasi bangunan
pengembangan SPAM perpipaan
yang tidak sesuai dengan kriteria
Kecamatan Batang Kapas akan
intake, menyebabkan keandalan
dilakukan dengan membangun unit
bangunan ini dalam menyadap air
pengolahan baru dengan kapasitas
masih diragukan, sehingga
16 l/det di lokasi sumber Batang
diputuskan akan dibangun sistem
Tuik. Sebelumnya, unit pengolahan
intake baru di sebelah bangunan
hanya ada di sumber Taratak
bak PNPM dengan spesifikasi dan
Tampatik dan karena banyak faktor
kriteria yang seharusnya.
menyebabkan unit pengolahan ini
 Membangun jalur transmisi baru
sudah tidak optimal dan tidak
kapasitas 16 l/det. Jalur transmisi

10
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

berfungsi dengan seharusnya kerusakan pipa saat ini hanya


sehingga air seringkali di by pass dengan alat-alat sederhana,
langsung ke pelanggan. sehingga dikhawatirkan tidak bisa
Pemindahan sumber air baku bertahan lama. Tidak adanya data
utama ke Batang Tuik berakibat inventaris jaringan perpipaan yang
pada harus dibangun baru unit masih berfungsi menyebabkan
pengolahan air baku yang sesuai penentuan lokasi dan pipa yang
dengan kualitas airnya dan masih dapat digunakan tidak dapat
memiliki tekanan yang cukup dilakukan, sehingga menyulitkan
sehingga dapat berfungsi dengan untuk menentukan pola koneksi
baik. dan gabungannya. Berdasarkan
2. Periode 2015 hingga 2017; hasil survey, dari semua titik yang
 Pengembangan jalur distribusi didatangi, semua pipa distribusinya
menjadi 20 l/det. Pengembangan mengalami kebocoran dan
jalur distribusi dimulai dengan kerusakan fisik. Umur pakai pipa
merancang jalur distribusi terdekat juga menjadi alasan kenapa pipa
menuju ibukota dan diposisikan di distribusi akan dibangun baru di
sebelah jalan raya. Jalur distribusi sebelah jalur eksisting. Penggunaan
eksisting tetap dipakai, namun pipa pipa eksisting akan menyebabkan
distribusi eksisting direncanakan umur pakai pipa distribusi tidaklah
tidak akan dipakai lagi. Jaringan sama, akibatnya pergantian pipa
distribusi akan dibangun dengan lama dikemudian hari pasti akan
menggunakan pipa baru dan dilakukan. Biaya yang akan
diposisikan di sebelah jalur dikeluarkan untuk pergantian pipa
distribusi eksisting. Penggantian ini akan mengalami peningkatan
pipa dengan yang baru karena bila dibandingkan dengan biaya
mempertimbangkan beberapa yang akan dikeluarkan sekarang,
alasan, yang pertama dikarenakan karena adanya kecenderungan
sebagian besar pipa distribusi di kenaikan harga satuan setiap
Kecamatan Batang Kapas telah tahunnya. Beberapa alasan di atas
mengalami kerusakan berat akibat menyebabkan pengembangan
gempa 2009 lalu. Penanggulangan untuk jaringan distribusi dipilih

11
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

dengan cara menggunakan pipa yaitu Fecal Coliform sebesar 6,1 Jml/100
baru. ml dari baku mutu sebesar 0 Jml/100 ml
3. Periode 2017 hingga 2030 dan Total Coliform sebesar 9,7 Jml/100
Penambahan jumlah SR dan HU. ml dari baku mutu sebesar 0 Jml/100 ml.
Penambahan jumlah SR dan HU Intake yang digunakan yaitu intake kanal.
akan dilakukan untuk mencapai Intake berfungsi sebagai bangunan
target tingkat pelayanan dan penyadap air baku dari sungai. Air masuk
daerah pelayanan. Tahun 2017 dari sungai melalui saluran pengumpul ke
direncanakan akan dibangun bak pengumpul. Intake yang digunakan
sambungan rumah sebanyak 989 yaitu intake kanal karena muka air
sambungan dan HU sebanyak 21 minimumnya tidak begitu rendah sekitar
sambungan. Setiap 2 tahun sekali 0,5 m dari dasar sungai pada saat
akan ditambah SR sebanyak 93 kemarau, fluktuasi muka air saat kemarau
sambungan dan HU sebanyak dan hujan tidak terlalu besar dan
2 sambungan. kestabilan lereng sungai cukup baik. Bak
pengumpul berbentuk persegi panjang
Sumber Air Baku dan Sistem Intake dan dilengkapi dengan pompa. Intake
Sumber air yang dapat dijadikan memiliki kapasitas 3,84 m3 dan waktu
sumber air baku adalah sungai Batang detensi 5 menit (kriteria desain 1-5 menit)
Tuik yang berada di Nagari IV Koto untuk debit 16 l/det. Dimensi unit intake
terletak pada elevasi ± 73 m (hasil sebagai berikut:
pengukuran lokal konsultan) di Nagari IV a. Dimensi saluran pengumpul
Koto Mudiek dengan debit saat musim Panjang = 5,25 m;
kemarau sebesar 50 L/s. Dari hasil Lebar = 0,5 m;
Tinggi = 0,35 m + 0,3 m
identifikasi sumber air baku berdasarkan
(freeboard).
master plan air minum Kabupaten Pesisir b. Dimensi bak pengumpul
Selatan, dilihat dari kualitas dan kuantitas  Panjang = 2,4 m;
serta faktor pendukung lainnya, maka  Lebar = 1,2 m;
diketahui sumber air potensial, yaitu air  Tinggi = 1,5 m + 0,3 m
(freeboard);
permukaan dari sungai Batang Tuik.
 Jumlah bak = 1 unit
Kualitas air memenuhi syarat secara fisik
dan kimia kecuali bakteriologis sebesar

12
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

Sistem Transmisi masih alami sehingga mendukung


Transmisi berfungsi mengalirkan fluktuasi kekeruhan air tidak terlalu besar
air baku dari sumber ke IPA, dengan antara musim hujan dan kemarau.
pengaliran sistem perpipaan. Sistem Dengan kondisi kualitas air baku di atas,
transmisi dipilih berdasarkan jalur dirasa perlu dilakukan pengolahan
terpendek, dan memungkinkan dalam terlebih dahulu sebelum didistribusikan.
perletakan pipa. Elevasi intake berada di Pengolahan yang digunakan adalah
73 mdpl dan IPAM pada elevasi 55 mdpl prasedimentasi, SPC dan desinfeksi.
sehingga beda tinggi lokasi intake dan Pengolahan air yang direncanakan
IPA sebesar 18 m menjadikan sistem adalah pengolahan tidak lengkap. Unit
pengaliran dari sumber ke IPA dapat pengolahan yang direncanakan terdiri
dilakukan secara gravitasi. dari unit prasedimentasi, unit saringan
Sistem transmisi dibangun satu tahap pasir cepat dan unit desinfeksi. Instalasi
untuk kapasitas 16 l/det dengan sistem pengolahan air dibangun dalam satu (1)
pengaliran pada pipa transmisi adalah tahap untuk kapasitas 16 l/det.
sistem gravitasi yang menghubungkan a. Prasedimentasi
dari intake ke WTP. Bak prasedimentasi direncanakan
Dimensi sistem transmisi sebagai berikut: terdiri dari 2 unit bak dengan kapasitas
Diameter pipa transmisi adalah 150 m, masing-masing bak sebesar 16 l/det.
menggunakan pipa GIP sepanjang Dimensi satu buah bak Prasedimentasi
333,75m. adalah sebagai berikut:
a. Bak pengendap
Sistem Pengolahan Air Minum  Panjang = 8 m;
Kualitas air baku Air Permukaan  Lebar = 2 m;
Batang Tuik memenuhi standar sebagai  Tinggi = 3,5 m.
b. Ruang lumpur
air baku dan juga air minum baik untuk
 Panjang = 4 m.
karakteristik fisika, dan kimia. Hasil  Lebar = 2 m;
kualitas air batang tuik di atas merupakan  Tinggi = 1,7 m;
kualitas air pada saat tidak hujan dan  D pipa penguras = 50 mm.
c. Sistem inlet
secara visual dari segi warna air jernih,
 Diameter pipa inlet =100 mm;
namun saat hujan warna airnya sedikit
 Panjang pipa inlet = 2 m;
keruh. Kondisi tersebut didukung oleh  Tinggi inlet = 1m + 0,5 m
keadaan lingkungan di hulu sungai yang (freeboard);

13
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

 Lebar inlet = 1 m; air di reservoar. Air dari reservoar akan


 Panjang saluran pelimpah = 2 m; dipompakan menuju unit filtrasi melalui
 Jumlah v-notch saluran = 8 bh;
pipa backwash yang tersambung dengan
pelimpah
 Alas v-notch = 8 cm pipa manifold. Dimensi dari unit
 Tinggi v-notch = 8 cm desinfeksi sebagai berikut.
 D pipa penguras = 50 mm a. Dimensi bak
d. Sistem outlet
 Panjang = 3 m;
 Jumlah saluran pelimpah= 1 saluran;  Lebar = 1,5 m;
 Panjang saluran pelimpah = 2 m ;  Tinggi = 2,3 m.
 Lebar saluran pelimpah = 14 m b. Inlet
 Tinggi saluran pelimpah = 0,2 m
 Diameter pipa inlet utama =
 Jumlah v-notch saluran = 8 buah;
pelimpah GIP DN 150 mm;
 Alas v-notch = 8 cm;  Diameter pipa inlet cabang =
 Tinggi v-notch = 8 cm; GIP DN 100 mm;
 Panjang bak pengumpul = 2 m;
 Saluran inlet
 Lebar bak pengumpul = 0,5 m;
 Tinggi bak pengumpul = 1+  Panjang = 1,5 m;
freeboard = 1,5 m;  Lebar = 0,3 m;
 D pipa outlet =100mm;  Tinggi = 2,3 m.
c. Orifice
b. Saringan Pasir Cepat  Jumlah Orifice = 30 buah;
Unit filtrasi yang digunakan berupa  Jarak antar orifice = 2,5 cm;
saringan pasir cepat (rapid sand filter),  D orifice = 2,54 cm.
d. Underdrain
unit ini mampu melakukan penyaringan
 Pipa manifold =GIP DN 100 mm;
terhadap air baku dengan tingkat
 Pipa lateral = GIP DN 50 mm ;
kekeruhan yang rendah yaitu di bawah 15  Panjang pipa manifold = 3 m;
mg/l. Bak filtrasi direncanakan terdiri dari  Panjang pipa lateral = 0,65 m;
2 unit bak dengan kapasitas masing-  Jumlah pipa lateral = 20 buah;
 Jumlah orifice tiap = 2 lubang;
masing bak sebesar 16 l/det. Media filter
lateral
yang digunakan adalah pasir dan media  D orifice = 1,905 cm;
penyangga adalah kerikil (terdiri dari 4  Jarak antar orifice = 20 cm.
lapisan). Dalam pengoperasian, unit e. Outlet

filtrasi dicuci (backwash) dengan  Waktu detensi = 10 menit;


 D pipa outlet cabang= 100 mm;
frekwensi 1 kali setiap harinya. Sumber
 D pipa outlet utama = 150 mm;
air untuk proses backwash berasal dari

14
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

 Jumlah saluran = 1 buah; Dimensi dari unit desinfeksi adalah


 Lebar saluran = 0,3 m; sebagai berikut :
 Panjang saluran = 1,5 m;
 Diameter bak = 1,13 m;
 Tinggi v-notch = 5 cm.
 Tinggi bak = 1 m + 0,3 m
freeboard;
f. Media filtrasi dan penyangga  Diameter pipa pelarut = 50 mm;
 D pasir = 0,5 mm;  Diameter pipa outlet = 50 mm;
 Tebal media pasir = 500 mm;  Daya pompa = 0,13 KW.
 D kerikil 1 = 0,3 cm; Pembuatan larutan dilakukan
 Tebal kerikil 1 = 100 mm; dengan pengadukan secara mekanis
 D kerikil 2 = 0,6 cm;
menggunakan motor pengaduk impeller
 Tebal kerikil 12 = 100 mm;
blade turbin, dengan dimensi sebagai
 D kerikil 3 = 1,2 cm;
 Tebal kerikil 3 = 100 mm; berikut:
 D kerikil 4 = 2,0 cm;  Diameter Impeller = 0,565 m
 Tebal kerikil 4 = 100 mm;  Tinggi Impeller dari = 0,325 m
g. Saluran pelimpah dasar bak, Hi
Lebar saluran pelimpah = 0,1 m;  Lebar Impeller blade, q = 0,113 m
Tinggi saluran pelimpah = 0,24 m;  Panjang Impeller Blade, r = 0,113 m
Panjang saluran pelimpah = 3 m;  Diameter Central Disk, s = 0,377 m
D pipa penguras =150 mm.  Power, P = 1.336watt
Pelimpah
h. Pompa Sistem distribusi
 Jumlah Pompa = 1 unit; Sistem distribusi adalah dengan
 Daya pompa =23,8 KW. sistem gravitasi, yang akan melayani

c. Desinfeksi Nagari IV Koto Mudiek dan Nagari IV

Untuk proses desinfeksi dengan Koto Hilie. Dalam perencanaan akan

memakai kaporit/ kalsium hipokhlorida ditentukan sistem distribusi utama, dan

(Ca(OCl)2) yang diinjeksikan ke dalam pola pengaliran untuk daerah pelayanan.

pipa sebelum masuk ke reservoar. Kaporit Reservoar distribusi berada dekat dengan

yang digunakan adalah dengan kadar IPA, agar operasi dan pemeliharaannya

pasaran 70%. Banyaknya klorin yang lebih mudah.

dibutuhkan untuk setiap pembuatan adalah a. Reservoar Distribusi

0,4 kg dengan frekuensi pembuatan 2 kali Reservoar distribusi akan

sehari (setiap 12 jam). dibangun 1 tahap yang mempunyai


kapasitas 277m3. Bangunan reservoar

15
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

terdiri dari 2 kompartemen yang sama  Pipa GIP berdiameter 300 mm


besar. Bangunan ini dilengkapi dengan = 1.329,2 m;
aksesoris perpipaan seperti: pipa inlet,  Pipa GIP berdiameter 250 mm
outlet, drain, overflow, dan water = 5.409,3 m;
meter untuk mengukur debit air yang  Pipa GIP berdiameter 150 mm
dialirkan pada jaringan distribusi = 3.302,7 m;
(konsumen). Dimensi unit reservoar  Pipa PVC berdiameter 50 m
untuk tiap kompartemen sebagai = 2.387 m
berikut.
 Dimensi Bak KESIMPULAN
 Panjang = 9 m; 1. Daerah pelayanan eksisting SPAM
 Lebar = 4,5 m;
Perpipaan Kecamatan Batang Kapas
 Tinggi = 3,5 m.
 Inlet = GIP DN 150 mm. adalah Nagari IV Koto Mudiek dan
 Outlet Nagari IV Koto Hilie yang dijadikan
 Pipa cabang = GIP DN 100 mm; pusat kegiatan perkotaan dengan
 Pipa utama = GIP DN 100 mm; tingkat pelayanan eksisting adalah
 Overflow dan penguras = GIP DN 100
15%. Sumber air baku eksisting
mm.
yang digunakan PDAM Kecamatan
Batang Kapas adalah Mata Air
b. Jaringan Perpipaan Distribusi
Taratak Tampatih dan Batang Tuik
Perhitungan jaringan perpipaan
yang memiliki debit total rata-rata
distribusi dilakukan dengan cara
160 l/det. Bangunan penangkap
manual menggunakan persamaan Darcy-
adalah Intake dengan kapasitas
Weisbach. Jalur yang digunakan hanya
terpasang total 15 l/det. Akan tetapi,
satu alternatif saja, disebabkan karena
kapasitas produksi saat ini hanya
daerah pelayanan (pemukiman) sebagian
12,5l/dt, sehingga jumlah air yang
besar berada di sepanjang jalan. Jaringan
didistribusikan tidak dapat
perpipaan distribusi hanya menggunakan
memenuhi kebutuhan masyarakat.
pola cabang dimana hanya memiliki 1
2. Daerah pelayanan SPAM Perpipaan
pipa distribusi utama. Elevasi muka tanah
Kecamatan Batang Kapas adalah
bervariasi dan cenderung selalu menurun.
Nagari IV Koto Mudiek dan Nagari
Panjang pipa keseluruhan 12.428,2m
IV Koto Hilie. Periode desain
dengan perincian yaitu:

16
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

direncanakan untuk 17 tahun (2013- Jenis pipa distribusi adalah GIP DN


2030) dengan tingkat pelayanan pada 300 mm sepanjang 1329,2 m, GIP
akhir perencanaan sebesar 34 %. DN 250 mm sepanjang 5409,3 m dan
Kebutuhan air rata-rata untuk GIP DN 150 mm sepanjang 3302,7
pengembangan SPAM pada akhir dan reservoar kapasitas 277 m3.
perencanaan (2030) sebesar 13,31 4. Rencana anggaran biaya dari
l/det, kebutuhan maksimum 16 l/det, pengembangan SPAM ini adalah
dan kebutuhan puncak sebesar 20 sebesar Rp. 12.706.064.000,00 (dua
l/det. Sumber air baku yang belas miliyar tujuh ratus enam juta
digunakan adalah air permukaan dari enam puluh empat ribu rupiah).
sungai Batang Tuik yang memiliki
debit rata-rata 50 l/det pada musim REKOMENDASI
kemarau. Kualitas Mata Air Badorai Hasil studi pengembangan ini dapat
memenuhi baku mutu air baku dijadikan masukan bagi pemerintah
berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 lokal/setempat untuk meningkatkan
dan memenuhi kualitas baku pelayanan air minum perpipaan PDAM
mutu air minum berdasarkan dari kondisi pelayanan eksisting yang
PERMENKES 492 Tahun 2010. hanya 15 % melalui pembangunan fisik
3. Pembangunan SPAM Perpipaan sistem perpipaan air minum kecamatan
Kecamatan Batang Kapas meliputi Batang Kapas, Kabupaten Agam.
intake, pipa transmisi, IPA, reservoar
distribusi, dan perpipaan distribusi DAFTAR PUSTAKA
dengan masing-masing kapasitas 16 I. Juwana, N.Muttil, B.J.C. Perera. 2016.
Application of west java water
l/det. Intake yang digunakan adalah
sustainability index to three
intake kanal. Pipa transmisi yang water catchments in west java,
Indonesia. Ecological Indicators
digunakan adalah pipa GIP DN 150
70: 401–408.
mm panjang 333,75 m. IPA yang
S. M. Winters, A. G. Karim, B.
digunakan adalah unit
Martawardaya. 2014. Public
prasedimentasi, saringan pasir cepat Service Provision under
Conditions of Insufficient Citizen
(SPC) dan desinfeksi. Sistem
Demand: Insights from the
distribusi menggunakan pola cabang Urban Sanitation Sector in
Indonesia, World Development
dengan pengaliran secara gravitasi.
Vol. 60: 31–42.

17
Jurnal Pembangunan Nagari, Vol. 1 No. 2 Desember 2016

Undang-Undang Republik Indonesia


No.7 Tahun 2004. Sumber Daya
Air.

Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun


2005. Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM)

Departemen Pemukiman dan Prasarana


Wilayah Direktorat Jendral Tata
Perkotaan dan Tata Perdesaan.
2004. Konsep Penyusunan
Standar Pelayanan Bidang Air
Minum

Badan Pusat Statistik Kota Padang.


2012. Batang Kapas dalam
Angka.

M. Darmasetiawan. 2004. Teori dan


Perencanaan Instalasi
Pengolahan Air. Jakarta:
Ekamitra Engineering

Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.


18/PRT/M/2007.
Penyelenggaraan Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum.

Dinas PU Pesisir Selatan. 2012. Rencana


Induk Penyediaan Air Minum
(RISPAM) Kabupaten Pesisir
Selatan tahun 2012

Bappeda Pesisir Selatan. 2012. RTRW


Kabupaten Pesisir Selatan

18

View publication stats

You might also like