Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
UMI MAGHFIROH
P27820116023
D3 KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO
2. Jenis-Jenis
a. Kurang perawatan diri : mandi / kebersihan diri
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas mandi/ kebersihan diri
b. Kurang perawatan diri : makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukan aktifitas makan
c. Kurang perawatan diri : toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
menyelesaikan aktifitas toileting sendiri
d. Kurang perawatan diri: berhias/berdandan
Kurang perawatan diri (berhias/berdandan) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
(Nurjanah, 2004)
3. Faktor Predisposisi
Faktor pendukung terjadinya defisit perawatan diri adalah sebagai berikut :
Perkembangan, keluarga terllau melindungi dan memenjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu. Biologis, penyakit kronik yang menyebabkan
klien tidak mampu melakukan perawatan diri. Kemampuan realitas turun, klien
dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termaksud perawatan diri. Sosial, kurang
dukungan dan latihan kemampuan keperawatab diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mepengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
4. Faktor Presipitasi
Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motifasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah atau lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) faktor-faktor yang mepengaruhi personal hygiene
adalah sebagai berikut: Body image, gambaran indivudu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya, dengan adanya perubahan fisik misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga tidak peduli dengan kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. Social ekonomi,
personal hygiene memerlukan memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukanuang untuk
menyediakannya. Pengatahuan, pengetahuan personal hygiege sangat penting
karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada klien
penderita diabetes militus ia harus menjaga kebersihan kakinya. Budaya,
disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
Kebiasaan seseorang, ada kebiasaan orang yang mengguanakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain. Kondisi fisik
atau psikis, pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
5. Mekanisme Koping
a. Regresi
b. Penyangkalan
c. Isolasi diri
d. Intelektualisasi
HDR
VI. Pelaksanaan
Merupakan tahap pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan
maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal dalam pelaksanaan
disesuaikan dengan rencana keperawatan dan kondisi klien.
VII. Evaluasi
Evaluasi yang ingin dicapai yaitu :
klien dapat menjelaskan pentingnya:
a. Kebersihan diri
b. Makan
c. BAB/BAK
d. Berhias/berdanda
e. Mampu melakukan cara merawat diri
Daftar Pustaka
Depkes. 2000. Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan. Jakarta: Direktorat Jendral
Pelayanan Medik
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika
Hamid, Achir Yani, 2000. Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa 1. Keperawatan
Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Depkes RI
Herman, Ade. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Direja surya.
Keliat, Budi Anna & Akemat. 2009. Model Praktek Keperawatan Professional Jiwa.
Jakarta: EGC.
Kusumawati, F & Hartono, Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Nurjanah, Intansari. 2004. Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:
Momedia
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC