You are on page 1of 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN RISIKO HARGA DIRI RENDAH


DI RUANG FLAMBOYAN RSJ MENUR SURABAYA

Oleh :

UMI MAGHFIROH
P27820116023
D3 KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SOETOMO SURABAYA
2019
I. Kasus (Masalah Utama)
Harga Diri Rendah

II. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan. (Keliat, 1999)
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu memncapai keinginan sesuai ideal diri. (Yosep, 2009)

2. Etiologi
Berbagai faktor penunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang.
Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah
adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal
sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat
lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya
(Yosep, 2009).

3. Tanda dan Gejala


a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Mencederai diri
g. Konsentrasi menurun
h. Menyangkal afek labil
i. Regresi perkembangan
(Keliat, 2010)

4. Rentang Respon Halusinasi


Respon adaptif Respon maladaptif
Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi
Diri positif rendah identitas

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah
penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah
adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka
cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan
penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek
utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada klien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang
diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.),
harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di
rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama
(Keliat, 2010)

5. Faktor Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan kepada orang lain, dan ideal diri
yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran gender,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
Dimasyarakat umumnya peran seseorang, disesuaikan dengan jenis
kelaminnya. Misalnya seorang wanita dianggap kurang mampu, kurang
mandiri, kurang objektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang sensitif,
kurang hangat, kurang ekspresif dibanding wanita. Sesuai dengan standar
tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai lazimnya maka dapat
menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial. Misal: seorang istri yang
berperan sebagai kepala rumah tangga atau seorang suami yang mengerjakan
pekerjaan rumah, akan menimbulkan masalah. Konflik peran dan peran tidak
sesuai muncul dari faktor biologis dan harapan masyarakat terhadap wanita
atau pria. Peran yang berlebihan muncul pada wanita yang mempunyai
sejumlah peran.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan
orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial. Orang
tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan anak menjadi kurang
percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah
ketika akan melakukan sesuatu. Kontrol orang tua yang berat pada anak
remaja akan menimbulkan perasaan benci pada orang tua. Teman sebaya
merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas. Remaja ingin
diterima, dibutuhkan, dan diakui oleh kelompoknya.

6. Faktor Presipitasi
Menurut Yosep (2009), faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah
biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,
kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri
harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau kronik. Secara situasional
karena trauma yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan,
diperkosa atau dipenjara, termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga
diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang
membuat klien tidak nyaman. Harga diri rendah kronik, biasanya dirasakan klien
sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan
meningkat saat dirawat.

III. A. Pohon Masalah


Resiko isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Core problem

Berduka disfungsional

B. Masalah dan Data yang Perlu Dikaji


Masalah keperawatan:
a. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
b. Resiko isolasi sosial :menarik diri
Data yang perlu dikaji
1. Data subyektif :
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
2. Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2. Resiko isolasi sosial :menarik diri

V. Rencana Tindakan Keperawatan


NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
EVALUASI
1 Gangguan TUM: klien Setelah beberapa kali - Bina hubungan saling
1. konsep diri: memiliki konsep interaksi, klien percaya dengan
harga diri diri yang positif menunjukkan ekspresi menggunakan prinsip
rendah TUK: wajah bersahabat,rasa kounikasi terapiutik
1. Klien membina senang,ada kontak
hubungan mata, mau berjabat
saling percaya tangan, menjawab
dengan perawat salam, dan mau duduk
berdampingan dengan
perawat.
2. Klien dapat Setelah beberapa kali - Diskusikan dengan
mengidentifikas interaksi klien klien tentang:
i aspek positif menyebutkan:  Aspek positif
dan kemampuan - Aspek positif dan klien,keluarga dan
yang dimilki. kemampuan yang lingkungan
dimilik klien  Kemampuan yang
- Aspek positif dimiliki klien
keluarga - Beri pujian yang
- Aspek positif realistis ,hindari
lingkungan klien memberi penilaian
yang negatif.
3. Klien dapat Setelah beberapa kali - Diskusikan dengan
menilai interaksi klien dapat klien kemapuan yang
kempuan yang menyebutkan dapat dilaksanakannya.
dimiliki untuk kemampuan yang dapat - Diskusikan kemampuan
dilaksanakan dilaksanakannya. yang dapat dilanjutkan
pelaksanaannya.
4. Klien dapat Setelah beberapa kali - Tingkatkan kegiatan
merencanakan interaksi klien sesuai sesuai kondisi
kegiatan sesuai membuat rencana klien
dengan kegiatan harian - Berikan contoh cara
kemampuan pelaksanaan kegiatan
yang yang dapat dilakukan
dimilikinya. klien.
2 Risiko isolasi TUM: Klien dapat Setelah beberapa kali  Bina hubungan saling
2 sosial: menarik berinteraksi interaksi klien percaya dengan:
diri dengan orang lain menunjukkan tanda-  Beri salam setiap
TUK: tanda percaya kepada / interaksi
1. Klie terhadap perawat:  Perkenalkan
n dapat wajah nama,nama anggilan
membina cerah,tersenyum,mau perwat dan tujuan
hubungan berkenalan,ada kontak berkenalan
saling percaya mata,menceritakan  Tanyakan dan panggil
masalahnya dan nama kesukaan klien
bersedia  Tunjukkan sikap jujur
mengungkapkan dan menepati janji
masalahnya setiap kali berinteraksi
2. Klien mampu Setelah beberapa kali - Tanyakan pada klien
menyebutkan interaksi klien tentang:
penyebab menyebutkan minimal  Orang yang tinggal
menarik diri satu penyebab menarik serumah / teman
diri dari: diri sekamar klien
sendiri,orang lain dan  Orang yang paling
lingkungan. dekat dengan klien
di rumah/diruang
perawatan
 Apa yang membuat
klien dekat dengan
orang tersebut
- Diskusikan dengan
klien penyebab menarik
diri atau tidak mau
bergaul dengan orang
lain.
- Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
persaannya.
3. Klien mampu Setelah beberapa kali - Tanyakan pada klien
menyebutkan interaksi dengan klien tentang:
keuntungan dapat menyebutkan  Manfaat hubungan
berhubungan keuntungan social
sosial dan berhubungan sosial,  Kerugian menarik
kerugian misalnya: banyak diri
menarik diri. teman,tidak - Diskusikan bersama
kesepian,bisa diskusi, klien tentang manfaat
saling menolong dan hubungan sosial dan
kerugian menarik kerugian menarik diri.
diri,misalnya: - Beri pujian terhadap
sendiri,kesepian dan kemampuan klien
tidak bisa diskusi. mengungkapkan
perasaannya.

VI. Pelaksanaan
Merupakan tahap pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan
maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal dalam pelaksanaan
disesuaikan dengan rencana keperawatan dan kondisi klien.

VII. Evaluasi
Evaluasi yang ingin dicapai yaitu :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, rasa senang, ada kontak mata,
mau berjabat tangan, menjawab salam, dan mau duduk berdampingan dengan
perawat.
c. Klien menyebutkan: aspek positif dan kemampuan yang dimilik klien, keluarga,
lingkungan klien
d. Klien dapat menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakannya.
e. Klien membuat rencana kegiatan harian
f. Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada/terhadap perawat: wajah
cerah,tersenyum, mau berkenalan, ada kontak mata, menceritakan masalahnya
dan bersedia mengungkapkan masalahnya
g. Klien menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari: diri sendiri orang
lain dan lingkungan.
h. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial
Daftar Pustaka

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung : PT Refika Aditama
Keliat, 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
______2010. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Kusumawati, Farida, 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:Salemba Medika
Stuart GW, Sundeen SJ. 1999. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1.
Bandung: RSJP Bandung

You might also like