Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
UMI MAGHFIROH
P27820116023
D3 KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO
4. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi Somatik
Menurut (Depkes RI, 2000, hal 230) menerangkan bahwa terapi Somatik
adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan gangguan jiwa dengan
tujuan mengubah perilaku yang maladaptife menjadi perilaku adaktif dengan
melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi fisik klien, tetapi target
terapi adalah perilaku klien.
b. Terapi kejang listrik
Terapi kejang listrik atau elektronik convulsive therapy (ECT) adalah
bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang grand mall dengan
mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang ditempatkan pada pelipis
klien. Terapi ini ada awalnya untuk menangani skizofrenia membutuhkan 20-
30 kali terapi biasanya dilaksanakan adalah tiap 2-3 hari sekali (seminggu 2
kali).
5. Rentang Respon
Respon adaptif Respon Maladaptif
Respon Adaptif
a. Asertif adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa tidak
senang atau tidak setuju tanpa menyakiti lawan bicara.
b. Frustasi adalah suatu proses yang menyebabkan terhambatnya seseorang
dalam mencapai keinginannya. Individu tersebut tidak dapat menerima atau
menunda sementara sambil menunggu kesempatan yang memungkinkan.
Selanjutnya individu merasa tidak mampu dalam mengungkapkan perannya
dan terlihat pasif.
Respon transisi
Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk
mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya. Klien
tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa kurang mampu, rendah
diri atau kurang menghargai dirinya.
Respon maladaptive
Agresif adalah suatu perilaku yang mengerti rasa marah, merupakan dorongan
mental untuk bertindak (dapat secara konstruksi/destruksi) dan masih terkontrol.
Perilaku agresif dapat dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu pasif agresif dan aktif
agresif.
1) Pasif agresif adalah perilaku yang tampak dapat berupa pendendam, bermuka
asam, keras kepala, suka menghambat dan bermalas-malasan.
2) Aktif agresif adalah sikap menentang, suka membantah, bicara keras,
cenderung menu0ntut secara terus menerus, bertingkah laku kasar disertai
kekerasan.
Amuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai kehilangan
kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain atau lingkungan.
(Stuart and Sudeen, 1998)
7. Mekanisme Koping
Kemarahan merupakan ekspresi diri dari rasa cemas yang timbul karena
adanya ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah
untuk melindungi diri antara lain:
a. Sublimasi
Menerima suatu sasarna pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara
normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya
pada suatu objek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok dan
sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat marah.
b. Proyeksi
Menyalahkan orang lain mengenai kesukaanya dan keinginannya yang tidak
baik. Misalnya seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai
perasaan seksual terhadap rekan kerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya
yang mencoba merayu, mencumbunya.
c. Represi
Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke alam
sadar. Misalnya seorang anak yang sangat benci pada orangtuanya yang tidak
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak
kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk
Tuhan, sehingga perasaan benci ditekannya dan akhirnya ia dapat
melupakannya.
d. Reaksi Formasi
Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan dengan melebih-
lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakan sebagai
rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman suaminya, akan
memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
e. Displacement
Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada objek yang
tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan
emosi itu. Misalnya Timmy berusia 5 tahun marah karena ia baru saja
mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding kamarnya.
Dia mulai bermain perang-perangan dengan temannya.
perilaku mengetahui
kekerasan sejauh mana
Cara merawat keluarga dapat
klien dirumah merawat klien
(cara - Agar jadwal
berkomunikasi perawatan
dan terorganisir
memberikan dengan baik
obat)
- Latih cara
merawat
- RTL keluarga /
jadwal keluarga
untuk merawat
klien
Setelah… SP.2 - Mengingat
pertemuan (Tgl………….) kan kegiatan
keluarga - Evaluasi SP.1 yang sudah
mampu: - Latih (simulasi) dilakukan
- Melatih
- Menyebutkan cara untuk
kelurga merawat
kegiatan yang merawat klien
klien
sudah - Latih langsung
- Keluarga
dilakukan dan ke klien
mampu merawat
mampu - RTL keluarga /
klien dengan
merawat serta jadwal keluarga
benar
dapat untuk merawat - Agar
membuat RTL klien jadwal
perawatan
terorganisir
dengan baik
Setelah… SP.3 (Tgl………) - Mengingat
pertemuan - Evaluasi SP.1 kan kegiatan
keluarga dan SP.2 yang sudah
mampu: - Latih langsung dilakukan
- Keluarga
- Menyebutkan ke klien
mampu merawat
kegiatan yang - RTL keluarga /
klien dengan
sudah jadwal keluarga
benar
dilakukan dan untuk merawat
- Agar
mampu klien
jadwal
merawat serta
perawatan
dapat
terorganisir
membuat RTL dengan baik
VI. Pelaksanaan
Merupakan tahap pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan
maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal dalam pelaksanaan
disesuaikan dengan rencana keperawatan dan kondisi klien.
VII. Evaluasi
Evaluasi yang ingin dicapai yaitu :
a. Klien menyebutkan penyebab, tanda, gejala dan akibat perilaku kekerasan
b. Klien emperagakan cara fisik untuk mengontrol perilaku kekerasan
c. Klien memperagakan cara verbal untuk mengontrol perilaku kekerasan
d. Klien memperagakan cara spiritual
e. Klien memperagakan cara patuh obat
f. Klien menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
Daftar Pustaka
Depkes. 2000. Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan. Jakarta: Direktorat Jendral
Pelayanan Medik
Keliat, Budi Ana.1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
_______________2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan
Keluarga Edisi 1. Jakarta: CV Agung Seto
Stuart dan Sundeen. 1998. Principles and Practice of Psykiatric Nursing. St.Louis
Mosby Year Book
Yosep. 2007. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health Nursing.
Bandung: PT Refika Aditama
Yusuf, Ah, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika