You are on page 1of 6

PENGARUH KEHAMILAN TERHADAP FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA

PADA IBU HAMIL TRIMESTER I, II DAN III DENGAN RIWAYAT ASMA


DI KOTA MALANG

INFLUENCE OF PREGNANCY TOWARD THE RECURRENCE FREQUENCY OF


ASTHMA IN TRIMESTER I, II AND III PREGNANT WOMAN WITH ASTHMA
HISTORY
IN MALANG CITY

Wiwik Agustina*, Sumiatun**


*
Study Program of Ners Profession, STIKes Maharani Malang
**
Study Program of DIII Midwifery, STIKes Maharani Malang
Email: ns_wi2k@yahoo.com

Abstract
In Indonesia, the prevalence of asthma ranged between 5% - 6% of the population. With the
prevalence of asthma in pregnancy ranged between 3.7% - 4%, the cellular immune deficiencies can be found
in pregnancy. In asthmatic pregnancy with rising of IgE and no changes IgE have a tendency of worsening
asthma exacerbations during pregnancy. The Aim of this research is to prove the influence of pregnancy on
relapse frequency of asthma in trimester I, II and III pregnant women with asthma. This research type is the
comparative study. Populations in this study were all pregnant woman with asthma. The sample was selected
in accordance with the study inclusion criteria and the sampling technique was done by incidental sampling.
The results shows the statistic of Friedman test is p=0. 03. It is smaller than the=0.05. It means there is a
significant correlation between relapse frequency of asthma and the pregnant women in trimester I, II and
III.The value of the correlation is r=0,1. It shows that the strength of correlation is very weak, and there is
positive correlation. R2=3,6% shows that pregnancy have 3,6% effect on the asthma relapse frequency at
pregnancy. Physical changes, emotional and biochemical relapse during pregnancy cause asthma in
pregnancy, especially in the third trimester of emotion. Changing of immunity in pregnancy, particularly the
decline in cell-mediated immunity, allegedly as predisposing to infection in people with asthma could lead to
a worsening of asthma. The conclusion of the research is that there is asthma relapse frequency difference
between the trimester I, II and III of pregnancy, in which the highest frequency of relapse is in the third
trimester. The suggestion of the research is that the strict monitoring and correct treatment in pregnant
women with asthma by Ante Natal Care (ANC) must be done regularly .

Keyword : asthma, pregnancy, and trimester

Pendahuluan Seiring dengan peningkatan prevalensi


Asma adalah salah satu penyakit asma di masyarakat, kejadian asma pada
dengan jumlah penderita terbanyak pada saat kehamilan juga akan sering dijumpai.
ini. Insidensinya meningkat di seluruh dunia Prevalensi asma pada kehamilan pada
sehubungan dengan kemajuan industri dan kepustakaan terdahulu dilaporkan 0,4 sampai
meningkatnya polusi. Pada peringatan hari 1,3%,, sedangkan penelitian yang lebih mutahir
asma sedunia tanggal 4 Mei 2004 yang bertema melaporkan sekitar 3,7 sampai 8,4%. Di
burden of asthma, para ahli internasional Australia dengan prevalensi asma tertinggi di
melaporkan bahwa prevalensi asma di dunia dunia, pada tahun 1995 didapatkan 12,4%
akan meningkat dalam beberapa tahun wanita hamil dengan asma. Di Indonesia
mendatang. Berdasarkan data Organisasi prevalensi asma berkisar antara 5-7%. Insidensi
Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita asma dalam kehamilan adalah sekitar 0,5 – 1 %
asma di seluruh dunia akan mencapai 400 juta dari seluruh kehamilan, dimana serangan asma
orang pada tahun 2025, dengan pertambahan biasanya timbul pada usia kehamilan 24 – 36
180.000 setiap tahunnya. minggu, jarang pada akhir kehamilan.

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 62


Sedangkan riwayat alergi dalam keluarga Hasil Penelitian
dimiliki oleh sekitar 50% individu dengan asma 1) Karakteristik responden bedasarkan usia
(Bobak. dkk. 2005). pada ibu dengan riwayat asma di kota
Kehamilan umumnya dianggap sebagai Malang
kondisi imunosupresi. Perubahan respon imun
dalam perubahan kehamilan dapat menurunkan
kemampuan ibu melawan infeksi Tabel 1. Usia Responden
(Baratawidjaja, 2009). Terdapat paradox dalam Jumlah
sebuah kehamilan bahwa, walaupun Usia Responden Prosentase
kemampuan ibu untuk menghasilkan antibodi < 20 tahun 0 0
tampak normal, kemampuan mereka untuk
20-35 tahun 21 75
menyusun respon imun yang dimediasi sel
menjadi lemah. Konsep ini didukung oleh > 35 tahun 7 25
pengamatan klinis bahwa wanita hamil, Total 28 100
walaupun tidak mengalami penurunan sistem
imun yang terlalu parah, lebih rentan Berdasarkan tabel di atas karakteristik
mengalami penyakit yang normalnya berkaitan responden bedasarkan usia, sebagian besar
dengan respon imun yang dimediasi oleh sel. responden berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak
Sinclair (2009) juga mengungkapkan bahwa 75%.
semua kadar IgE menurun sebesar 15-32%,
yang mungkin akibat hemodilusi. 2) Karakteristik responden berdasarkan
frekuensi kekambuhan asma pada ibu
Pada suatu penelitian diketahui, bahwa dengan riwayat asma di kota Malang
pada wanita yang menunjukkan kenaikan kadar
IgE atau tidak menunjukkan perubahan kadar Tabel 2. frekuensi kekambuhan asma
IgE cenderung memperburuk serangan asmanya Prosentasi Kekambuhan
selama kehamilan, sedangkan wanita hamil Asma
dengan penurunan IgE cenderung membaik TM TM TM
serangan asmanya atau tetap saja. Berdasarkan AP I II III PP
hal tersebut diatas, didapatkan studi literatur
bahwa imunologi pada ibu hamil pengalami Rata-rata
penurunan, maka penulis tertarik untuk Kekambuhan 1.1 0.8 1.4 1.5 1.3
mengetahui apakah penurunan imun dapat (kali/bulan)
berdampak juga terhadap penurunan
kekambuhan asma pada ibu hamil yang
memiliki riwayat asma. Berdasarkan tabel di atas Karakteristik
responden berdasarkan frekuensi kekambuhan
Metode asma, rata-rata kekambuhan tertinggi terjadi
pada kehamilan trimester III yaitu 1,5
Penelitian ini menggunakan desain komparatif kali/bulan.
dengan pendekatan case control (retrospective),
cross sectional dan cohort. Populasi dalam 3) Analisis pengaruh kehamilan terhadap
penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan frekuensi kekambuhan asma pada ibu
riwayat asma di kota Malang. Sampel dalam hamil trimester I, II dan III dengan riwayat
penelitian ini adalah semua ibu hamil dengan asma di kota Malang
riwayat asma di kota Malang yang memenuhi
kriteria. Teknik pengambilan sampel dilakukan Tabel 3. Hasil Analisi Data
dengan cara insidental sampling. Instrumen
yang digunakan untuk pengambilan data adalah Mean ±
form wawancara. Uji statistik yang digunakan Kelompok n p r R2
Stan.Dev.
uji beda Friedman Test denga post hoc
Wilcoxon, uji hubungan Spearman dan uji AP 28 1,1 ± 1,2abcde
regresi linier. TM I 28 0,8 ± 1,1abe
TM II 28 1,4 ± 1acde 0,03 0,1 3,6

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 63


TM III 28 1,5 ± 2,1acde negara majupun penyakit alergi juga cukup
PP 28 1,3 ± 2,4abcde tinggi, survei yang dilakuan di Amerika Serikat
18%-30% wanita usia subur memiliki penyakit
Pada hasil Friedman Test didapatkan nilai alergi khususnya rhinitis dan asma (Incaudo,
p=0.03 dengan α=0,05 maka hal ini 2004; Kwon 2003)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Hasil analisis statistik Friedman Test
frekuensi kekambuhan asma yang signifikan didapatkan nilai p=0.03 dengan α=0,05 maka
antara ibu hamil trimester I, II dan III. hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
Berdasarkan mean frekuensi kekambuhan asma frekuensi kekambuhan asma yang signifikan
tertinggi terjadi pada kehamilan trimester III, antara ibu hamil trimester I, II dan III.
sedangkan kekambuhan terendah terjadi pada Bersadarkan mean frekuensi kekambuhan asma
kehamilan TM I, oleh karena hasil Friedman tertinggi terjadi pada kehamilan trimester III,
Test menunjukkan ada perbedaan yang sedangkan kekambuhan terendah terjadi pada
bermakna maka analisis dilanjutkan dengan uji kehamilan TM I. Uji korelasi dengan
post hoc dengan menggunakan Wilcoxon Test. menggunakan Spearman Test menunjukkan
Hasil analisis perbandingan masing-masing hubungan yang sangat lemah antara kehamilan
kelompok melalui Wilcoxon test, menunjukkan dengan terjadinya serangan asma dengan nilai r
bahwa ada beberapa kelompok memberikan sebesar 0,1. Arah korelasi menunjukkan nilai
hasil yang berbeda secara signifikan dengan positif yaitu searah yang berarti semakin tinggi
tingkat kepercayaan 95%, yaitu trimester I trimester kehamilan maka kejadian asma
berbeda bermakna dengan trimester II dan semakin meningkat. Selanjutkan untuk
trimester I berbeda bermakna dengan trimester mengetahui seberapa jauh pengaruh kehamilan
III. terhadap frekuensi kekambuhan asma pada ibu
Secara umum kehamilan sedikit hamil trimester I, II dan III dilakukan uji regresi
memberikan pengaruh terhadap kekambuhan linier dan di dapatkan nilai R2=3,6; yang
sama. Terdapat hubungan yang sangat lemah artinya kehamilan memiliki pengaruh sebesar
dan pengaruh yang kurang bermakna dari 3,6% terhadap kejadian kekambuhan asma pada
kehamilan terhadap frekuensi kekambuhan kehamilan.
asma yang ditunjukkan dengan koefisien Kejadian asma bisa disebabkan oleh
korelasi Spearman (r) sebesar 0,1; R square beberapa faktor yaitu alergi, bukan alergi dan
3,6%. campuran keduanya. Pada kehamilan penyebab
kekambuhan asma dimungkinkan karena
Pembahasan campuran kedua faktor tersebut selain faktor
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui alergi yang sudah bawaan, faktor perubahan
apakah ada pengaruh kehamilan terhadap fisik dan biokimia selama kehamilan juga bisa
frekuensi kekambuhan asma pada ibu hamil menjadi penyebab kekambuhan asma pada
trimester I, II dan III dengan riwayat asma di kehamilan (Agustina, 2015). Adanya
kota Malang. Penelitian ini dilakukan pada ibu peningkatan kecemasan selama kehamilan atau
hamil trimester pertama sampai dengan menghadapi persalinan juga merupakan
trimester ketiga yang menderita asma. pencetus asma, hal ini sejalan dengan penelitian
Karakteristik usia dari 28 responden Agustina,dkk (2014) yang menyebutkan
didapatkan 75% responden berusia 20-35 tahun semakin tinggi trimester kehamilan maka
dan 25% berusia lebih dari 35 tahun, dimana tingkat kecemasan semakin tinggi. Asma dapat
usia ibu hamil lebih dari 35 tahun termasuk mempengaruhi kehamilan, kehamilan itu
dalam kehamilan beresiko sehingga dibutuhkan sendiri mempengaruhi kekambuhan asma
perhatian khusus untuk menghindari komplikasi (Schatz, et al. 2003).
selama kehamilan dan persalinan terlebih ibu Berdasarakan data diatas dengan
penegidap asma. Rata-rata kekambuhan asma bertambahnya usia kehamilan menunjukkan
pada antepartum 1,1 kali/bulan, trimester I 0,8 semakin meningkat pula frekuensi kekambuhan
kali/bulan, trimester II 1,4 kali/bulan, trimester asma, dengan bertambahnya usia kehamilan
III 1,5 kali/bulan dan post partum 1,3 maka ada beberapa perubahan fisik pada ibu
kali/bulan. Berdasarkan usia, sebagian besar yaitu ukuran perut ibu semakin besar yang akan
responden berada di usia subur yakni sebanyak mendesak diagfragma sehingga ibu hamil
75%, tidak hanya dinegara berkembang di mengalami kesulitan bernapas, selain itu berat

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 64


badan ibu juga meningkat yang juga akan pada kehamilan. Keadaan ini mungkin
memperberat kerja system pernapasan. Proses diperlukan untuk kelangsungan hidup fetus
kehamilan membawa perubahan fisik yang merupakan allograft dengan antigen
diantaranya pada trimester pertama akan terjadi paternal. Hal tersebut antara lain disebabkan
tidak adanya mensturasi, sembelit, nyeri pada karena terjadinya peningkatan aktivitas sel T
panggul, mual dan muntah (mual pada pagi supresor atau supresi efek faktor humoral yang
hari), lelah dan mengantuk, sering berkemih, dibentuk trofoblas. Wanita hamil memproduksi
tidak menyukai bau atau makanan tertentu, IgG (Imunoglobulin G) yang meningkat atas
cairan vagina meningkat penurunan berat badan pengaruh esterogen. IgG diangkut melewati
atau kenaikan sampai 2,5 kg, dan perubahan plasenta oleh reseptor fragment pada akhir
pada payudara: penuh, nyeri tekan, gatal hamil 10 minggu. Pada kehamilan peningkatan
didaerah putting, aerola menjadi gelap. Pada kadar esterogen dapat mempengaruhi aktivitas
trimester kedua perubahan fisik yang terjadi sel B sehingga mengakibatkan meningkatnya
adalah sudah merasa enak secara fisik, sintesis IgG dan IgA (immunoglobulin A)
merasakan gerakan janin, nafsu makan selama kehamilan (Baratawidjaja, 2009).
meningkat, mual menghilang, sembelit, nyeri di IgE digunakan sebagai parameter dan juga
lipat paha akibat kontraksi ligament rotundum, marker atopy. Level basal serum IgE pada
kenaikan berat badan rata-rata 0,4-0,5 kg per orang normal dipengaruhi banyak faktor
minggu, kejang kaki. Pada trimester ketiga diantaranya, genetic, umur, suku bangsa,
perubahan fisik yang terjadi adalah kontraksi musim, metode infant feeding dan kebiasaan
Braxton-Hicks yang lebih nyata, produksi merokok. Pada kehamilan IgE serum tidak
kolostrom meningkat, nyeri pinggang, mengalami perubahan, beberapa kasus IgE
pergelangan kaki bengkak, insomnia, anemia, mengalami penurunan dan dikasus lain sedikit
dan kenaikan berat badan sampai 12,5-17,5 kg meningkat (Loken, et al, 2010). Pada pregnant
(Simkin, 2007). ashmatic baik dengan peningkatan IgE maupun
Kehamilan trimester tiga merupakan suatu tidak ada perubahan memiliki kecenderungan
trimester yang lebih berorientasi pada realitas terjadinya eksaserbasi asma yang semakin
untuk menjadi orang tua yang menanti memburuk selama kehamilan (Bahna, 2011).
kelahiran anak dimana ikatan antara orang tua Pada kehamilan total serum IgE tidak
dan janin berkembang pada trimester ini. mengalami perubahan yang signifikan. Namun,
Perhatian ibu hamil biasanya mengarah pada terdapat perbedaan serum IgE pada trimester
keselamatan diri dan anaknya. Bersamaan pertama, kedua dan ketiga. Serum total IgE
dengan harapan akan hadirnya seorang bayi, selama trimester ketiga lebih tinggi
timbul pula kecemasan akan adanya kelainan dibandingkan dengan trimester pertama dan
fisik maupun mental pada bayi. Kecemasan kedua (Bahna, et al, 2011). IgE tidak terdapat
akan nyeri dan kerusakan fisik akibat pada jaringan vili plasenta namun terdapat pada
melahirkan serta kemungkinan hilangnya permukaan trofoblas. Haemodilution selama
kontrol saat persalinan perlu mendapat kehamilan diduga berperan dalam menurunkan
perhatian pula. Ketidaknyamanan fisik dan level IgE selama trimester ketiga (Perry, et al,
gerakan janin sering mengganggu istirahat ibu. 2009).
Dispnea, peningkatan urinasi, nyeri punggung, Sevara umum pasien dengan asma berat
konstipasi, dan varises dialami oleh kebanyakan menunjukkan gejala yang semakin memburuk
wanita pada kehamilan tahap akhir. selama kehamilan. Perubahan imunitas pada
Peningkatan kosong di perut, sesak nafas, kehamilan, khususnya penurunan cell-mediated
jantung berdebar, keringat banyak, sakit kepala, immunity, diduga sebagai predisposisi
ukuran abdomen mempengaruhi kemampuan terjadinya infeksi pada pengidap asma dan ini
untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Posisi dapat menyebakan memburuknya asma.
yang nyaman sulit didapat, biasanya ibu hamil Buruknya pengobatan asma berhubungan
menjadi semakin tidak sabar menanti saat-saat dengan peningkatan resiko kematian bayi, berat
semuanya berlalu (Bobak et.al, 2005). bayi lahir rendah, kelainan congenital serta
Selain faktor perubahan fisik dan emosi komplikasi pada ibu (Blais, at al, 2008)..
selama kehamilan, perubahan imunologi selama
kehamilan juga berperan dalam kekambuhan
asma. Defisiensi imun selular dapat ditemukan

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 65


Kesimpulan from: http://www.ginasthma.org/.
Frekuensi kekambuhan asma pada ibu [Accessed 2015, July 27].
dengan riwayat asma di kota Malang rata-rata Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan
kekambuhan tertinggi terjadi pada kehamilan Pada Kehamilan Fisiologis dan
trimester III yaitu 1,5 kali/bulan, sedangkan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.
rata-rata kekambuhan terendah terjadi pada Ikawati, Z. 2007. Farmakoterapi Penyakit
kehamilan trimester I yaitu 0,8 kali/bulan Sistem Pernapasan. Pustaka Adipura,
Dari kesimpulan tersebut disarankan perlu Yogyakarta.
dilakukan pemantauan yang ketat dan Incaudo, GA. 2004. Diagosis And Treatment Of
pengobatan yang benar pada ibu hamil dengan Allergic Rhinitis And Sinusitis During
asma melalui pemeriksaan Ante Natal Care Pregnancy And Lactation. Clin Rev
(ANC) secara rutin dan sejak awal kehamilan Allergy Immunol; 27:159-177.
diwajibkan mengkuti senam hamil terutama Junaidi, Iskandar. 2010. Penyakit Paru &
yang membantu menguatkan otot-otot Saluran Napas. Jakarta: PT Bhuana Ilmu
pernapasan dengan tujuan menurunkan Populer.
komplikasi naik pada janin maupun pada ibu. Kwon HL, Belanger K, Bracken MB. 2003.
Asthma prevalence among pregnant and
Referensi childbearing-age women in the unated
Agustina, W. 2015. Respon Imun Pada states; estimates from national health
Penderita Asma Selama Kehamilan. survey. Ann Epidemiol. 13: 317-324.
Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol 2. No 1,p. Loken MO, Jeansson S, Jenum PA, Eskild A.
58-66. www.akper-akbid- 2010. Serum level of immunoglobulin E
kediri.com/jurnal-akper during pregnancy - does offspring sex
Agustina W, Sumiatun, Fatmawati DN. 2014. matter. Paediatr Perinat Epidemiol.
Kecemasan Menyebabkan Terjadinya 24:75-8.
Kandidiasis Vulvovaginalis Pada Perry LM, Ownby DR, Wegienka GR, Peterson
Primigravida Di Bps Widia Husada EL, Woodcroft KJ, Joseph CL. 2009.
Malang. Vol 1. No. 1. Differences in total and allergen specific
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jk_sr IgE during pregnancy compared with 1
iwijaya/article/view/2342 month and 1 year post partum. Ann
Arora, Vaibhav Chachra. Chest, T.B. 2011. Allergy Asthma Immunol. 103:342-7.
Asthma in Pregnant Women. Indian J Prawirohardjo S & Hanifa W. 2005. Asma
Allergy Asthma Immunol. 25(2): 115- Dalam Kehamilan. Dalam: Ilmu
123. Kandungan. Edisi II.. Jakarta: Yayasan
Bahnaa, C.K. Wooa, P.V. Manuelb, J.C. Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Guarderasc. 2011. Serum total IgE level Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan;
during pregnancy and postpartum Ed. 4; Cet. 2, Jakarta : PT Bina Pustaka.
Allergol Immunopathol (Madr). Reddy Rani Vatti, Suz anne S. Teuber. 2011.
39(5):291-94. Asthma and Pregnancy. Clinic Rev
Baratawidjaja Garna Karnen, Rengganis Iris, Allerg Immunol. DOI 10.1007/s12016-
2009. Imunologi Dasar; Ed. 8, Jakarta : 011-8277-8.
FKUI. Rudolph, Abraham 2006. Buku Ajar Pediatric
Blais L, Forget A. 2008. Asthma Exacerbation Rudolph. Jakarta : EGC.
During The First Trimester Of Pregnacy Schatz M, Dombrowski MP,Wise R, at al.
And The Risk Of Congenital 2003. Ashma Morbidity During
Malformations Among Asthmatic Pregnancy Can Be Predicted By Severity
Women. J allergy Clin Classification. J Allergy Clin Immunol.
Immunol.121:1379-1384. 113; 283-288
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L & Jensen, M.D. Sinclair, Constance. 2009. Buku Saku
2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : Kebidanan/ Constance Sinclair. Jakarta:
EGC. EGC.
Global Initiative for Asthma (GINA) 2014. Simkin, Penny. 2007. Panduan Lengkap
From the Global Strategy for Asthma Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi.Edisi
Management and Prevention, Available Revisi. Jakarta: Arcan.

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 66


Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal
Bedah: Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Ganggua Sistem
pernapasan / Irman Somantri. Jakarta :
Salemba Medika.
Suriadi, 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak
( Edisi V ). Jakarta : CV.Agung Seto.
Suryono, Pantikawati. 2010. Jogjakarta: Nuha
Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan).
Medika .
Varney Halen. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan, Ed. 4; Vol:1, Jakarta : EGC

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 2 No 2 Tahun 2017 - 67

You might also like