You are on page 1of 12

98

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Zamtinah, Untung Kurniawan, Doni Sarosa, Rahmah Tyasari


FT Universitas Negeri Yogyakarta
email: zamtinahmarwan@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pendidikan karakter untuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan norma dan kearifan
lokal sekaligus untuk mengetahui kelayakan model pendidikan karakter yang dihasilkan. Langkah-
langkah yang digunakan untuk merumuskan pendidikan karakter adalah (i) melakukan penelitian
studi pustaka, (ii) wawancara, dan (iii) merumuskan model pendidikan karakter. Rumusan pendidikan
karakter untuk SMK dibuat dengan pendekatan norma dan kearifan lokal Kota Yogyakarta. Instrumen
yang digunakan untuk mendapatkan data adalah daftar pertanyaan wawancara, sedang analisis data
dengan teknik deskriptif kualitatif. Rumusan model pendidikan karakter yang dikembangkan terdiri
atas tujuan, isi, metode, lingkungan, alat, pendidik, dan peserta didik.

Kata kunci : pendidikan karakter, norma, kearifan lokal

MODEL OF CHARACTER EDUCATION FOR VOCATIONAL


EDUCATION SCHOOL

Abstract : This study aims to develop a model of character education for vocational school in Yogyakarta
by using norms and local wisdoms of Yogyakarta as the approach to examine the appropriateness of
the model developed. The steps taken to formulate the character education are: (i) doing literature
research, (ii conducting interviews, and (iii) formulate a model of character education. The instrument
used to obtain the data is a list of interview questions. The formulation of the character education model
developed consists of objectives, contents, methods, environments, tools, educators, and students as
character education participants.

Key Words: character education, norms, local wisdoms

PENDAHULUAN Ter jad in y a de g ra das i mor a l pad a


Pembangunan pendidikan tidak hanya sebagian remaja telah menjadi tantangan
untuk mengembangkan aspek intektual bagi d unia pe ndidikan sebagaimana
saja, melainkan juga watak, moral, sosial, yang diungkapkan oleh Rita Damayanti
dan fisik peserta didik. Dengan kata lain, (Kurniawan dkk. (2010), telah memberikan
pendidikan bertujuan untuk menciptakan gambaran betapa memrihatinkan perilaku
manusia Indonesia seutuhnya. Upaya ini sebagian remaja Indonesia saat ini. Skandal
dilakukan dalam rangka meningkatkan seks atau yang mengarah ke perbuatan itu
mutu sumber daya manusia Indonesia dan telah merambah di kalangan remaja. Hasil
mutu pendidikan. kajian yang dimaksud yang berseting di
Jakarta dapat dilihat dalam Tabel 1.

98
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I, Nomor 1, Oktober 2011
99

Tabel 1. Perilaku Pacaran Remaja SLTA di Jakarta


Perilaku pola pacaran Perempuan (%) Laki-Laki (%) Total (%)
Ngobrol, Curhat 97,1 94,5 95,7
Pegangan tangan 70,5 65,8 67,9
Berangkulan 49,8 48,3 49,0
Berpelukan 37,3 38,6 38,0
Berciuman pipi 43,2 38,1 40,4
Berciuman bibir 27,0 31,8 20,5
Meraba-raba dada 5,8 20,3 13,5
Meraba alat kelamin 3,1 10,9 7,2
Menggesek kelamin 2,2 6,5 4,5
Melakukan seks oral 1,8 4,5 3,3
Hubungan seks 1,8 4,3 3,2
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pendekatan norma dan kearifan lokal kota
merupakan lembaga pendidikan penghasil Yogyakarta. Hasil kajian ini diharapkan
lulusan yang diharapkan siap berkompetisi dapat menambah khazanah ilmu pendidikan
di dunia kerja, maka lulusannya dituntut karakter sebagai salah satu masukan bagi
tidak hanya memiliki hard skill, akan tetapi pemerintah, sekolah, dan masyarakat, selain
juga soft skill. Hard skill dapat dibentuk pada juga dapat bermanfaat untuk menciptakan
diri peserta didik melalui masing-masing kepribadian peserta didik yang luhur.
bid ang k eahl ian. S oft s kill m erup ak a n
keterampilan kepribadian yang terbentuk Tentang Pendidikan Karakter
karena penanaman nilai kebajikan. Lulusan P e n didik a n k a rak t e r t e rdiri da ri
SMK yang bermoral rendah tidak layak dua kata, yaitu pendidikan dan karakter.
bekerja di manapun. Untuk itu, anggapan Pendidikan adalah proses sepanjang hayat
masyarakat umum bahwa peserta didik SMK dan perwujudan pembentukan diri secara
memiliki sikap brutal, nakal, susah diatur, utuh dalam arti pengembangan segenap
suka keroyokan, dan konotasi negatif lainnya potensi dalam rangka pemenuhan semua
harus segera diubah. komitmen manusia sebagai makhluk
Pendidikan karakter telah diwacanakan individu, sosial, dan sebagai makhluk
sebagai solusi untuk membentuk kepribadian Tuhan (Siswoyo, 2007). Dari pengertian itu
yang baik pada diri peserta didik. Namun, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan
penerapan pendidikan karakter masih merupkan pembentukan diri secara utuh
belum dapat dilakukan secara menyeluruh yang dilakukan oleh pendidik terhadap
dalam suatu sistem yang terorganisir. Hal peserta didiknya.
ini sesuai dengan hasil wawancara dengan M enurut ba has a , k ar ak te r a da la h
beberapa guru di SMK di Yogyakarta. tabiat atau kebiasaan, sedangkan menurut
Melihat fenomena di atas, maka perlu ahli psikologi, karakter adalah sebuah
diciptakan rumusan model pendidikan si st em k ey ak ina n dan k eb iasaan y an g
karakter yang dapat diterapkan oleh SMK mengarahkan tindakan seorang individu
di Kota Yogyakarta. (Alicia, 2008). Menurut Soemarno, karakter
Kajian ini bertujuan untuk membuat merupakan aktualisasi potensi dari dalam
rumusan model pendidikan karakter yang dan internalisasi nilai-nilai moral dari luar
dapat digunakan di SMK di Yogyakarta. menjadi bagian kepribadiannya. Dari dua
M o d el p en di d i k an in i me ng g un ak an pengertian tersebut karakter dapat diartikan

Model Pendidikan Karakter untuk Sekolah Menengah Kejuruan


l00

sebagai cerminan tindakan seseorang. serta nilai-nilai individu-individu yang


Seseorang yang melakukan tindakan baik, menjadi anggotanya. Inilah proses di mana
mencerminkan bahwa ia memiliki karakter individu membentuk pola perilaku dan
yang baik, begitu pula sebaliknya. Dari dua nilai-nilai baru yang pada gilirannya bisa
pengertian pendidikan dan karakter dapat menggantikan nilai-nilai serta pola perilaku
dikatakan bahwa pendidikan karakater yang dipelajarinya di rumah.
merupakan pembentukan diri manusia
secara utuh yang dilakukan oleh pendidik METODE
terhadap peserta didiknya, pembentukan diri Kajian ini berbasis pada hasil penelitian
tersebut sudah menjadi tabiat atau kebiasaan pengembangan Model Teoretik, yaitu model
yang tertanam pada diri seseorang. yang menggambarkan kerangka berpikir
Unsur-unsur pembentuk karakter yang didasarkan pada teori-teori yang
menurut Alicia (2008) adalah pikiran. relevan dan didukung oleh data empirik.
P i k i ra n y a ng di m i l ik i ol e h s e s e o ra ng Prosedur penelitian yang dilakukan antara
memiliki program-program tentang berbagai lain: 1) melakukan analisis model yang akan
aktivitas yang dilakukan oleh motorik tubuh. dikembangkan, 2) mengembangkan model
Aktivitas yang dilakukan secara terus- awal, 3) validasi ahli dan revisi. Langkah
menerus akan mengakibatkan rutinitas. selanjutnya adalah uji coba model yang
Rutinitas yang dilakukan secara kontinyu bertujuan untuk mengetahui apakah model
akan menyebabkan terbentuknya karakter yang dibuat layak digunakan atau masih
seseorang. Pikiran seseorang merupakan perlu penyempurnaan. Ujicoba dilakukan
sebuah respons atas stimulus yang diberikan. tiga kali, yaitu uji-ahli, uji terbatas dilakukan
Pengertian ini sejalan dengan teori belajar terhadap kelompok kecil sebagai pengguna
Behavioristik yang diperkenalkan oleh produk, dan uji-lapangan (field Testing).
Edward Lee Thorndike. Dengan demikian
dapat kita ambil kesimpulan bahwa stimulus HASIL DAN PEMBAHASAN
yang baik, akan membuat orang memiliki Model pendidikan karakter berdasarkan
pikiran yang baik pula. hasil studi pustaka dan hasil wawancara
Periode remaja adalah masa transisi dengan menggunakan pendekatan norma
dari periode anak-anak ke periode dewasa dan kearifan lokal ditunjukkan dalam
(Lathifah, 2008). Menurut beberapa para ahli, Gambar 1.
periode ini merupakan masa penting dalam
pembentukan karakter individu. Secara Hasil Uji Kelayakan Model
umum periode remaja merupakan klimaks U j i k elay ak an dilak uk an u ntu k
dari periode perkembangan sebelumnya. mendapatkan kelayakan rumusan model
Ciri-ciri perilaku yang menonjol pada pendidikan karakter dilihat dari interaksi
usia-usia ini terutama terlihat pada perilaku komponen pendidikannya. Uji kelayakan
sosial. Dalam masa-masa ini teman sebaya dilakukan melalui diskusi dan reviu oleh
memunyai arti yang amat penting. Mereka nara sumber yang relevan dan stakeholder
ikut dalam klub-klub, klik-klik, atau geng- terkait seperti guru bidang normatif, adaptif,
geng sebaya yang perilaku dan nilai-nilai dan produktif dari SMK negeri dan swasta
kolektifnya sangat memengaruhi perilaku di kota Yogyakarta.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I, Nomor 1, Oktober 2011


l0l

Gambar 1. Diagram Interaksi Komponen Pendidikan Karakter


Hasil uji reviu model pendidikan (7) Lingkungan pendidikan keluarga,
karakter secara singkat dapat ditunjukkan baik un tuk diterapk an di dun ia
sebagai berikut. pendidikan, khususnya di SMK di Kota
(1) T u j u a n p e n d i d i k a n k a r a k t e r y a n g Yogyakarta.
diru m us k an , s ang at baik u n tu k (8) L i n g k u n g a n p e n d i d i k a n s e k o l a h ,
dit e ra p k a n di du n ia p e n didik an , baik un tuk diterapk an di dun ia
khususnya di SMK di Kota pendidikan, khususnya di SMK di Kota
Yogyakarta. Yogyakarta.
(2) I s i p e n d i d i k a n k a r a k t e r y a n g (9) Lingkungan pendidikan organisasi
dirumuskan, baik untuk diterapkan ekstrakulikuler, baik untuk diterapkan
di dunia pendidikan, khususnya di di dunia pendidikan, khususnya di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta.
(3) Metode pendidikan karakter berupa (10) Pendidik dalam rumusan pendidikan
pelaksanaan, baik untuk diterapkan di karakter, cukup untuk diterapkan di
dunia pendidikan, khususnya di SMK dunia pendidikan, khususnya di SMK
di Kota Yogyakarta. di Kota Yogyakarta.
(4) Metode pendidikan karakter berupa (11) Peserta didik dalam rumusan pendidikan
penjagaan, baik untuk diterapkan di karakter, baik untuk diterapkan di dunia
dunia pendidikan, khususnya di SMK pendidikan, khususnya di SMK di Kota
di Kota Yogyakarta. Yogyakarta.
(5) Alat pendidikan karakter yang bersifat
tindakan, baik untuk diterapkan di Tujuan Pendidikan Karakter
dunia pendidikan, khususnya di SMK Tujuan pendidikan karakter selaras
di Kota Yogyakarta. dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam
(6) Alat pendidikan karakter yang bersifat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
kebendaan, cukup untuk diterapkan di Sistem Pendidikan Nasional secara tegas
dunia pendidikan, khususnya di SMK dikemukakan bahwa ”Pendidikan nasional
di Kota Yogyakarta. berfungsi mengembangkan kemampuan

Model Pendidikan Karakter untuk Sekolah Menengah Kejuruan


l02

dan membentuk watak serta peradaban rasa ingin tahu, disiplin diri, jujur, tanggung
bangsa yang bermartabat dalam rangka jawab, respek diri, kerja keras, integritas,
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan ketekunan, motivasi kerja, keluwesan, rendah
untuk berkembangnya potensi peserta hati, menyukai apa yang belum diketahui,
didik agar menjadi manusia yang beriman dan sebagainya. Di pihak lain, dimensi
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha interpersonal adalah keterampilan yang
Es a, ber ak h la k m uli a, s ehat, be r i lm u, berkaitan dengan hubungan antarmanusia,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga mencakup bertanggung jawab atas semua
negara yang demokratis serta bertanggung perbuatannya, mampu bekerja sama, hormat
jawab.” pada orang lain, penyesuaian diri, suka
Mengingat hakikat pendidikan perdamaian, solidaritas, kepemimpinan,
SMK adalah agar lulusannya siap kerja, komitmen, adil, dan sebagainya.
pendidikan karakter yang dikembangkan
di SMK harus relevan dengan karakter yang Isi Pendidikan Karakter
dibutuhkan dunia kerja. Menurut Slamet Isi pendidikan karakter adalah nilai dan
PH (2011) karakter kerja untuk pendidikan keterampilan yang diberikan oleh pendidik
kejuruan dibagi dalam dua dimensi, yaitu dalam rangka membentuk karakter peserta
intrapersonal dan interpersonal kerja. didik. Secara lebih jelas hal yang dimaksud
Dimensi intrapersonal kerja adalah kualitas dapat dilihat pada Gambar 2.
batiniah atau rohaniah, meliputi etika kerja,

Gambar 2. Isi Pendidikan Karakter


Nilai-nilai yang perlu disampaikan oleh Materi pada pendidikan karakter mencakup
pendidik untuk membentuk karakter peserta pengertian, langkah-langkah, dan manfaat.
didik adalah: (1) tata tertib peserta didik Misalnya, untuk nilai-nilai kesopanan,
di sekolah, (2) tata tertib peserta didik di ca k u p a n ma t e r i n y a a da l a h p e n g er t i a n
kelas, (3) nilai-nilai kesopanan, (4) nilai-nilai kesopanan, langkah-langkah menjadi sopan,
kebangsaan, (5) nilai-nilai kejujuran, (6) nilai- dan manfaat kesopanan. (Alicia, 2008)
nilai kesabaran, (7) nilai-nilai kemandirian.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I, Nomor 1, Oktober 2011


l03

Keterampilan yang diberikan pendidik disampaikan oleh semua guru. Sementara itu,
dalam membentuk karakter/kepribadian di luar kelas (non-KBM) proses penyampaian
p es e r t a d i d ik S M K b e r k a i t an d e ng an norma-norma dan kearifan lokal tetap harus
kearifan lokal Yogyakarta. Keterampilan dilakukan oleh semua pihak pendidik
tersebut adalah keterampilan berbahasa terhadap peserta didik. Sebagai contoh unsur
jawa. Penggunaan bahasa Jawa halus akan pendidikan karakter yang tertuang di dalam
membetuk karakter peserta didik SMK yang RPP dan silabus mata pelajaran praktik adalah
halus. Selanjutnya adalah keterampilan menghargai pendapat temannya, mampu
unggah-ungguh dalam bersikap. Penggunaan bekerja sama melaksanakan praktikum,
baju batik selama proses pembelajaran juga hemat dalam penggunaan bahan, menjaga
dapat menciptakan karakter/pribadi saling estetika, menerapkan prinsip K3.
menghargai.
Semua materi yang dipergunakan Metode Pendidikan Karakter
selama berlangsungnya proses kegiatan M e t o d e p e la k s a n a a n p en d id ik a n
belajar mengajar (KBM) harus tertuang dalam karakter di sekolah secara singkat dapat
RPP dan silabus semua mata pelajaran dan dilihat dalam Gambar 3.

Gambar 3. Metode Pendidikan Karakter

PELAKSANAAN saling menghargai perbedaan yang ada,


P e lak sa na an m e lip u ti ap a y ang bertutur kata yang sopan, mengedepankan
seharusnya dilakukan oleh pendidik, peserta kepentingan bersama, tidak egois, dan
didik, dan sekolah. Pendidikan karakter tidak sebagainya.
dapat berdiri sendiri, melainkan pendidikan
yang terintegrasi secara total oleh seluruh Guru
komponen sekolah. Pemberian materi pendidikan karakter
Perkelahian pelajar yang sering terjadi yang berupa norma-norma dan kearifan
akhir-akhir ini juga tidak terlepas dari lokal tidak dapat diajarkan secara paksa,
kurangnya penerapan pendidikan karakter. melainkan melalui bimbingan secara
Oleh sebab itu, penciptaan kultur sekolah persuasif, keteladanan, dan terintegrasi. Hal
harus sejalan dengan pendidikan karakter ini dilakukan untuk mengurangi kejenuhan
yang relevan dengan SMK, misalnya guru pada peserta didik yang menjadi penyebab
harus dapat menjadi teladan peserta didiknya, tidak dapat tersampaikannya materi moral

Model Pendidikan Karakter untuk Sekolah Menengah Kejuruan


l04

yang diberikan. Guru hendaknya memberikan k on s truk tif. P en g em ban g an m etode


kesempatan kepada peserta didik untuk pembelajaran yang dapat dilakukan oleh
memahami, merasakan, menimbang situasi pendidik adalah sebagai berikut.
serta tanggung jawab pada dirinya. (1) Memberikan keteladanan kepada peserta
Pemberian kesempatan semacam ini didik dengan contoh kepribadian yang
akan memberikan kesan yang lebih mengena baik.
pada diri peserta didik. Dengan demikian, (2) Mengingatkan peserta kepada agar
penyampaian nilai moral dan kearifan lokan ingat bahwa mereka adalah makhluk
akan lebih bermanfaat dan dapat diwujudkan Tuhan YME (kembali kepada fitrah).
secara nyata. Guru di SMK terbagi menjadi Hal ini dilakukan untuk membangun
tiga golongan, yaitu guru adaptif, guru pengertian yang mendalam bahwa
normatif, dan guru produktif. Dikarenakan manusia hidup di dunia ini dengan
sifat muatan materi yang berbeda, maka aturan Tuhan, tidak boleh hidup dengan
diperlukan metode yang berbeda pula dalam seenaknya.
penyampaian materi pendidikan karakter (3) Memusatkan kebutuhan peserta didik
tersebut. akan nilai-nilai kehidupan dan apa-
apa yang dibutuhkan sebagai lulusan
Guru Adaptif SMK.
Guru adaptif memerlukan pendekatan (4) Membangun motivasi yang kuat pada
integra l da lam memadukan ant ara diri peserta didik.
kemampuan kognitif dan kemapuan afektif
pada peserta didik. Pengembangan metode Guru Produktif
pembelajaran yang dapat dilakukan oleh Mata pelajaran produktif merupakan
pendidik adalah sebagai berikut. mata pelajaran yang hanya dipelajari oleh
(1) Memberikan teladan untuk memberikan peserta didik di SMK. Peserta didik akan
kesan keyakinan peserta didik. memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap
(2) M e n g k l a r i f i k a s i n i l a i k a r a k t e r / materi bidang keahlian yang dimiliki. Oleh
kepribadian yang harus dimiliki kepada karena itu, kesabaran dari sang pendidik
peserta didik. dalam memeberikan materi kepribadian/
(3) Mengidentifikasi dan membangun karakter. Mata pelajaran produktif, terdiri
minat serta pengalaman peserta didik. dari mata pelajaran teori dan praktek. Oleh
(4) Memberikan peserta didik untuk belajar karena itu, pendidik harus dapat memilah
kelompok bersama, diskusi, bermain dalam memberikan metode penyampaian
peran, atau yang lainnya. kepribadian pada peserta didik. Adapun
(5) Bercerita, bernyanyi, atau bermain metode yang dapat dilakukan oleh guru
bersama murid dalam rangka adalah sebagai berikut.
penanaman nilai. (1) Memberikan teladan yang baik pada
peserta didik.
Guru Normatif (2) Mengklarifikasi karakter/kepribadian
Mata pelajaran normatif merupakan apasajakah yang harus dimiliki oleh
mata pelajaran yang bersifat menanamkan perserta didik setelah memiliki keahlian
dan mengambangkna nilai-nilai secara dalam mata pelajaran produktif.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I, Nomor 1, Oktober 2011


l05

(3) Memberikan kesempatan kepada peserta dan kerja tim, (c) kegiatan latihan
didik untuk memecahkan masalah yang kepemimpinan untuk meningkatkan
diberikan. rasa kedisiplian , kepemimpinan, serta
(4) Memberikan kesempatan kepada para jiwa mandiri.
peserta didik untuk berlatih dan kerja (4) Mengadakan pelatihan terhadap guru-
tim selama melaksanakan praktik. guru dalam pelaksanaan pendidikan
(5) Memberikan kesempatan kepada peserta karakter. Pelatihan tersebut berisi
didik untuk menarik kesimpulan atas tentang apa yang seharusnya dilakukan
pelajaran yang telah diberikan. oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan
(6) Menasihati peserta didik agar bekerja pendidikan karakter.
sesuai dengan prosedur yang ada. (5) Me l a k u k a n p e n g o n r o l a n t e r h a d a p
(7) M e n a s i h a t i p e s e r t a d i d i k u n t u k perkembangan pemberian nilai-nilai
m eng u np u lk an tug as tep at p ada karakter/ kepribadian.
waktunya. (6) Mewajibkan penggunaan baju batik
pada salah satu hari untuk guru dan
Peserta didik peserta didik.
(1) Mentaati peraturan yang ada. Peraturan (7) Mewajibkan peserta did ik untuk
tersebut adalah peraturan tata tertib menyanyikan lagu kebangsaan pada
peserta didik di sekolah, tata tertib jam pertama pelajaran akan dimulai.
peserta didik di kelas, tata tertib peserta (8) Membuat buku saku peserta didik yang
didik di luar sekolah, serta tata tertib berisi norma-norma dan kearifan lokan,
lain yang dibuat oleh sekolah. serta lembar point hukuman terhadap
(2) M e n d e n g a r k a n d a n m e n g a m a l k a n pelanggaran dan point hadiah untuk
pesan moral yang disampaikan oleh tindak kebaikan.
guru
(3) Berperan aktif dalam menciptakan Penjagaan
lingkungan sekolah yang baik Untuk menjag a a g ar pe la k s anaa n
(4) Membawa buku saku peserta didik pendidikan karakter berjalan sebagaimana
setiap hari. yang diharapkan, perlu dilakukan penjagaan.
Penjagaan dapat dilakukan baik oleh guru
Sekolah m aup un p ihak lain y ang berwenang .
(1) M e m b e r l a k u k a n n o r m a - n o r m a d i Penjagaan pendidikan karakter yang dapat
sekolah. dilakukan oleh guru antara lain sebagai
(2) Memberikan kearifan-kearifan lokal berikut.
kepada peserta didik lewat kegiatan (1) Memberikan teladan dengan bersikap,
intra dan ekstrakulikuler. serta bertutur kata yang baik.
(3) Mengadakan kegiatan-kegiatan untuk (2) Melakukan pembinaan dan pengawasan
meningkatkan karakter peserta didik secara kontinyu dan berkala terhadap
secara berkala, seperti: (a) kegiatan perkembangan karakter peserta didik.
Keagamaan untuk meningkatkan akhlak Guru dapat menggunakan kata-kata,
yang mulia, (b) kegiatan Out Bond tindakan, dan pengontrolan buku saku
untuk meningkatkan rasa kebersamaan peserta didik.

Model Pendidikan Karakter untuk Sekolah Menengah Kejuruan


l06

(3) Memberikan reward dan hukuman proses belajar mengajar. Alat pendidikan
sebagai bukti kepedulian terhadap yang dibuat oleh pendidik dalam rangka
peningkatan kualitas karakter peserta menyampaikan pendidikan karakter adalah
didik. modul materi pendidikan karakter. Modul
berisi materi pengertian, bagian, manfaat,
Sementara itu, penjagaan pendidikan dan tahapan-tahapan yang harus dicapai
karakter yang dapat dilakukan sekolah tentang karakter yang akan ditanamkan
adalah sebagai berikut. kepada peserta didik. Alat pendidikan juga
(1) B e k e r j a s a m a d e n g a n l e m b a g a - termasuk media pembelajaran, alat peraga,
lembaga di luar sekolah dalam upaya dan peralatan pendukung permainan.
peningkatan karakter peserta didik, Alat pendidikan yang disediakan oleh
seperti: (a) Lembaga Kepolisian untuk sekolah merupakan sarana dan prasarana yang
pembinaan kedisiplinan, (b) Organisasi disediakan untuk kelancaran proses belajar
Kemasyarakatan yang bersifat agamis mengajar. Alat tersebut adalah bangunan
untuk pembinaan akhlak mulia, dan kelas, meja, kursi, papan tulis, alat peraga,
(c) Lembaga Trainer/ Motivator untuk dan berbagai peralatan yang diperlukan
pembinaan rasa semangat dan percaya oleh org a nis as i ek s tr ak ul ik ule r dal am
diri. menyampaikan nilai-nilai kebenaran.
(2) Melakukan supervisi terhadap guru
terkait dengan hasil dari pelaksanaan Lingkungan Pendidikan Karakter
pendidik an k arak t er secara t erus- Lingkungan pendidikan yang harus
menerus. diutamakan untuk mendukung terwujudnya
(3) Melakukan pengontrolan terhadap pendidikan karakter yang baik adalah
buku saku peserta didik. lingkungan keluarga, sekolah, dan organisasi
(4) Menjalin hubungan yang baik dengan ekstrakurikuler. Di dalam lingkungan
orang tua peserta didik. keluarga hendaknya ditanamkan norma-
norma atau aturan. Dengan adanya norma
Alat Pendidikan Karakter atau aturan tersebut, peserta didik akan
Alat pendidikan terdiri dari dua macam, d i d i d ik u ntu k m enj a di m anu s i a y a ng
yaitu alat yang bersifat tindakan dan alat lebih baik. Di samping itu, lingkungan
yang bersifat kebendaan. Adapun alat keluarga merupakan tempat yang baik
pendidikan yang bersifat kebendaan yang untuk penanaman kearifan lokal. Kearifan
dilakukan oleh pendidik adalah: (a) pujian, lokal tersebut tentunya adalah budaya di
(b) teguran, (c) hukuman, (d) ingatan, (e) Jogjakarta yang baik seperti penggunaan
perintah, (f) larangan, dan (g) permainan. bahasa Jawa. Penggunaan bahasa Jawa yang
Semua tersebut dilakukan dalam rangka halus akan membentuk karakter seseorang
penanaman dan pembinaan karakter peserta yang halus pula.
didik dalam situasi KBM dan non-KBM. Berdasarkan pengalaman empiris,
Alat pendidikan yang bersifat kebendaan pembentukan karakter seseorang sangat
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu dipengaruhi oleh lingkungan tempat orang
alat pendidikan yang dibuat oleh pendidik, tersebut berada. Demikian pula karakter
dan alat yang disediakan sekolah untuk peserta didik SMK juga dipengaruhi oleh

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I, Nomor 1, Oktober 2011


l07

lin gkung anny a baik int erna l mau pun pada peserta didik. Mereka adalah para guru,
eksternal. Jika lokasi SMK berada di Jawa, karyawan sekolah, dan wali peserta didik itu
bahasa dan budaya lokal Jawa yang halus, sendiri. Peran mereka adalah mengajarkan
andhap asor, hormat kepada yang lebih pendidikan karakter kepada para peserta
tua, suka mengalah atau mendahulukan didiknya, setiap tingkah lakunya harus
orang lain, ramah, serta budaya adiluhung dapat diteladani oleh peserta didik-peserta
yang lain sangat berkontribusi terhadap didiknya
pembentukan karakter.
L ingkungan seko lah merupakan Peserta didik
lingkungan tempat peserta didik memperoleh P es er t a d i di k d a lam p el ak s an aa n
banyak ilmu pengetahuan dan keterampilan. pendidikan karakter adalah para peserta
Di sekolah peserta didik juga bertemu dengan didik SMK di Jogjakarta. Peran peserta didik
banyak teman sebaya yang tentu memiliki dalam pendidikan karakter adalah sebagai
karakter yang berbeda-beda. Pembangunan pembelajar. Para peserta didik harus mampu
lingkungan sekolah yang kondusif akan menerapkan pendidikan karakter positif
sangat mendukung keberhasilan proses yang diajarkan di sekolah.
pembelajaran, yang pada gilirannya akan
berdampak pada pembentukan karakter PEMBAHASAN
kerja sebagaimana yang diharapkan tujuan Tujuan spesifik pendidikan di SMK
pendidikan di SMK. adalah membentuk k ompetens i y ang
Lingkungan organisasi ekstrakulikuler dibutuhkan di lapangan kerja, meliputi aspek
menjadi organisasi yang formal dan informal. kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun,
Di l i n g k u n g a n ma sy a r a k a t di t e mu k a n pada kenyataannya aspek kognitif dan
banyak organisasi yang dapat menanamkan psikomotorik lebih mendominasi pelaksanaan
karakter/kepribadian yang baik kepada pembelajaran di SMK, sedangkan aspek afektif
pemuda, seperti karang taruna, dan yang berkaitan dengan sikap, kepribadian,
paguyuban. Sekolah juga harus menyediakan atau pembentukan karakter, belum mendapat
organisasi kepeserta didikan yang dapat perhatian secara proporsional. Akibat dari
meningkatkan kecerdasan intelektual, dan kurang diperhatikannya aspek afektif ini di
lain-lain yang juga secara tidak langsung adalah terjadi degradasi moral di kalangan
ikut andil menanamkan kecintaan terhadap pelajar. Peserta didik SMK sebagai generasi
budaya dan kearifan lokal, menghargai muda cenderung suka pada hal-hal yang
kebersamaan, melatih kedisiplilnan, dan instan, kurang menghargai orang lain, tidak
menanamkan kecintaan terhadap sesama. mau bekerja keras, konsumtif, emosional,
serta perilaku kurang terpuji lainnya.
Pendidik Kajian ini mencoba mengembangkan
Pendidik dalam pelaksanaan model model pendidikan karakter yang cocok
pendidikan karakter di sekolah adalah dengan sistem pendidikan di SMK agar
orang-orang yang memberikan teladan yang stigma negatif yang melekat pada peserta
baik. Mereka juga melakukan pengontrolan didik SMK segera dapat diatasi. Hasil
secara rutin terhadap tingkah laku peserta kajian yang akan dibahas meliputi tujuan
didik, memberikan hukuman dan hadiah pendidikan karakter SMK, isi pendidikan

Model Pendidikan Karakter untuk Sekolah Menengah Kejuruan


l08

karakter, metode pendidikan karakter harus dapat menjadi suri teladan bagi para
untuk SMK, alat pendidikan karakter, serta peserta didiknya. Oleh sebab itu, pendidikan
lingkungan pembentuk karakter. karakter juga wajib dijaga pelaksanaannya,
Berkaitan dengan tujuan, pendidikan baik sivitas akademika maupun lingkungan
k a r ak te r d i SM K se yo gya ny a mam pu tempat peserta didik berada baik secara
mengantarkan peserta didik SMK menjadi internal maupun eksternal.
pribadi unggul dan berbudaya kerja, yaitu
lulusan SMK yang memiliki nilai-nilau luhur PENUTUP
seperti: (a) tata tertib peserta didik di sekolah, Model pendidikan karakter untuk
(b) tata tertib peserta didik di kelas, (c) nilai- SMK di Kota Yogyakarta dibentuk dengan
nilai kesopanan, (d) nilai-nilai kebangsaan, (e) melakukan studi pustaka dan wawancara.
nilai-nilai kejujuran, (f) nilai-nilai kesabaran, Setelah didapat data yang banyak dari
dan (g) nilai-nilai kemandirian. Hal ini hasil wawancara dari kajian studi pustaka
sejalan dengan pendapat Slamet PH (2011) dan wawancara, dapat dirumuskan
yang menyatakan bahwa hakikat pendidikan mode l p e n di di k a n k a r a k t e r . R u mu sa n
SMK adalah agar lulusannya siap kerja, maka model pendidikan karakter dibuat dengan
pendidikan karakter yang dikembangkan di pendekatan norma dan kearifan lokal Kota
SMK harus relevan dengan karakter yang Yogyakarta.
dibutuhkan dunia kerja, yaitu karakter dari Hasil uji kelayakan memperlihatkan
dimensi intrapersonal dan interpersonal bahwa tujuan pendidikan karakter sangat
kerja. Dimensi intrapersonal kerja adalah baik untuk digunakan dan dikembangkan.
kualitas batiniah atau rohaniah, meliputi Isi, metode berupa pelaksanaan, metode
etika kerja, rasa ingin tahu, disiplin diri, berupa penjagaan, alat pendidikan berupa
jujur, tanggung jawab, respek diri, kerja tindakan, lingkungan pendidikan karakter,
keras, integritas, ketekunan, motivasi kerja, serta peserta didik, baik untuk digunakan
keluwesan, rendah hati, menyukai apa yang dan dikembangkan. Alat pendidikan yang
belum diketahui, dan sebagainya. Sedangkan bersifat kebendaan, dan rumusan pendidik
dimensi interpersonal adalah keterampilan dinilai cukup baik untuk digunakan dan
yang berkaitan dengan hubungan antar dikembangkan lebih lanjut.
manusia, mencakup bertanggungjawab atas
semua perbuatannya, mampu bekerjasama, UCAPAN TERIMA KASIH
hormat pada orang lain, penyesuaian diri, Ucapan terima kasih pertama
suka perdamaian, solidaritas, kepemimpinan, disampaikan kepada program PKMP UNY
komitmen, adil, dan sebagainya. yang telah memberikan bantuan dana
Model Pendidikan Karakter untuk sehingga dapat terlaksananya penelitian ini.
SMK harus dilaksanakan secara konsisten Ucapan terima ksih juga disampaikan kepada
o l e h s el ur uh s i vi tas ak ad emi k a SM K, berbagai pihak terutama kepada (i) sivitas
yaitu guru, peserta didik, dan karyawan. akademika SMKN2 Yogyakarta, SMKN3
Peserta didik sebagai pembelajar wajib Yogyakarta, dan SMK PIRI I Yogyakarta
m e n e ra pk a n k a r ak t e r y a ng d ia ja r ka n yang mengizinkan untuk dijadikan tempat
dan diteladankan oleh guru, maka selain penelitian dan memberikan data yang
mengajarkan pendidikan karakter guru juga dibutuhkan. Selain itu, ucapan terima kasih

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I, Nomor 1, Oktober 2011


l09

juga disampaikan kepada berbagai pihak Ha m a lik , Oem a r. 20 0 7. Man aj em en


yang telah membantu kegiatan penelitian Pengambangan Kurikulum. Bandung:
sampai terwujudnya tulisan ini. Remaja Rosdakarya.
Purwanto. 2008. Metodologi Kajian Kuantitatif
DAFTAR PUSTAKA u n tu k Psikologi dan Pen didikan .
Alicia. 2008. Teori Pembentukan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Diambil dari URL: http://koleksi- Slamet Ibrahim. 2008. Farmasi Lingkungan
skripsi.blogspot.com/2008/07/teori- II (Pendahuluan). Didapat dari URL
pembentukan-karakter.html. Diakses : h ttp:/ / down load. fa. itb.ac.id/
pada tanggal: 26 Mei 2010. filenya/Handout%20Kuliah/
AsianBrain.com Content Team. Kenakalan Farmasi%20Lingkungan/Farmasi%2
Remaja. Diambil dari URL: http:// 0Lingkungan%20II.pdf. Diakses pada
www.anneahira.com/narkoba/index. 9 Maret 2010.
htm. Diakses pada tanggal: 26 Mei Slamet PH . 2011. “Implementasi Pendidikan
2010. Karakter Kerja da;am Pendidikan
BSNP. 2006. Contoh/Model Kurikulum Kejuruan”. dalam Pendidikan Karakter
Tingkat Satuan Pendidikan dan Rencana dalam Perspektif Teori dan Praktik.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMA/ Yogyakarta: UNY Press.
SMK. Jakarta: BP Cipta Jaya. Suara Remaja. Seks Bebas di Kalangan Remaja
Depdiknas. 2005. Undang-undang Republik SMA. Didapat dari URL : http://remaja.
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang s u ar am e r de ka .co m/ 2 01 0/ 0 5/ 2 0/
Sistem pendidikan nasional. seks-bebas-di-kalangan-remaja-sma/.
S i s w oy o , D w i . 2 0 0 7 . I l mu P e n d i d i k a n . Diakses pada : 7 Juni 2010.
Yogyakarta: UNY Press. Sugihartono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Statistik Yogyakarta: UNY Press.
2 (Statistik Inferensif). Jakarta: PT. Bumi Wikipedia. 2010. Sekolah Menengah Kejuruan.
Aksara. Didapat dari URL: http://id.wikipedia.
Latifah, Melly. 2008. Karakteristik org/wiki/Sekolah_menengah_
Remaja. Diambil dari URL: http:// kejuruan. Diakses pada tanggal 24
tumbuhkembanganak.edublogs.org. April 2010.
Diakses pada tanggal : 26 Mei 2010.
Mulyono. 2009. Manajemen Administrasi &
Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

Model Pendidikan Karakter untuk Sekolah Menengah Kejuruan

You might also like