You are on page 1of 9

A.

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Islam merupakan agama yang sempurna, setiap persoalan dalam kehidupan manusia
dibahas di dalam islam termasuk masalah ekonomi. Mulai dari kegiatan produksi,
konsumsi hingga distribusi. Kegiatan ekonomi di dalam islam berbeda dengan kegiatan
ekonomi konvensional. Jika di dalam ekonomi konvensional tujuan diadakannya kegiatan
ekonomi adalah untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Sedangkan di
dalam kegiatan ekonomi islam, bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat. Begitu juga di
dalam kegiatan produksinya.

Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang produksi menurut pandangan islam dan
prinsip-prinsip ekonomi dalam islam.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan produksi dalam islam?


2. Apa yang dimaksud dengan prinsip produksi dalam ekonomi islam ?

III. TUJUAN

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam . Tujuan
dari makalah ini untuk mengetahui apa yang dimaksud produksi dalam Islam dan prinsip
produksi dalam ekonomi islam.
B. PEMBAHASAN

1. Produksi Dalam Pandangan Islam


Prinsip dasar ekonomi islam yaitu keyakinan kepada Allah SWT sebagai Rabb
dalam alam semesta. Ikrar akan keyakinan ini menjadi pembuka kitab suci umat islam,
firman Allah dalam QS. Al- Jaatsiyah ayat 13
‫ت للققوومم‬ ‫ض قجلمويععاً لمونهه ُالنن فلوي يذلل ق‬
‫ك ق يليي م‬ ‫ت قوقماً لفىِ اولقور ل‬
‫قوقسنخقر لقهكوم نماً لفىِ النسيميو ل‬
‫ينتقفقنكهرووقن‬1
artinya: “Dan dia menundukan untuk mu apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi
semuannya, (sebagai rahmat) dan pada-Nya sesugguhnnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir’’.
Allah telah menetapkan bahwa manusia berperan sebagai khalifah, bumi
merupakan lapangan dan medan, sedangkan manusia sebagai pengelola segala apa yang
terhampar di muka bumi untuk di maksimalkan fungsi dan kegunaannya. Tanggung
jawab manusia sebagai khalifah yaitu sebagai pengelola (resources) yang telah diberikan
oleh Maha Pencipta secara efisien dan juga optimal agar kesejahteraan dan keadilan
ditegakkan.
Islam juga mengajarkan bahwa sebaik-baiknya orang adalah orang yang banyak
manfaatnya untuk orang lain atau masyarakat. Fungsi beribadah dalam arti luas ini tidak
mungkin dilakukan jika seseorang tidak bekerja atau berusaha. Dengan demikian, bekerja
dan berusaha itu menempati posisi dan peranan yang sangat penting dalam Islam.
Dalam Islam, memproduksi sesuatu bukanlah sekedar untuk mengkonsumsi
sendiri atau dijual ke pasar. Dua motivasi itu tidak cukup, sebab masih terbatas pada
fungsi ekonomi. Islam secara khas menekankan bahwa setiap kegiatan produksi harus
pula mewujudkan fungsi sosial. Hal ini tercermin dalam QS. Al-hadiid (57): 7
‫يالمنهووا لباً ي للل قوقرهسووللهه قواقونفلقهووا لمنماً قجقعلقهكوم مموستقوخلقفلويقن فلوي ُله قفاًلنلذويقن ياقمنهووا لمونهكوم قواقونفققهووا لقههوم‬
ْ‫اقوج ر‬2
ْ‫ر قكبلويرر‬
artinya: “Percayalah kamu sekalian kepada Allah beserta para rasul-Nya dan juga
nafkahkanlah sebagian dari kekayaanmu yang Allah Telah menjadikan kamu
menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan
(sebagian) dari kekayaannya memperoleh pahala yang besar.”

1
QS. Al- Jaatsiyah ayat 13

2
QS. Al-hadiid (57): 7
Sebagai modal dasar berproduksi, Allah telah menyediakan bumi beserta isinya
bagi manusia, agar diolah untuk kemaslahatan bersama seluruh umat. Hal itu terdapat
dalam surat Al-Baqarah ayat 22:
‫مااءء‬ ‫س م‬
‫ن ال س‬ ‫م م‬ ‫ل ء‬ ‫ماامء ب ءن مااءء وسا من نمز م‬
‫س م‬‫شا سوال س‬ ‫م انل منر م‬
‫ض فءمرا ء‬ ‫ل ل مك م م‬‫جعم م‬‫ال سذ ءين م‬
‫داءدا وسا من نت م ن‬
‫م‬ ‫وا ل ءل لهء ا من ن م‬
‫جعمل م ن‬‫م فممل ت م ن‬ ‫ت رءنزءقا ل سك م ن‬
‫ملر ء‬‫ن الث س م‬
‫م م‬
‫ج ب ءهه ء‬ ‫خمر م‬‫مااءء فما م ن‬
‫م‬
‫ونْ م‬ ‫ت معنل م م‬
‫م ن‬
3

Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai
atap, dan dia menjatuhkan air (hujan) dari langit, kemudian dia memperoleh dengan
hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, sedangkan kamu Mengetahuinya”.

2. Aturan-aturan produksi dalam islam diantaranya sebagai berikut ini:


 Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
 Mencegah kerusakan dimuka bumi, termasuk mengatasi polusi, memelihara
keserasian, dan ketersediaan sumber daya alam.
 Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta
mencapai kesejahteraan. Kebutuhan yang wajib dipenuhi dalam prioritas yang
ditetapkan agama, adalah terkait dengan kebutuhan untuk tegaknya akidah/agama,
terpeliharanya nyawa, akal dan keturunan/kehormatan, dan untuk kemakmuran
material.
 Produkksi menurut Islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian umat.
Untuk itu hendaknya umat memiliki berbagai keahlian, kemampuan dan fasilitas
yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan sprituak dan material.
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spiritual maupun mental
dan fisik.
3. Pengertian Produksi
Produksi merupakan menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Kegunaan
suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk
semula. Dalam pengertian lain, produksi merupakan sebuah proses yang terlahir di muka
buni ini semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi adalah prinsip bagi
kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia di muka bumi. Ada juga yang

3
QS Al-Baqarah ayat 22
berpendapat bahwa produksi yaitu kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa
yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen.
Menurut Siddiqi Produksi yang Islami (1992) yaitu penyediaan barang dan jasa
dengan memperhatikan nilai-nilai keadilan dan kebijakan serta manfaat (mashlahah) bagi
masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang produsen telah bertindak adil serta
membawa kebijakan bagi masyarakat maka ia telah bertindak Islami. Produksi juga mata
rantai konsumsi, dengan cara menyediakan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan
konsumen. Produsen, sebagai mana konsumen, bertujuan untuk memperoleh maslahah
maksimum melalui aktifitasnya. Oleh karena itu, produsen dalam persepektif islam
bukanlah seorang pemburu laba maksimal melainkan pemburu maslahah. Ekpresi
maslahah dalam kegiatan produksi yaitu keuntungan dan berkah sehingga produsen akan
menenukan kombinasi antara bekah dan keuntungn yang memberikan maslahah.
Oleh karena itu, tujuan produsen tidak hanya laba, tetapi pertimbangan produsen
juga bukan semata pada hal yang bersifat sumber daya yang memiliki hubungan teknis
denga output, namun juga pertimbangan kandungan berkah (nin teknis) yang ada pada
sumber daya maupun output. Misalnya untuk menghasilkan baju diperlukan kain,
benang, tenaga kerja, dan mesin jahit, produsen tidak hanya memikirkan beberapa meter
kain dan benang yang diperlukan agar labanya maksimal, namun juga memprtimbangkan
jenis kain dan benang apa dan dibeli dengan harga berapa, berapa tenaga kerja yang
diperlukan, berapa baju yang akan dibuat agar maslahah mencapai maksimal.

4. Faktor-Faktor Produksi Islam


Menurut Yusuf Qardawi, faktor produksi yang utama menurut AlQuran adalah
alam dan kerja manusia. Produksi adalah perpaduan harmonis antara alam dan manusia.
Firman Allah swt. dalam QS. Huud ayat 61 yang artinya: ‘’Allah swt. telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) serta menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohon lah
ampunannya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya, sesugguhnya tuhan ku amat
dekat(rahmat-Nya) lagi memperkenalkan(doa hamba-Nya)”
Manusia sebagai faktor produksi dalam pandangan islam, harus dilihat dari
konteks fungsi manusia secara umum sebagai khalifah Allah di muka bumi. Sebagai
makhluk Allah yang paling sempurna, manusia memiliki unsur rohani dan unsur materi,
yang keduanya saling melengkapi. Karna unsur rohani tidak dapat dipisahkan dalam
mengkaji proses produksi. Bagaimana manusia memandang faktor-faktor produksi yang
lain menurut cara pandang Al Quran dan hadis. Al-quran dan hadis Rasulullah meberikan
arahan mengenai prinsip-prinip produksi sebagai berikut:
 Tugas manusia dimuka bumi sebagai khalifah Allah serta memakmurkan bumi
dengan ilmu dan amalnya,
 Islam selalu memotivasi untuk kemajuan dibidang produksi,
 Teknik produksi diserahkan kepada keinginan dan kemmpun manusia, dan
 Dalam berinovasi dan beresperimen, pada prinsipnya agama islam menyukai
kemudahan, menghindari mudarat dan memaksimalkan manfaat

5. Prinsip produksi dalam ekonomi Islam yang berkaitan dengan maqashid al-syari‟ah
antara lain:
a. Kegiatan produksi harus dilandasi nilai-nilai Islam dan sesuai dengan maqashid
al-syari‟ah. Tidak memproduksi barang/jasa yang bertentangan dengan penjagaan
terhadap agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
b. Prioritas produksi harus sesuai dengan prioritas kebutuhan yaitu dharuriyyat,
hajyiyat dan tahsiniyat.
 Kebutuhan dharuriyyat (kebutuhan primer) merupakan kebutuhan yang
harus ada dan terpenuhi karena bisa mengancam keselamatan umat
manusia. Pemenuhan
 kebutuhan dhururiyat terbagi menjadi lima yang diperlukan sebagai
perlindungan keselamatan agama, keselamatan nyawa, keselamatan akal,
keselamatan atau kelangsungan keturunan, terjaga dan terlidunginya harga
diri dan kehormatan
seorang, serta keselamatan serta perlindungan atas harta kekayaan.
 Kebutuhan hajiyyat (kebutuhan sekunder) merupakan kebutuhan yang
diperlukan manusia, namun tidak terpenuhinya kebutuhan sampai
mengancam eksistensi kehidupan manusia menjadi rusak, melainkan
hanya sekedar menimbulkan kesulitan dan kesukaran.
 Kebutuhan tahsiniyyat (kebutuhan tersier) merupakan kebutuhan manusia
yang mendukung kemudahan dan kenyamanan hidup manusia (Alaiddin
Koto, 2004).
c. Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek keadilan, sosial, zakat, sedekah,
infak dan wakaf.
d. Mengelola sumber daya alam secara optimal, tidak boros, tidak berlebihan serta
tidak merusak lingkungan.
e. Distribusi keuntungan yang adil antara pemilik dan pengelola, manajemen dan
Buruh.

6. Kaidah-kaidah berproduksi dalam islam diantaranya adalah:


a. Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap proses produksi,
b. Mencegah kerusakan dimuka dibumi, termasuk membatasi polusi, memelihara
keserasian dan ketersediaan sumber daya alam,
c. Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyrakat serta
mencapai kesejahteraan,
d. Produksi dalam islam tidak dapat terpisahkan dari tujuan kemandirian umat, serta
e. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia baik kualitas spiritual maupun
mental dan fisik.

C. KESIMPULAN

Dalam persfektif ekonomi Islam pada akhirnya mengerucut pada manusia dan
eksistensinya, yaitu mengutamakan harkat manusia. Tujuan kegiatan produksi adalah
menyediakan barang dan jasa yang memberi Secara teknis produksi adalah proses
mentransformasi input menjadi output. Kegiatan produksi mashlahah maksimum bagi
konsumen yang diwujudkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkat moderat
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ayoksinau.com/produksi-dalam-islam-pengertian-produksi-faktor-faktor-produksi-
prinsip-prinsip-produksi-dalam-ekonomi-islam-dan-efisiensi-produksi-lengkap/ diakses pada
tanggal 25 Februari 2019 pukul 12.56 WIB.

You might also like