You are on page 1of 12

BAB II

ILUSTRASI KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. P
Status Pekerja : Harian
Usia : 48 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan PT X Departemen Plantations Divisi Area I
(Spraying)
Lama Bekerja : 7 jam/hari, 6 hari/minggu
Alamat : Bedeng Gumak

B. Anamnesis Penyakit (Autoanamnesis pada 1 Maret 2014 )

Keluhan Utama : kulit gatal kemerahan di punggung


Keluhan Tambahan : kulit panas dan perih

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Balai Pengobatan Central PT X dengan keluhan kulit gatal


kemerahan di punggung. Keluhannya disertai panas dan perih. Keluhan ini
dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Awalnya, pasien mengatakan kulit punggungnya
berwarna kemerahan, disertai rasa gatal dan panas di seluruh punggungnya.
Pasien kemudian menggaruk punggungnya, sehingga menimbulkan lecet di
beberapa tempat.

4
Keluhan tersebut muncul setelah pasien pulang bekerja. Pasien bekerja sebagai
buruh spraying di PT. X divisi I. Tugasnya adalah menyemprot tanaman dengan
pestisida. Ia melakukan pekerjaannya sehari – hari dengan menggendong alat
spraying-nya, kemudian ada seorang pekerja yang akan menuangkan cairan
pestisida ke dalam alat semprot di punggung pasien. Setelah tabung semprot
penuh, secara tidak sengaja cairan pestisida yang dituangkan ke dalam tabung di
punggung pasien tumpah mengenai punggungnya. Sehingga kulit pasien menjadi
gatal kemerahan, dan terasa perih.

Setiap bekerja pasien menggunakan topi, baju panjang, celana panjang, sepatu
boot, penutup muka dari kaos dan sarung tangan. Pekerja yang lain pun banyak
yang berkontak langsung dengan pestisida. Beberapa orang rekan kerja pasien
juga mengalami keluhan seperti yang dikeluhkan pasien saat ini.

Karena keluhan dirasakan semakin parah, pasein memutuskan untuk


memeriksakan penyakitnya. Setelah bertemu dengan dokter, pasien diberi obat
salep dan dua macam obat minum.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengaku pernah mengalami keluhan yang sama 2 bulan yang lalu namun
sudah diobati dan sembuh.

5
C. Anamnesis Okupasi

1. Jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali, serta lama kerja di tiap
pekerjaan tersebut.

Tabel 1. Anamnesis Okupasi


Jenis Bahan/material yang Tempat kerja Lama kerja
pekerjaan digunakan (perusahaan)
Harian tetap, - Pestisida: Ametrin, Di kebun tebu dengan 7 jam/hari
bagian Parakuat, area pekerjan yang selama 6
penyemprotan 2,4-Diamin, Hastik panas hari/minggu
pestisida - APD:
topi, baju panjang,
celana panjang,
sepatu boot, penutup
muka dari kaos dan
sarung tangan kain

2. Uraian Tugas

Pasien merupakan pekerja harian yang bertugas menyemprot pestisida di


perkebunan tebu PT. X divisi I. Pekerjaan menyemprot sudah dijalani pasien
selama 20 tahun terakhir. Proses penyemprotan terdiri dari kelompok yang tiap
kelompok terdiri dari 8-12 orang. Setiap orang mempunyai hak untuk
menyemprot lahan seluas 0,5 hektar. Dapat dilakukan sendiri atau berkelompok
untuk meringankan beban kerja para penyemprot.

Proses penyemprotan dimulai dengan penyampuran pestisida dengan pelarut, ada


3 macam pestisida yang digunakan yaitu Ametrin 750 ml, Parakuat 200 ml, 24-
Diamin 500 ml yang semuanya merupakan herbisida yaitu untuk mengusir
tanaman hama dan gulma dan ada zat perekat yaitu Hastik 100 ml. Keempat jenis
zat tersebut dicampur dengan air dari tangki yang sudah tersedia mencapai

6
volume 200 liter dan dilarutkan sampai homogen. Setelah homogen, cairan
pestisida selanjutnya dituangkan ke alat penyemprot pestisida. Selanjutnya alat
penyemprot pestisida diletakkan di punggung dengan volume 16 Liter per tabung
penyemprot dan setiap petugas penyemprot mulai menyemprot lahan perkebunan
tebu sesuai dengan luas lahan yang telah ditentukan.

Gambar 1. Proses Kerja Penyemprot

Lama kerja dalam satu hari yaitu 7 jam, dan hari aktif ada 6 hari dalam seminggu,
pekerja aktif dalam masa giling (on season) kurang lebih selama 6 bulan. Untuk
penyemprotan perusahaan telah menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu
berupa masker debu dan sarung tangan karet. Perlengkapan yang digunakan
pasien berupa baju kaos lengan panjang, celana panjang, boot dan topi.
Perlengkapan yang digunakan mudah menyerap air sehingga cairan pestisida yang
tercecer pada baju dapat dengan mudah kontak dengan kulit dibawahnya. Dari
pihak perusahaan sendiri tidak menyediakan baju khusus untuk penyemprotan
pestisida.

APD yang telah disediakan perusahaan berupa masker dan sarung tangan kurang
digunakan secara benar oleh pekerja penyemprot. Sebagian dari mereka tidak
menggunakan sarung tangan dengan alasan sarung tangan cepat panas karena
terkena sinar matahari, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman selama proses
penyemprotan pestisida. Sebelum dilakukan penyemprotan, pihak perusahaan
selalu mengadakan pengarahan tentang tata cara penyemprotan pestisida dan
pentingnya penggunaan APD. Akan tetapi tingkat kesadaran pekerja yang masih
rendah sehingga masih terdapat beberapa pekerja yang tidak menggunakan APD
pada saat penyemprotan khususnya pekerja yang bertugas mencampur dan

7
menuangkan cairan pestisida ke alat penyemprot pestisida. Hal ini dapat
menimbulkan kecelakaan kerja di lapangan seperti kontak pestisida dengan kulit
dan mukosa mata, maupun terhirupnya pestisida yang mengakibatkan kecelakaan
kerja.

3. Bahaya Potensial

Tabel 2. Bahaya Potensial

Bahaya Masalah Kesehatan Tempat Lama


Potensial Kerja Kerja
Fisik Suhu Panas : terpapar panas yang Kebun Tebu 7 jam/hari
berlebihan dapat mengakibatkan
dehidrasi, dll.
Kimia Terkena Cairan pestisida Kebun Tebu 7 jam/hari
Biologis Terkena gigitan hewan seperti ular Kebun Tebu 7 jam/hari
Psikologis Beban kerja yang berat dapat Kebun Tebu 7 jam/hari
menimbulkan stress
Ergonomi Beban muatan di punggung, 16 Liter Kebun Tebu 7 jam/hari
per tabung semprot

4. Hubungan Pekerjaan degan Penyakit yang Dialami (Gejala / Keluhan


yang Ada)

Pekerjaan utama pasien adalah pekerja harian yang bertugas menyemprot


pestisida di perkebunan tebu PT. X divisi I. Pekerjaan dibagian ini rentan
kontak dengan pestisida jika proses penyemprotan dan APD yang digunakan
tidak sesuai standar. Misalnya, terhirupnya pestisida dapat mengakibatkan
keracunan pestisida, kontak pestisida dengan kulit dapat menimbulkan gatal-
gatal dan kemerahan pada kulit seperti pada dermatitis kontak iritan akibat
pestisida.

Analisis Hubungan Pekerjaan Dengan Terjadinya Penyakit akibat Kerja

8
Gambar 2. Diagram Fishbone

Berdasarkan diagram fishbone di atas dapat ditemukan akar sebab terjadinya


penyakit akibat kerja adalah tiga faktor man, material, dan method.

1. Faktor Manusia
Sebagian pekerja harian di areal perkebunan termasuk pasien ini memiliki latar
belakang pendidikan dasar. Ini mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
kepedulian mereka terhadap kesehatan. Sehingga, faktor manusia yang
berperan menimbulkan penyakit akibat kerja pada pasien terjadi akibat
kurangnya pengetahuan mengenai zat –zat iritan yang dapat menyebabkan
dermatitis kontak iritan. Pengetahuan ini berupa pengetahuan jenis – jenis
pestisida maupun bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh pestisida
tersebut. Rendahnya kesadaran pekerja untuk menggunakan APD yang sesuai
juga menjadi sebab terjadinya masalah.

2. Faktor Metode

9
Faktor metode yang berperan menimbulkan penyakit akibat kerja pada pasien
ini adalah metode penuangan herbisida secara manual oleh pekerja lain rentan
untuk terjadinya tumpahan ke punggung pekerja spraying. Ketika menuang,
cairan herbisida dapat terciprat dan kontak dengan punggung pekerja.

Selain itu, proses spraying dengan menggunakan tabung dan handle di sisi
samping tubuh pasien, rentan untuk menimbulkan gesekan anatara handle dan
kulit. Ketika berlangsung terus menerus, gesekan tersebut dapat menimbulkan
lesi pada punggung samping pasien.

3. Faktor Material
Baju pekerja spraying yang digunakan adalah baju kaos lengan panjang dengan
sarung tangan kaos. Bahan – bahan tersebut dapat dengan mudah menyerap air,
termasuk menyerap cairan yang terciprat di punggung pekerja spraying ketika
herbisida dituangkan dalam tabung semprot di punggunggnya. Ketika cairan itu
terserap lewat bahan kain tersebut, maka terjadi pula kontak antara herbisida
dengan kulit punggung pasien.

D. Pemeriksaan Fisik (1 Maret 2014)

Status Present

 Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan


 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Pernapasan : 20 x/menit
 Suhu : 36,80C

Status Generalis

KEPALA

 Bentuk : normocephal
 Rambut : hitam, lurus, tidak mudah dicabut

10
 Mata : sklera anikterik, konjungtiva tidak pucat
 Telinga : liang lapang, serumen (-)
 Hidung : deviasi septum (-)
 Mulut : bibir kering

LEHER

 Bentuk : simetris
 Trakhea : di tengah
 KGB : tidak teraba pembesaran KGB

THORAX

Paru

 Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan napas simetris kanan dan kiri


 Palpasi : Fremitus vokal simetris kanan dan kiri
 Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
 Auskultasi : Suara napas vesikuler pada seluruh lapang paru, rhonki
(-/-), wheezing (-/-)

Jantung

 Inspeksi : Iktus Kordis tidak terlihat


 Palpasi : Iktus Kordis tidak teraba
 Perkusi : Batas atas di sela iga III linea parasternal kiri
Batas kanan di sela iga IV linea parasternal kanan
Batas kiri di sela iga V linea midklavikularis kiri
 Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN

 Inspeksi : perut datar, simetris


 Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
 Perkusi : timpani, nyeri ketuk (-)
 Auskultasi : bising usus (+) normal

EKSTREMITAS

 Superior : edema (-)


 Inferior : edema (-)

11
Status Dermatologis

Pada regio punggung, tampak lesi berbentuk macula eritema dan hiperpigmentasi,
berbatas tidak tegas dan asimetris disertai daerah eksoriasi.

Gambar 3. Status Dermatologis

E. Diagnosis Okupasi

a) Diagnosa klinis/kerja :
Diagnosis banding :
-Dermatitis Kontak Iritan
-Vulnus eksoriatum
Diagnosa Klinis :
-Dermatitis Kontak Iritan

b) Identifikasi pajanan yang dialami :


 Tempat kerja : PT X divisi I bagian penyemprotan pestisida
 Lama kerja : 20 tahun selama musim tumbuh (6 hari
perminggu, 7 jam per hari, selama 6 bulan).
 Pajanan fisik : suhu panas area perkebunan tebu

12
 Pajanan kimiawi : cairan pestisida
 Biologis : terkena gigitan hewan seperti ular
 Psikologis : area penyemprotan seluas 0,5 hektar per orang
menjadi beban pekerja
 Ergonomi : Beban muatan di punggung, 1 tabung sebesar 16 L
volume cairan pestisida

c) Hubungan pajanan dengan penyakit:


Kecelakaan kerja yang terjadi pada pasien ini adalah terpaparnya kulit
punggung oleh cairan pestisida pada saat penyemprotan di area
perkebunan tebu. Bahan kimia dalam kasus ini berupa pestisida. Menurut
Cohen (1999) pestisida merupakan penyebab terbesar dermatitis kontak
iritan di tempat kerja. Bahan kimia untuk dapat menyebabkan kelainan
pada kulit ditentukan dari ukuran molekul, daya larut dan konsentrasi.
Faktor man dan methode dan material sangat berperan dalam terjadinya
kecelakaan kerja ini.

d) Signifikansi tingkat pajanan terhadap timbulnya penyakit:


Lamanya pajanan pestisida pada pekerja yaitu selama 7 jam per hari, 6
hari per minggu sehingga menimbulkan kontak yang cukup signifikan
antara pekerja dengan pestisida.

e) Identifikasi kerentanan individu :


Kurangnya pengetahun tentang zat-zat iritan serta rendahnya kesadaran
penggunaan APD pada saat bekerja mengakibatkan lebih rentannya kontak
antara pestisida dengan pekerja baik melaui kulit, mukosa, maupun
inhalasi.

f) Investigasi pajanan non okupasi :


Tidak didapatkan pajanan non okupasi pada pasien ini.

g) Penetapan diagnosis penyakit akibat kerja:

13
Dapat disimpulkan bahwa penyakit pasien ini adalah dermatitis kontak
iritan yang dapat dikategorikan sebagai penyakit akibat kerja.

F. Kategori Kesehatan

Kondisi kesehatan tak mengganggu kemampuan fisik dalam proses kerja.

G. Penatalaksanaan

Medikamentosa:

1. Analgetik 3 x1 tab

2. Steroid 2x1 tab

3. Antihistamin 4 mg 3x1 tab

4. Salep steroid 2 x sehari

5. Non-Medikamentosa

Edukasi :

1. Mengenali jenis – jenis pestisida dan bahayanya bagi kesehatan diri.


Sehingga pekerja memiliki kesadaran untuk melakukan proses kerja
dengan aman.
2. Mencegah kontak langsung dengan zat-zat yang dapat menimbulkan
DKI. Seperti dengan memakai APD untuk menghindari kontak kulit
dengan cairan atau zat-zat kimia lain. Diantaranya ialah sarung tangan
kulit, topi, google, masker, baju panjang, celana panjang, kaos kaki,
sepatu boots dilengkapi dengan apron atau baju plastik supaya
terhindar kontak langsung terhadap kulit maupun terhirup.
3. Menggunakan pompa manual pada saat menuangkan pestisida dari
drum ke dalam tabung semprot pekerja spraying.

14
H. Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanationam : ad bonam

15

You might also like