You are on page 1of 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding pembuluh arteri, sebagai akibat
pemompaan dan aliran darah ke dalam pembuluh darah. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan sfigmomanometer.tujuan dari pemeriksaan tensi yaitu untuk mengetahui denyut
nadi (irama, frekuensi, dan kekuatannya)

2.2 Cara pemeriksaan tekanan darah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat memeriksa tekanan darah:

1. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada posisi duduk ataupun berdiri. Kedua
posisi pengukuran itu dapat dipilih mana yang disukai karena keduanya menghasilkan
pembacaan yang sama. Namun, yang penting lengan harus lurus dan dapat diletakkan
secara santai. Lengan yang menekuk dapat mengakibatkan gangguan dalam pembacaan
tekanan darah.
2. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk menghasilkan pembacaan angka yang
lebih tinggi daripada posisi berbaring. Namun, perbedaan ini tidak begitu besar atau
mencolok. Dengan demikian, Anda dapat memilih posisi yang dianggap nyaman.
3. Kondisi tubuh dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Misalnya tekanan darah yang
diukur saat bangun tidur dengan setelah berolahraga akan mengahsilkan tekanan darah
yang berbeda. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya duduk sebentar selama 10 menit
sebelum melakukan pengukuran tekanan darah. Selain itu, jangan minum kopi atau
merokik jika merencanakan untuk mengukur tekanan darah. Minum kopi dan merokok
dapat menaikkan tekanan darah. Untuk mendapatkan gambaran tekanan darah yang
mendekati kondisi sebenarnya, sebaiknya pengukuran dilakukan pada pagi hari atau
sebelum tubuh melakukan aktivitas/kegiatan.
4. Lakukan poengukuran darah 2-3 kali dalam sekali pemeriksaan. Apabila terjadi
perbedaan hasil pengukuran maka diambil angka yang terkecil. Adakalanya tekanan
darah seseorang sukar diukur sehingga diperlukan beberapa kali pengukuran. Ada
beberapa kemungkinan penyebabnya, kemungkinan denyut nadi kurang begitu terasa.
Jika hal ini penyebabnya, usahakan berpindah ke daerah lain yang denyut nadinya lebih
terasa. Ada kemungkinan peralatan yang digunakan mengalami gangguan atau
performannya menurun. Oleh karena itu, pastikan semua peralatan selalu dalam kondisi
prima sehingga siap digunakan dan memberikan hasil yang memuaskan.
5. Ukuran manset harus diperhatikan, yaitu harus pas dengan lengan. Ukuran manset yang
tidak sesuai, terlalu besar atau terlalu kecil, dapat mengganggu proses pengukuran
tekanan darah. Oleh karena itu, sebaiknya tersedia tiga jenis manset untuk anak, dewasa,
dan orang yang berbadan gemuk.
6. Jangan menahan kencing. Sebaiknya buang airlah terlebih dahulu sebelum melakukan
pengukuran tekanan darah. Kandung kemih yang penuh air kencing dapat mempengaruhi
hasil pengukuran. Kopi bersifat diuretik yang akan memacu pengeluaran air melalui
ginjal. Oleh kerana itu, jangan minum kopi jika merencanakan melakukan pengukuran
tekanan darah.
7. Tekanan darah pada anak-anak dan remaja lebih rendah daripada orang dewasa.

Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan darah seseorang mulai dari :

1. Kekuatan jantung memompakan darah, membuat tekanan yang dilakukan jantung


sehingga darah bisa beredar keseluruh tubuh dan darah dapat kembali lagi kejantung.

2. Viskositas (kekentalan) darah, disebabkan oleh protein plasma dan jumlah sel darah yang
beredar dalam aliran darah.

3. Elastisitas dinding aliran darah, didalam arteri tekanan lebih besar dari pada dalam vena
sebab otot yang membungkus arteri lebih elastis dari pada vena.

4. Tahanan tepi, tahanan yang dikeluarkan oleh darah mengalir dalam pembuluh darah
dalam sirkulasi darah yang berada dalam arterial.
Batas normal tekanan darah berdasarkan usia:

Umur Batas normal Hipertensi

Umur Dibawah 2 < 104(sistolik) / 70(diastolik) > 112(sistolik) / 74(diastolik)


tahun mmHg mmHg

Umur 3 – 5 Tahun < 108(sistolik) / 70(diastolik) > 116(sistolik) / 76(diastolik)


mmHg mmHg

Umur 6 – 9 Tahun < 114(sistolik) / 74(diastolik) > 122(sistolik) / 78(diastolik)


mmHg mmHg

Umur 10 – 12 < 122(sistolik) / 78(diastolik) > 126(sistolik) / 82(diastolik)


Tahun mmHg mmHg

Umur 13 – 15 < 130(sistolik) / 80(diastolik) > 136(sistolik) / 86(diastolik)


Tahun mmHg mmHg

Umur 16 – 20 < 136(sistolik) / 84(diastolik) > 140(sistolik) / 90(diastolik)


Tahun mmHg mmHg

Umur 20 – 45 < 120-125(sistolik) / 75- > 135(sistolik) / 90(diastolik)


Tahun 80(diastolik) mmHg mmHg

Umur 45 – 60 < 135-140(sistolik) / 85(diastolik) > 140-160(sistolik) / 90-


Tahun mmHg 95(diastolik) mmHg

Umur > 65 Tahun < 150(sistolik) / 85(diastolik) > 160(sistolik) / 90(diastolik)


mmHg mmHg

Keterangan :

 Tanda ( < )= Kurang dari

 Tanda ( > )= Lebih dari

 Sistolik = Tingkat tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh

 Diastolik = Tingkat tekanan ketika jantung beristirahat sejenak sebelum kembali


memompa lagi

 mmHg = Ukuran tekanan / Tenaga mm air raksa

Cara terbaik untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah dengan memperhatikan asupan yang
masuk , aktivitas yang di lakukan serta mematuhi anjuran dari dokter .

Persiapan alat:

1. Sfigmomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara dan manset.
2. Kapas alcohol dan tempatnya
3. Nirbeken (bengkok)
4. Stetoskop
5. Alat tulis
6. Buku catatan

Prosedur pemeriksaan tensi:

Cara auskultasi:

1. Tempatkan alat-alat kedekat klien.


2. Cuci tangan dan atur klien pada posisi duduk atau berbaring dengan nyaman.
3. Pastikan manset yang akan digunakan sudah kosong dari udara.
4. Periksa kembali monometer aneroid atau manometer air raksa apakah dapat digunakan
dengan baik.
5. Cuci steteskop menggunakan kapas yang telah diberi cairan alkohol.
6. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi terlentang.
7. Lengan baju diangkat setinggi bahu.
8. Lalu tempatkan manset pada lengan kanan atau kiri (jangan terlalu renggang dan juga
jangan terlalu kuat)
9. Tempatkan steteskop pada daerah tersebut (arteri brakialis)
10. Pastikan kedua selang terhubung dengan manset.
11. Sekrup balon karet ditutup dan pengunci air raksa di buka.
12. Letakkan diafragma tepat di atas nadi.
13. Pompa dengan cara menekan balon.
14. Sekrup balon dibuka perlahan-perlahan sehingga air raksa turun.
15. Dengarkan terus sampai denyutan terakhir.
16. Catat hasil dengan cara sistol di atas dan di astole di bawah.
17. Jika prosedur akan di ulang tunggu 1-2 menit.
18. Buka manset dari tangan klien.
19. Rapikan klien dengan posisi awal.
20. Catat hasil.
21. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Cara Palpasi:

1. Jelaskan prosedur pada klien


2. Cuci tangan
3. Atur posisi klien
4. Letakkan lengan klien yang hendak diukur pada posisi terlentang
5. Lengan baju dibuka
6. Pasang manometer pada lengan kanan/kiri atas, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti (Siku
lengan bagian dalam). Jangan terlalu ketat atau terlalu longgar
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis (nadi pada siku bagian dalam) dekstra/sinistra
dengan jari tangan kita
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak
teraba
10. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar
sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
11. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba. Nilai ini menunjukkan
tekanan sistolik secara palpasi dan tak mungkin dengan cara ini menemukan tekanan
diastolik
12. Catat hasil
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

2.3 Pengertian denyut nadi

Denyut nadi adalah suatu keadaan mengembang dan mengempisnya pembuluh darah arteri
secara teratur, akibat desakan darah ke dalam pembuluh darah arteri, sebagi hasil kontraksi
vertikel kiri. Denyut nadi merupakan indikator untuk menilai system kardiovaskuler. Denyut
nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dengan
menggunakan alat elektronik sederhana maupun canggih.

2.4 Cara pemeriksaan denyut nadi

Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daerah arteri radialis pada pergelangan
tangan, arteri brakialis pada siku bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis pada
samping muka bagian atas didepan-atas telinga, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan pada
arteri frontalis pada bayi.
 Arteri radialis pada pergelangan tangan
 Arteri brachialis pada siku bagian dalam
 Arteri carotis pada leher
 Arteri temporalis pada pelipis
 Arteri femoralis pada lipatan paha
 Arteri dorsalis pedis pada kaki
 Arteri frontalis pada ubun-ubun (untuk bayi)

Faktor Yang Mempengaruhi Denyut Nadi


Denyut nadi dapat sangat bervariasi antara satu orang dengan orang lain. Ada banyak faktor yang
mempengaruhinya, faktor tersebut antara lain :
1. Umur
Bayi yang baru lahir akan memiliki frekuensi nadi yang lebih tinggi, dibandingkan anak-
anak atau orang dewasa.
2. Jenis kelamin
Pada umumnya wanita memiliki denyut nadi yang lebih tinggi dibandingkan laki – laki.
3. Tingkat kebugaran
Semakin tinggi tingkat kebugaran seseorang maka akan semakin rendah denyut nadinya.
Hal ini terjadi karena olahraga dapat meningkatkan kesehatan jantung sehingga Jantung
akan mampu memompa darah lebih banyak pada setiap detakkannya.
4. Berat badan
Pada umumnya penderita obesitas akan memiliki kisaran denyut nadi lebih tinggi, karena
tubuh yang lebih besar akan meningkatkan beban kerja jantung untuk memompa darah
5. Gaya hidup
Gaya hidup termasuk stres, ataupun trauma dapat menyebabkan denyut nadi mengalami
peningkatan
6. Obat
Penggunaan obatan- obatan tertentu dapat menekan frekuensi nadi.
7. Kehamilan
Denyut nadi umumnya mengalami peningkatan pada saat hamil karrena jantung akan
memompa darah lebih banyak agar janin bisa berkembang.
8. Aktivitas
Frekuensi nadi juga dapat meningkat setelah makan, setelah aktivitas fisik, dan setelah
berolahraga. Hal ini terjadi selama beraktivitas tubuh akan membutuhkan oksigen yang
lebih banyak
9. Kondisi medis
Beberapa penyakit seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau diabetes. Pada
umumnya penderitanya akan memiliki frekuensi denyut nadi yang lebih tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat memeriksa denyut nadi:

Seseorang berada dalam kondisi istirahat, santai, dan sedang tidak melakukan aktivitas fisik.

Denyut nadi normal:

 Bayi = 120 sampai dengan 150 kali/ menit


 Anak = 80 sampai dengan 150 kali/ menit
 Dewasa = 60 sampai dengan 90 kali/ menit

Persiapan alat:

1. arloji yang menggunakan jarum detik


2. buku catatan
3. alat tulis

Prosedur kerja:

1. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien.


2. Membawa alat-alat kedekat klien.
3. Cuci tangan.
4. Atur posisi klien.
5. Letakkan kedua lengan disisi tubuh.
6. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
7. Pemerikaan denyutan dengan menggunakan ujung jari telunjuk,jari tangan,dan jari
manis,tentukan frekuensi permenit dan keakuratan irama serta kekuatan denyutan.
8. Tangan yang lain memegang arloji,hitung dengan 60 detik\30 detik lalu kalikan total
hitungan dengan 2.
9. Catat hasil.
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding pembuluh arteri, sebagai akibat
pemompaan dan aliran darah ke dalam pembuluh darah. Rata-rata tekanan darah normal
biasanya 120/80 mmHg. Secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah
sistolik (tekanan puncak) dan diastolik (tekanan terendah).

Denyut nadi adalah suatu keadaan mengembang dan mengempisnya pembuluh darah arteri
secara teratur, akibat desakan darah ke dalam pembuluh darah arteri, sebagi hasil kontraksi
ventrikel kiri. Frekuensi nadi normal bervariasi dari 120 pada bayi, 80 pada anak-anak, 60 pada
pada orang dewasa.

Terdapat perbedaan antara tekanan darah dan denyut nadi antara aktivitas normal, aktivitas
ringan, dan aktivitas berat. Dimana semakin berat aktivitas yang dilakukan maka semakin besar
pula tekanan jantung yang akan dihasilkan dan denyut nadi yang dihasilkan.

You might also like