Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan tata laksana Ibu Hamil terinfeksi HIV,
Sifilis dan Hepatitis B sesuai standar
Tujuan Khusus :
1. Melakukan penatalaksanaan antenatal bagi ibu dengan HIV dan ibu yang belum
diketahui status HIV , Sifilis dan Hepatitis B nya.
2. Melakukan penatalaksanaan persalinan bagi ibu dengan HIV, Sifilis dan Hepatitis B
dan ibu yang belum diketahui statusnya.
3. Melakukan penatalaksanaan nifas bagi ibu dengan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dan
ibu berisiko yang status HIV, Sifilis dan Hepatitis B nya belum diketahui.
4. Memberikan pilihan kontrasepsi yang dapat dipilih oleh ibu dengan HIV, Sifilis dan
Hepatitis
Pokok Bahasan
1. Penatalaksanaan antenatal bagi ibu:
• Penatalaksanaan antenatal bagi ibu dengan HIV, Sifilis dan Hepatitis
• Penatalaksanaan ibu yang belum diketahui statusnya
2. Penatalaksanaan persalinan bagi ibu:
• Penatalaksanaan persalinan bagi ibu dengan HIV, Sifilis dan Hepatitis B
• Penatalaksana persalinan ibu yang belum diketahui statusnya.
3. Penatalakasanaan nifas bagi ibu dengan atau tanpa diketahui HIV,
Sifilis dan Hepatitis B
4. Kontrasepsi yang dapat dipilih oleh ibu dengan HIV, Sifilis dan
Hepatitis B
Pentingnya PPIA
◼ Pad tahun 2016, dari 726.764 ibu hamil yang melakukan
konseling dan tes HIV terdapat 4.389 {0,6%) terinfeksi
HIV.
◼ > 90% bayi terinfeksi HIV tertular dari ibu HIV (+).
◼ Penularan tersebut dapat terjadi pada sat kehamilan,
persalinan, selama menyusui.
Panduan PPIA 2013
❖ Peningkatan cakupan :
semua ibu hamil ditawarkan untuk tes HIV
❖ Semua ibu hamil dengan HIV (+) diberi ARV tanpa memandang
CD4 nya & usia kehamilan
• Tes HIV dan Sifilis sudah menjangkau bumil di layanan Puskesmas dan
jaringannya, belum menjangkau ibu hamil yang ANC di Klinik swasta, BPM,
dan Rumah Sakit
• Pemeriksaan Hepatitis harus menjangkau bumil di layanan primer
sampai tersier
• Ibu hamil yang dirujuk untuk tes HIV tidak datang ke puskesmas yang
melayani tes HIV
• Terdapat kesalahan pemahaman penggunaan informed consent.
KIA adalah PITC, bukan VCT → Semua ibu yang ANC, ditawarkan dan di tes
HIV. Apabila menolak, baru menandatangani informed consent tersebut
Tantangan
Risiko tertinggi
1% 4% 12% 8% 7% 3%
Asuhan Antenatal 10 T
Ukur Tinggi Badan, Berat Badan, Tekanan darah, Ukur Status Gizi,
Tinggi Fundus Uteri,Presentasi Janin dan DJJ, Pemberian Tablet
Tambah Darah, Status Tetanus Toksoid, Tes Laboratorium, Tata
laksana kasus, dan Konseling
Untuk tes laboratorium : Hemoglobin, Glukoproteinurin, Golongan
darah, HIV, HBsAg, Sifilis
❖ Semua ibu hamil dengan HIV (+) diberi ARV tanpa memandang
CD4nya & usia kehamilan
Pasal 24
1). ……………
2). TIPK tidak dilakukan dalam hal pasien menyatakan tidak bersedia secara tertulis.
3). dst
Penggunaan ARV selama kehamilan akan
menurunkan jumlah virus dalam darah ibu
Semua ibu hamil dengan HIV yang tidak memenuhi syarat secara medis untuk
ARV Terapi (ART)
diberi ARV untuk PPIA segera setelah diketahui hamil
dan akan diteruskan seumur hidupnya
Prinsip Pengobatan
Pengobatan dasar
Pengobatan Dasar
❖ Obat simptomatik
❖ Vitamin
❖ Olah raga
❖ Dukungan Psikososial
Prinsip Pengobatan
ART
Pengobatan IO
Pengobatan dasar
Turunkan Viral Load serendah-rendahnya
Sikap:
Minum ARV teratur
Memulai ARV pada kehamilan
secepatnya
Menunda untuk memulai ARV
• Ibu sering mengalami mual dan muntah berlebihan (hiperemesis)
• Berada pada Trimester 1 dan ibu sangat khawatir tentang risiko ARV
terhadap janinnya
Tetapi
Jika status klinis atau status imun ibu dalam keadaan SAKIT BERAT, maka
manfaat ARV terapi DINI lebih baik dibanding risiko terhadap janinnya
Manfaat antiretroviral
HAART
• ODHA sedang menggunakan ART dan • Lanjutkan rejimen (bila menggunakan EFV
kemudian hamil diteruskan, tidak perlu diganti)
• Lanjutkan dgn ARV yg sama selama dan
sesudah persalinan
Tatacara ART 2012
3
Situasi Klinis Rekomendasi Pengobatan
• ODHA hamil dengan hepatitis B yang • TDF (1x300mg) + 3TC(or FTC) (2x150mg)
memerlukan terapi + NVP (2x200mg) atau
3. Laktasi:
• Susu Formula Eksklusif (bila memenuhi syarat AFASS)
• ASI Eksklusif (max 6 bln) dgn ARV bagi ibu dan bayi
Sikap:
1. Minum Roboransia
2. Pola Hidup Sehat:
• Cukup nutrisi, cukup istirahat, cukup olahraga
• Tidak merokok, tidak minum alkohol
3. Menggunakan kondom:
• Mencegah infeksi baru (bila pasangan non odha)
• Mencegah superinfeksi (bila pasangan odha)
Concentration of HBV in Body
Fluids
High Low/Not Detectable
Moderate
1% 4% 12% 8% 7% 3%
Kewaspadaan standar
Dilakukan pada SEMUA penatalaksanaan persalinan baik per vaginam
maupun seksio sesaria
Persalinan pervaginam
Risiko penularan meningkat apabila terjadi Proses
Persalinan (inpartu) dan Ketuban Pecah Dini
Bila terjadi KPD 4 jam atau lebih, pertimbangkan
percepat persalinan
Seksio Sesarea Elektif 1. Risiko penularan yang rendah (2- 1. Lama perawatan bagi ibu lebih panjang.
(Bedah sesar terencana) 4%), atau dapat mengurangi resiko 2. Perlu sarana dan fasilitas pendukung yang
penularan sampai 50-66% lebih memadai
2. Terencana 3. Risiko komplikasi bedah dan anestesi selama
operasi dan pasca operasi
4. Biaya lebih mahal.
PRINSIP PENULARAN HIV
• E = Exit
(virus harus keluar dari tubuh orang yang terinfeksi)
• S = Survive
(virus harus bertahan hidup diluar tubuh)
• S = Sufficient
(J=jumlah virus harus cukup untuk dapat menginfeksi)
• E = Enter
(virus masuk ketubuh orang lain melalui aliran darah)
IMD pada operasi SC
dengan HIV
Penatalaksanaan Nifas Bagi Ibu
terinfeksi HIV
Penatalaksanaan Nifas 1/2
1.Viral load tidak terdeteksi: bila viral load sudah tidak terdeteksi, maka
kemungkinan penularan HIV dari ibu ke bayi rendah.
2.Kadar CD4 lebih dari 350 sel/mm3: kadar CD4 yang tinggi merupakan tanda
bahwa kekebalan tubuh ibu cukup baik dan layak untuk hamil. Dengan kadar
CD4 kurang dari 350 sel/mm3 maka ibu akan rentan terhadap infeksi
sekunder yang akan membahayakan ibu dan dan janin di masa kehamilannya.
Perencanaan kehamilan
Aspek sosial mencakup hal-hal di bawah ini :
1.Pemeriksaan kadar CD4 dan viral load, untuk mengetahui apakah sudah
layak untuk hamil.
2.Bila VL tidak terdeteksi atau kadar CD4 lebih dari 350 sel/mm3, sanggama
tanpa kontrasepsi dapat dilakukan, terutama pada masa subur.
3.Bila kadar CD4 masih kurang dari 350 sel/mm3, minum ARV secara teratur
dan disiplin minimal selama enam bulan dan tetap menggunakan kondom
selama sanggama.
Perencanaan kehamilan
Persiapan pasangan dari perempuan dengan HIV yang ingin
hamil :
Perempuan HIV
Kontrasepsi hormonal
Dalam terapi ARV Tidak dalam terapi
ARV
Pil KB kombinasi √
Pil progesteron √
1 2
Kurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positif
Sikap:
1. Cegah HIV pada seluruh wanita usia reproduksi
2. Cegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita usia
reproduksi terinfeksi HIV
Keputusan untuk hamil:
• Pasangan
• Konseling • Dukungan Keluarga
• Pengobatan
• Pemantauan Pertimbangan dokter:
• CD4 > 500
• Viral load tidak terdeteksi
• Minum ARV teratur 6bln
Ringkasan
Semua ibu hamil harus ditawarkan pemeriksaaan HIV
Pada perempuan hamil dengan HIV positiv pemberian ARV penting untuk
mencegah tranmisi infeksi ke bayi
Masa persalinan mempunyai risiko tertinggi dalam penularan HIV dari Ibu ke
Bayi dibanding masa kehamilan dan nifas
Pada dasarnya persalinan ibu dengan HIV dapat dilaksanakan di semua
fasilitas kesehatan, dengan menerapkan kewaspadaan universal standar
Partus pervaginam tidak menjadi masalah asalkan ibu sudah minum ARV
minimal 6 bulan. Seksio sesarea berencana merupakan pilihan apabila
fasilitas memadai
Kondom tetap digunakan, namun hanya merupakan proteksi untuk
pencegahan infeksi
Penjelasan