You are on page 1of 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

“TUBERKOLOSIS PARU (TBC)”

A. DEFINISI
Tuberkolosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycrobacterium Tuberculasi yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ
tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernafasan dan saluran
pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi
droplet yang berasal dari orang orang yang terinfeksi bakteri tersebut (Sylvia A.
Price, 2006)

B. ETIOLOGI
Penyebab tuberkulosis adalah Myvrobacterium tubercolosis. Basil ini tidak
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari dan sinar
ultraviolet. (Wim de Jong, 2005 )
Setelah organism terinhalasi dan masuk paru-paru bakteri dapat bertahan hidup
dan menyebar kenodus limfatikus lokal. Penyebaran melului aliran darah ini dapat
menyebabkan TB pada orang lain. Dimana infeksi laten dapat bertahan sampai
bertahun-tahun ( Pfiser Davey, 2007)
Dalam perjalanan penyakitnya terdaapat 4 fase ( Wim de Jong, 2005)
1. Fase 1 (fase Tuberkulosis Primer)
Masuk kedalam paru dan berkembang biak tanpa menimbulkan reaksi
perta+wfggnbvhanan tubuh.
2. Fase 2
3. Fase 3 (Fase Laten) : fase dengan kuman yang tidur bertahun-tahun
/seumur hidup) dan reaktifitas jika terjadi perubahan keseimbanagn daya
tahan tubuh dan bisa terdapat di tulang panjang, vertebra, tuba fallopi,
kelenjar limf hilus, leher dan ginjal.
4. Fase 4 : dapat sembuh tanpa cacat atau sebaliknya, juga dapat menyebar
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi tuberkulosis menurut Amercan Thoracic Society

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 1


1. Kategori 0 : Tidak pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, riwayat kontak
negative, test tuberculin negatif.
2. Kategori 1 : Terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi. Disini
riwayat kontak positif, test tuberkulin negatif.
3. Kategori 2 : Terinfeksi tuberkulosis tetapi tidak sakit. Test tuberkulin
positif, radiologis dan sputum negatif.
4. Kategori 3 : Terinfeksi tuberculosis dan sakit
Klasifikasi di Indonesia di pakai berdasarkan kelainan klinis, radiologis, dan
makrobiologis.
1. Tuberkulosis paru
2. Bekas tuberkulosis paru
3. Tuberkulosis pareu tersangka, yang dibagi dalam :
- TB tersangka yang diobati : sputum BTA (-), tetapi tanda-tanda lain
positif.
- TB tersangka yang tidak diobati : sputum BTA negative dan tanda-tanda
lain juga meragukan.
Klasifikasi WHO 1991 TB dibagi dalam 4 kategori yaitu : (Sudoyo, 2009)
Kategori 1 , ditunjukan terhadap :
- kasus baru dengan sputum positif
- Kasus baru dengan bentuk TB berat
Kategori 2 , ditunjukan terhadap :
- kasus kambuh
- Kasus gagal dengan sputum BTA positif
Kategori 3 , ditunjukan terhadap :
- Kasus BTA negatif dengan kelainan paru agak luas.
- Kasus TBC ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori.
Kategori 4 , ditunjukan terhadap : TB kronik

D. MENIFESTASI KLINIK

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 2


1. Sistemik : malaise, anoreksia, berat badan menurun dan keluar keringat
malam.
2. Akut : demam tinggi seperti flu dan menggigil.
3. Milier : demam akut, sesak nafas dan sianosis
4. Respiratorik : batuk lebih dari 2 minggu, sputu, yang mukoid atau
kopurulen, nyeri dada, batuk darah, dan gejala lain. Bila ada tanda-tanda
penyebaran ke organ seperti pleura, akan terjhadi nyeri pleura, sesak nafas,
ataupun gejala meningeal seperti nyeri kepala, kaku kuduk, dan lain
sebagainya.
(Ardiansyah. M, 2012)

E. PATOFISIOLOGI
Post desentri kuman mycrobacterium tuberculosis adalah saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi
terjadi melalui udara (airbone) yaitu melalui inhalasi dropplet yang mengandung
kuman-kuman basil tuberkel yang terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai
alveolus dan di inhalasi biasanya terdiri atas satu sampai tiga gumpalan. Basil
yang lebih besar cenderung bertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus.
Sehingga tidak menyababkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus
kuman akan ,ulai mengakibatkan peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak
memfagosit bakteri di tempat ini, namun tidak membunuh organisme tersebut.
Sesudah hari pertama maka leukosit di ganti oleh makrofag. Alveoli yang
terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa
yang tertinggal atau dapat berjalan terus menerus dan bakteri difagosit atau
berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju
getah regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan
sebagian bersatu, sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit yang dikelilingi oleh
fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10-20 jam (Ardiansyah. M, 2012).

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 3


Menjurut mansjoer, dkk (1999 : hal 472) pemeriksaan diagnostik yang
dilakukan pada klien dengan tuberculosis paru, yaitu :
1. Labolatorium darah rutin : LED normal/ meningkat, limfositosis
2. Pemeriksaan sputum BTA : untuk memastikan diagnostik Tbparu, namun
pemeriksaan ini tidak spesifik karena hanya 30-70% pasien yang dapat di
diagnosis berdasarkan pemeriksaan ini.
3. Tes PAP (Peroksidase Anti Peroksidase
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining
untuk menentukan adanya IgG spesifik terhadap basil TB.
4. Test Mantoux/ Tuberkulin
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen stainning
untuk menentukan adamnya IgF spesifik terhadap basil TB.
5. Tekhnik Polymerase Chain Reaction
Deteksi DNA kuman secara spesifik melalui amplifikasi dalam meskipun
hanya satu mikroorganisme dalam spesimen jugfa dapat mendeteksi
adanya resistensi.
6. MYCODOT
Deteksi anti body memakai antigen liporabinomanan yang direkatkan pada
suatu alat berbentuk seperti sisir plastic, kemudian dicelupkan dalam
jumlah memadai memakai warna sisir akan berubah.
7. Pemeriksaan Radiologi : Rontgen Thorax PA dan Lateral
Gambaran fotoi thorax yang menunjang diagnosis TB yaitu :
 Bayangan lesi terletak dilapangan paru atas atau segmen apikal
lobus bawah.
 Bayangan berwarna (patchy) atau bercak (nodular)
 Adanya kavitas, tunggal atau ganda
 Kelainan bilateral terutama di lapangan atas paru
 Adanya klasifikasi
 Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudiaN.
 Bayangan millie
G. PENATALAKSANAAN

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 4


1. Pencegahan Tuberkulosis Paru
a) Pemeriksaan Kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul
serta dengan penderita TB paru BTA positif.
b) Mast Chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-
kelompok polulasi tertentu, misalnya karyawan rumah sakit atau
puskesmas atau balai pengobatan.
c) Vaksinasi BCG : reaksi positif terjadi jika setelah mendapat vaksinasi
BCG langsung terdapat reaski lokal yang besar dalam waktu kurang dari 7
hari setelah penyuntikan.
d) Kemoprokfilaksis, yaitu dengan menggunakan INH 5mg/kg BB selama 6-
12 bulan dengan tujuan mengahncurkan atau mengurangi populasi bakteri
yang masih sedikit.
e) Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang penyakit tuberkulosos
kepda masyarakat.
2. Pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Jenis obat utama (lini 1) yang digukanak adalah:
 Rifampisin
 INH
 Pirazinamid
 Streptomisin
 Etambutol
(Ardiansyah. M, 2012)

H. KOMPLIKASI
1. Komplikasi Dini
a) Pleuritis
b) Efusi pleura
c) Empiema
d) Laringitis dan TB usus
2. Komplikasi Lanjut
a) Obstruksi Jalan Nafas

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 5


b) Kor Pulmonale
c) Amiloidosis
d) Karsinoma paru dan sindrome gagal nafas.
(Ardiansyah. M, 2012)

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 6


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
“TUBERKOLOSIS PARU (TBC)”

1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Identitas klien dan keluraga meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, status perkawinan, alamat, pekerjaan.
b. Riwayat Kesehatan
Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya, Kaji
riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan, Kaji
riwayat pekerjaan pasien. Kaji keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit terdahulu dan riwayat penyakit keluarga.
c. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum dan TTV
Keadaan umum pasien TB paru dapat dilihat secara selintas dengan
menilai keadaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu perlu nuga dinilai
secara umum tentang kesadaran pasien seperti composmentis,
soporcoma, apatis dan somnolen. Biasanaya hasil poemeriksaan fisik
pada pasien dengan TBC, TTV menunjukan peningkatan suhu tubuh
yang signifikan, frekuensi pernafasan meningkat disertai dengan sesak
nafas, denyut nadi meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh
dan pernafasan.
2. Pengkajian Psiko – Sosiso-Spiritual
Pada konduisi klinis pasien dengan TBC sering mengalami kecemasan
sesuai dengan keluhan yang dialaminya. Perlu ditanyakan kondidi
pemukiman hal ini penting mengingat TB paru sangat rentang di alami
oleh mereka yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh. Perlu
diketahui bahwa populasi bakteri TB paru lebih mudah hidup dan
berkembang biak di tempat kumuh dan hidup berkembangn biak di
tempat kumuh dengan ventilasi yang buruk dan pencahayaan sinar
matahari yang kurang. TB paru umumnya menyerang orang yang
miskin.

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 7


d. Aktivitas Keseharian
1. Aktivitas/ Istirahat
Gejala : Kelelahan umum dan kelmahan, nafas pendek saat
bekerja atau beraktivitas, kesulitan tidur pada malam hari atau demam
malam hari, setiap hari menggigil dan berkeringat serta mimpi buruk
Tanda : Takikardia, takipnea atau dispnea pada saat beraktivitas
dan kelelahn otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut).
2. Integritas Ego
Gejala: adanya faktor stress lama, masalah keuangan dan rumah
tangga, perasaan tidak berdaya atau tidak ada harapan.
Tanda : ansietas, menyangkal (khususnya selama tahap dini), kemasan
berlebihan, ketakutan serta mudah marah.
3. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, tidak dapat mencerna makanan, dan
terjadi penurunan berta badan.
Tanda : Tugor kulit buruk, kering/kulit bersisik, serta kehilangan
otot atau otot mengecil karena hilangnya lemak subkutan.
4. Nyeri/ Kenyamanan
Gejala : nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : berhati- hati saat menyentuh atau menggerakan area yang
sakit, perilaku distraksi (terganggu) seperti sering gelisah.
5. Pernafasan
Gejala : batuk (produktif atau tidak produktif) dan nafas pendek.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan, fibrosis parenkim paru
dan pleura yang meluas, perfusi pekak dan penurunan fremitus
(getaran dalam paru), penebalan pleura, bunyi nafas yang menurun,
aspek paru selama inspirasi cepat ; namun setelah batuk biasanya
pendek (krakels postusik(, karakteristik sputum (yang berwarna
hijau/purulen, mukoid, kadang kuning dan disertai dengan bercak
draha, deviasi trakeal(penyebab bronkogenik),
6. Keamanan

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 8


Gejala: adanya kondisi tekanan pada sistem imun.
7. Interaksi social
Gejala : perasaan isolasi atau penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
8. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala : riwayat penyakit TB, ketidakmampuan umum atau status
kesehtana yang buruk, gagal menyembuhkan TB secara total, TB
sering kambuh, tidak mengikuti terapi dengan baik.
9. Rencana pemulangan: pasien dengan TB paru dalam terapi obat dan
bantuan perawatn diri serta pemeliharaan rumah.
(Ardiansyah. M, 2012)

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Masalah Yang Lazim Muncul
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas (00031)
2. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
3. Hipertermia (00007)
4. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
5. Resiko Infeksi (00004)

B. Discharge Planning
1. Pelajari penyebab dan penularan dari TB serta pencegahan saat diluar
rumah
2. Pahami tentang kegunaan batuk efektif dan mengapa tedapat penumpukan
sekret di saluran pernafasan
3. Nafas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
4. Lakukan pernafasan diagfragma : tahan nafas 3-5 detik kemudian secara
perlahan-lahan keluarkan swebanyak mungkin melalui mulut.
5. Selalu menjaga kebersihan mulut dan pelajari cara yang baik saat batuk
dan juga cara pengontrolan batuk .

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 9


6. Jalankan terapi obat dengan teratur dan jangan sampai putus obat tanpa
instruksi.
7. Berhenti merokok dan minum alkohol
8. Olah raga secara teratur, makan - makanan yang bergizi serta istrahat yang
cukup
(Nurarif, H.A dan Kusuma H, 2015)

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 10


3. INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI NIC
(NOC)
1. 1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas NOC : NIC
(00031) 1. Respiratory status : Ventilation Airway Management (3410)
Domain : Kemanan/Perlindungan 2. Respiratory status : Airway patency - Buka jalan nafas, guanakan teknik
Kelas : 2 Cedera Fisik 3. Aspiration Control chin lift atau jaw thrust bila perlu
Definisi : Kriteria Hasil : - Posisikan pasien untuk
Ketidakmampuan untuk membersihkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan memaksimalkan ventilasi
sekresi atau obstruksi dari saluran selama 3x24 jam diharapkan klien mampu : - Identifikasi pasien perlunya
pernafasan untuk mempertahankan
1. Menunjukan bersihan jalan nafas yang pemasangan alat jalan nafas
kebersihan jalan nafas. efektif yang dibuktikan oleh pencegahan buatan.
Batasan Karateristik aspirasi, status pernafasan, kepatenan jalan - Pasang mayo bila perlu
Suara Nafas Tambahan nafas, - Lakukan fisioterapi dada jika
Perubahan frekuensi nafas (rales,
2. Menunjukan status pernafasan kepatenan perlu
wheezing) jalan nafas yang dibuktikan oleh indikator - Keluarkan sekret dengan batuk
Perubahan irama nafas sebagai berikut : atau suction
Cyanosis Kemudahan Bernafas - Auskultasi suara nafas, catat
Kesulitan berbicara Frekuensi dan irama pernafasan adanya suara tambahan

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 11


Penurunan bunyi nafas Pergerakan sputum keluar dari jalan nafas - Lakukan suction pada mayo
Dispnea Pergerakan sumbatan keluar dari jalan - Berikan bronkodilator bila perlu
Sputum dalam julah yang berlebihan nafas. - Berikan pelembab udara Kassa
Ortopnea Keterangan : [1] : gangguan ekstrim, [2] basah NaCl lembab
Gelisah Berat, [3] : Sedang, [4] : ringan , [5] ; Tidak- Atur intake untuk cairan
Mata terbuka lebar ada gangguan. mengoptimalkan keseimbangan.
Faktor Yang Berhubungan 3. Klien Mendemonstrasikan batuk efektif - Monitor respirasi dan status O2
Lingkungan : perokok pasif, menghisp4. Klien mampu mengeluarkan secret secara Respiratory Monitoring
asap dan merokok. efektif  Monitor rata – rata, kedalaman,
Obstruksi jalan nafas : spasme jalan 5. Klien memiliki jalan nafas yang paten irama dan usaha respirasi
nafas, sekresi tertahan, banyaknya 6. Pada periksaan auskultasi klien memilki  Catat pergerakan dada,amati
mukus, adanya jalan nafas buatan, suara nafas yang jernih kesimetrisan, penggunaan otot
sekresi bronkus, adanya eksudat di 7. Klein memiliki frekuensi pernafasan dalam tambahan, retraksi otot
alveolus, adanya benda asing di jalan rentang normal supraclavicular dan intercostal
nafas. 8. Klien mampu mendeskripsikan rencana  Monitor suara nafas, seperti
Fisiologis : disfungsi neuromuskular, perawatan untuk du rumah. dengkur
hiperplasia dinding bronkus, alergi  Monitor pola nafas : bradipena,
jalan nafas, asma. takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, biot.

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 12


 Catat lokasi trakea
 Monitor kelelahan otot
diagfragma (gerakan paradoksis)
 Auskultasi suara nafas, catat area
penurunan / tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan.
 Tentukan kebutuhan suction
dengan mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan napas
utama.
 Auskultasi suara paru setelah
tindakan untuk mengetahui
hasilnya.
2. 2. Gangguan Pertukaran Gas (00030) NOC : NIC
Respiratory Status : Gas exchange  Airway Management
Definisi
Respiratory Status : Ventilation  Buka jalan nafas, gunakan tekhnik
Kelebihan atau defisit pada oksigenasi Vital Sign Status
chin lift atau juw trust bila perlu
dan atau eliminasi karbondioksida pada  Posisikan klien untuk
Kriteria Hasil
membran alveolar-kapiler. memaksimalkan ventilasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
 Identifikasi klien perlunya
Batasan Kharateristik
selama 3x24 jam diharapkan klien mampu :
pemasangan alat jalan nafas

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 13


pH darah arteri normal 9. Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi buatan
 Pasang mayo bila perlu
Pernafasan abnormal dan oksigenasi yang adekuat
- Lakukan fisioterapi dada jika
Pernafasan abnormal (misalnya Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas
perlu
kecepatan, irama, kedalaman) dari tanda-tanda distress pernafasan.
- Keluarkan sekret dengan batuk
Warna Kulit abnormal misalnya pucat Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara
atau suction
kehitaman. nafas yang bersih tidak ada sianosis dan
- Auskultasi suara nafas, catat
Konfusi dispnea (mampu mengeluarkan sputum,
adanya suara tambahan
Sianosis mampu bernafas dengan mudah, tidak ada
- Lakukan suction pada mayo
Penurunan Karbondioksida pursed lips
- Berikan bronkodilator bila perlu
Diaforesis Tanda-tanda vital dalam rentang normal
- Berikan pelembab udara Kassa
Dispnea
basah NaCl lembab
Sakit Kepala saat bangun
- Atur intake untuk cairan
Hiperkapnea
mengoptimalkan keseimbangan.
Hipoksemia
- Monitor respirasi dan status O2
Hipoksia
Iritabilitas
Respiratory Monitoring
Nafas Cuping Hidung
 Monitor rata – rata, kedalaman,
Gelisah
irama dan usaha respirasi
Somnolen

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 14


Takikardi  Catat pergerakan dada,amati
Gangguan Penglihatan kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
Faktor Yang Berhubungan : supraclavicular dan intercostal
Perubahan membran alveolar - kapiler  Monitor suara nafas, seperti
Ventilasi Perfusi dengkur
 Monitor pola nafas : bradipena,
takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, biot.
 Catat lokasi trakea
 Monitor kelelahan otot
diagfragma (gerakan paradoksis)
 Auskultasi suara nafas, catat area
penurunan / tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan.
 Tentukan kebutuhan suction
dengan mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan napas
utama.

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 15


 Auskultasi suara paru setelah
tindakan untuk mengetahui
hasilnya.
3. Hipertermi (00007) NOC : NIC
Definisi Thermoregulation Fever Treatmen
Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran Monitor suhu sesering mungkin
Monitor IWL
normal
Kriteria Hasil : Monitor warna dan suhu kulit
Monitor TD, Nadi, dan RR
Batasan Kharateristik Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Monitor penurunan tingkat
Konvulsi
selama 3x24 jam diharapkan klien mampu
Kulit kemerahan kesadaran
Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran menunjukan : Monitor WBC, Hb, dan Hct
Monitor intake dan output
normal Suhu tubuh dalam rentang normal
Berikan antipiretik
Kejang
Nadi dan RR dalam rentang normal Berikan pengobatan demam untuk
Takikardia
Takipnea Tidak ada perubahan warna kulit mengatasi penyebab demam
Kulit terasa hangat Selimuti klien
Tidak Pusing
Lakukan tapid sponge
Faktor Yang Berhubungan Kolaborasi pemberian cairan
Anastesia
intravena
Penurunan Respirasi
Kompres klien pada lipat paha dan
Dehidrasi
Pemejanan lingkungan yang panas aksila
Penyakit Tingkatkan sirkulasi udara
Pemakaian pakaian yang tidak sesuai Berikan pengobatan untuk

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 16


dengan suhu lingkungan mencegah terjadinya menggigil
Peningkatan laju metabolisme
Medikasi Temperatur Regulation
Trauma Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Aktivitas Berlebihan Rencanakan monitoring suhu
secara kontinue
Monitot TD, Nadi dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi
dan hipotermi
Tingkatkanh intake cairan dan
nutrisi
Selimuti klien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
Ajarkan pada klien cara mencegah
keletihan akibat panas
Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu tubuh dan
kemungkinan efek negatif dari
kedinginan
Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergensi yang

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 17


diperlukan
Ajarkan indikasi dari hipotermi
dan penaganan yang diperlukan
Berikan antipiretik jika perlu
Vital Sign Montoring
Monitor TD, Nadi, suhu dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
Monitor vital sign klien saat
berbaring, duduk atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
Monitor TD, Nadi RR sebelum,
selama dan setelah melakukan
aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernafasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit.
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 18


(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC NIC
kebutuhan tubuh (00002) 1. Status Menelan (1010) Terapi Menelan (1860)
2. Nutritional status: Adequacy of nutrient
Domain 2 ; Nutrisi Pantau gerakan lidah klien saat
(1004)
Kelas 1 ; Makan makan
3. Nutritional Status : food and Fluid
Definisi : Pantau tanda dan gejala aspirasi
Intake(1008)
Ketidakseimbangan nutrisi adalah 4. Wheight kontrol (1612) Pantau adanya penutupan bibir
Kriteria Hasil
asupan nutrisi yang tidak mencukupi saat makan, minum, dan menelan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
kebutuhan metabolik. Kaji mulut adanyya makanan
selama 3 x 24 jam kebutuhan nutrisi klien
Batasan Karateristik setelah menelan
terpenuhi dengan kriteria hasil / NOC :
Kram abdomen Pantau hidrasi tubuh (misalnya
Nyeri abdomen 1. Menunjukan status menelan yang
asupan, haluaran, turgor kulit
Menolak makan
dibuktikan dengan indikator
Persepesi ketidakmampuan untuk membran mukosa)
Mempertahankan makanan dalam mulut [5]
mencerna makanan. Berikan perawatan mulut jika
Diare atau steatore Kemampuan menelan [5]
diperlukan
Kekurangan makanan
Pengiriman bolus ke hipofaring selaras
Bising usus hiperaktif Hindari minum menggunakan
Membran mukosa pucat dengan refleks menelan [5]
sedotan

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 19


Tonus otot buruk selaras dengan selaras dengan refleks Bantu klien untuk mengatur posisi
Kelemahan otot yang berfungsi untuk
menelan [5] kepala fleksi kedepan untuk
menelan atau mengunyah.
Kemampuan untuk mengosongkan rongga menyiapkan menelan.
Faktor yang berhubungan :
mulut [5] Bantu klien untuk mendapatkan
Ketidakmampuan untuk menelan atau
Tersedak, batuk, atau muntah [5] makanan dibelakang mulut dan
mencerna makanan atau menyerap
Kenyamana dalam menelan [5] bagian yang tidak sakit.
nurtien akibat faktor biologi :
Peningkatan upaya menelan [5] Monitor Nutrisi (1160)
Penyakit kronis
Kesulitan mengunyah atau menelan Keterangan : [1] ; gangguan ekstrime, [2] ; Monitor berat badan jika
Intoleransi makanan
berat [3] ; sedang, [4] ; ringan , [5] ; tidak memungkinkan
hilang nafsu makan
Mual/muntah ada gangguan. Monitor adanya gangguan dalam
2. Memperlihatkan status nutrisi klien input makanan misalnya adanya
normal dengan indikator mual muntah, perdarahan,
Intake nutrian normal [5] bengkan dan sebagainya.
Intake makanan dan cairan normal [5] Monitor respon klien terhadap
Berat badan Noraml [5] situasi yang mengharuskan klien
Massa tubuh normal [5] makan
Pengukuran biokimia normal [5] Monitor intake nutrisi dan kalori
Keterangan : [1] ; sangat bermasalah, [2] ; Monitor kadar energi, kelemahan,
bermasalah, [3] ; masalah sedang, [4] ; dan kelelahan.

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 20


masalah ringan, [5] ; tidak bermasalah. Jadwalkan pengobatan dan
3. memperlihatkan status gizi ; asupan tindakan tidak bersamaan dengan
nutrisi dan cairan yang dibuktikan dengan waktu klien makan.
indikator : Kolaborasi untuk pemberian terapi
Klien mampu menjelaskan komponen diet sesuai order.
gizi yang adekuat [5] Manajemen Nutrisi (1100)
Klien mentoleransi diet yang dianjurkan [5] Kaji adanya alergi makanan
Klien meiliki nilai labolatorium dalam batas Kaji makanan yang tidak disukai
normal [5] klien
Klien melaporkan tingkat energi yang Yakinkan diet yang dikonsul
adekuat [5] mengandung cukup serat untuk
4. Mengerti factor yang dapat meningkatkan mencegah konstipasi
berat badan dengan indikator Berikan informasi tentang
Memantau berat badan
kebutuhan nutris
Memelihara intake optimal tiap hari
Menyeimbangi pemasukan kalori dan Sajikan makanan dengan tampilan
latihan. yang menarik
Memilih nutrisi yang tepat untuk makanan
Kolaborasi team gizi untuk
Memakai suplemenj nutrisi bila perlu.
Makan pada saat lapar penyediaan nutrisi TKTP
Memelihara keseimbangan cairan.
Kolaborasi pemberian obat anti-

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 21


emetik.
Weight Gain Asistance (1240)
Memantau adanya rasa mual, dan
adanya muntah
Membicarakan kemungkinan
penyebab dari berat badan
dibawah normal.
Menentukan penyebab mual dan
muntah sekaligus perawatannya.
Memantau konsumsi kalori setiap
hari
Memantau tingkat albumin,
limfosit dan eletrolit
Health Education
Anjurkan klien untuk
meningkatkan asupan nutrisi
TKTP
Ajari keluarga mengenai jenis,
penyebab dan pengobatan

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 22


ketidakeimbangan elektrolit.
Anjurkan klien untuk
mengkonsumsi kalium sperti
kacang-kacangan, bayam, pisang
dan kentang.
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan vitamin
C
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Anjurkan klien untuk makan
sedikit namun sering.
Ajarkan pemilihan makanan bagi
klien
5. Resiko Infeksi (00004) NOC NIC
Imune Status Infection Control (Kontrol
Definisi
Knowledge : Infection Control
Infeksi)
Mengalami peningkatan resiko Risk Kontrol
Bersihkan lingkungan setelah
terserang organisme patogen Setelah dilakukan tindakan keperawatan
dipakai pasien lain
Faktor Resiko selama 3 x 24 jam diharapkan klien Pertahankan tekhnik isolasi
Batasi pengunjung bila perlu

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 23


Penyakit kronis mampu : Instruksikan pada pengunjung
Pengetahuan tidak cukup untuk Bebas dari tanda dan gejala infeksi untuk mencuci tangan saat
menghindari pemejanan pathogen Mendeskripsikan proses penularan berkunjung dan setelah
Pertahanan tubuh primer yang tidak penyakit, faktor yang mempengaruhi berkunjung atau meninggalkan
adekuat penularan serta penatalaksanaanya. pasien
Gunakan sabun anti mikroba
- Kerusakan integritas kulit Menunjukan kemampuan untuk mencegah
untuk cuci tangan
(pemasangan kateter intravena, timbulnya infeksi
Cuci tangan setiap dan sebelum
prosedur invasif) Jumlah leukosit dalam batas normal
dari sesudah tindakan
- Perubahan sekresi pH Menunjukan perilaku hidup sehat
keperawatan
- Merokok Gunakan baju, sarung tangan
- Statis cairan tubuh sebagai alat pelindung
Pertahankan lingkungan aseptik
Ketidakadekuatan pertahanan sekunder
selama pemasangan alat
- penurunan hemoglobin
Ganti letak IV perifer dan line
- imunosipresi
central serta dressing sesuai
- supresi respon (inflamasi)
dengan petunjuk umum
Vaksinasi tidak adekuat Gunakan kateter intermiten untuk
Pemejanan terhadap pathogen menurunkan infeksi kandung
Malnutrisi kemih
Tingkatkan intake nutirsi
Berikan terapi antibiotik bila perlu

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 24


infection protection (proteksi
terhadap infeksi)
Monitor tanda dan gejala infeksi
sitemik dan lokal
Monitor hitung granulosit , WBC
Monitor kerentanan terhadap
infeksi
Batasi pengunjung
Pertahankan tekhnik aseptik pada
pasien yanmg beresiko
Pertahankan tekhnik isolasi k/p
Berikan perawatan kulit pada area
epidema
Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
Inspeksi kondisi luka/insisi bedah

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 25


REFERENSI

Corwin J. Elisabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. EGC : Jakarta.
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI :
Jakarta.
Nugroho Taufan, dkk, 2010. Kamus Pintar Kesehatan. Nuha Medika :
Yogyakarta.
Price A, Sylvia, dkk, 2012. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses
Penyakit, Edisi 6. EGC: Jakarta.
Taylor M. Cynthia, dkk. 2012. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan.
EGC : Jakarta.
Wilkinson M. Judith, dkk. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
EGC : Jakarta.

Asuhan Keperawata Tuberkulosis Paru 26

You might also like