Professional Documents
Culture Documents
A. DEFINISI
Tuberkolosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycrobacterium Tuberculasi yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ
tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernafasan dan saluran
pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi
droplet yang berasal dari orang orang yang terinfeksi bakteri tersebut (Sylvia A.
Price, 2006)
B. ETIOLOGI
Penyebab tuberkulosis adalah Myvrobacterium tubercolosis. Basil ini tidak
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari dan sinar
ultraviolet. (Wim de Jong, 2005 )
Setelah organism terinhalasi dan masuk paru-paru bakteri dapat bertahan hidup
dan menyebar kenodus limfatikus lokal. Penyebaran melului aliran darah ini dapat
menyebabkan TB pada orang lain. Dimana infeksi laten dapat bertahan sampai
bertahun-tahun ( Pfiser Davey, 2007)
Dalam perjalanan penyakitnya terdaapat 4 fase ( Wim de Jong, 2005)
1. Fase 1 (fase Tuberkulosis Primer)
Masuk kedalam paru dan berkembang biak tanpa menimbulkan reaksi
perta+wfggnbvhanan tubuh.
2. Fase 2
3. Fase 3 (Fase Laten) : fase dengan kuman yang tidur bertahun-tahun
/seumur hidup) dan reaktifitas jika terjadi perubahan keseimbanagn daya
tahan tubuh dan bisa terdapat di tulang panjang, vertebra, tuba fallopi,
kelenjar limf hilus, leher dan ginjal.
4. Fase 4 : dapat sembuh tanpa cacat atau sebaliknya, juga dapat menyebar
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi tuberkulosis menurut Amercan Thoracic Society
D. MENIFESTASI KLINIK
E. PATOFISIOLOGI
Post desentri kuman mycrobacterium tuberculosis adalah saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi
terjadi melalui udara (airbone) yaitu melalui inhalasi dropplet yang mengandung
kuman-kuman basil tuberkel yang terinfeksi. Basil tuberkel yang mencapai
alveolus dan di inhalasi biasanya terdiri atas satu sampai tiga gumpalan. Basil
yang lebih besar cenderung bertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus.
Sehingga tidak menyababkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus
kuman akan ,ulai mengakibatkan peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak
memfagosit bakteri di tempat ini, namun tidak membunuh organisme tersebut.
Sesudah hari pertama maka leukosit di ganti oleh makrofag. Alveoli yang
terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa
yang tertinggal atau dapat berjalan terus menerus dan bakteri difagosit atau
berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju
getah regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan
sebagian bersatu, sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit yang dikelilingi oleh
fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10-20 jam (Ardiansyah. M, 2012).
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
H. KOMPLIKASI
1. Komplikasi Dini
a) Pleuritis
b) Efusi pleura
c) Empiema
d) Laringitis dan TB usus
2. Komplikasi Lanjut
a) Obstruksi Jalan Nafas
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Identitas klien dan keluraga meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku bangsa, status perkawinan, alamat, pekerjaan.
b. Riwayat Kesehatan
Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya, Kaji
riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan, Kaji
riwayat pekerjaan pasien. Kaji keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit terdahulu dan riwayat penyakit keluarga.
c. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum dan TTV
Keadaan umum pasien TB paru dapat dilihat secara selintas dengan
menilai keadaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu perlu nuga dinilai
secara umum tentang kesadaran pasien seperti composmentis,
soporcoma, apatis dan somnolen. Biasanaya hasil poemeriksaan fisik
pada pasien dengan TBC, TTV menunjukan peningkatan suhu tubuh
yang signifikan, frekuensi pernafasan meningkat disertai dengan sesak
nafas, denyut nadi meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh
dan pernafasan.
2. Pengkajian Psiko – Sosiso-Spiritual
Pada konduisi klinis pasien dengan TBC sering mengalami kecemasan
sesuai dengan keluhan yang dialaminya. Perlu ditanyakan kondidi
pemukiman hal ini penting mengingat TB paru sangat rentang di alami
oleh mereka yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh. Perlu
diketahui bahwa populasi bakteri TB paru lebih mudah hidup dan
berkembang biak di tempat kumuh dan hidup berkembangn biak di
tempat kumuh dengan ventilasi yang buruk dan pencahayaan sinar
matahari yang kurang. TB paru umumnya menyerang orang yang
miskin.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Masalah Yang Lazim Muncul
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas (00031)
2. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
3. Hipertermia (00007)
4. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
5. Resiko Infeksi (00004)
B. Discharge Planning
1. Pelajari penyebab dan penularan dari TB serta pencegahan saat diluar
rumah
2. Pahami tentang kegunaan batuk efektif dan mengapa tedapat penumpukan
sekret di saluran pernafasan
3. Nafas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
4. Lakukan pernafasan diagfragma : tahan nafas 3-5 detik kemudian secara
perlahan-lahan keluarkan swebanyak mungkin melalui mulut.
5. Selalu menjaga kebersihan mulut dan pelajari cara yang baik saat batuk
dan juga cara pengontrolan batuk .
Corwin J. Elisabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. EGC : Jakarta.
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI :
Jakarta.
Nugroho Taufan, dkk, 2010. Kamus Pintar Kesehatan. Nuha Medika :
Yogyakarta.
Price A, Sylvia, dkk, 2012. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses
Penyakit, Edisi 6. EGC: Jakarta.
Taylor M. Cynthia, dkk. 2012. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan.
EGC : Jakarta.
Wilkinson M. Judith, dkk. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
EGC : Jakarta.