You are on page 1of 30

LAPORAN STUDI WISATA

BALI
20 Oktober 2014 – 25 Oktober 2014

FEBRINA EVA SUSANTO

XI MIA 5 – 10

SMA. SEDES SAPIENTIAE


Jl Letjen MT Haryono 908 Peterongan Semarang
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan, karena berkat, rahmat dan perlindungan-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan perjalanan ini dengan baik, lancar dan tepat waktu. Laporan perjalanan
berjudul “LAPORAN PERJALANAN BALI”.

Dengan terselesaikannya laporan perjalanan ini, Penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada:

1. Dra. Sr. M. Beatrix, OSF.MM selaku kepala sekolah SMA Sedes Sapientiae
2. Dra. M. G. Arsi Yudyani dan Ignatius Irnadi,S.Pd selaku pembimbing perjalanan selama di
Bali
3. Ester Yuliana selaku wali kelas XI MIA 5

Penulis berharap semoga laporan perjalanan ini dapat menambah ilmu bagi para pembaca. Penulis
merasa masih banyak kekurangan, baik dalam teknik penulisan maupun materi, mengingat akan
keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari
semua pihak.

Penulis
BAB I

PENGANTAR

A. Nama Kegiatan : STUDI WISATA BALI

B. Tujuan Kegiatan :
a. Untuk memahami asal dan sejarah dari obyek wisata
b. Untuk memahami ciri-ciri dari tempat wisata di Bali
c. Untuk memahami jenis-jenis upacara addat di Bali
d. Untuk memahami daya tarik yang ada pada masing-masing obyek wisata di Bali
e. Untuk memahami makna, tujuan fungsi kain poleng kotak-kotak
f. Untuk memahami makna, tujuan, fungsi bunga kamboja/ jepun

C. Pelaksanaan : 20 Oktober 2014 – 25 Oktober 2014


D. Peserta : Seluruh siswa kelas XI SMA SEDES SAPIENTIAE
BAB II

SEKILAS TENTANG PULAU BALI

1. Latar Belakang Obyek Yang Diamati


Latar belakang pemilihan topik “LAPORAN PERJALANAN BALI” sebagai obyek dalam
penulisan laporan perjalanan ini agar penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang obyek
obyek wisata yang ada di Bali secara lebih mendalam.
Selain untuk mengetahui tentang obyek obyek wisata di Bali, penulisan laporan perjalanan
ini disusun untuk dapat mengetahui apa makna dari bunga kamboja, makna kain poleng
kotak-kotak dan macam-macam upcara adat yang ada di Bali.

2. Pembatasan Obyek yang Diaamati


Dalam laporan perjalanan ini obyek yang diobservasi yaitu jenis obyek wisata yang ada di
Bali yang meliputi:
2.1. Mendisripsikan setiap obyek wisata yang dikunjungi
2.2. Daya tarik yang ada dalam masing-masing obyek wisata
2.3. Hal yang mengesan dari masing-masing obyek wisata
2.4. Makna, tujuan, fungsi bunga kamboja/ jepun
2.5. Makna, tujuan, fungsi kain poleng kotak-kotak
2.6. Macam-macam, tujuan, waktu pelaksanaan upacara adat Bali

3. Metode Pengumpulan Data


3.1. Interview
Tempat : Tanah Lot Bali
Bedugul
KRB(Kebun Raya Bali)
Jogger
Cening Bagus
Tanjung Benoa
Ulu Watu
GWK
Kuta
Hawaii
Monumen Bjra Sadhi
Hari,tanggal : Senin-Jumat, 20-25 Oktober 2014
Topik : Laporan perjalanan Bali
3.2. Observasi
Yang diamati : setiap Obyek wisata yang dikunjungi selama di Bali
Tempat : Tanah Lot Bali
Bedugul
KRB(Kebun Raya Bali)
Jogger
Cening Bagus
Tanjung Benoa
Ulu Watu
GWK
Kuta
Hawaii
Monumen Bjra Sadhi
Hari,tanggal : Senin-Jumat, 20-25 Oktober 2014

4. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan perjalanan ini dengan sistematia sebagai berikut
Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang obyek, pembatasan obyek pengamatan, tujuan
pengamatan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan
Bab II Pembahasan
Bab ini menguraikan obyek observasi secara detail yang bersumber pada
data-data yang diperoleh dari hasil: wawancara, pengamatan, membaca buku
dari lokasi pengamatan atau buku pelajaran bahkan boleh juga dari internet.
Bagian ini dapat dipecah-pecah menjadi beberapa subbab berdasarkan pokok-
pokk yang diperlukan.
Bab III Penutup
Bab ini terdiri atas dua hal, yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan
merupakan rangkuman dari hasil pengamatn (dalam pembahasan), sedangkan
saran berisi pendapat berupa masukan untuk pihak-pihak yang mempunyai
kaitan dengan pengamatan dan penulisan.
BAB III

OBYEK WISATA

Pada bab ini akan dibahas (1)Deskripsi tentang masin-masing obyek yang dikunjungi (2)Hal-hal
yang menarik dari tiap obyek yang dikunjungi (3)Hal-hal unik dari tiap obyek yang dikunjungi
(4)Makna, tujuan dan fungsi dari bunga kamboja bagi masyarakat Bali (5) Makna, tujuan dan fungsi
dari kain poleng kotak-kotak (6)Macam-macam upacara adat yang ada di Bali.

HARI PERTAMA (1)

TANAH LOT

Pura Luhur Tanah Lot. Pura ini terletak di sebuah “pulau” karang di bagian barat Kabupaten
Tabanan, tepatnya di Desa Beraban. Menurut legenda, pura yang memiliki nama lain Pura
Pakendungan ini dibangun pada abad ke-16 oleh seorang penyebar agama Hindu bernama
Danghyang Nirartha. Pendeta yang berasal dari Blambangan ini di daerah Lombok juga dikenal
dengan sebutan “Tuan Semeru”, merujuk pada sebuah nama gunung di Jawa Timur, yaitu Gunung
Semeru.

Keistimewaan

Pura Luhur Tanah Lot atau biasa disingkat menjadi Pura Tanah Lot merupakan salah satu Pura Sad
Kahyangan, yaitu pura yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai sendi-sendi penjaga pulau dewata.
Pura lainnya yang termasuk Pura Sad Kahyangan antara lain Pura Besakih, Pura Ulu Watu, Pura
Pusering Jagat, dan lain-lain.

Pura Tanah Lot merupakan tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Pura ini memiliki ciri khas
sebagai pura yang terletak di “tengah” laut (terletak sekitar 50 meter dari pantai ketika pasang).
Apabila air laut pasang, maka wisatawan akan menyaksikan pura ini dikelilingi oleh air, sehingga
tampak benar-benar di tengah laut. Apabila ingin menjelajahi keindahan pura, ada baiknya untuk
datang pada sore hari, sebab biasanya air laut sedang surut. Sementara pada pagi hari, air laut kerap
kali pasang sehingga wisatawan tidak bisa mencapai pelataran pura. Namun, apabila sedang bulan
purnama, pada sore hari pun air laut biasanya tetap pasang.

Para pelancong yang berkunjung ke Pura Tanah Lot hanya diperbolehkan memasuki pelataran pura.
Bahkan, bagi wanita yang sedang haid/datang bulan dilarang untuk memasuki pura. Hal ini karena
tempat tersebut dianggap keramat, sehingga tidak semua orang boleh menjamah ruang pemujaan di
dalamnya. Hanya umat Hindu yang akan bersembahyang atau melakukan ritual agama saja yang
diperbolehkan memasuki tempat pemujaan. Akan tetapi, para pengunjung tak usah kecewa, sebab di
sekitar pura masih ada dua daya tarik lainnya, yaitu sumber air tawar dan ular suci.
Sumber air tawar yang disebut Tirta Pabersihan ini merupakan air suci yang dikeramatkan.
Keberadaan sumber air tawar ini tentu saja mengundang decak kagum, sebab di tengah deburan air
laut yang asin, ternyata ada sumber air tawar yang dapat digunakan oleh para pengunjung maupun
umat Hindu untuk menyucikan diri. Di tempat ini, para pengunjung dapat mencuci muka atau
anggota badan lainnya sembari memanjatkan doa. Konon, dengan cara itu permohonan akan
terkabulkan. Daya tarik lainnya adalah ular suci yang menurut cerita merupakan ciptaan Danghyang
Nirartha sebagai ular penjaga pura. Wisatawan dapat melihat atau memegang ular ini sambil
meletakkan uang receh atau uang koin. Meskipun termasuk ular beracun, namun wisatawan tak usah
khawatir karena ular ini tak pernah membahayakan para para pengunjung. Pada waktu melihat atau
memegang ular ini wisatawan juga bisa melakukan permohonan.

Pura Tanah Lot “ditengah” laut

Tangga menuju pura

BEDUGUL

Di Objek wisata Bedugul terdapat sebuah pura yang bernama pura di ulun danu yang terletak di pinggir
danau beratan. Pura ulun danu di percaya sebagai tempat bersemayaman dewi sri atau dewi
kesububuran. objek wisata Bedugul terletak di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti kabupaten
tabanan kurang lebih jaraknya 45 km dari pusat kota kabupaten dan Jaraknya dari kota denpasar sekitar
50 km ke arah utara mengikuti jalan raya Pura tersebut berada di tepi danau Beratan, nama pura ulun
danu diambil dari kata danau.

Pura ulun danu

KEBUN RAYA BALI

Kebun Raya Eka Karya Bali adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di wilayah Kabupaten
Tabanan, Bali, Indonesia.

Kebun ini merupakan kebun raya pertama yang didirikan oleh putra bangsa Indonesia.
Pengelolaannya dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan secara struktur
organisasi berada di bawah pembinaan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Kebun ini
didirikan pada 15 Juli 1959. Pada awalnya Kebun Raya Eka Karya Bali hanya diperuntukkan bagi
tetumbuhan runjung. Seiring dengan perkembangan dan perubahan status serta luas kawasannya,
kebun yang berada pada ketinggian 1.250–1.450 m dpl ini kini menjadi kawasan konservasi ex-situ
bagi tumbuhan pegunungan tropika Kawasan Timur Indonesia. Luas kawasan Kebun Raya semula
hanya 50 ha, tetapi saat ini luas kebun raya menjadi 157,5 ha.

Pintu masuk KRB


Jalan di KRB

Koleksi Tumbuhan

Lebih dari 2100 jenis dan 18,000 spesimen tumbuhan menjadi koleksi Kebun Raya Bali yang
berasal dari pegunungan kawasan Indonesia timur, meliputi: Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku
dan Papua. Tiap tahunnya koleksi ini terus bertambah yang berasal dari hasil eksplorasi, pertukaran
biji antar Kebun Raya, perbanyakan tanaman dan dari pembibitan komersial. Karena keunikan
Kebun yang menggabungkan unsur alam dan penataan landscape menjadikan Kebun Raya dapat
menata koleksi sesuai dengan habitat aslinya, dari perairan, darat dan epifit.

Penataan Koleksi

Kebun Raya ditata dalam bagian yang disebut Vak yang ditulis dengan huruf angka Roman (contoh:
V) dan dibagi lagi menjadi sub-vak (contoh: V.A). Tanda itu dituliskan pada tugu kecil dari beton
yang dicat hijau. Masing-masing tanaman akan diberi nomor unik dalam bentuk papan nama,
meliputi nama ilmiah, asal tanaman dan nomor akses yang berhubungan dengan database. Tiap
tumbuhan digolongkan menurut sukunya yang mencerminkan hubungan kekerabatannya, dari
tumbuhan paku, tumbuhan biji sampai tumbuhan berbunga.

Koleksi Khusus

Selain koleksi umum diatas, koleksi khusus juga dikembangkan berdasarkan tema atau
kekhasannya. Koleksi khusus ini adalah anggrek, kaktus, begonia, tumbuhan paku, tumbuhan air,
tumbuhan obat, tumbuhan upacara adat dan mawar. Koleksi khusus ini ditempatkan di dalam rumah
kaca dan/atau ditata dalam gaya pertamanan yang unik.
JOGER

Joger merupakan salah satu oleh-oleh khas Bali yang sudah tidak asing lagi ditelinga bahkan sudah
menjadi oleh-oleh wajib jika berkunjung ke pulau Bali. Produk Joger hanya dapat diperoleh dari
pabrik/ pusat penjualan produk Joger langsung yang berada di Jl. Raya Kuta, Bali. Namun, kini
Joger telah memiliki “TEMAN (bukan cabang, tapi sekedar TEMpat penyamanAN) JOGER” yang
berlokasi di jalan Raya Denpasar-Bedugul KM 37,5. Bangunan Teman Joger disini cukup luas
dibandingkan dengan yang di daerah Kuta, di bagian depan tersedia tempat penitipan barang dan
ruang tunggu dengan desain ala lantas (lalu lintas), ada lampu lalu lintas, bemo, vespa, sepeda motor
mini, sepeda ontel dan kumpulan artikel tentang JOGER dari beberapa koran/ majalah lokal,
nasional dan international.

Selama ini Joger sangat identik dengan T-Shirt/ kaos khas Bali dengan kata-katanya yang unik dan
nyeleneh, tapi sebenarnya masih banyak lagi produk Joger yang lainnya yang biasa dijadikan buah
tangan untuk sanak keluarga di rumah. Seperti sandal dengan desainnya yang simple dan unik, mug
dengan beraneka tulisan karya Mr. Joger serta aneka pernak-pernik cinderamata lainnya.

TEMAN JOGER yang berada di daerah Bedugul ini, terdiri dari dua lantai dengan lahan parkir yang
cukup luas. Di lantai pertama, ada sederetan pernak-pernik ala joger, T-Shirt/ kaos dengan berbagai
pilihan, pusat informasi dan ada sebuah ruangan khusus untuk rakyat kecil (maksudnya rakyat
ukuran kecil alias anak-anak). Di dalam ruangan ini hanya berisi pakaian khusus anak-anak, yang
cukup menarik dari ruangan ini ada pada pintu masuknya. Pintunya sangat rendah mungkin hanya
berukuran 1 meter, jadi kita harus menunduk terlebih dahulu untuk dapat memasuki ruangan yang
satu ini. Sedangkan di lantai dua ada bermacam-macam sandal dengan ukuran dan desain yang
berbeda serta beberapa sepatu ala joger. Di dinding tangga menuju lantai dua, dihiasi dengan
puluhan pasang sandal dengan desain dan ukuran yang berbeda, bahkan ada sandal yang berukuran
ekstra besar.

Hampir disetiap sudut ruangan tertera kata-kata unik karya Mr. Joger yang membuat kita tertawa
sendiri saat membacanya. Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau dengan kualitas yang sudah
tidak diragukan lagi. Teman Joger ini beroperasi selama 24 jam/ 3 hari (8 jam setiap harinya)
kecuali hari libur nasional, mulai jam 10 pagi sampai jam 6 sore hari.

kata joger merupakan gabungan dari 5 Huruf yaitu J . O . G . E . R jika kita cari di kamus bahasa
indonesia kata ini belum memiliki arti, ia itu pasti karena kaya JOGER itu sendiri bukan di ambil
dari kata yang ada sebelumnya. Dengan berjalannya waktu detik jam akhirnya tuan Joseph
menggabungkan nama “Joseph” dan nama temannya “Gerhard” sehingga dari nama tersebut
diambilah 2 karakter dari kiri dari nama Joseph = JO dan 3 karakter dari kiri Gerhard = GER
sehingga jika digabungkan menjadi JOGER.
Bill Board Joger

Keramaian Joger

Sandal Raksasa didepan Pintu Masuk Joger


HARI KEDUA (2)

TANJUNG BENOA

Kawasan wisata Tanjung Benoa, memiliki letak geografis yang unik. Diapit oleh dua laut dan kedua
sisi dari pantai memiliki pasir putih. Sejarah Tanjung Benoa, sekitar tahun 1546, pantai Tanjung
Benoa adalah sebuah pelabuhan kecil. Yang di gunakan oleh pedagang dari Cina, untuk berlabuh
dan menjual barang dagangan mereka seperti keramik. Selain menjual, pedagang Cina juga membeli
barang dagangan penduduk asli Bali. Pertukaran barang dagangan di pelabuhan inilah, yang
membuat beberapa dari pedagang Cina menetap di Tanjung Benoa. Dengan menepatnya penduduk
Cina di Tanjung Benoa, membuat sebuah keunikan di tempat wisata ini, yaitu terdapatnya klenteng
atau Vihara yang lumayan besar. Nama vihara yang ada di Tanjung Benoa adalah Vihara Caow Eng
Bio. Selain vihara, anda juga dapat melihat candi Hindhu seperti Pura Dalem Tengkulung Benoa
Tanjung dan Pura Segara.

Tanjung Benoa terletak di ujung selatan pulau Bali, terletak di Kecamatan Tanjung Benoa,
Kabupaten Badung Bali. Tanjung Benoa ini adalah nama pantai yang berujung sempit. Jarak tempuh
bila hendak ke pantai ini kira-kira 12 km dari Bandara Ngurah Rai, lebih kurang 30 menit perjalanan
menggunakan kendaraan bermotor.

Pantai Tanjung Benoa adalah salah-satu pantai yang cukup terkenal di Pulau Bali, dengan keindahan
pantai dan wisata airnya yang beraneka ragam telah membuat pantai Tanjung Benoa dikenal sebagai
pusat wisata air (watersports) dan menjadi salah salah objek tujuan wisata. Berbagai kegiatan dapat
dilakukan di pantai ini seperti bersantai bersama teman atau keluarga, berjemur, berjalan-jalan
sepanjang pantai, berenang dan lain-lainnya.

Pantai Tanjung Benoa sangat tenang airnya, berbeda dengan di Kuta, Sanur atau Uluwatu yang
berombak besar sehingga menjadikan kawasan Pantai Tanjung Benoa ini sebagai satu-satunya
tempat untuk permainan-permainan olah raga air yang menyenangkan.

Kegiatan olah raga air ini biasanya dimulai di pagi hari sekitar jam 8 sampai dengan jam 12-an,
setelah jam 12 siang itu air akan surut dan boatnya tidak bisa lagi dipergunakan untuk permainan-
permainan atau sebaliknya pagi air laut surut dan siang hari air pasang maka aktifitas dilakukan
siang sampai sore hari.

Berjarak kurang lebih 30 menit perjalanan menggunakan perahu/boat terdapat PulauPenyu yang
merupakan tempat penangkaran berbagai spesies penyu yang hampir punah. Penangkaran ini sendiri
bernama Pudut Sari, di Pulau ini juga terdapat galeri yang menjual berbagai macam cinderamata.
Tanjung Benoa

Paraseiling

PULAU PENYU

Pulau Penyu merupakan tujuan lainnya setelah wisatawan melakukan rekreasi watersport di Tanjung
Benoa. Dinamakan Pulau Penyu (turtle island) karena dipergunakan sebagai penangkaran penyu.
Pulau ini merupakan dataran sangat kecil yang merupakan tanah timbul dikelilingi oleh rawa-rawa
dan berada di kawasan Tanjung Benoa - Nusa Dua - Bali, akses ke lokasi sekitar 15 menit dengan
perahu bermotor ini kalau keadaan laut lagi pasang, tapi bisa ditempuh 25 menit kalau laut lagi
surut. Banyak wisatawan tertarik untuk berkunjung ke pulau Penyu apalagi mereka tour bersama
anak-anak, ini akan menjadikan pengalaman menarik bagi mereka, pada hari biasa sekitar 300 orang
perharinya tapi pada saat liburan tiba bisa mencapai 1000 orang perharinya.

Penyu merupakan satwa yang hampir punah dan sekarang dilindungi, hewan ini baru bisa menjadi
dewasa setelah berumur 65 tahun dan umurnya bisa sampai 200 tahun. Ambang kepunahan ini
karena daging penyu itu enak sehingga sering dikonsumsi dan diperjual belikan, akibatnya populasi
penyu menurun drastis, bahkan sampai sekarang masih saja ada oknum melakukan jual beli ini,
walaupun secara sembunyi-sembunyi dan berhasil diungkap oleh aparat.
Populasi Penyu di Penyu Island

Elang di Penyu Island

Untuk keperluan upacara juga dibatasi, hanya untuk pura-pura besar saja dan itupun dipilih penyu
yang masih kecil. Tapi masyarakat Tanjung Benoa dari awal sebelum sebelum aturan itu ada sudah
berinisiatif untuk melindungi hewan ini dan melakukan konservasi terhadap satwa ini. Di Pulau
Penyu ini habitat satwa ini sangat tepat, karena mereka perlu air laut, saat air pasang mereka dilepas
ke habitatnya dengan batas-batas tertentu dan saat surut mereka diambil dan dikembalikan ke
kandangnya.

Sebelum sampai kedataran pulau Penyu (turtle island), diperjalanan sekitar 300 meter dari Tanjung
Benoa, dengan menaiki glass bottom boat (perahu motor yang ada kaca dibagian bawahnya) kita
akan diajak melihat-lihat pemandangan bawah laut dengan aneka ikan hias dan terumbu karang,
sambil memberikan mereka roti sehingga berkerumun di dekat perahu, mengasikkan sekali, setelah
ini baru ke Pulau melihat penangkaran, dari penetasan, penyu kucil (tukik), dewasa dan induknya,
dari telur yang menetas, setengahnya akan dikembalikan ke laut dan sisanya ditangkar, begitu juga
setelah mereka dewasa, sebagian ditangkar dan sebagian dilepas. Penyu tergolong satwa jinak
berbeda dengan kura-kura yang hidup di air tawar mereka bisa menggigit. Makanan penyu adalah
rumput laut, dan diperlukan dalam jumlah dan biaya banyak untuk memelihara mereka. Siapkan
kamera anda untuk photo-photo karena selain penyu anda bisa bermain dengan ular phyton jinak
dan juga elang laut.
PURA ULU WATU

Pura Luhur Uluwatu atau Pura Uluwatu merupakan pura yang berada di wilayah Desa Pecatu,
Kecamatan Kuta, Badung.

Pura iniadalah salah satu Pura SadKahyangan di Bali (enamkelompok besar Pura di Bali),terletak di
Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung atau sekitar 25 km di selatan Kota
Denpasar. Pura ini terletak pada terumbu karang, kira-kirasekitar 80 meter di atas permukaan laut.
Terdapat pula hutan kering kecil yangsering disebut Alas Kekeran (hutan larangan) yang merupakan
bagian dari Puradan dihuni oleh banyak monyet dan hewan lainnya. Nama Uluwatu adalah
berasaldari kata Ulu yang berarti kepala dan Watu berarti batu. Oleh karena itu PuraUluwatu berarti
Pura yang dibangun di ujung terumbu karang.Yang terkenal dari Pura Uluwatu adalah arsitektur
yang luar biasa di batukarang hitam, dirancang indah dengan pemandangan spektakulernya.
Terkenaltidak hanya karena posisinya yang unik, Uluwatu juga merupakan salah satu Puratertua di
Bali. Menjadi tempat berselancar yang populer untuk orang yang sangat berpengalaman, Uluwatu
menawarkan sudut pandang yang indah untuk melihatmatahari terbenam yang spektakuler. Warung-
warung kecil berjajar di tebingmenawarkan tempat nyaman untuk memandang Samudera Hindia
yang luar biasa

Pura yang terletak di ujung barat daya pulau Bali di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi
serta menjorok ke laut ini merupakan Pura Sad Kayangan yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai
penyangga dari 9 mata angin.

Pura ini pada mulanya digunakan menjadi tempat memuja seorang pendeta suci dari abad ke-11
bernama Empu Kuturan. Ia menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga
dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali
pada akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah atau
Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu.

Pura Uluwatu terletak pada ketinggian 97 meter dari permukaan laut. Di depan pura terdapat hutan
kecil yang disebut alas kekeran, berfungsi sebagai penyangga kesucian pura.

Populasi kera yang ada di Ulu Watu


Ulu Watu

Jalan di Ulu Watu

Samudera Hindia

GARUDA WISNU KENCANA (GWK)

Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (bahasa Inggris: Garuda Wisnu Kencana Cultural Park),
disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak
di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu
kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau
maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi
tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter.
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan
tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.

Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah Garuda
Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza
menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000
meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental
patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang
mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai
tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan internasional.

Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa Wisnu. Ini
merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patung Garuda Wisnu Kencana
lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta Agung

GWK yang merupakan milik Swasta ini mempunyai beberapa tempat rekreasi di antaranya:

 Wisnu Plaza

Wisnu Plaza adalah tanah tertinggi di daerah GWK dimana tempat kita sementara merupakan bagian
paling penting dari patung Garuda Wisnu Kencana patung Wisnu.

Panorama dari Wisnu Plaza

 Street Theater

Street Theater adalah titik awal dan akhir kunjungan ke Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Di
sini kita dapat menemukan banyak toko dan restoran di satu tempat dan dimana semua perayaan
terjadi.
 Lotus Pond

Lotus Pond adalah area outdoor terbesar di Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Taman Budaya,
kemungkinan besar, di Bali. Dengan demikian, Lotus Pond adalah tempat yang tepat dan hanya
untuk mengadakan acara outdoor skala besar.

Lotus Pond

Selama bertahun-tahun, GWK telah dipercaya untuk skala besar diadakan, baik nasional maupun
internasional, acara di Lotus Pond seperti konser musik, pertemuan internasional, partai besar. Lotus
Pond adalah tempat yang unik dengan pilar batu kapur di sisi dan patung megah Garuda di latar
belakang.

Lotus Pond berawal dari teratai. Teratai adalah simbol utama keindahan, kemakmuran, dan
kesuburan. Wisnu juga selalu membawa bunga teratai di tangannya dan hampir semua dewa dari
dewa Hindu yang duduk di teratai atau membawa bunga.

Beberapa fakta menarik adalah bahwa tanaman teratai tumbuh di air, memiliki akar dalam ilus atau
lumpur, dan menyebarkan bunga di udara di atas. Dengan demikian, teratai melambangkan
kehidupan manusia dan juga bahwa kosmos.

Akar teratai tenggelam dalam lumpur merupakan kehidupan material. Tangkai melewatkan melalui
air melambangkan eksistensi di dunia astral. Bunga mengambang di atas air dan membuka ke langit
adalah emblematical spiritual sedang.

 Indraloka Garden

Taman ini diberi nama Indraloka setelah surga Dewa Indra karena pandang panorama yang indah.
Indraloka Garden adalah salah satu tempat paling favorit di Garuda Wisnu Kencana untuk
mengadakan pesta kecil menengah, pengumpulan dan upacara pernikahan. Kita bisa melihat
pemandangan Bali dari atas Indraloka Garden
 Amphitheatre

Amphitheatre adalah tempat di luar ruangan untuk pertunjukan khusus dengan akustik yang
dirancang dengan baik. Setiap sore Anda bisa menonton tari Kecak yang terkenal dan gratis yaitu
sekitar pukul 18.30 s/d 19.30 WITA. Bahkan Tari Kecak ini dapat dikolaborasikan dengan tarian
daerah lainnya.

 Tirta Agung

Tirta Agung adalah ruang luar yang sempurna untuk acara menengah. Anda juga dapat mengunjungi
patung Tangan Wisnu, bagian dari patung Garuda Wisnu Kencana yang terletak di dekatnya.

Patung raksasa di GWK

PANTAI KUTA

Pantai Kuta terletak di dalam wilayah Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Daerah Tingkat II Badung
yang berjarak 3 km atau sekitar 10 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Dari ibukota
Denpasar menuju kawasan ini sangat mudah karena sudah ditunjang dengan adanya sarana
transportasi umum dari terminal Tegal yang berjarak sekitar 11 km ke arah selatan atau dapat
ditempuh dalam waktu kira-kira 20 menit.

Pantai ini berada di bagian sebelah barat yang menghadap Selat Bali dengan bentuk pantai yang
landai serta panjangnya mencapai lebih kurang 2 km dari arah utara ke selatan, persis berada di
sebelah kiri jalan raya Pantai Kuta. Di sebelah kanan jalan terdapat beberapa hotel berbintang,
restoran, cafe, toko swalayan, dan lain sebagainya. Sehingga antara pesisir pantai dengan fasilitas itu
hanya dipisahkan dengan jalan selebar sekitar lima meter.

Pantai Kuta merupakan tempat favorit untuk berjemur dan berselancar (surfing) bagi wisatawan.
Pada hari-hari biasa pengunjung yang datang bisa mencapai ribuan orang. Sedangkan pada hari-hari
libur atau akhir pekan, di sepanjang pantai akan terlihat penuh dengan orang-orang yang lalu-lalang,
bermain air atau pasir, bermain bola, bermain lempar piring terbang, dan lain-lain. Kesempatan yang
paling ditunggu setiap pengunjung di pantai Kuta adalah saat-saat matahari akan terbenam (sunset).
Kawasan wisata Kuta merupakan pusat kegiatan wisata sehingga segala bentuk fasilitas dan
kebutuhan wisatawan berada di tempat ini. Mulai dari penginapan hingga hotel berbintang, berbagai
macam restoran, cafe, spa, toko-toko cinderamata hingga pusat perbelanjaan tersebar di kawasan ini.
Ada pula fasilitas hiburan permainan seperti "bungy jumping", "slingshot", dan tempat wisata
"Waterbom Park. Selain terdapat hotel dan penginapan, berbagai tempat untuk makan dan minum
serta untuk berbelanja banyak ditemui di kawasan ini. Ada berbagai restoran yang menyajikan
masakan Eropa, masakan Asia, atau masakan khas Bali, dan lain-lain. Bila ingin berbelanja dengan
suasana tradisional, bisa mengunjungi Pasar Seni Kuta yang terletak di Jalan Kartika Plaza. Sebagai
pasar seni tempat ini menyediakan berbagai cenderamata seperti baju, kaos, tas, celana, kerajinan
perak, kerajinan ukir-ukiran, dan lain sebagainya. Untuk berbelanja barang-barang yang berkesan
lebih moderen, dapat mengunjungi Kuta Square yang berada dekat di sebelah Pasar Seni Kuta.

Sebagai pusat kegiatan wisata di Bali, kawasan Kuta juga menyediakan beberapa hiburan moderen
yang bersifat internasional. Sebagian kalangan wisatawan menganggap Kuta sebagai tempat terbaik
untuk kegiatan malam. Bilamana ingin menikmati suasana santai sambil sekedar minum, di kawasan
ini banyak terdapat beberapa tempat hiburan malam seperti cafe, bar, pub, dan diskotik. Umumnya
tempat-tempat ini mulai ramai dikunjungi di atas pukul 21.00 dengan menyajikan beraneka ragam
hiburan. Ada yang menyajikan musik khas kehidupan pantai (musik reggae) dan adapula yang
menyajikan pertunjukkan kabaret dengan menampilkan para penarinya serta masih banyak hiburan-
hiburan yang lain. Tempat-tempat hiburan ini merupakan pilihan yang diperuntukkan bagi kalangan
dewasa yang ingin menikmati dunia malam setelah siang harinya menikmati indahnya pasir putih
pantai Kuta.

Pantai Kuta
HARI KETIGA (3)

MONUMEN BAJRA SADHI

Monumen Bajra Sandhi adalah monumen perjuangan rakyat Bali yang terletak di Renon, Denpasar,
Bali. Monumen ini menempati areal yang sangat luas, ada beberapa lapangan bola di sekelilingnya.

Monumen Bajra Sandhi merupakan Monumen Perjuangan Rakyat Bali untuk memberi hormat pada
para pahlawan serta merupakan lambang pesemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari
generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman serta lambang semangat untuk mempertahankan
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di
pintu utama, 8 buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang menjulang setinggi
45 meter.

Lokasi monumen ini terletak di depan Kantor Gubernur Kepala Daerah Provinsi Bali yang juga di
depan Gedung DPRD Provinsi Bali Niti Mandala Renon persisnya di Lapangan Puputan Renon.
Monumen ini dikenal dengan nama “Bajra Sandhi” karena bentuknya menyerupai bajra atau genta
yang digunakan oleh para Pendeta Hindu dalam mengucapkan Weda (mantra) pada saat upacara
keagamaan. Monumen ini dibangun pada tahun 1987, diresmikan oleh Presiden Megawati Sukarno
Putri pada tanggal 14 Juni 2003. Tujuan pembangunan monumen ini adalah untuk mengabadikan
jiwa dan semangat perjuangan rakyat Bali, sekaligus menggali, memelihara, mengembangkan serta
melestarikan budaya Bali untuk diwariskan kepada generasi penerus sebagai modal melangkah maju
menapak dunia yang semakin sarat dengan tantangan dan hambatan

Pintu masuk MONUMEN BAJRA SADHI

Salah satu miniatur perjalanan kehidupan rakyat Bali


Tangga Lingkar

Jendela di atas monumen

KAIN POLENG

Saput Poleng adalah kain bercorak kotak-kotak persegi dengan warna hitam-putih seperti papan
catur . kain yang disebut saput poleng ini sudah merupakan bagian dari adat dan hidup dalam
kehidupan adat masyarakat Bali . Dimana Saput poleng bisa ditemukan hampir di setiap sudut
tempat di Bali ,baik di pura, di patung-patung, di bangunan, kawasan wisata ,bahkan dipakai sebagai
busana dalam acara khusus. Bagi orang Bali, kain yang disebut “saput poleng” memiliki fungsi
khusus dan istimewa. Ada makna filosofis pada kain ini.

Makna filosofis Saput poleng merupakan refleksi dari kehidupan kita yaitu baik dan buruk yang
dalam Hindu dikenal dengan istilah RwaBhineda adalah dua sifat yang bertolak belakang, yakni
hitam-putih, baik-buruk, atas-bawah, suka-duka dan sebagainya.
Arti Saput Poleng dalam bahasa Bali ‘saput’ artinya selimut, dan ‘poleng’ artinya belang. Selimut
belang yang bercorak kotak-kotak hitam-putih ini merupakan khas dari Bali. Dalam kontek adat di
Bali, ‘saput’ juga bermakna busana, yang dalam bahasa Bali halus disebut ‘wastra’. Sehingga ‘saput
poleng’ diartikan sebagai ‘busana bercorak kotak persegi warna hitam-putih yang dipergunakan
secara khusus’.

Menurut tradisi ada tiga jenis Saput poleng yaitu Salut Poleng Rwabhineda, Saput Poleng
Sudhamala dan Saput Poleng Tridatu. Saput poleng Rwabhineda berwarna putih dan hitam. Warna
terang dan gelap sebagai cermin baik dan buruk. Saput poleng Sudhamala berwarna putih, hitam dan
abu. Abu sebagai peralihan hitam dan putih,. Artinya menyelaraskan yang baik dan buruk. Saput
Poleng Tridatu berwarna putih, hitam dan merah. Merah simbol rajas (keenergikan), hitam adalah
tamas (kemalasan), dan putih simbol satwam (kebijaksanaan, kebaikan).

Kain poleng

Saput Poleng sebagai simbul masyarakat Hindu di Bali digunakan oleh para pecalang, patung
penjaga pintu gerbang, dililitkan pada kulkul/kentongan, dikenakan oleh balian, dihiaskan pada
tokoh-tokoh itihasa (Merdah, Tualen, Hanoman, dan Bima), dikenakan oleh dalang wayang kulit
ketika melaksanakan pangruwatan/penyucian, dililitkan pada pohon-pohon tertentu, atau dililitkan
pada tempat suci yang diyakini berfungsi sebagai penjaga. Pada intinya Saput Poleng digunakan
sebagai simbol penjagaan.

Penggunaan ‘Saput Poleng’ Kain Kotak Hitam-putih di Bali

Saput poleng ini khusus dalam artian: tidak dipergunakan di sembarang tempat dan sembarang acara
atau kesempatan. Melainkan hanya ditempat khusus dan acara khusus saja.
BUNGA KAMBOJA

Kalau selain dibali, orang yang memakai bunga kamboja dikira hantu, karena bunga tersebut
kebanyakan ditanam dikuburan. Berbeda dengan di bali, sebagai aksesoris kecantikannya mereka
menaruh bunga kamboja di telinganya. Karena di bali sendiri bunga kamboja melambangkan hal
yang baik, dan sering digunakan untuk pelengkap sarana upacara. Bunga kamboja di Bali
diibaratkan sebagai lambang cinta. Maka dari itu, pada jaman dahulu, ketika seseorang akan
menyatakan cinta melalui bunga kamboja. Bunga kamboja sering digunakan juga ketika ada turis
datang, rangkaian bunga kamboja yang disusun menjadi kalung dan bekalungkan pada turis turis
khusus.

Bunga Kamboja

UPACARA ADAT NGABEN

Ngaben merupakan salah satu upacara yang dilakukan oleh Umat Hindu di Bali yang tergolong
upacara Pitra Yadnya (upacara yang ditunjukkan kepada Leluhur). Ngaben secara etimologis berasal
dari kata api yang mendapat awalan nga, dan akhiran an, sehingga menjadi ngapian, yang
disandikan menjadi ngapen yang lama kelamaan terjadi pergeseran kata menjadi ngaben. Upacara
Ngaben selalu melibatkan api, api yang digunakan ada 2, yaitu berupa api konkret (api sebenarnya)
dan api abstrak (api yang berasal dari Puja Mantra Pendeta yang memimpin upacara). Versi lain
mengatakan bahwa ngaben berasal dari kata beya yang artinya bekal, sehingga ngaben juga berarti
upacara memberi bekal kepada Leluhur untuk perjalannya ke Sunia Loka

Ngaben Sawa Wedana

Sawa Wedana adalah upacara ngaben dengan melibatkan jenazah yang masih utuh (tanpa dikubur
terlebih dahulu) . Biasanya upacara ini dilaksanakan dalam kurun waktu 3-7 hari terhitung dari hari
meninggalnya orang tersebut. Pengecualian biasa terjadi pada upacara dengan skala Utama, yang
persiapannya bisa berlangsung hingga sebulan. Sementara pihak keluarga mempersiapkan segala
sesuatu untuk upacara maka jenazah akan diletakkan di balai adat yang ada di masing-masing rumah
dengan pemberian ramuan tertentu untuk memperlambat pembusukan jenazah.
Dewasa ini pemberian ramuan sering digantikan dengan penggunaan formalin. Selama jenazah
masih ditaruh di balai adat, pihak keluarga masih memperlakukan jenazahnya seperti selayaknya
masih hidup, seperti membawakan kopi, memberi makan disamping jenazah, membawakan handuk
dan pakaian, dll sebab sebelum diadakan upacara yang disebut Papegatan maka yang bersangkutan
dianggap hanya tidur dan masih berada dilingkungan keluarganya.

Ngaben Asti Wedana

Asti Wedana adalah upacara ngaben yang melibatkan kerangka jenazah yang telah pernah dikubur.
Upacara ini disertai dengan upacara ngagah, yaitu upacara menggali kembali kuburan dari orang
yang bersangkutan untuk kemudian mengupacarai tulang belulang yang tersisa. Hal ini dilakukan
sesuai tradisi dan aturan desa setempat, misalnya ada upacara tertentu dimana masyarakat desa tidak
diperkenankan melaksanakan upacara kematian dan upacara pernikahan maka jenazah akan
dikuburkan di kuburan setempat yang disebut dengan upacara Makingsan ring Pertiwi ( Menitipkan
di Ibu Pertiwi).

Swasta

Swasta adalah upacara ngaben tanpa memperlibatkan jenazah maupun kerangka mayat, hal ini
biasanya dilakukan karena beberapa hal, seperti : meninggal di luar negeri atau tempat jauh, jenazah
tidak ditemukan, dll. Pada upacara ini jenazah biasanya disimbolkan dengan kayu cendana
(pengawak) yang dilukis dan diisi aksara magis sebagai badan kasar dari atma orang yang
bersangkutan.

Tujuan Upacara Ngaben

Upacara ngaben secara konsepsional memiliki makna dan tujuan sebagai berikut :

1. Dengan membakar jenazah maupun simbolisnya kemudian menghanyutkan abu ke

sungai, atau laut memiliki makna untuk melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu
keduniawian sehingga dapat dengan mudah bersatu dengan Tuhan (Mokshatam
Atmanam)

2. Membakar jenazah juga merupakan suatu rangkaian upacara untuk mengembalikan segala

unsur Panca Maha Bhuta (5 unsur pembangun badan kasar manusia) kepada asalnya masing-
masing agar tidak menghalangi perjalan Atma ke Sunia Loka Bagian Panca Maha Bhuta
yaitu : a. Pertiwi : unsur padat yang membentuk tulang, daging, kuku, dll b. Apah: unsur cair
yang membentuk darah, air liur, air mata, dll c. Bayu : unsur udara yang membentuk nafas.
d. Teja : unsur panas yang membentuk suhu tubuh. e. Akasa : unsur ether yang membentuk
rongga dalam tubuh.
3. Bagi pihak keluarga, upacara ini merupakan simbolisasi bahwa pihak keluarga telah ikhlas,

dan merelakan kepergian yang bersangkutan.

UPACARA PERNIKAHAN

Dalam masyarakat Hindu-Bali upacara pawiwahan merupakan bentuk komitmen yang suci dan
luhur karena pada hakekatnya itu merupakan upacara persaksian ke hadapan Sang Hyang Widhi
Wasa dan para dewata (Dewa Saksi), kepada makhluk niskala yang tinggal di “dunia bawah” (Bhuta
Saksi), dan kepada sesama manusia (Manusa Saksi). Ketiga persaksian ini disebut sebagai Tri
Upasaksi. Selain itu, setelah melangsungkan upacara pawiwahan maka seseorang dianggap sebagai
warga penuh atau krama dari banjar yang bersangkutan beserta segenap hak dan kewajibannya.
Layaknya upacara adat-keagamaan lainnya dalam masyarakat Hindu-Bali, pelaksanaan upacara
pawiwahan ini juga dibantu oleh keluarga besar kedua mempelai dan masyarakat sekitarnya.

Upacara pawiwahan masyarakat Hindu-Bali memiliki tujuan untuk mewujudkan keluarga yang
bahagia secara lahir-batin yang ditunjang dengan terpenuhinya unsur-unsur material seperti
kebutuhan sandang, pangan, dan papan (artha) serta unsur-unsur non-material seperti rasa kedekatan
dengan Sang Hyang Widhi Wasa (dharma) dan pemenuhan kebutuhan seksual, adanya rasa kasih-
sayang antara sesama anggota keluarga, adanya keturunan, keamanan rumah tangga, harga diri
keluarga, dan eksistensi sosial di masyarakat (kama). Artha, dharma, dan kama sering disebut juga
sebagai Tri Purusa.
BAB IV

PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas (A)Kesimpulan, (B)Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data yang telah tertera pada BAB II, dapat disimpulkan bahwa:

1. Objek wisata di pulau Bali memiliki karakteristik / daya tarik tersendiri bagi
wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal tersebut yang membuat pulau Bali
dijadikan sebagai tempat berlibur maupun sebagai tempat kunjungan Study Tour.
2. Pesona alam serta kebudayaan yang ada di pulau Bali membuat wawasan peserta
Study Tour akan kebudayaan Nusantara bertambah.
3. Keunikan dan ciri khas tersendiri dari pulau Bali membuat Indonesia semakin
terkenal di dunia luar serta menghasilkan devisa yang besar bagi Indonesia.
4. Dalam Study Tour ini peserta dapat lebih memahami dan menghormati budaya-
budaya yang masih kental yang berada di Indonesia serta dapat mengembangkan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa tanpa membeda-bedakan golongan, ras, budaya, dan
agamanya.

Pulau Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki banyak keindahan
alam dan kebudayaannya yang khas khususnya budaya seni tari dan seni pahat. Oleh
karena itu, banyak wisatawan domestik maupun luar negeri yang ingin mengunjungi
pulau ini. Tujuan mereka datang berkunjung salah satunya adalah untuk melihat dari
dekat bagaimana sosok Bali yang sebenarnya dan mempelajari budaya – budaya Bali
khususnya seni tari dan seni pahat.

Selain budaya dan panorama alam yang disebutkan di atas ada juga budaya yang
tidak kalah menariknya yaitu upacara adat yang dilakukan oleh sebagian besar
penduduk Bali yang mayoritas beragama Hindu. Di sana apabila ada orang yang
meninggal sering sekali diadakan Upacara Ngaben atau pembakaran mayat. Upacara
Ngaben ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara masal atau secara individual
bagi keluarga yang mampu. Kebanyakan dalam pelaksanaan Upacara Adat sering
disajikan tarian – tarian khas dari Pulau Bali.
B. Saran

Bagi sekolah

1. Sekolah diharapkan mengadakan Study Tour setelah ulangan umum atau jauh-jauh hari
sebelum ujian kenaikan kelas/UAS, agar tidak membebani siswa dalam mengerjakan karya
tulis.
2. Sekolah diharapkan dapat menganjurkan kepada biro perjalanan agar menyusun jadwal
perjalanan dengan cermat, agar peserta Study Tour dapat mengikuti Study Tour dengan
teratur.
3. Sekolah sebaiknya dapat memberi keringanan biaya bagi siswa-siswi yang kurang mampu
atau kesulitan biaya untuk mengikuti Study Tour sehingga tidak ada siswa-siswi yang tidak
bisa mengikuti Study Tour karena kendala biaya.
4. Sekolah diharapkan memberi waktu yang lebih lama bagi siswa untuk mengerjakan karya
tulis.

Bagi guru pendamping

1. Sebaiknya lebih mengawasi, menasehati, dan melarang siswa melakukan tindakan berbahaya
sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti murid tertinggal.
2. Diharapkan lebih mendisiplinkan para murid agar murid lebih dapat membawa diri untuk
bersikap dalam bergaul.
3. Lebih memperhatikan kesehatan murid, khususnya keadaan murid yang kurang sehat selama
perjalanan.
4. Diharapkan dapat menjadi orang tua dan teman bagi siswa-siswi selama Study Tour sehingga
dapat lebih akrab.
5. Sebaiknya lebih tegas menindak siswa-siswi yang tidak taat dan mencemarkan nama baik
sekolah.
6. Diharapkan lebih sigap menangani kejadian-kejadian di luar dugaan yang bersifat
mengganggu program Study Tour.

Bagi siswa

1. Siswa diharapkan tidak hanya memanfaatkan Study Tour sebagai sarana rekreasi, namun
juga sebagai sarana belajar untuk menambah wawasan.
2. Siswa diharapkan tertib dan disiplin agar perjalanan Study Tour berjalan lancar.
3. Siswa diharapkan dapat menjaga sikap selama Study Tour, serta memperhatikan semua
perintah atau peraturan dari biro tour, guru pembimbing dan tour guide demi keamanan
pribadi.
4. Siswa diharapkan dapat menjaga barang-barang berharga dan pribadi masing-masing, agar
tidak membebani guru pembimbing.
5. Siswa diharapkan ikut menjaga kebersihan dan kelestarian objek-objek wisata yang
dikunjungi.
6. Siswa dianjurkan tidak bepergian seorang diri di objek-objek wisata maupun pada waktu
bebas untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
7. Selama Study Tour siswa diharapkan pandai-pandai menawar barang sebelum membeli,
karena harga barang-barang di Bali relatif mahal. Harga barang yang dijual dipatok untuk
wisatawan mancanegara.
DAFTAR PUSTAKA

 http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_Lot
 http://www.gobalitour.com/bedugul.html
 http://www.kebunrayabali.com/id/
 http://www.kebunrayabali.com/id/koleksi_kami.php
 http://www.jejaksibolang.com/2013/10/joger-belanja-kaos-unik-dan-oleh-oleh.html
 http://www.wisatadewata.com/article/adat-kebudayaan/upacara
 http://id.wikipedia.org/wiki/Ngaben
 http://pakettourbali.org/pengertian-kain-hitam-putih-di-bali-kain-poleng/
 http://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Bajra_Sandhi
 http://id.wikipedia.org/wiki/Pantai_Kuta
 http://www.gwkbali.com/
 http://www.babadbali.com/pura/plan/uluwatu.htm
 http://www.wisatadewata.com/article/wisata/tanjung-benoa
 http://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_Benoa,_Kuta_Selatan,_Badung

You might also like