You are on page 1of 16

LAPORAN KEGIATAN PPDH

ROTASI KLINIK
yang dilaksanakan di
PRAKTEK DOKTER HEWAN BERSAMA (PDHB)
DRH. CUCU K. SAJUTHI JAKARTA UTARA

KASUS BEDAH I
“Tumor kelopak mata bagian atas pada Anjing Shih Tzu”

Oleh:
ADE MAHENDRA, S.KH
ILMAN ROIS SABILLAH, S.KH

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
LAPORAN BEDAH

1. Tinjuan Khusus

1.1 Signalemen

Nama : Foxy

Jenis Hewan : Anjing

Ras : Shih Tzu

Jenis Kelamin : Betina

Berat Badan : 5.1 kg

Umur : 8 tahun

Warna : hitam putih

Gambar 1. Anjing Foky (Dokumentasi pribadi, 2018)


1.2 Anamnesa dan Temuan klinis

Berdasarkan anamnesa anjing foxy datang ada benjolan pada mata kanan

pada kelopak mata atas.


1.3 Pemeriksaan Fisik

Status present

1. Keadaan Umum

Perawatan : baik

Habitus/tingkah laku : baik

Gizi : baik

Pertumbuhan badan : baik

Sikap berdiri : bisa berdiri dengan keempat kaki

Suhu : 38,20C (normal : 38-39,50C)

Frekuensi nafas : 38 kali/menit (normal : 10-30x/menit)

Frekuensi nadi : 81 kali/menit (normal : 60-180x/menit)

2. Kulit dan Rambut

Aspek rambut : bersih

Kerontokan : tidak ada

Kebotakan : tidak ada kebotakan

Turgor kulit : baik (< 2 detik)

Permukaan kulit : bersih

3. Kepala dan Leher

Inspeksi

Ekspresi wajah : lesu

Pertulangan wajah : simetris

Posisi tegak telinga : telinga kanan dan kiri turun ke bawah


Posisi kepala : sejajar dengan vertebrae

Mata dan Orbita Kiri

Palpebrae : terdapat benjolan pada kelopak mata bagian atas

Cilia : melengkung keluar

Konjungtiva : pink

Membrane niktitans : tidak terlihat

Bola Mata Kiri

Sklera : putih

Kornea : jernih

Iris : tidak ada kelainan, berwarna coklat

Reflek pupil : ada

Vasa injeksio : ada vasa injeksio

Mata dan Orbita Kanan

Palpebrae : membuka dan menutup sempurna

Cilia : melengkung sempurna keluar

Konjungtiva : pink

Membrane niktitans : tidak terlihat

Bola Mata Kanan

Sklera : berwarna putih

Kornea : terang tembus

Iris : tidak ada kelainan, berwarna coklat

Reflek pupil : ada

Lensa : jernih
Vasa injeksio : tidak ada

Mulut dan Rongga Mulut

Defek bibir : tidak ada

Mukosa mulut : pink rose

Lidah : pink, tidak ada kelainan

Kelenjar Pertahanan

Ln. Mandibularis : teraba, konsistensi kenyal, simetris antara

limfoglandula kanan dan limfoglandula kiri,

tidak melekat pada jaringan, diameter ± 2 cm

Ln. Retropharyngealis : tidak teraba

Ln. Preskapularis : tidak teraba

Ln. Axilaris : tidak teraba

Ln. popliteus : teraba, konsistensi kenyal, simetris antara

limfoglandula kanan dan limfoglandula kiri,

tidak melekat pada jaringan, diameter ± 2 cm

4. Thoraks

Inspeksi

Bentuk rongga thoraks : tidak ada kelainan

Tipe pernafasan : Thoracoabdominal

Ritme : reguler

Intensitas : sedang

Frekuensi : 38 kali/menit

Reflek batuk : tidak ada reflek batuk


Palpasi

Penekanan rongga thoraks: tidak ada respon sakit

Palpasi m. interostalis : tidak ada respon sakit

5. Abdomen dan Organ Pencernaan

Inspeksi

Ukuran rongga abdomen : tidak ada kelainan

Bentuk rongga abdomen : tidak ada kelainan

Palpasi

Epigastrikus : tidak ada rasa sakit

Mesogastrikus : tidak ada rasa sakit

Hipogastrikus : tidak ada rasa sakit

Auskultasi

Peristaltik usus : tidak terdengar

2. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus ini antara lain


pemeriksaan mata dengan pen light, opthalmoscope, tonometri, slit lamp.
a. Pen Light
Pen light atau disebut juga pen diagnostik adalah pen yang sangat umum
dan banyak digunakan sebagai alat bantu penerangan. Untuk memeriksa
didalam mulut pasien, bagian dalam telinga pasien dan untuk memeriksa mata
pasien. Pen light digunakan untuk mengetahui adanya refleks pupil terhadap
cahaya yang dipancarkan.
b. Opthalmoscope
Opthalmoscope adalah suatu alat dengan system cermin dan
memancarkan seberkas sinar ke dalam mata untuk memeriksa anatomi interna
dari mata (fundus). Pemeriksaan fundus meliputi evaluasi diskus optikus
(melihat bentukan mangkuk fisiologis dan proporsi ukurannya), pembuluh
darah retina (melihat ukuran, distribusi, penyilangan, dan warna pantulan),
karakteristik retina (melihat warna umum, pendarahan, cairan dan
perlekatannya), area macula dan fovea centralis (melihat warna merah gelap
dan pantulan sentral), dan vitreus humor (dapat berkabut, mengandung larva,
benda asing, struktur okuler lain, seperti fragmen lensa dan retina, dimana
semua ini dapat mengganggu transmisi impuls visual atau kemampuan untuk
melihat retina dengan jelas) (James, 2006).
3. Diagnosa

Anjing foxy diduga terdapat tumor eyelid pada bagian mata kanan
4. Prognosa
Dubius - Fausta
5. Alat dan Bahan untuk Operasi
Alat : Optivisor, non locking needle holder, pinset mata (Fechtner conjunctival
forceps), gunting, towel clamp, IV chateter 24G, endotracheal tube 4.0
(ETT), surgical drape,. perlengkapan pakaian bedah steril (surgical
dress, cap, gloves, masker), cutton bud.
Bahan : NaCl fisiologis 0.9%, betadin 0,5%, atropin sulfat, diazepam,
Penthotal®, genatamicin, isoflurane, benang monofilament non-
absorbable (Vicryl® 5.0).
5.1 Metode Operasi
a. Pre Operasi
- Hewan dipuasakan selama 6-8 jam untuk mencegah hewan muntah saat
diberikan anastesi.
- Pemasangan IV chateter no 24G pada vena cephalica kaki depan sebelah
kiri disambungkan ke infus ringer lactat
- Persiapan ruang operasi, alat dan bahan keperluan operasi
- Hewan diberi injeksi atropin sebagai premedikasi secara subkutan (SC),
sedangkan induksi anastesi diazepam dan Penthotal® diberikan secara
intravena (IV) dengan masing masing dosis sebagai berikut :
-
Atropin = BB x Dosis terapi
Dosis sediaan
= 5 kg x 0,025 mg/kg
0,25 mg/ml
= 0,5 ml
Diazepam = BB x Dosis terapi
Dosis sediaan
= 5 kg x 0,5 mg/kg
5 mg/ml
= 0,5 ml
Penthotal® = BB x Dosis terapi
Dosis sediaan
= 5 kg x 15 mg/kg
50 mg/ml
= 1,5 ml
- Setelah hewan teranastesi, Endotracheal tube (ETT) dimasukkan kedalam
trakea kemudian dihubungkan dengan mesin anastesi inhalasi isofluran
sebagai maintenance anastesi selama proses operasi berlangsung.
- Hewan diletakkan pada meja operasi dengan posisi ventro dorsal.
b. Teknik Operasi

1. Dilakukan pencukuran bulu di sekitar mata bagian kiri menggunakan hair


shaver, kemudian dipasangkan surgical drape
2. Diteteskan NaCl Fisiologis 0,9% dan betadin 0,5% pada mata bagian
konjungtiva dan kornea dibersihkan menggunakan kasa steril .
3. Dilakukan incisi tumor upper eyelid berbentuk V dan lakukan eksis tumor
4. Dilakukan penjahitan jahitan continuous absorbable suture.
c. Post Operasi
Tindakan yang dilakukan post operasi yaitu pemberian terapi melalui tetes mata
yaitu gentamicin dan injeksi IV dexametasone dosis 0,3 cc pemberian terapi obat
racikan oral yaitu clanitidin yang diberikan ½ tablet 1 hari sekali.

6 . Pembahasan Tumor Eyelid Upper

Tumor mata bias terjadi di semua bagian mata yang mengalami pembelahan sel
abnormal dan kematian sel yang menurun, berdasarkan posisinya tumor mata
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Tumor External : Tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti tumor
palpebrae dan tumor konjugtiva
b. Tumor Intraokuler : tumor yang tumbuh di dalam bola mata
c. Tumor Retrobulbar : tumor yang tumbuh di belakang bola mata
Palpebra adalah modifikasi dari lipatan kulit yang dapat menutup dan
melindungi bola mata bagian anterior. Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama
yaitu lapisan kulit, lapisan otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
fibrosa (tarsus), dan lapisan membran mukosa (konjungtiva pelpebra). Sama seperti
orbita, palpebra juga dapat mengalami berbagai macam kelainan seperti kelainan
kongenital, infeksi, inflamasi, trauma, dan neoplasma.

Neoplasma pada palpebra, baik jinak maupun ganas, kebanyakan berkembang


pada kulit periokular mulai dari lapisan epidermis, dermis, atau struktur adneksa
palpebra. Tumor ganas palpebra merupakan tumor ganas yang sering dijumpai dan
dilaporkan sekitar 5-10% dari tumor kulit. Tumor ganas yang paling sering mengenai
palpebra adalah karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel sebasea,
sarkoma, dan melanoma. Sedangkan tumor jinak palpebra yang sering ditemui yaitu
hemangioma, molluscum contagiosum, nevus, dan xanthelasma.

Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas palpebra yang sering ditemukan.
Sembilan puluh lima persen karsinoma palpebra berjenis sel basal dan sisa lima persen
terdiri atas karsinoma sel skuamosa, karsinoma kelenjar Meibom, dan tumor – tumor
lain yang jarang seperti karsinoma sel Merkel dan karsinoma kelenjar sebasea.
Melanoma maligna merupakan tumor ganas palpebra yang paling jarang tetapi paling
ganas dan banyak menimbulkan kematian.

Tumor palpebra kebanyakan mudah dikenali secara klinis, dan eksisi dilakukan
dengan alasan kosmetik. Meskipun begitu lesi ganas sering kali sulit dikenali secara
klinis dan biopsi harus selalu dilakukan pada kecurigaan keganasan

Anjing Foxy dibawa ke klinik dengan keluhan ada benjolan pada eyelid upper
sebelah kanan. Pada pemeriksaan palpasi ditemukan adanya benjolan atau nodul pada
bagian eyelid upper. Benjoalan tersebut dicurigai segai tumor pada eyelid upper. Untuk
menegakan diagnosa harus dilakukan eksisi benjolan tersebut dan dilakukan biops
untuk menegakkan diagnosa.

Mata itu sendiri memiliki 3 kelopak mata (eyelid), diantaranya kelopak mata
atas (upper eyelid), kelopak mata bawah (lower eyelid), dan kelopak mata ketia (third
eyelid). Kelopak mata ketiga atau membrane nictitans pada anjing berfungsi untuk
melindungi dan menjaga mata anjing tetap bersih. Kelenjar lakrimalis terletak di bagian
distal dari membrane nictitans pada chantus medial mata dari jaringan konjungtiva ke
fascia periorbital. Menurut Saito (2001), dalam keadaan normal kelenjar mata ini
seharusnya tidak terlihat dan berfungsi memproduksi air mata pada anjing, serta
menyediakan antibodi dan enzim yang melawan infeksi bakteri.

Kelopak mata berfungsi dalam menjaga kesehatan kornea dan bola mata,
mendistribusikan air mata ke permukaan kornea, menghilangkan benda asing dari
permukaan mata, mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke mata dan melindungi bola
mata dari trauma. Kelopak mata bagian luar adalah kulit berambut dan permukaan
bagian dalamnya adalah konjungtiba palpebrae, Tutup atas lebih mobile daripada yang
lebih rendah. Otot orbicularis oculi mengelilingi kelopak mata dam memungkinkan
penutup kelopak mata, penutup terjadi secara lateral ke medial. Otot palpebrae levator
adalah otot utama yang bertanggung jawab untuk membuka kelopak atas dan otot
malaris membuka kelopak bawah. Margin kelopak mata adalah persimpangan
mukokutan. Ada beberapa kelainan bawaan yang membutuhkan koreksi bedah dan
pemberian antibiotic topical harus diberikan.

Tumor eyelid adalah tumor yang paling sering terjadi dibagian kelopak mata.
Benjolan masa abnormal pada daerah sekitar mata dan kelopak mata. Tumor kelopak
mata bias berasal dari kulit, jaringan ikat, jaringan kelenjar, pembuluh darah, saraf,
maupun dari otot sekitar kelopak mata (Khurana AK,2007). Salah contoh dari tumor
tersebut yaitu adenoma (tumor jinak) dan adenokarsinoma kelenjar kanker). Sedangkan
pada anjing tua sering terjadi Meibomian adenocarcinomas (kelenjar), melanoma dan
karsinoma sel skuamosa (kulit) bersifat ganas dan diperlakukan tindakan eksisi pada
tumor tersebut. Tumor ganas kelopak mata dibagi menjadi dua, yaitu tumor primer dan
tumor metastatic (jarang) ( Eva Pr, Whitcher JP. Vaughab dab Asbury, 2013).

Tumor ganas yang paling sering mengenai kelopak mata adalah karsinoma sel
basal, karsinoma sel squamous, karsinoma sel sebacea, melanoma, dan sarcoma kaposi.
Sedangkan tumor jinak seperti hemangioma dan xanthalesma. ( Eva Pr, Whitcher JP.
Vaughab dab Asbury, 2013).

Teknik yang dilakukan operasi eksisi anjing foxy dari tumor yang terlihat
dilakukan teknik operasi ‘V’ full-thickness excision. teknik ini sangat sederhana dan
mudah dengan kerusakn atau tumor yang tidak lebih dari 2 cm. Teknik yang dilakukan
yaitu Sisi neoplasma eyelid dipotong oleh gunting tenotomi atau Beaver No. 6400 atau
6700 microsurgical blade (Gambar 1.1 a). dan hasil incisi tadi dilakukan penjahitan
simple interrupted non-absorbable sutures dengan mengunakan ukuran 6-0.
Gambar 1.1. Teknik Full-thickness ‘V’. Incisi dilakukan dengan gunting tenotomi
(A). incisi dijahit pada dua lapisan jahitan. Lapisan tarsoconjunctival mengunakan 4-
0 hingga 6-0 dengan jahitan continuous absorbable suture. Lapisan otot oculi skin-
orbicularis dilakukan jahitan simple interrupted non-absorbable sutures (B).

Tahapan operasi pada anjing foxy yaitu pre operasi, operasi dan post operasi.
Tahap pre operasi di awali dengan persiapan pasien, alat dan bahan, ruangan dan
obat obatan yang digunakan
Persiapan pasien meliputi mempersiapkan hewan dengan dipuasakan selama
6-8 jam yang bertujuan untuk mencegah terjadinya slik pneumonia akibat vomit
(Fossum, 2012). Pemberian infuse pada pasien anjing foxy digunakan untuk
mengantisipasi adanya dehidrasi. Cairan infuse yang dipilih adalah RL (Ringer
Lactat). Jenis cairan RL tergolong dalam larutan kristaloid dimana larutan tersebut
dapat menembus membrane sel dengan mudah (Willyanto, 2010). Keunggulan
dalam larutan RL adalah memiliki komposisi elektrolit dan konsentrasinya sangat
serupa dengan yang dikandung di dalam cairan ekstraseluler. Natrium merupakan
kation utama dari plasma darah dan menentukan tekanan osmotic. Klorida
merupakan anion utama di dalam plasma darah, sedangkan kalium merupakan
kation terpenting di intraseluler dan berfungsi untuk konduksi otot dan syaraf.
Elektrolit-elektrolit tersebut dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan cairan
pada saat dehidrasi, shock hipovolemik termasuk syok perdarahan.
Selanjutnya dilakukan pemberian premedikasi atropin dengan dosis 0.025
mg/kgBB secara subcutan. Atropin Sulfat merupakan obat premedikasi golongan
antikolinergik yang paling sering digunakan. Keuntungan antikolinergik sebagai
premedikasi adalah mengurangi sekresi kelenjar saliva terutama bila dipakai obat
anastetik yang menimbulkan hipersekresi kelenjar saliva, menurunkan keasaman
cairan gastrium, menghambat bradikardia oleh stimulasi vagal, menurunkan
motilitas intestinal, dan menyebabkan bronchodilatasi.
Tahapan selanjutnya adalah pemberian diazepam dan Pentotal®. Diazepam
merupakan turunan dari benzodiazepin yang bekerja melalui reseptor gama amino
butirat acid (GABA). Diazepam diberikan dengan dosis 0,5mg/kg BB melalui
intravena. Diazepam berpotensi menghambat mayor terhadap neurotransmitter
dengan mengikat reseptor benzodiazepin. Efek samping yang ditimbulkan
diazepam antara lain kelemahan otot dan ataksia. Diazepam merupakan
transquilizer yang sering diberikan dengan preparat sedative (obat penenang)
seperti ketamin untuk menginduksi anastesi. Selain itu diazepam tidak langsung
diserap setelah diinjeksikan melalui intramuskuler. Pentotal® mengandung
thiopental sodium merupakan anestesi golongan barbiturate yang bekerja pada
system saraf pusat. Thiopental sodium bersifat short acting, sehingga perlu
penggabungan dengan anestesi lain. (Katzung, 2007).
Setelah teranastesi hewan diintubasi dengan pemasangan endotracheal tube
(ETT). Tujuan pemasangan ETT adalah untuk memudahkan proses oksigenasi dan
juga pemberian anestesi inhalasi, selain itu juga mencegah terjadinya aspiration
pneumonia (Fossum, 2012). Setelah memastikan ETT masuk ke dalam trakea
dengan benar, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengembangan cuff.
Pengembangan cuff berfungsi untuk mencegah aspirasi dari vomit, darah, salvias
serta mencegah kebocoran anestesi inhalasi dan oksigen yang dimasukkan ke
dalam ETT untuk disalurkan ke dalam paru (Thomas dan Lerche, 2011).
Pemeliharaan anatesi (maintenance anaesthesia) dilakukan dengan pemberian
anastesi inhalasi isofluran.
Setelah anjing foxy teranastesi dilakukan pencukuran rambut di sekitar mata
kanan menggunakan hair shaver pada bagian sekitar mata kanan. Kemudian
dipasang drape pada mata kanan. Tahapan operasi tumor eylid dimulai pemberian
nacl fisiologis 0,9% dan betadin 0,5 % pada mata untuk membersihkan epitel
kornea Kemudian diinjeksi gentamicin 0,05%. Gentamicin merupakan antibiotik
aminoglikossida berfungsi menghentikan pertumbuhan bakteri. Kemudadian
dilakukan eksisi pada tumor menggunakan tonotomi melakukan Teknik Full-
thickness ‘V’.
Tabel 1. Prosedur Jalannya Operasi tumor eyelid upper dexter
Dilakukan pencukuran rambut
disekitar area mata

Pemasangan drape

Pembersihan daerah mata dengan


NaCl fisiologis 0,9% dan betadin
0,5%
Eksisi tumor menggunagan
metode operasi ‘V’ full-thickness
excision

Penjahitan menggunakan benang


monofilament non-absorable
vycril 5.0

Obat topical yang diberikan post operasi adalah salep Erlamyicetin didalamnya
mengandung Clhoramphenicol 1%. Obat ini berfungsi sebagai antibaketeri. Pada
mekanisme aksinya menghambat sintesis protein dengan mengikat ribosom dan
termasuk obat berspektrum luas
RERFENSI
Fossum TW. 2012. Small Animal Surgery. 4th Edition. Collegeof Veterinary
Medicine, Texas.

Gellat, N, Kirk. 2011. Veterinary Ophthalmic Surgery. Department of Small


Animal Clinical Sciences, College of eterinary Medicine, University of
Florida, Gainesville, USA
James, B. 2006. Lecture Notes Oftalmologi: Tonometri pada Ofthalmologi Umum.
Edisi 14. Widya Medika. Jakarta.

Katzung, BG. 2007. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.

Plumb DC. 2011. Veterinary Drug Handbook. 7th Edition. Pharma Vet Inc:
Stockholm, Wisconsin.

Sajuthi, D., dkk.2017. obat-obatan untuk hewan kecil. Bogor : IPB press science
techno park.

Whitcher JP, Eva PR (eds.). vaughan & asbury oftalmologi umum. Edisi ke-17.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran Jakarta EGC, pp : 169-177.

You might also like