Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN
Sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional (SP2KP) merupakan
kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan di setiap unit ruang rawat di rumah sakit
yang memungkinkan perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang
profesional bagi pasien. SP2KP mempunyai sistem pengorganisasian yang baik
dimana seluruh komponen yang terlibat dalam asuhan keperawatan diatur secara
profesional (Sitorus, dalam Rantung 2013).
1
sehingga perawat dengan kemampuan yang lebih tinggi mampu mengarahkan dan
membimbing perawat lain di bawah tanggung jawabnya.
6. Metode tim tidak digunakan secara murni karena pada metode ini tanggung jawab
terhadap asuhan keperawatan terbagi kepada semua anggota tim, sehingga sukar
menetapkan siapa yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas semua
asuhan yang diberikan.
2
Seorang PP harus memiliki kemampuan yang baik dalam membuat renpra untuk
klien yang menjadi tanggungjawabnya. Adanya renpra merupakan tanggung jawab
profesional seorang PP sebagai landasan dalam memberikan asuhan keperawatan yang
sesuai dengan standar. Renpra tersebut harus dibuat sesegera mungkin pada saat klien
masuk dan dievaluasi setiap hari. PP dituntut untuk memiliki kemampuan
mendelegasikan sebagian tindakan keperawatan yang telah direncanakan pada PA.
pembagian tanggung jawab terhadap klien yang menjadi tanggung jawab tim, didasarkan
pada tingkat ketergantungan pasien dan kemampuan PA dalam menerima pendelegasian.
Metode tim PP-PA dituntut untuk memiliki keterampilan kepemimpinan. PP
bertugas mengarahkan dan mengkoordinasikan PA dalam memberikan asuhan
keperawatan pada kelompok klien. PP berkewajiban untuk membimbing PA agar mampu
memberikan asuhan keperawatan seuai dengan standar yang ada. Bimbingan tersebut
dapat dilaksanakan secara langsung, misalnya mendampingi PA saat melaksanakan
tindakan tertentu pada klien atau secara tidak langsung pada saat melakukan konferens.
PP juga harus senantiasa memotivasi PA agar terus meningkatkan
keterampilannya,misalnya memberikan referensi atau bahan bacaan yang diperlukan.
Selain terkait dengan bimbingan keterampilan pada PA, sebagai bagian dari peran
kepemimpinan seorang PP, PP seharusnya juga memiliki kemampuan untuk mengatasi
konflik yang mungkin terjadi antar PA. PP harus menjadi penengah yang bijaksana
sehingga konflik bisa teratasi dan tidak mengganggu produktifitas PA dalam membantu
memberikan asuhan keperawatan.
3
tindakan keperawatan yang telah direncanakan oleh PP. Oleh sebab itu, sangat sulit
untuk tim PP-PA dapat bekerjasama secara efektif jika PP tidak membuat perencanaan
asuhan keperawatan (renpra ). Hal ini menunjukan bahwa renpra sesungguhnya dibuat
bukan sekedar memenuhi ketentuan ( biasanya ketentuan dalam menentukan
akreditasi rumah sakit ). Renpra seharusnya dibuat sesegera mungkin, paling lambat
1 kali 24 jam setelah pasien masuk karena fungsinya sebagai pedoman dan media
komunikasi.
Berdasarkan ketentuan tugas dan tanggung jawab PP tidak sedang bertugas (
misalnya pada malam hari atau hari libur ), PA yang sebelumnya telah didelegasikan
dapat melakukan pengkajian dasar dan menentukan satu diagnosa keperawatan yang
terkait dengan kebutuhan dasar pasien. Selanjutnya segera setelah PP bertugas
kembali maka pengkajian dan renpra yang telah ada harus divalidasi dan dilengkapi.
Penting juga diperhatikan bahwa renpra yang dibuat PP harus dimengerti oleh semua
PA. Semua anggota tim harus memiliki pemahaman yang sama tentang istilah-istilah
keperawatan yang digunakan dalam renpra tersebut. Misalnya dalam renpra, PP
menuliskan rencana tindakan keperawatan ; " monitor I/O ( Intake/Output =
pemasukan / pengeluaran ) tiap 24 jam".
Maka harus dipahami oleh semua anggota tim yang dimaksud dengan monitor
I/O, contoh lain dalam perencanaan PP menuliskan "berikan dukungan pada pasien
dan keluarganya" , maka baik PP dan PA dalam timnya harus memiliki persepsi yang
sama tentang tindakan yang akan dilakukan tersebut. Oleh sebab itu PP harus
menjelaskan kembali pada PA tentang apa yang disusunnya tersebut. Pendelegasian
tindakan keperawatan yang berdasarkan pada renpra, PP terlebih dahulu harus
memiliki kemampuan masing-masing PA. Hal yang tidak dapat didelegasikan pada
PA adalah tanggung jawab dan tanggung gugat seorang PP (Dunville dan McCuock,
2004). Tindakan yang telah didelegasikan pada PA, PP tetap berkewajiban untuk tetap
memonitor dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh PA.
4
telah membuat renpra, dan membuat rencana apa yang akan dibicarakan dalam
konferensi. Konferensi ini lebih bersifat 2 arah dalam diskusi antara PP–PA tentang
rencana asuhan keperawatan dari dan klarifikasi pada PA dan hal lain yang terkait.
5
F. Metode Tim
a. Peran Kepala Ruang dalam tahap:
1. Pengkajian: Mengidentifikasi masalah terkait fungsi manajamen
2. Perencanaan:
Fungsi perencanaan dan fungsi ketenagaan
Menunjuk ka Tim
Mengikuti serah terima klien
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan
Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan klien
Merencanakan strategi pelaksanaan keeperawatan
Merencanakan logistik ruangan/fasilitas ruangan
Melakukan pendokumentasian
Peran Kepala Ruangan ( KARU)
Sebelum melakukan sharing dan operan pagi KARU dan melakukan
ronde keperawatan kepada pasien yang dirawat.
Memimpin sharing pagi.
Memimpin operan.
Memastikan pembagian tugas perawat yang telah di buat olek Katim
dalam pemberian asuhan keperawatan pada pagi hari.
Memastikan seluruh pelayanan pasien terpenuhi dengan baik,
meliputi: pengisian Askep, Visite Dokter (Advise), pemeriksaan
penunjang (Hasil Lab), dll.
Memastikan ketersediaan fasilitas dan sarana sesuai dengan
kebutuhan.
Mengelola dan menjelaskan komplain dan konflik yang terjadi di area
tanggung jawabnya.
Melaporkan kejadian luar biasa kepada manajer.
3. Implementasi:
Fungsi pengorganisasian
Merumuskan sistem penugasan
6
Menjelaskan rincian tugas ketua Tim
Menjelaskan rentang kendali di ruang rawat
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan diruang rawat
Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan/fasilitas ruangan
Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
Mendelegasikan tugas kepada ketua Tim
Fungsi pengarahan:
Memberikan pengarahan kepada ketua Tim
Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap anggota Tim
Memberi pujian kepada anggota Tim yang melaksanakan tugas
dengan baik
Membimbing bawahan
Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim
Melakukan supervisi
Memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan
yankep diruangan
Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
4. Evaluasi
Fungsi pengendalian:
Mengevaluasi kinerja katim
Memberikan umpan balik pada kinerja katim
Mengatasi masalah di ruang rawat dan menetapkan tidak lanjut
Memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan
Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
7
Memastikan setiap PA melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat PP
Melaksanakan validasi tindakan keperawatan seluruh pasien di
bawah koordinasinya pada saat Post Conference.
2. Perencanaan:
Fungsi perencanaan dan ketenagaan:
Bersama Karu melaksanakan serah terima tugas
Bersama karu melaksanakan pembagian tugas
Menyusun rencana asuhan keperawatan
Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
Mengorientasikan klien baru pada lingkungan
Melakukan pelaporan dan pendokumantasian
3. Implementasi
Fungsi pengorganisasian:
Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien
Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan
Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama tim
kesehatan lain
Mengatur waktu istirahat anggota tim
Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota tim
Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
Fungsi pengarahan:
Memberikan pengarahan kepada anggota tim
Memberikan bimbingan pada anggota tim
Memberikan infromasi yang berhubungan dengan askep
Mengawasi proses pemberian askep
8
4. Evaluasi:
Fungsi pengendalian:
Mengevaluasi asuhan keperawatan
Memberikan umpan balik pada pelaksana
Memperhatikan aspek legal dan etik
Melakukan pelaporan dan pendokumantasian
c. Peran pelaksana dalam tahap
1. Pengkajian : mengkaji kesiapan klien dan diri sendiri
untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
2. Perencanaan:
Fungsi perencanaan dan ketenagaan:
Bersama Karu mengadakan serah terima tugas
Menerima pembagian tugas dari katim
Bersama katim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan
Mengikuti ronde keperawatan
Menerima klien baru
Tugas Utama : Mengidentifikasi seluruh kebutuhan perawatan pasien
yang menjadi tanggung jawabnya, merencakan asuhan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi (follow Up)
perkembangan pasien.
9
Menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang
dilaksanakan
Fungsi pengarahan:
Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim
Menerima informasi yang berkaitan dengan askep dan melaksanakan
askep dengan etik dan legal
Memehami pemahaman yang telah dicapai
Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
4. Evaluasi
Fungsi pengendalian:
Menyiapkan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses
evaluasi serta ikut mengevaluasi kondisi pasien.
Peran Karu, Perawat primer dan perawat asosiat dalam MPKP
(metode primary team) yang dilaksanakan di ruangan:
1. Peran Kepala Ruang
Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer
Orientasi dan merencanakan karyawan baru
Menyusun jadwal dinas
Memberi penugasan pada perawat asisten/asosiat (PA)
Evaluasi kerja
Merencanakan /menyelenggarakan pengembangan staf
10
Memantau PA dalam melaksanakan rencana asuhan
keperawatan.
Mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain
maupun perawat lain
Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
Menerima dan menyesuaikan rencana
Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
Melakukan pendokumentasian (catatan perkembangan, catatan
tindakan keperawatan)
3. Peran Perawat Asosiat
Mengikuti konferens untuk menerima penjelasan tentang asuhan
yang direncanakan oleh PP.
Melaksanakan asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh PP
Memberi informasi/masukan yang diperlukan kepada PP tentang
klien untuk keperluan asuahan keperawatan selanjutnya.
Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam
catatan tindakan keperawatan.
11
pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari
handover adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan
tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang
mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang
pasien. Menurut Kuntoro (2010) Operan adalah teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima laporan yang berkaitan dengan keadaan klien.
2. Tujuan Operan
a) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
b) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
c) Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
d) Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
e) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
f) Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar
anggota tim perawat.
g) Terlaksananya Asuhan Keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan.
h) Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi,
mereliabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang
12
relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan
keefektifan dalam bekerja.
3. Manfaat Operan
13
6. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit
bantuan.
7. Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan.
2. Status psikologis stabil
3. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik.
4. Operasi ringan.
14
3. Kebutuhan nutrisi dan cairan di penuhi melalui intravena
(infus) atau NG Tube (sonde).
4. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut.
5. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan
berdandan.
6. Dimandikan perawat / keluarga.
7. Dalam keadaan inkontinensia, pasien menggunakan
kateter.
2. Setelah 24 jam pascaoperasi mayor.
3. Pasien dalam keadaan tidak sadar.
4. Keadaan pasien tidak stabil.
5. Observasi TTV setiap kurang 2 jam.
6. Perawatan luka bakar.
7. Perawatan kolostomi.
8. Menggunakan alat bantu pernafasan.
9. Menggunakan WSD.
10. Irigasi kandung kemih secara terus menerus.
11. Menggunakan alat traksi ( skeletal traksi ).
12. Fraktur atau pasca operasi tulang belakang/leher.
13. Gangguan emosional berat, bingung disorientasi.
15
CONTOH OPERAN KEPERAWATAN
Skenario :
RS. Raja Ahmad Thabib merupakan salah satu Rumah Sakit Tipe B dan
merupakan salah satu RS. di wilayah Provinsi Kepulauan Riau yang terus
mengembangkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Di Salah Satu Ruangan di
RS. Raja Ahmad Thabib ini yakni Ruang Perawatan Bedah, telah menerapkan
salah satu metode profesional dalam pemberian Asuhan Keperawatannya yaitu
Metode TIM. Metode ini terbagi menjadi dua Tim yakni Tim A dan Tim B.
Perawat yang bertugas dalam Ruangan ini terdiri dari 10 Perawat. Masing-
masing TIM A terdiri dari 1 prawat primer dan 4 perawat pelaksana dan Tim B
terdiri dari 1 Perawat Primer dan 3 perawat Pelaksana. Ruang Perawatan Bedah
ini dapat menampung 10 pasien, dengan pembagian masing-masing 5 pasien per
Timnya.
Selain itu, Ruang Perawatan Bedah juga menerapkan pembagian shift kerja
menjadi 3 shift : Pagi, Sore, dan Malam. Untuk TIM A, pembagian jadwal dinas
terdiri dari: Shift Pagi 2 perawat, shift sore 2 perawat, dan shift malam 1
perawat. Begitu pula dengan TIM B, dengan pembagian Shift Pagi 2 perawat,
shift sore 1 perawat, dan shift malam 1 perawat.
Pada Tanggal 30 Januari 2018 pukul 14.20 WITA, seperti biasanya perawat
yang berjaga pagi akan bersiap melakukan pergantian shift dengan perawat
yang akan berjaga sore. Perawat Pagi yang bertugas telah menjalankan
Tugasnya pada hari itu dalam memberikan Asuhan Keperawatan ke Pasien
sesuai dengan SOP dan rencana tindakan yang ada. Selanjutnya, perawat yang
akan bertugas di sore ini bersiap menerima rencana tindakan yang belum di
lakukan oleh perawat yang bertugas di dhift pagi tadi. Hal ini dilakukan, untuk
meneruskan Asuhan Keperawatan yang diberikan ke pasien sehingga dapat
terus berjalan dan tidak terputus yang dapat merugikan pasien nantinya.
16
Waktu Pergantian Shift Pagi Ke shift Siang.
data
Dialog :
17
Nama: Ny Nisa, Umur 42 tahun, Tingkat
Ketergantugan Parsial.
Diagnosa Medis : Ca.Mammae, KU: baik, komposmentis. TTV terakhir pukul 13.15 WITA
dengan TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan pasien : takut kalau mau
dioperasi. Masalah keperawatan yang ditemukan : Ansietas. Rencana yang sudah dilakukan:
monitor TTV, Motivasi individu. Rencana yang belum dilakukan: Relaksasi, Pendidikan
klien. Terapi: Vitamin x 500 mg, Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : x
500 mg, Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.
18
Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang Keadaan Pasien Di Kamar 1
(Cempaka) Saat Ini, dan begitu juga pada perawat pelaksana tim B melaporkan keadaan
pasien saat ini.
19
Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan Tentang Keadaan Pasien Di Kamar 2
(Cempaka) Saat Ini.
TIM A Ruangan
Kepala :Assalamualaikum…(Masuk Ke kamar pasien
Bersama Perawat lainnya). Permisi Ibu, dengan Ibu
Nisa yang dari Kijang.
20
Pasien 1 : Iya Sus, silahkan (Sambil menarik kursi dan duduk)
pasien 1 : Iye, sudah.. Yang ini Ns. deri dan ini Ns. elha
(sambil menunjuk ke2 Perawat)
21
lain tidak ada. Itu tadi beberapa Rencana lanjutan yang
dapat di lakukan, sekian dari saya.
Fitri korina : Oh, iya, Cefo nya berapa tadi?? (bertanya ke shift
Pagi)
Ns. Indriani ( fiiri korina ): Iya Bu, sakit dan nyeri yang dirasakan merupakan
efek dari proses pembedahan kemarin, namun ibu
jangan terlalu khawatir karena sudah ada terapi obat
penghilang Nyeri yang di berikan dokter untuk
mengatasi masalah ibu Nisa saat ini (Sambil Melihat
kondisi luka )
Ns. Rini (deri) : Selain itu Bu, Ibu bisa terus mengajarkan teknik
relaksasi ke Ibu Nisa yang tadi pagi saya ajarkan ke
Ibu, jika Ny. Nisa mulai merasakan nyeri, ibu bisa
ajarkan biar nyerinya berkurang
Kepala Ruangan : Baiklah Bu, Jika ada yang Ibu perlukan bisa ke Ruang
Perawat, kami siap membantu ibu. Baiklah Bu, Kami
Permisi dulu yah, Mari Bu… (Bersama perawat
lainnya keluar dari kamar pasien)
22
Setting : Ruang Cempaka
Kamar 2
Kepala Ruangan : Oh iya bu, Bagaimana Keadaannya ibu Ira Saat Ini?
Kepala Ruangan : Oh iya bu, memang akan semakin terasa nyeri, tapi
nanti ibu akan diberi obat penghilang nyeri. Tapi
Sebelumnya Bu, Seperti Biasa Ibu Kita Disini Akan
Melakukan Kegiatan operan Yang Rutin Setiap
Pergantian Shift dari yang jaga pagi tadi ke jaga
siang. Bisa Bu??
Kepala Ruangan : Baik bu. Sebelumnya saya jelaskan dulu Tujuan dari
Operan Ini adalah mengkomunikasikan keadaan ibu
sekarang memperkenalkan perawat penganti yang
akan membantu ibu jika ada keluhan nantinya.
Sebelumnya ibu sudah mengenal perawat pagi kan,??
Ny. Ira (keluarga pasien) : Iye, sudah.. Yang ini Ns. pipi dan ini Ns. pace
(sambil menunjuk ke2 Perawat)
23
pelaksana yang bertugas pagi ini dan membantu Ibu jika
ada yang ibu perlukan. Saya persilahkan untuk masing-
masing perawat pelaksana dari tim B yang dinas
pagi untuk membacakan laporan hasil intervensi yang
dilakukan
Ns. Nurlaila ( PIPI ) : Terima kasih, saya Ns. Nurlaila ( PIPI ) akan
mengkonfirmasi kembali Intervensi yang telah
diberikan Ny. Ira. Nama : Ny. Ira, umur 47 tahun dengan
Diagnosa : Ca.Rekti. Rencana yang sudah dilakukan:
monitor TTV dan distraksi dan relaksasi. Rencana yang
belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg
peroral. Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B
kompleks 3 x 1 tablet. Persiapan lain: USG abdomen
dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis,
Persiapan kolon in loop. Itu tadi beberapa Rencana
lanjutan yang dapat di lakukan, sekian dari saya.
Ns. Hastati ( DHEA ) : Oh, iya konsul ke Iternisnya besok?? (bertanya ke shift
Pagi)
Ns. Hastati ( DHEA ) : (Bertanya Ke pasien) Bagaimana Perasaan ta’ Saat ini
Bu, apakah sudah ada perkembangan yang lebih baik
dari sebelumnya?
Ny. Ira ( PASIEN 2 ) : Belum suster,, masih terasa sakit baru takut ka’
suster dengan operasinya nanti (tampak meringis)
Ns. Hastati ( DHEA ) : Iya Bu, sakit dan nyeri yang dirasakan itu efek dari
proses penyakitnya, namun ibu jangan terlalu
khawatir karena sudah ada terapi obat penghilang
Nyeri yang diberikan. selain itu bu, ibu jangan takut
dengan operasinya nanti sebelumnya ibu akan di
suntik dan ibu tidak akan merasakan apa-apa selama
24
operasi nanti (menjelaskan ke pasien mengenai
tindakan operasi)
Ns. Nurlaila ( PIPI ) : Selain itu, Ibu bisa perbanyak Doa agar ibu di beri
kesehatan dan kesembuhan oleh Tuhan (menghampiri
pasien dan memegang pundak pasien).
Kepala Ruangan : Baiklah Bu, Jika ada yang Ibu perlukan bisa ke Ruang
Perawat, ami siap membantu ibu. Baiklah Bu, Kami
Permisi dulu yah, Mari Bu… (Bersama perawat lainnya
keluar dari kamar pasien)
PP TIM B (Sore) ( pace ): Iya, ada tambahan dari pasien kamar 2 atas nama ibu
Ira mengeluhkan takut dan cemas dengan tindakan
operasi nantinya.
25
kelancaran dalam melaksanakan tugas masing-
masing. Demikian saya akhiri. Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
26
DOKUMENTASI OPERAN KEPERAWATAN
OPERAN TIM A
1. Ny. Nisa (42 thn) (5870049) Ca.Mammae post mastektomi / Dr.Nindi KU: baik,
komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan: nyeri
pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7. Masalah keperawatan: Nyeri,
Resti infeksi dan gangguan integritas kulit. Rencana yg sudah dilakukan: monitor
TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim
500 mg. Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji
nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt.
Persiapan lain tidak ada.
2. Ny. Dewi (41 thn) (5874031) Ca.Mammae / Dr. Samsul KU: baik
komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan takut
kalau mau dioperasi. Masalah keperawatan: Ansietas. Rencana yg sudah dilakukan:
monitor TTV, Motivasi individu. Rencana yg belum dilakukan: Relaksasi,
Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B kompleks 3 x 1
tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin
OPERAN TIM B
1. Ny. Ira (47 thn) (5873281) Ca Recti / Dr. Nindi KU : lemah, komposmentis pucat,
anemis. TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri diarea anal,
skala 7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Rencana yang sudah dilakukan: monitor
TTV dan distraksi dan relaksasi. Rencana yang belum dilakukan : pemberian
asam mefenamat 500 mg peroral. Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit.
B kompleks 3 x 1 tablet Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi,
Konsul ke Internis, Persiapan kolon in loop.
2. Ny. Masamah (67 thn) (5870051) Tumor kulit / Dr. Joko KU : baik
komposmentis. TD: 150/80, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri skala
7 dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Resikio tinggi infeksi gangguan integritas kulit.
Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi, ganti balut,
Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yang belum dilakukan : pemberian asam
27
mefenamat 500 mg peroral, Monitor TTV. Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg,
Cefotaxim 2 x 500 mg. Persiapan lain: Program operasi ditunda besok pagi.
28
29