You are on page 1of 5

Nama : Devi Sri Nurtiana

Kelas : S1.1A

Tugas : Esai tentang manusia sebagai makhluk adaptif dan holistik

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ADAPTIF DAN HOLISTIK

Manusia memilki kemampuan yang lebih dari makhluk hidup yang


lainnya karena manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
diberi akal. Dalam keperawatan manusia dipandang sebagai individu yang bersifat
holistik dan adaptif yang dalam kehidupannya selalu berinteraksi dengan
lingkungannya baik internal maupun eksternal. Manusia merupakan makhluk bio,
psiko, sosio, spiritual yang unik dan utuh dalam arti satu kesatuan yang utuh dari
aspek jasmani dan rohani dan unik karena manusia mempunyai berbagai macam
kebutuhann sesuai dengan tingkat perkembangannya. Profesi keperawatan juga
mempunyai konsep tentang manusia yang memandang bahwa manusia sebagai
makhluk adaptif dan holistik. Namun, sebagian perawat tidak memahami konsep
manusia sebagai makhluk adaptif dan holistik. Oleh karena itu, di bawah ini akan
dijelaskan mengenai manusia sebagai makhluk adaptif dan holistik.

1. Manusia Sebagai Makhluk Adaptif


Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai dalam berespon
terhadap lingkungan. Manusia sebagai makhluk yang paling cepat
beradaptasi maka akan cepat menemukan rasa aman dan nyaman.
Dalam beradaptasi setiap orang memiliki cara dan respon yang
berbeda-beda, namun dalam kehidupan kebanyakan manusia ketika mereka
tidak dapat berinteraksi dengan lingkungan akan mengalami stress dan hal itu
akan mengganggu manusia. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama
karena pada dasar nya mereka memiliki kepribadian dan cara yang berbeda
ketika mereka berinteraksi dengan lingkungannya. Model konsep adaptasi di
kemukakan oleh callista roy (1969). Konsep ini di kembangkan dari konsep
individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini.

Asumsi dasar model adaptasi roy adalah :


 Manusia adalah keseluruhan dari bio, psiko, sosio, spiritual yang terus
menerus berinteraksi dengan lingkungan.
 Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas
kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasrnya manusia memberikan
respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.
 Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya. Jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
maka ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik
positif maupun negatif.

Terdapat 3 tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh roy,


diantaranya :
1. Focal stimulus yaitu stimulus yang berlangsung beradaptasi dengan
seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang
individu.
Contoh : kuman penyebab terjadinya infeksi
2. Kontekstual stimulus yaitu stimulus lain yang dialami oleh seseorang,
baik stimulus internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi,
kemudian dapat dilakukan observasi diukur secara subjektif.
Contoh : daya tahan tubuh yang menurun, lingkungan yang tidak sehat.
3. Residual stimulus yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan
yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengam
lingkungan yang sukar dilakukan observasi.
Contoh : sikap atau keyakinan dan pemahaman klien terhadap penyakit,
persepsi klien tentang penyakit dan gaya hidup.

Sistem adaptasi memiliki 4 mode adaptasi di antaranya :


1. Fungsi fisiologis, komponen sistem adaptasi fisiologis diantaranya
oksigen, nutrisi, eliminasi, cairan dan elektrolit, aktivitas dan istirahat,
fungsi neurologis dan fungsi endokrin.
2. Konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang
mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang
lain.
3. Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan
bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial
dalam berhubungan dengan orang lain.
4. Interdependent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola
tentang kasih sayang dan cinta yang dilakukan melalui hubungan secara
interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.
5. Dalam proses penyesuaian diri setiap individu harus meningkatkan
energi agar mampu melaksanakan tujuan untuk melangsungkan
kehidupan, perkembangan, reproduksi sehingga proses ini memiliki
tujuan untuk meningkatkan respon adaptif.

2. Manusia Sebagai Makhluk Holistik


Manusia sebagai makhluk holistik artinya manusia merupakan satu
kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan yang terdiri dari unsur
biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Keempat unsur tersebut tidak dapat
dipisahkan, bila ada gangguan terhadap salah satu aspek tersebut maka akan
terjadi ancaman terhadap unsur tersebut.
1. Manusia sebagai makhluk biologis
Manusia dipandang sebagai makhluk biologis karena manusia
memiliki kebutuhan seperti nutrisi, oksigen, eliminasi, cairan dan
elektrolit sehingga manusia tidak bisa lepas dari lingkungan, manusia
di sediakan lingkungan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk
dimanfaatkan dan dipelihara dalam jumlah yang tidak berlebihan untuk
melangsungkan dan mempertahankan hidupnya.

2. Manusia sebagai makhluk psikologis


Manusia dipandang sebagai makhluk psikologis karena manusia
merupakan makhluk yang memiliki persaan, pikiran dan interaksi.
Dalam kehidupan aspek psikologis diperlukan untuk menusia karena
setiap individu memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan
kepribadiannya. Dengan adanya aspek psikologis setiap individu
memiliki kecerdasan dan kepribadian yang berbeda-beda kepribadian
tersebut seperti melankolis, sanguin, koleris, dll.

3. Manusia sebagai makhluk sosial


Manusia dipandang sebagai makhluk sosial karena manusia perlu
hidup bersama dengan orang lain dan bekerja sama untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan hidupnya karena manusia tidak dapat
melakukannya sendiri sehingga manusia harus saling menolong satu
sama lain, dalam aspek sosial manusia dituntut untuk bertingkah laku
sesuai dengan harapan dan norma yang berlaku di masyarakat, setiap
manusia itu berbeda-beda dalam pergaulan karena setiap manusia
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan beradaptasi dengan lingkungan
tersebut.

4. Manusia sebagai makhluk spiritual


Manusia dipandang sebagai makhluk spiritual karena manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan setiap
manusia memiliki keyakinan yang berbeda terhadap tuhan, dengan
adanya aspek spiritual manusia mempunyai semangat hidup yang
sejalan dengan keyakinan yang dianutnya dan tidak melupakan yang
menciptakannya.

Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk adaptif dan holistis yang terdiri
dari unsur bio, psiko, sosio dan spiritual, keempat unsur tersebut saling berkaitan
dan tidak dapat dipisahkan. Hal itu berarti sebagai perawat harus memperhatikan
unsur tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan serta berusaha untuk dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya dan terus menerus menghadapi
perubahan lingkungan serta berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Dengan memahami konsep manusia sebagai makhluk adaptif dan holistik maka
akan membantu perawat untuk memahami dirinya sendiri sehingga mereka dapat
mencapai kebutuhan personal di luar situasi klien dan membantunya untuk
tumbuh dan berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika

Musfina, R. (2014). Konsep manusia sebagai makhluk holistik. [Online]. Tersedia


di : http://ranimusfina.blogspot.co.id/2014/10/konsep-manusia-sebagai-makhluk-
holistik.html. Diakses 08 Maret 2016.

You might also like