You are on page 1of 16

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim...
Puji dan syukur penulis anjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, serta nikmat yang tidak terhitung jumlahnya.
Shalawat serta salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW., keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya.
Alhamdulillah atas izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas dengan
mata kuliah Keperawatan Jiwa yang berjudul “Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
Sosialisasi”. Penulis berharap dengan selesainya proposal ini ilmu pengetahuan
menjadi bertambah.
Semoga proposal ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca umumnya. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan proposal
ini, karena manusia tidak ada yang sempurna.

Bandung, Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................................2
D. Manfaat .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
A. Pengertian Isolasi Sosial ..............................................................................4
B. Tujuan .........................................................................................................4
C. Setting tempat ..............................................................................................5
D. Alat/media yang digunakan..........................................................................7
E. Metode..........................................................................................................8
F. Langkah-langkah kegiatan ...........................................................................8
G. Evaluasi dan dokumentasi ............................................................................9
H. Antisipasi masalah .....................................................................................10
BAB III PENUTUP ..............................................................................................13
A. Kesimpulan ................................................................................................13
B. Saran ...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan
orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada
individu yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain (Rowlins, 1993). Dimana individu yang mempunyai
mekanisme koping adaptif, maka peningkatan sosialisasi lebih mudah
dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai mekanisme kping maladatif
(skizofrenia), bila tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan yang
baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk.
(keliat dan Akemat, 2005) menjelaskan bahwa untuk peningkatan sosialisasi
pada pasien skizofrenia bisa dilakukan dengan pemberian terapi aktivitas
kelompok sosialisasi. Namun kenyataannya pada saat ini di rumah sakit jiwa
menur Surabaya pengaruh TAK sosialisasi masih diragukan, hal ini
disebabkan karena jumlah pasien dengan riwayat menarik dari masih relatif
banyak meskipun TAK sosialisasi sudah dilakukan.
Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang
mengalami skizofrenia (ringan sampai berat) (WHO, 2006). Hasil survey
Kesehatan Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan bahwa 185 orang
per 1000 penduduk di Indonesia mengalami skizofrenia (ringan sampai
berat). Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa, masalah keperawatan yang
paling banyak ditemukan adalah menarik diri (17,91 %), halusinasi (26,37
%), perilaku kekerasan (17,41 %), dan harga diri rendah (16,92 %) (Pikiran
Rakyat Bandung, 2007).
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada klien skizofrenia
adalah ; 1) Kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, 2) Gangguan
hubungan interpersonal, 3) Gangguan interaksi sosial, 4) resiko perubahan
persepsi sensori (halusinasi). Bila klien menarik diri tidak cepat teratasi maka
akan dapat membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain (Budi
Anna Kelliat, 2006)

2
Penatalaksanaan klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah
satunya dengan pemberian intervensi Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi,
yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah
aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian
psikologis,yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa
dalam sebuah aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian
psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan
aktifitas kelompok, tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan
masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta. Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan klien
dalam meningkatkan sosialisasi. Dari latar belakang tersebut diatas penulis
tertarik membuat penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Terapi
Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi pada pasien skizofrenia dengan riwayat
menarik diri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud terapi aktivitas kelompok Sosialisasi ?
2. Apa saja yang terkandung dalam terapi aktivitas kelompok Isolasi Sosial?
3. Bagaimana proses keperawatan terapi aktivitas kelompok Isolasi Sosial?

C. Tujuan
1. Supaya mahasiswa mengerti dan memahani terapi aktivitas kelompok
Sosialisasi
2. Supaya mahasiswa mengerti dan memahami Apa saja yang terkandung
dalam terapi aktivitas kelompok Sosialisasi
3. Supaya mahasiwa mengerti dan memahami proses keperawatan terapi
aktivitas kelompok Sosialisasi

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Agar mendapatkan pengetahuan tentang terapi aktivitas kelompok
isolasi sosial Bagi Pembaca

3
2. Agar dapat mengetahui pentingnya memahami tentang terapi aktivitas
kelompok isolasi sosial untuk lebih menambah wawasan
3. Bagi Instituti
Makalah memahami tentang terapi aktivitas kelompok isolasi sosial
dengan menambah referensi bagi kelompok.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Terapi Aktivitas Kelompok isolasi sosial


1. Pengertian Isolasi Sosial
Isolasi sosial merupakan keadaan di mana individu atau kelompok
mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan
keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak
(Carpenito ,L.J, 1998: 381). Menurut Rawlins, R.P & Heacock, P.E
(1988:423) isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari
interaksi dan berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan
hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir,
berperasaan, berprestasi, atau selalu dalam kegagalan.
Keuntungan berhubungan sosial adalah hubungan timbal balik
antara individu yang saling membutuhkan, bisa bekerjasama dengan orang
lain, memperbanyak teman, menambah pengalaman, menambah wawasan
ilmu pengetahuan, membantu menyelesaikan masalah, dan dapat
berinteraksi dengan teman sekitar.
Kerugian isolasi sosial adalah tidak memiliki teman, tidak dapat
berinteraksi dengan baik, tidak dapan bekerja sama dengan orang lain,
tidak dapat menambah wawasan, tidak dapan membetu menyelesaikan
masalah dan tidak dapat berhubungan timbal balik yang saling
membutuhkan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan klien dalam membina hubungan sosial
dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok

5
d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
e. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
f. Klien mampu menyampikan pendapat tentang manfaat kegiatan
tentang TAKS yang telah dilakukan.(Eko prabowo, 2014: 240)
3. Tujuan Hari Ini
a. Klien dapat kooperatif dalam kegiatan TAKS
b. Klien dapat memperkenalkan diri
c. Klien dapat berkenalan dengan anggota kelompok

C. Setting Tempat

Keterangan :

= Leader = Fasilitator

= Co Leader = Observer

= Klien = Oprator

6
a. Susunan Pelaksaan
1. Susunan perawat pelaksana TAKS sebagai berikut :
a) Leader : Vina Paujia
b) Co. Leader : Yuni Karlina
c) Fasilitator : Anggita Siti Asyifa, Cici Trisnawati, Siti Hodijah,
Sri Lela Nurmalasari
d) Observer : Tria Septiani
e) Operator : Abdul Majid

2. Pasien peserta TAKS sebagai berikut :


a) Ny. W
b) Ny. M
c) Ny. N
d) Ny. E
b. Waktu dan Tempat
1. Waktu : Hari Selasa tgl 15 Januari 2019
2. Jam : 10.00 WIB
3. Lama : 30 menit
4. Tempat : Ruang Merpati

c. Pembagian Tugas
1. Leader Tugas
a) Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
b) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai.
c) Menjelaskan permainan.
d) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan
memperkenalkan dirinya.
e) Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan
tertib
f) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.

7
2. Co-leader Tugas
a) Mendampingi leader
b) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang
aktiviatas pasien
c) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari
perencanaan yang telah dibuat
d) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking
dalam proses terapi
3. Fasilitator Tugas
a) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
b) Memotivasi klien yang kurang aktif.
c) Memfalitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada
anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalanya terapi.
4. Observasi Tugas
a) Mengobservasi jalanya proses kegiatan
b) Mengamati serta mencatat prilaku verbal dan non-verbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang
tersedia)
c) Mengawasi jalanya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan. (Eko prabowo, 2014: 241-243)

D. Alat/ Media yang digunakan


1. Handphone dan speaker musik
2. Kursi
3. Bola
4. Kertas Karton
5. Buku Catatan dan pulpen
6. Papan nama
7. Sterofom
8. Pita

8
E. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Bermain peran / simulasi “Bola estafet”

F. Langkah-langkah kegiatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Terapis memberi salam kepada klien
2) Peserta dan terapis memakai papan nama.
b. Validasi evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah telah mencoba berkenalan dengan orang lain.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bertanya dan menjawab tentang
kehidupan pribadi.
2) Menjelaskan aturan main berikut .
a) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok,harus
meminta izin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 30 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal samapai selesai.
2. Fase Kerja
a. Hidupkan musik pada speaker dan edarkan bola karet berlawanan
dengan arah jarum jam
b. Pada saat musik dimatikan,anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota
kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara :
1) Memberi salam
2) Memanggil panggilan
3) Menanyakan kehidupan pribadi : orang terdekat/ dipercayai/
aktivitas yang dilakukan sehari-hari
4) Dimulai oleh terapis sebagai contoh
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran .

9
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok mendapat
giliran.
e. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
member tepuk tangan
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respons subjektif klien
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Evaluasi respons objektif klien
Memberkan pujian atas keberhasilan kelompok
c. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari
2) Memasukan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan harian
klien.
d. Kontrak yang akan dating
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan dan
membicarakan topik pembicaraan tertentu.
2) Menyampaikan waktu dan tempat

G. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 3 dievaluasi kemamppuan verbal
dalam bertanya dan menjawab pada saat bercakap-cakap serta kemampuan
nonverbal denagn menggunakan formulir evaluasi berikut.

10
Sesi 3: TAKS
Kemampuan bercakap-cakap

a. Kemampuan verbal: Bertanya

No Aspek yang dinilai Nama Klien

Mengajukan pertanyaan
1
yang jelas
Mengajukan pertanyaan
2
yang ringkas
Mengajukan pertanyaan
3
yang relevan
Mengajukan pertnyaan
4
secara spontan
Jumlah

b. Kemampuan verbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien

Menjawab dengan
1
jelas
Menjawab dengan
2
ringkas
Menjawab dengan
3
relevan
Menjawab dengan
4
spontan
Jumlah

11
c. Kemampuan nonverbal

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
Menggunakan bahasa
3
tubuh yang sesuai
Mengikuti kegiatan
4
dari awal sampai akhir
Jumlah

Petunjuk:
1) Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien.
2) Untuk tiap klien tiap aspek dinilai dengan member tanda √ jika
ditemukan pada klien dan berikan tanda x jika tidak ditemukan.
3) Jumlah kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien
mampu; jika niali ≤2 klien dianggap belum mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang memiliki klien saat TAKS pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, nilai kemampuan verbal
bertanya 2, kemampuan verbal menjawab 2, dan kemampuan nonverbal
2,maka catatan keperwatan adalah klien mengikuti TAKS sesi 3, klien
belum mampu bercakap-cakap secara verbal dan nonverbal. Dianjurkan
latihan diulang di ruangan (buat jadwal).

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Input
a. Tim berjumlah 4 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co-leader, 1
fasilitator, dan 1 observer.
b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik.
c. Peralatan mp3 sound system berfungsi dengan baik.

12
d. Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan
karakteristik klien untuk melakukan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi.
2. Evaluasi Proses
a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas.
b. Fasilitator menempatkan diri di antara klien.
c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat
mengawasi jalannya permainan.
d. 100% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan
dengan aktif dari awal sampai selesai.
3. Evaluasi Output
Setelah mengadakan terapi aktivitas kelompok sosialisasi dengan 8 klien
yang diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. 100% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan
dengan aktif dari awal sampai selesai.
b. 100% klien dapat meningkatkan komunkasi non verbal: bergerak
mengikuti instruksi, ekspresi wajah cerah, berani kontak mata.
c. 100% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa klien lain
atau perawat, mengungkapkan perasaan dengan perawat).
d. 100% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok
(mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai).
e. 100% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya
(mau berinteraksi dengan perawat / klien lain)

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Balitbang (2007), isolasi sosial merupakan upaya menghindari
suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan
hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran
dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan
dengan orang lain yang di manifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada
perhatian dan tidak sanggup berbagi pengalaman.
Menurut Kelliat (1998), isolasi sosial merupakan upaya klien untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan
orang lain maupun komunikasi dengan orang lain.
Keuntungan TAK Isolasi Sosial adalah meningkat dan memotivasi klien
untuk berhubungan dengan orang lain, menambah wawasan klien tentang
sosialisasi.
Kerugian TAK Isolasi Sosial adalah memerlukan waktu yang lama untuk
mencapai tujuan dank lien cepat bosan.

B. Saran
Untuk klien dengan dilakukannya TAK Sosialisasi ini klien menjadi lebih
kooperatif dan lebih akrab dengan sesama teman dan lingkungannya
Untuk mahasiswa dengan dilakukannya TAK Sosialisasi ini
menjadikannya pengalaman untuk kedepannya menjadi lebih baik lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2006. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktifitas Kelompok.


Jakarta:EGC

15

You might also like