You are on page 1of 24

REFERAT

Gastroentestinal Akut

Pembimbing :
Dr. Indraka Sp.Pd
Dr. Mayorita Sp.Pd

Disusun Oleh :
Agnes
11 2017 027

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR. ESNAWAN ANTARIKSA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA W ACANAJAKARTA
PERIODE 10 DESEMBER 2018- 16 FEBRUARI 2019

1
BAB 1

PENDAHULUAN

Gastroenteritis atau diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja
di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Gastroenteritis akut didefinisikan sebagai
buang air besar dengan tinja yang cair atau lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal,
berlangsung kurang dari 14 hari. Sedangkan gastroenteritis kronik yaitu yang berlangsung
lebih dari 14 hari. Gastroenteritis atau diare dapat disebabkan infeksi ma upun non infeksi.
Dari penyebab gastroenteritis yang terbanyak adalah gastroenteritis infeksi. Gastroenteritis
atau diare infeksi dapat disebabkan virus, bakteri, dan parasit. 1
Menurut Word Health Organization (WHO), di negara maju walaupun sudah terjadi
perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden gastroenteritis atau diare infeksi
tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare
infeksi setiap tahunnya dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita
gastroenteritis atau diare infeksi. Tingginya kejadian gastroenteritis di Negara Barat ini oleh
karena foodborne infections dan waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella
spp, Campylobacter jejuni, Stafilococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens
dan Enterohemorrhagic. Escherichia coli (EHEC). 1
Di Indonesia dari 2.812 pasien gastroenteritis atau diare yang disebabkan bakteri yang
datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Jawa, Sumatra yang dianalisa
dari 2004 s/d 2005. penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella
spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V.
Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.
Berdasarkan data profil kesehatan 2011, jumlah kasus diare di Jawa Tengah berdasarkan
laporan puskesmas sebanyak 420.587 sedangkan kasus gastroenteritis dirumah sakit
sebanyak 7.648 sehingga jumlah keseluruhan penderita yang terdeteksi adalah 428.235
dengan jumlah kematian adalah sebanyak 54 orang. Dari laporan surveilan terpadu tahun
2010 jumlah kasus diare didapatkan 15,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,20%
pada penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Klasifikasi Gastroenteritis


Gastroenteritis adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya
3x/hari atau lebih) dalam satu hari.2
Menurut Depkes RI , berdasarkan jenisnya diare dibagi empat yaitu :
1. Diare Akut
Diare akut yaitu, diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari
7 hari). Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab
utama kematian bagi penderita diare.
2. Disentri
Disentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah
anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan terjadinnya
komplikasi pada mukosa.
3. Diare persisten
Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara te rus menerus.
Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
Diare persisten dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu diare persisten berat
apabila ditemukan adanya tanda dehidrasi dan diare persisten apabila tidak
ditemukan adanya tanda dehidrasi.
4. Diare dengan masalah lain
Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin juga disertai
dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
Menurut referensi lain disebutkan bahwa klasifikasi diare yaitu:
1. Diare osmotic
Diare tipe ini disebabkan oleh peningkatan tekanan osmotik intralumen usus halus
yang disebabkan oleh obat-obatan atau zat kimia yang hiperosmotik (MgSO4,
Mg(OH)2, malabsorbsi umum, dan defek dalam absorbsi mukosa usus misal pada
defisiensi disararidase, malabsorbsi glukosa/galaktosa

3
Diare sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air maupun elektrolit dari usus,
menurunnya absorbsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare
dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung
walaupun dilakukan puasa makan/minum. Penyebab dari diare tipe ini antara lain
karena efek enterotoksin pada infeksi Vibrio cholerae, atau Escherichia coli,
penyakit yang menghasilkan hormon (VIPoma), reseksi ileum (gangguan absorbsi
garam empedu), dan efek obat laksatif (dioctyl sodium sulfosuksinat, dll).3
2. Diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari sudut kelainan
usus, diare oleh bakteri dibagi atas noninvasif (tidak merusak mukosa) dan invasif
(merusak mukosa). Bakteri noninvasif menyebabkan diare karena toksin yang
disekresi oleh bakteri tersebut, yang disebut diare toksigenik. Misalnya enterotoksin
yang dihasilkan oleh bakteri Vibrio cholerae/eltor, yang mana enterotoksin yang
dihasilkan merupakan protein yang dapat menempel pada epitel usus, yang
kemudian membentuk adenosin monofosfat siklik (AMF siklik) di dinding usus dan
menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion bikarbonat, dan kation
natrium serta kalium. Mekanisme absorbsi ion natrium melalui mekanisme pompa
natrium tidak terganggu karena itu keluarnya ion klorida (diikuti ion bikarbonat, air,
natrium, ion kalium) dapat dikompensasi oleh meningginya absorbsi ion natrium
(diiringi oleh air, ion kalium dan ion bikarbonat, klorida). Kompensai ini dapat
dicapai dengan pemberian larutan glukosa yang diabsorbsi secara aktif oleh dinding
sel usus.3

2.2 Etiologi Gastroenteritis


Penyebab dari Gastroenteritis antara lain :
Faktor Infeksi
 Infeksi Virus
1. Rotavirus
- Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahului atau disertai
dengan muntah.

4
- Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
- Dapat ditemukan demam atau muntah
2. Enterovirus
Biasanya timbul pada musim panas.
3. Adenovirus
- Timbul sepanjang tahun.
- Menyebabkan gejala
- la pada saluran pencernaan/pernafasan.
 Infeksi Bakteri
1. Stigella
- Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
- Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
- Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
- Muntah yang tidak menonjol
- Sel polos dalam feses
- Sel batang dalam darah
2. Salmonella
- Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
- Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
- Mungkin ada peningkatan temperature.
- Muntah tidak menonjol.
- Sel polos dalam feses
- Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
- Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan
3. Escherichia coli
- Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang
menghasilkan entenoksin.
- Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

5
Faktor Non Infeksiosus
 Malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan
sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
- Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
- Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.
 Faktor makanan
- Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy,
dow’n milk protein senditive enteropathy/CMPSE).
 Faktor Psikologis
Rasa takut,cemas.

2.3 Epidemiologi Gastroenteritis


Gastroenteritis merupakan suatu penyakit yang umum pada anak usia di bawah 5 tahun.
Gastroenteritis akut terjadi di Amerika dengan 37 juta kasus setiap tahun. Di Indonesia
merupakan penyakit utama kedua yang paling sering menyerang anak – anak. Rotavirus
adalah penyebab dari 35-50 % hospitalisasi karena gastroenteritis akut, antara 7- 17 %
disebabkan adenovirus dan 15% disebabkan bakteri. Bayi yang mendapatkan ASI lebih
jarang menderita gastroenteritis akut dari bayi yang mendapat susu formula. Data
Departemen Kesehatan RI, menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia saat ini
adalah 230-330 per 1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 1,6 – 2,2 episode diare
setiap tahunnya untuk golongan umur balita. Angka kematian diare golongan umur balita
adalah sekitar 4 per 1000 balita. Penyakit Diare Akut (DA) atau Gastroenteritis Akut (GEA)
masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian anak di Indonesia dengan
mortalitas 70-80% terutama pada anak dibawah umur lima tahun (Balita) dengan puncak
umur antara 6-24 bulan.4
Di seluruh dunia diperkirakan diare menyebabkan 1 milyar episode dengan angka
kematian sekitar 3-5 miliyar setahunnya. Pada tahun 1995 Depkes RI memperkirakan terjadi
episode diare sekitar 1,3 miliyar dan kematian pada anak balita 3,2 juta setiap tahunnya
(Soebagyo, 2008). Data statistik menunjukkan bahwa setiap tahunnya diare menyerang 50

6
juta jiwa penduduk Indonesia, dan dua pertiganya adalah dari balita dengan angka kematian
tidak kurang dari 600.000 jiwa

2.4 Patofisiologi Gatroenteritis

Peradangan pada gastroenteritis disebabkan oleh infeksi dengan melakukan invasi pada
mukosa, memproduksi enterotoksin dan atau memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini
menghasilkan peningkatan sekresi cairan dan menurunkan absorbsi cairan sehingga akan
terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit.
mekanisme dasar yang menyebabkan diare, meliputi hal- hal sebagai berikut :

1. Gangguan osmotik, dimana asupan makanan atau zat yang sukar diserap oleh mukosa
intestinal akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Respons inflamasi mukosa, pada seluruh permukaan intestinal akibat produksi
enterotoksin dari agen infeksi memberikan respons peningkatan aktivitas sekresi air
dan elektrolit oleh dinding usus ke dalam rongga usus, selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare,
sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
a. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia)
b. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
c. Hipoglekemia, gangguan sirkulasi darah.
Selain itu, diare juga dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus
setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Mikroorganisme tersebut berkembang
biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
selanjutnya akan menimbulkan diare. Mikroorganisme memproduksi toksin. enterotoksin

7
yang diproduksi agen bakteri (E. Coli dan Vibrio cholera) akan memberikan efek langsung
dalam peningkatan pengeluaran sekresi air ke dalam lumen gastrointestinal.

2.5 Faktor Resiko Gastroenteritis


Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare pada bayi dan
balita di Indonesia. Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkunga n
yang meliputi :
 sarana air bersih (SAB)
 sanitasi
 jamban
 saluran pembuangan air limbah (SPAL)
 kualitas bakterologis air
 dan kondisi rumah.
Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk menyebabkan 300 kasus
diare per 1000 penduduk. Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab banyaknya
kontaminasi bakteri E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Bakteri E.coli
mengindikasikan adanya pencemaran tinja manusia. Kontaminasi bakteri E.coli terjadi pada
air tanah yang banyak disedot penduduk di perkotaan, dan sungai yang menjadi sumber air
baku di PDAM pun tercemar bakteri ini. .
Adapun hasil penelitian dari Sinthamurniwaty dalam tesis yang berjudul FAKTOR-
FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIARE AKUT PADA BALITA (Studi Kasus di Kabupaten
Semarang) mengatakan bahwa faktor resiko yang terbukti berpengaruh pada kejadian diare
adalah:
1) Umur Balita
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur balita < 24 bulan signifikan secara statistik
memiliki risiko lebih besar untuk terkena diare dibandingkan dengan umur ≥ 24 bulan.
2) Status Gizi
Pada balita penderita kurang gizi serangan diare terjadi lebih sering. Semakin buruk
keadaan / status gizi balita, semakin sering dan berat diare yang diderita. Di duga bahwa
mukosa penderita malnutrisi sangat peka terhadap infeksi karena daya tahan tubuh yang
kurang.

8
3) Tingkat Pendidikan Pengasuh Balita
Pendidikan pengasuh balita akan sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan perilaku
pengasuh balita dalam memelihara kesehatan diri dan balita yang diasuhnya karena
pengasuh balita yang berpendidikan lebih tinggi cenderung memperhatikan kesehatan diri
dan anak asuhnya.
4) Pemanfaatan Sarana Air Bersih
Sebagian besar kuman – kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fekal –
oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, cairan atau benda
yang tercemar dengan tinja, misalnya air minum, tangan atau jari – jari, makanan yang
disiapkan dalam panci yang telah di cuci dengan air tercemar dan lain–lain. Banyak air
bersih yang diperlukan untuk membersihkan alat – alat makanan dan memasak serta
tangan. Memperbaiki sumber air (kualitas dan kuantitas) dan kebersihan akan
mengurangi tertelannya kuman oleh anak kecil. Tersedianya air penting untuk
membiasakan kebersihan, misalnya mencuci tangan. Perbaikan sumber dan sanitasi air
mungkin juga mencegah diare pada kelompok umur lain dan mempunyai berbagai
keuntungan lain di bidang kesehatan.
2.6 Manifestasi Klinis Gastroenteritis
manifestasi klinis gastroenteritis berdasarkan pathogen yang menyerang adalah :5
Pathogen Muntah diare demam Karakteristik Nyeri Gambaran
feses abdomen epide miolo
gis
Rotavirus Sangat 5-7 hari ; sering Banyak, cair, Sedikit Periode
sering organism hijau kuning dengan inkubasi 1-3
dikeluarka atau bening, tenesmus hari
n dalam tidak ada
feses darah atau pus
dengan
gejala
ringan
atau tidak
bergejala

9
Adenovir Kadang Sekitar 14 Kadang Cair Periode
us enteric kadang hari derajat inkubasi 3-
rendah 10 hari
Virus Sangat Kurang sering Cair Nyeri kram Periode
Norwalk sering sering, sampai inkubasi 12-
dalam berat 48 jam ;
waktu 1-3 sering
hari berjangkit
pada anak
usia sekolah
Salmonell Kadang 2-7 hari; Sangat Hijau, cair Sering Periode
a kadang 40 kasus sering dan berbau dengan inkubasi 6-
mengeksk busuk ; darah tenesmus 72 ; karier
resikan bisa ada atau kronis
organism tidak
Shigella Jarang > 1 sering Mukoid, Nyeri tekan Periode
minggu ; berdarah, sangat inkubasi 1 –
organism hijau dengan sering; 7 hari,
dikeluarka pus kadang mudah
n selama 7 terjadi ditularkan
– 30 hari kram
Ye risinia Tidak Beberapa Sangat Mukoid atau Nyeri tekan Periode
terjadi hari sering cair; sering abdomen inkubasi
pada sampai 6 sampai disertai sering secara khas
anak <4 minggu 400 C leukosit atau 4 – 6 hari;
thn, darah kadang
sering dibingungka
pada n dengan
anak appendicitis
yang
lebih tua

10
2.7 Pemeriksaan Diagnostik Gastroenteritis.6

pemeriksaan diagnostik pada klien gastroenteritis adalah sebagai berikut :

 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui data subyektif dari klien. Pada
pemeriksaan fisik abdomen sistem yang sering di gunakan adalah
inspeksi,auskultasi, palpasi dan perkusi. Tempatkan klien posisi supine. Kontur dan
simetrisitas dari abdomen di inspeksi dengan mengidentifikasi penonjolan lokal ,
distensi, atau gelombang peristaltik. Auskultasi dilakukan sebelum perkusi dan
palpasi (yang dapat meningkatkan motilitas usus dan dengan demikian merubah
bising usus). Karakter, lokasi, dan frekwensi bising usus di catat. Palpasi di gunakan
untuk menidentifikasi masa abdomen atau area nyeri tekan.
Pada pemeriksaan gastroenteritis umumnya terdapat :
- Turgor kulit menurun, mata mulai cekung
- Asites (-), BB menurun, bising usus meningkat
- Membran mukosa mulut tampak kering
- BAK 3-5x/hari , ± 75-100 cc tiap BAK, warna kuning agak pekat
- BAB encer 2-3 kali atau lebih dalam sehari
- Konjungtiva subanemis
- Klien terlihat lemah/pucat
 Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan tinja
- Makroskopis dan mikroskopis
- Biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab
- Tes resistensi terhadap berbagai antibiotik (pada diare peresisten)
- Ph dan kadar gula jika di duga ada toleransi gula

Karakteristik hasil pemeriksaan feses sebagai berikut : feses berwarna pekat/putih


kemungkinan di sebabkan karena adanya pigmen empedu/obstruksi empedu. Feses
berwarna hitam di sebabkan karena efek dari obat Fe, diet tinggi buah dan sayur

11
hijau tua seperti bayam. Feses berwarna pucat disebabkan karena malabsorbsi lemak,
diet tinggi susu dan produk susu. Feses berwarna orange atau hijau di sebabkan
karena infeksi usus. Feses cair dan berlendir disebabkan karena diare yang
penyebabnya adalah bakteri. Feses seperti tepung berwarna putih disebabkan karena
virus. Feses seperti ampas disebabkan karena diare yang penyebabnya adalah parasit.
Feses yang didalamnya terdapat pus atau mukus disebabkan karena bakteri, darah
jika terjadi peradangan pada usus, terdapat lemak dalam feses jika di sebabkan
karena malabsorbsi lemak dalam usus halus.

Pemeriksaan darah
- Darah perifer lengkap
- Analisis gas darah dan elektrolit (Na,K,Ca dan P serum pada diare yang di
sertai kejang)
- Ph dan cadangan alkali untuk menentukan gangguan keseimbangan asam
basa
- Kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal
Duodenal intubation
Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada
diare kronik
Tabel Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO Penilaian A B C
Penilaian A B C
Lihat:
Keadaan umum Baik,sadar Gelisah,rewel* Lesu, lunglai atau
tidak sadar*
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan
kering
Air mata Ada Tidak ada
Mulut dan Lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa tidak *Haus ingin minum *Malas minum atau
haus banyak tidak bisa minum

12
Periksa: *Kembali sangat
Turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat lambat
Dehidrasi berat
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi
ringan/sedang bila
ada 1 tanda *
ditambah 1 atau
lebih tanda lain Rencana terapi C
Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B

Cara membaca tabel untuk menentukan kesimpulan derajat dehidrasi :


 Baca tabel penilaian derajat dehidrasi dari kolom kanan ke kiri (C ke A)
 Kesimpulan derajat dehidrasi penderita ditentukan dari adanya 1 gejala kunci (yang
diberi tanda bintang) ditambah minimal 1 gejala yang lain (minimal 1 gejala) pada
kolom yang sama.

2.8 Penatalaksanaan Gastroenteritis.7


Saat ini WHO menganjurkan 4 hal utama yang efektif dalam menangani anak-anak yang
menderita diare akut, yaitu penggantian cairan (rehidrasi), cairan diberikan secara oral untuk
mencegah dehidrasi yang sudah terjadi, pemberian makanan terutama ASI selama diare dan
pada masa penyembuhan diteruskan, tidak menggunakan obat antidiare, serta petunjuk yang
efektif bagi ibu serta pengasuh tentang perawatan anak yang sakit di rumah, terutama cara
membuat dan memberi oralit, tanda-tanda yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk
membawa anak kembali berobat serta metoda yang efektif untuk mencegah diare.
penatalaksanaan penderita diare di rumah antara lain:
1) Membe ri Tambahan Cairan
Berikan cairan lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian, jika anak
memperoleh ASI eksklusif berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. Anak yang
tidak memperoleh ASI eksklusif berikan 1 atau lebih cairan berikut: oralit, cairan
makanan (kuah, sayur, air tajin) atau air matang.
Sebagai tenaga kesehatan harus memberitahu ibu berapa banyak cairan seharinya:

13
a. Sampai umur 1 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali berak
b. Umur 1 sampai 5 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kali berak
Minumkan cairan sedikit demi sedikit tetapi sering dan jika muntah tunggu 10 menit
kemudian lanjutkan lagi sampai diare berhenti.
2) Membe ri Makanan
Saat diare anak tetap harus diberi makanan yang memadai, jangan pernah
mengurangi makanan yang biasa dikonsumsi anak, termasuk ASI dan susu. Hindari
makanan yang dapat merangsang pencernaan anak seperti makanan yang asam, pedas
atau buah-buahan yang mempunyai sifat pencahar.
Bila diare terjadi berulang kali, balita atau anak akan kehilangan cairan atau
dehidrasi yang ditandai dengan:
a. Anak menangis tanpa air mata
b. Mulut dan bibir kering
c. Selalu merasa haus
d. Air seni keluar sedikit dan berarna gelap, ada kalanya tid ak keluar sama sekali.
e. Mata cekung dan terbenam
f. Bayi tanda dehidrasi bias dilihat dari ubun- ubun yang menjadi cekung
g. Anak mudah mengantuk
h. Anak pucat dan turgor tidak baik
Untuk menanggulanginya perlu diberi cairan banyak, tidak harus oralit. Bisa berupa
teh manis, larutan gula garam atau sup. Air tajin justru cukup efektif bagi bayi untuk
mengatasi diare. Dan jauh lebih baik dibandingkan dengan oralit karena tajin
mengandung glukosa primer yang mudah diserap. Penggunaan air tajin sebagai obat diare
tidak berbahaya untuk bayi sekalipun (Suryana, 2005).

Penatalaksanaan penderita diare di tempat pelayanan kesehatan atau penatalaksanaa n


secara medis :
1) Pemberian Cairan
o Cairan peroral, diberikan pada pasien dengan dehidrasi rungan atau sedang bisa
diberi oralit

14
o Cairan parenteral, pemberiannya dapat diberikan dengan cara melalui intra vena
misalnya cairan Ringer Laktat (RL) yang selalu tersedia di fasilitas kesehatan di
mana saja.
o Pengobatan Diatetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan < 7 kg jenis
makanannya adalah:
o Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh, misalnya LLM (Low Lactose Milk), Almiron atau sejenis lainnya).
o Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), bila anak tidak mau
minum susu karena di rumah tidak biasa.
o Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang
tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh.
2) Obat-Obatan
Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan
atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau
karbohidrat lain:
a. Asetosal dosis 25 mg/kg BB/hari
b. Khlorpromazin dosis 0,5-1 mg/kg BB/hari.
Untuk penatalaksanaan pada diare DEPKES RI membentuk LINTAS DIARE (Lima
langkah tuntaskan diare) yakni:7
1) Oralit, berikan segera bila anak diare, untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi.
2) ZINC diberikan selama 10 hari berturut-turut, mengurangi lama dan beratnya diare,
mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan. ZINC juga dapat mengembalikan nafsu
makan anak. Cara Pemberian Obat Zinc:
• Pastikan semua anak yang menderita Diare mendapat obat Zinc selama 10 hari
berturut-turut
• Dosis obat Zinc (1 tablet= 20 mg)
- Umur < 6 bulan: 1/2 tablet /hari
- Umur ≥ 6 bulan: 1 tablet /hari
• Larutkan tablet dalam satu sendok air matang atau ASI (tablet mudah larut ± 30
detik), segera berikan kepada anak.

15
• Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat Zinc, ulangi
pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali
hingga satu dosis penuh.
• Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan
obat Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan.
3) ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu
anak sehat, untuk mencegah kehilangan berat badan serta pengganti nutrisi yang hilang.
4) Antibiotik hanya diberikan pada diare berdarah, kolera dan diare dengan masalah lain.
5) Segera kembali ke petugas kesehatan jika ada demam, tinja berdarah, muntah berulang,
makan atau minum sedikit, sangat haus diare makin sering atau belum membaik dalam
3 hari.
RENCANA TERAPI A (TANPA DEHIDRASI)
Bila terdapat dua tanda atau lebih yakni:
 Keadaan Umum baik, sadar
 Mata tidak cekung
 minum biasa, tidak haus
 Cubitan kulit perut / turgor kembali segera
RENCANANYA YAKNI:
MENERANGKAN 5 LANGKAH TERAPI DIARE DI RUMAH
1) BERI CAIRAN LEBIH BANYAK DARI BIASANYA
• Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama
• Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan
• Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum dan oralit
atau cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air tajin, air matang, dsb)
• Beri Oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit dan dilanjutkan
sedikit demi sedikit.
- Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak
- Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak.
• Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bila:
- Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C.
- Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk.

16
• Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit.
2) BERI OBAT ZINC
Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti. Dapat diberikan dengan
cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau ASI.
- Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) per hari
- Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari.
3) BERI ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI
• Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
• Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan
• Beri makanan kaya Kalium seperti sari buah segar, pisang, air kelapa hijau.
• Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam)
• Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan selama 2
minggu
4) ANTIBIOTIK HANYA DIBERIKAN SESUAI INDIKASI. MISAL: DISENTERI,
KOLERA dll
5) NASIHATI IBU/ PENGASUH: Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila
:
• Berak cair lebih sering
• Muntah berulang
• Sangat haus
• Makan dan minum sangat sedikit
• Timbul demam
• Berak berdarah
• Tidak membaik dalam 3 hari
RENCANA TERAPI B (DENGAN DEHIDRASI RINGAN/SEDANG)
Diare dehidrasi Ringan/ Sedang bila terdapat dua tanda atau lebih:
• Gelisah, rewel
• Mata cekung
• Ingin minum terus, ada rasa haus
• Cubitan kulit perut / turgor kembali lambat
RENCANANYA YAKNI:

17
1) PEMBERIAN ORALIT:
• Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama di sarana kesehatan adalah 75 x
BB anak.
• Bila BB tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel di bawah ini:
UmurSampai 4 bulan 4 -12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun

Berat Badan < 6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg

Jumlah cairan 200-400 400-700 700-900 900-1400

• Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.


• Bujuk ibu untuk meneruskan ASI.
• Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml air masak
selama masa ini.
• Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan oralit
• Beri obat Zinc selama 10 hari berturut-turut
2) AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU IBU MEMBERIKAN ORALIT:
• Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan.
• Berikan sedikit demi sedikit tapi sering dari gelas.
• Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah.
• Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak
atau ASI. Beri oralit sesuai Rencana Terapi A bila pembengkakan telah hilang.
3) SETELAH 3-4 JAM, NILAI KEMBALI ANAK MENGGUNAKAN BAGAN
PENILAIAN, KEMUDIAN
• PILIH RENCANA TERAPI A, B ATAU C UNTUK MELANJUTKAN TERAPI
• Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi telah hilang,
anak biasanya kencing kemudian mengantuk dan tidur.
• Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang, ulangi Rencana Terapi B
• Anak mulai diberi makanan, susu dan sari buah.
• Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi C
4) BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI RENCANA TERAPI B
• Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam Terapi 3 jam di rumah
• Berikan oralit 6 bungkus untuk persediaan di rumah

18
• Jelaskan 5 langkah Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah

RENCANA TERAPI C (DENGAN DEHIDRASI BERAT)


Diare dehidrasi berat bila terdapat dua tanda atau lebih:
• Lesu, lunglai / tidak sadar
• Mata cekung
• Malas minum
• Cubitan kulit perut / turgor kembali sangat lambat

RENCANANYA YAKNI:
Ikuti tanda panah jika ya lanjut ke kanan, bila tidak lanjut ke bawah

Dapatkah anda • Beri cairan Intravena segera. Ringer Laktat atau NaCl
memberikan cairan 0,9% (bila RL tidak tersedia) 100 ml/kg BB, dibagi
Ya
IV
sebagai berikut :

UMUR Pemberian Kemudian


Pertama 30ml/kg 70ml/kg BB
BB
Tidak
Bayi < 1 tahun 1 jam* 5 jam
Anak .1 tahun 30 menit* 2 1/2 jam
* Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak
teraba

• Nilai kembali tiap 15-30 menit. Bila nadi belum teraba,


beri tetesan lebih cepat.
• Juga beri oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita bisa
minum biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau1-2 jam
(anak).
• Berikan obat Zinc selama 10 hari berturut-turut.
• Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi derajat
dehidrasi. Kemudian pilihlah rencana terapi yang
sesuai (A, B atau C ) untuk melanjutkan terapi.

19
Apakah Saudara • Mulai rehidrasi dengan oralit melalui Nasogastrik/
dapat Orogastrik. Berikan sedikit demi sedikit, 20 ml/kg
menggunakan
Ya BB/jam selama 6 jam
pipa nasogastrik
/orogastrik untuk • Nilai setiap 1-2 jam:
rehidrasi? - Bila muntah atau perut kembung berikan cairan
lebih lambat.
Tidak - Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam rujuk
untuk terapi Intravena.
• Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi
yang sesuai (A, B atau C )

• Mulai rehidrasi dengan oralit melalui mulut. Berikan


Apakah penderita
sedikit demi sedikit, 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam
bisa minum? Ya
• Nilai setiap 1-2 jam:
- Bila muntah atau perut kembung berikan cairan
Tidak lebih lambat.
- Bila rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk
untuk terapi Intravena.
• Setelah 6 jam nilai kembali dan pilih rencana terapi
yang sesuai.

Catatan :
Segera rujuk anak untuk
• Bila mungkin amati penderita sedikitnya 6 jam setelah
rehidrasi melalui
rehidrasi untuk memastikan bahwa ibu dapat menjaga
Nasogastrik/Orogastrik
mengembalikan cairan yang hilang dengan memberi
atau Intravena.
oralit.
• Bila umur anak di atas 2 tahun dan kolera baru saja
berjangkit di daerah, pikirkan kemungkinan kolera dan
beri antibiotika yang tepat secara oral begitu anak 20
sadar.
2.10 Komplikasi Gastroenteritis
Komplikasi gastroenteritis yaitu :
 Dehidrasi
 Renyatan Hiporomelik
 Kejang
 Bakterikimia
 Malnutrisi
 Hipoglikimia
 Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
Dari komplikasi Gastroenteritis, tingkat dehidrasi dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
 Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis,
suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
 Dehidrasi sedang
Kehilangan 5 – 8% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak,
penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
 Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 – 10% dari BB dengan gambaran klinik seperti tanda dihidrasi
sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot kaku sampai
sianosis.

2.10 Pencegahan Gastroenteritis


Berikut ini beberapa cara untuk mencegah terjadinya infeksi usus:
 Mencuci tangan.
Cucilah tangan hingga bersih dan juga menyeluruh. Anda bisa menggunakan
sabun dan juga air hangat lalu menggosok tangan setidaknya 20 detik. Bersihka n
hingga menyeluruh, termasuk di sela-sela kuku Anda. Jika tidak ada sabun
maupun air, persiapkan tisu dan pembersih tangan khusus yang bisa Anda bawa
ke mana- mana.

21
 Selalu memakai peralatan pribadi.
Disarankan untuk memakai peralatan makan dan minum sendiri, seperti gelas,
piring, sendok, dan garpu. Hindari memakai alat makan secara bergantian dengan
orang lain. Pastikan setiap anggota keluarga memiliki handuk sendiri-sendiri.
 Menjaga jarak.
Jika Anda terpaksa melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi
gastroenteritis, usahakan untuk menjaga jarak dengannya, atau menghindari
bersentuhan langsung dengan orang tersebut atau menyentuh barang-barang yang
digunakan oleh orang yang terinfeksi.
 Membersihkan barang-barang.
Bersihkan barang-barang, tempat, dan juga permukaan yang disentuh oleh orang
yang sudah terinfeksi. Benda-benda seperti permukaan meja, keran, gagang pintu,
sendok, garpu, dan perlengkapan lain yang digunakan oleh pasien gastroenteritis
yang tinggal serumah dengan Anda.
 Jika Anda sedang bepergian atau tempat umum, sebaiknya berhati- hati dalam
memilih makanan dan minuman yang Anda konsumsi. Berikut ini beberapa hal
yang perlu dihindari:
 Hindari mengonsumsi makanan mentah, baik sayuran maupun buah-buahan yang
sudah dikupas atau disentuh oleh tangan orang lain.
 Jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan matang. Pastikan
meminta orang yang untuk memasaknya hingga matang.
 Belilah air minum dalam kemasan untuk menghindari mengonsumsi air yang
terkontaminasi. Termasuk saat Anda menggosok gigi, disarankan tetap
menggunakan air kemasan.
 Hindari mengonsumsi es batu yang kebersihannya tidak terjamin, bisa jadi air
yang digunakan untuk membuat es sudah terkontaminasi oleh virus.
Agar virus atau bakteri penyebab gastroenteritis tidak cepat menyebar di lingkungan
Anda, lakukan pencegahan dengan cara:
 Rajin cuci tangan

22
Mencuci tangan secara menyeluruh merupakan salah satu cara terbaik untuk
mencegah virus penyebab gastroenteritis. Pastikan Anda mencuci tangan dengan
benar, setidaknya selama 20 detik dengan menggunakan sabun. Keringkan tangan
setelah selesai mencuci tangan agar virus dan bakteri benar-benar mati. Bila tak
ada air dan sabun di sekitar Anda, hand sanitizer dengan kadar alkohol 60 persen
bisa menjadi pilihan cepat.
 Hindari memegang makanan
Jika Anda yakin terkena gastroenteritis, sangat disarankan untuk tidak memegang
makanan yang tak akan Anda makan atau yang akan dimasak, mengingat virus
sangat mudah menyebar melalui mulut. Setelah yakin sembuh dari penyakit
infeksi ini, Anda baru diperbolehkan memegang makanan atau memasak
makanan. Pastikan Anda selalu mencuci tangan secara menyeluruh sebelum dan
sesudah memegang makanan, khususnya daging mentah dan ikan.
 Persiapan dan penyimpanan makanan yang tepat
Walaupun makanan organik mentah sangat populer, beberapa jenis makanan
organik dibuahi dengan cara yang alami dan bisa saja mengandung bakteri. Jadi
jangan langsung memakan wortel mentah tanpa memastikan untuk mencuci
sayuran secara menyeluruh dan memastikan tidak ada kotoran yang tertinggal.
Hal ini juga harus Anda lakukan saat mencuci daging, ikan dan unggas. Simpan
sisa makanan di wadah kedap udara dan di dalam freezer untuk mencegah
kontaminasi silang.
 Bersihkan rumah
Jika ada anggota keluarga Anda yang baru saja sembuh dari gastroenteritis,
jangan tunggu sampai musim panas untuk membersihkan rumah. Sangat
disarankan untuk segera membersihkan rumah untuk menghentikan penyebaran
bakteri. Ganti sprei dan handuk serta bersihkan toilet secara menyeluruh. Ganti
juga sikat gigi yang dapat dijadikan tempat persembunyian mikroskopis.
 Pisahkan barang-barang pribadi
Meskipun gastroenteritis tidak mematikan seperti rabies atau hepatitis, namun
karena virus sangat mudah menyebar dan menyebabkan infeksi, hal ini bisa jadi
mematikan bila terjadi pada bayi, anak-anak dan orang tua. Bila anggota keluarga

23
Anda ada yang terinfeksi, hal terbaik yang harus Anda lakukan adalah menjaga
kesehatan anggota keluarga yang lain sampai anggota keluarga yang terinfeksi
gastroenteritis sembuh. Hindari berbagi peralatan makan, gelas, piring dan
gunakan handuk terpisah.9

Daftar Pustaka
1. Bentz, C., L. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta: Buku EGC.
2. Departemen Kesehatan RI. 2008. LINTAS DIARE Lima Langkah Tuntaskan Diare.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
3. Weizman Z, Asli G, Alsheikh A. 2008. Effect of a Probiotic Infant Formula on Infections
in Child Care Centers: Comparison of Two Probiotic Agents. Pediatrics 2008; 115: 5-9.
4. Subianto, 2001 dalam Wicaksono, 2011 Gastroenterologi.Bandung: Penerbit Alumni.
5. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasi DIARE di Indonesia. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
6. Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.
7. Fediani, T. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Tindakan Ibu Terhadap
Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Tanjung Sari tahun 2011. Online. Available
from: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31092/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses tanggal 5 februari 2019.
8. Departemen Kesehatan RI. 2008. LINTAS DIARE Lima Langkah Tuntaskan Diare.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
9. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasi DIARE di Indonesia. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

24

You might also like