You are on page 1of 5

TUGAS

METODE EPIDEMIOLOGI
“RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT MALARIA”

Disusun oleh :
Kelompok 1
Ajat Sudrajat (4004150002)
Endang Kurnia (4004150008)
Iin Suhartini (4004150010)
Nia Sri Mulyani (4004150013)
Rahardian Mega Rizki (4004150014)
Yuli Fitriani (4004150020)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


STIKes Bina Putera Banjar
Tahun 2018
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT MALARIA

Riwayat alamiah penyakit merupakan perjalanan penyakit yang alami dan tanpa
pengobatan apapun, yang terjadi mulai dari keadaan sehat hingga timbul penyakit. Meskipun
setiap penyakit mempunyai riwayat alamiah yang berbeda, karena kerangka konsep yang
bersifat umum perlu dibuat untuk menjelaskan riwayat perjalanan penyakit pada umumnya
(Rajab, 2009).

1. Tahap Prepatogenesis
Interaksi ini masih terjadi diluar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar
tubuh host. Pada proses prepatogenesis penyakit malaria bisa terjadi pada orang-orang
yang tinggal didaerah malaria atau orang yang mengadakan perjalanan kedarah malaria.
Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual (sporogoni) dalam badan nyamuk
Anopheles dan aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vertebra termauk manusia.Tahap
prepatogenesis penyakit malaria dimulai pada fase seksual (sporogoni). Fase seksual
dimulai dengan bersatunya gamet jantan dan gamet betina untuk membentuk ookinet
dalam perut nyamuk.Ookinet akan menembus dinding lambung untuk membentuk kista
diselaput luar lambung nyamuk. (Arif et. Al., 2001). Waktu yang diperlukan sampai pada
proses ini adalah 8-35 hari, tergantung pada situasi lingkungan dan jenis parasitnya. Pada
tempat inilah kista akan membentuk ribuan sporozoit yang terlepas dan kemudian tersebar
ke seluruh organ nyamuk termasuk kelenjar ludah nyamuk. Pada kelenjar inilah sporozoit
menjadi matang dan siap ditularkan bila nyamuk menggigit manusia (Widoyono, 2008).
2. Tahap Inkubasi
Masa inkubasi pada penyakit malaria beberapa hari sampai beberapa bulan yang
kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam,
menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, dll. Masa inkubasi pada
penularan secara alamiah bagi masing-masing species parasit adalah sebagai berikut,
Plasmodium Falciparum 12 hari. Plasmodium vivax dan Plasmodium Ovate 13 -17 hari.
Plasmodium malariae 28 -30 hari (Arif et. Al., 2001).
Manusia yang tergigit nyamuk infektif akan mengalami gejala sesuai dengan jumlah
sporozoit, kualitas plasmodium, dan daya tahan tubuhnya. Sporozoit akan memulai
stadium eksoeritrositer dengan masuk ke dalam sel hati. Di hati sporozoit matang menjadi
skizon yang akan pecah dan melepaskan merozoit jaringan. Merozoit akan memasuki
aliran darah dan menginfeksi eritrosit untuk memulai siklus eritrositer.
Merozoit dalam erotrosit akan mengalami perubahan morfologi yaitu : merozoit ->
bentuk cincin -> trofozoit -> merozoit. Proses perubahan ini memerlukan waktu 2-3 hari.
Di antara merozoit-merozoit tersebut akan ada yang berkembang membentuk gametosit
untuk kembali memulai siklus seksual menjadi mikrogamet (jantan) dan makrogamet
(betina). Siklus tersebut disebut masa tunas instrinsik. Eritrosit yang terinfeksi biasanya
pecah yang bermanifestasi pada gejala klinis. Jika ada nyamuk yang menggigit manusia
yang terinfeksi ini, maka gametosit yang ada pada darah manusia akan terhisap oleh
nyamuk. Dengan demikian, siklus seksual pada nyamuk dimulai, demikian seterusnya
penularan malaria (Widoyono, 2008).
Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah
masa prapaten, sedangkan masa inkubasi dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan
hospes sampai timbulnya gejala klinis. Masa prepaten tiap-tiap plasmodium berbeda-beda.
Masa prepaten P.Falcifarum adalah 6-25 hari, P. Vivax 8-27 hari, P. Ovale 12-20 hari, dan
P.Malariae 18-59 hari.
3. Tahap Dini/Klinis
Dikenal beberapa kaadaan klinik dalam perjalan infeksi malaria yaitu :
a. Serangan primer (Periode Klinis)
Yaitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai terjadi serangan
paroksimal yang terdiri dari dingin/menggigil; panas dan berkeringat. Serangan
paroksimal ini dapat pendek atau panjang tergantung dari perbanyakan parasit dan
keadaan imunitas penderita. Gejala yang biasa terjadi adalah terjadinya “Trias Malaria”
(Malaria proxysm) secara berurutan :
1) Periode dingin
Mulai menggigil, kulit dingin dan kering, penderita sering membungkus diri
dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar
dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan.
Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya
temperatur.
2) Periode panas
Penderita muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat, dan panas badan
tetap tinggi sampai 40oC atau lebih, penderita. Periode ini lebih lama dari fase
dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
3) Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai
basah, temperatur turun, penderita merasa cape dan sering tertidur. Bila penderita
bangun akan merada sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa (Rampengan,
2007).
b. Periode laten
Yaitu periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama terjadinya infeksi malaria.
Biasanya terjadi diantara dua keadaan paroksismal.
c. Recrudescense
Yaitu berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8 minggu sesudah
berakhirnya serangan primer.
d. Recurrence
Yaitu berulangnya gejala klinik atau parasitemia setelah 24 minggu berakhirnya
serangan primer.
e. Relapse atau “Rechute”
Ialah berlangnya gejala klinik atau parasitemia yang lebih lama dari wakti diantara
serangan periodik dari infeksi primer. (Rampengan, 2007)
4. Tahap Lanjut
Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah berat
dengan segala kelainan patologis dan gejalanya. Pada tahap ini penyakit sudah
menunjukkan gejala dan kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah relatif
mudah ditegakkan. Dan juga sudah memerlukan perlukan pengobatan. Pada penyakit
malaria tahap lanjut terjadi tergantung pada jenis atau tipe penyakit malarianya
(Widoyono, 2008).

5. Pengobatan Malaria
Pemulihan secara sempurna bisa dilakukan jika malaria diobati dan dirawat dengan
benar. Proses ini dilakukan langsung setelah diagnosis malaria telah diketahui. Obat anti
malaria yang diberikan tergantung kepada :
 Jenis parasite yang menyababkan malaria
 Tingkat keparahan gejala yang dialami penderita
 Apakah anda sedang hamil atau tidak
Beberapa jenis penyakit malaria terkadang resisten terhadap obat-obatan tertentu.
Untuk masalah ini kombinasi obat malaria kana disarankan oleh dokter. Jika malaria
berada pada tingkat yang parah, obat akan diberikan melalui infus dan dilakukan dirumah
sakit.
Untuk malaria yang disesbabkan oles plasmodium falciparum , berikut obat obatan
yang diberikan :
 Kombinasi artesunate dan amodiaquine
 Kombinasi dihydroartemisinin, piperquine dan primaquine
 Kombinasi quine, doxycycline dan primaquine
Malaria yang disebabkan oleh plasmodium vivax diobati dengan salah satu kombinasi
berikut:
 Artesunate dan amodiaquine
 Dihydroartemisinin, piperaquine dan primaquine
Pengobatan malaria pada ibu hamil akan diberika obat yang khusus karena beberapa
obat obatan tidak cocok untuk ibu hamil karena potensi efek sampingnya, baik itu pada ibu
hamil maupun pada bayinya.
6. Tahap Akhir
Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu: 1)
Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat
kembali. 2) Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak
ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen
berupa cacat. 3) Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namunpenyakit masih
tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit. 4)Penyakit tetap
berlangsung secara kronik. 5) Berakhir dengan kematian (Bustam,2002).
Pada tahap akhir penyakit malaria dapat sembuh sempurna, sembuh karier atau
pembawa, dan ada juga yang meninggal dunia dikarenakan plasmodium yang menyerang
yaitu plasmodium falcifarum. Jenis plasmodium ini bisa menimbulkan kematian dan
merupakan penyebab infeksi terbanyak , Pada P. Falciparum dapat menyerang ke organ
tubuh dan menimbulkan kerusakan seperti pada otak, ginjal, paru, hati dan jantung (Arif
et. al., 2001).

You might also like