Professional Documents
Culture Documents
Gambar Diagram fasa T-X cair-cair untuk dua cairan yang misibel sebagian
Diagram di atas dapat diperoleh secara eksperimen dengan menambahkan suatu zat cair ke
dalam cairan murni lain pada tekanan tertentu dengan variasi suhu. Di mulai dari cairan B
murni yang secara bertahap ditambahkan sedikit demi sedikit cairan A pada suhu tetap, T1.
Dari titik C (zat B murni) bergerak ke arah kanan secara horizontal sesuai dengan
penambahan zat A. Dari titik C ke titik D diperoleh satu fasa, artinya A yang ditambahkan
larut dalam B. Di titik D diperoleh kelarutan maksimum cairan A dalam cairan B pada suhu
T1. Penambahan A akan menghasilkan sistem dua fasa, yakni lapisan pertama (L1) larutan
jenuh A dalam B dengan komposisi XA,1. Dan lapisan kedua (L2) larutan jenuh B dalam A
dengan komposisi XA,2. Kedua lapisan ini disebut larutan konjugat, terdapat bersama-sama
di daerah antara D dan F. Komposisi keseluruhan ada di antara titik D dan F. Di titik E
komposisi keseluruhan adalah XA,3. Di E lapisan pertama lebih banyak dari lapisan kedua.
Penambahan A selanjutnya akan mengubah komposisi keseluruhan semakin ke kanan,
sementara komposisi kedua lapisan akan tetap XA,1 dan XA,2. Perbedaan akibat
penambahan A secara terus menerus terletak pada jumlah relatif lapisan pertama dan kedua.
Semakin ke kanan jumlah relatif lapisan pertama akan berkuran sedangkan lapisan kedua
akan bertambah. Di titik F, A yang ditambahkan cukup untuk melarutkan untuk melarutkan
semua B dalam A membentuk suatu larutan jenuh B dalam A. Dengan demikian sistem di F
menjadi satu fasa. Dari F ke G, penambahan A hanya merupakan pengenceran larutan B
dalam A.
Bila dilakukan pada suhu yang lebih tinggi akan diperoleh batas kelarutan yang berbeda.
Semakin tinggi suhu, kelarutan masing masing komponen satu sama lain meningkat,
sehingga daerah dua fasa semakin menyempit. Kurva kelarutan pada akhirnya bertemu di
satu titik pada suhu kelarutan kritis (Tc). Contohnya sistem air fenol dengan tc=65,850C.
Untuk cairan yang kelarutannya bertambah dengan turunnya ( suhu konsulat bawah).
Contohnya air trietil-amina. Ditemukan juga sistem yang mempunyai suhu kelarutan kritis
atas dan bawah sekaligus, meskipun sangat jarang. Contohnya sistem nikotin-air.
Titik C dan D merupakan titik beku A murni dan B murni. Penambahan B terhadap A
akan menurunkan titik bekunya sepanjang garis CE begitu juga penambahan A terhadap B
akan menurunkan titik beku sepanjang garis DE. Jika larutan yang kaya akan A, yakni larutan
dengan komposisi antara A dan Xe, didinginkan, maka akan terpisah zat padat A, sementara
larutan yang kaya akan B yakni larutan dengan komposisi antara Xe, dan B, didinginkan akan
terbentuk zat padat B. jadi curva CE dan DE dapat dipandang sebagi kondisi suhu diman
larutan (cair) pada berbagai komposisi ada dalam keadaan kesetimbangan dengan larutannya.
Titik E merupakan suhu beku terendah dari setiap campuran cair A dan B, yang juga
merupakan titik leleh terendah dari setiap campuran padatan A dan B. oleh karena itu titik E
di sebut titik eutectic (dalam Bahasa yunani berarti mudah meleleh), dan merupakan suhu
terendah bagi keberadaan fase cair.
Kedua komponen membentuk senyawa dengan titik leleh kongruen.
Jika komponen A dan B membentuk suatu senyawa padat AB, dengan fase cairnya misibel,
sementara fase padatnya immisibel maka diagram kesetimbangannya padat cairnya yaitu :
Gambar. Diagram fase padat cair dengan senyawa bertitik leleh kongruen.
Gambar. Diagram fase padat-cair dua komponen yang membentuk dua senyawa
bertitik leleh kogruen
Gambar a Gambar b
Gambar a. Sistem H2O-Fe2Cl6 dengan titik leleh senyawa yang kongruen
Gambar b. Dengan titik leleh senyawa yang inkongruen.
Reaksi ini disebut reaksi paritetik atau reaksi fasa. senyawa Na2K dikatakan meleleh secara
inkongruen, karena lelehannya mempunyai komposisi yang berbeda dengan senyawanya.
Karena di titik B ini terdapat tiga fasa, yakni padatan Na2K, padatan Na dan cairan, maka
derajat kebebasan f=0. Sistem ini varian meskipun ada kalor mengalir kedalam sistem,
sushunya akan tetap sama, yakni dalam hal ini 70C, sampai semua senyawa padat meleleh.
Lalu suhu akan naik kembali. Titik keadaan akan bergerak sepanjang garis BEF dan sistem
terdiri atas natrium padat dan larutan. Di titik F natrium padat tepat habis meleleh dan diatas
F sistem hanya terdiri dari satu fasa cair. Penurunan suhu dengan komposisi G membalik
perubahan diatas. Di F mulai muncul natrium padat. Penurunan lebih lanjut menyebabkan
jumlah natrium padat bertambah dan komposisi cairan bergerak sepanjang FC. Di B terdapat
cairan dengan komposisi C bersama-sama dengan padatan natrium dan padatan Na2K.
Kedua komponen membentuk larutan padat
Ada pasangan zat tertentu yang dapat membentuk larutan padat. Dalam larutan padat A dan B
tidak ada kristal A ataupun B. Larutan nikel dan tembaga adalah salah satu contohnya. Kedua
zat yakni nikel dan tembaga dapat saling melarut dalam semua komposisi di fasa
padatnya.diagram fasa sistem tembaga nikel terlihat seperti gambar berikut:
kel gambar b. Larutan padat dengan titik leleh minimum
Kedua komponen misibel dalam fasa cair dan misibel sebagian dalam fasa padat.
Sistem larutan cair yang yang misibel sebagian yaitu padatan A dapat larut dalam sejumlah
padatan B membentuk suatu larutan padat , demikian pula halnya dengan padatan B yang
dapat larut dalam sejumlah padatan A. Namun jika konsentrasi-konsentrasi ini dilampaui
akan diperoleh dua fasa padat larutan padat A dalam B dan larutan padat B dalam A.
Diagram fasanya seperti berikut ini:
Gambar 1. Diagram fasa padat-cair: misisbel dalam fasa cair dan misibel sebagain dalam
fasa padat.
Jika larutan cair dengan komposisi R didinginkan, di titik S mulai terpisah fasa padat, yang
dalam hal ini disebut sebagai fasa , yakni larutan padat B dalam A. Komposisi larutan padat
ini dinyatakan dengan X, di ujung garis dasi SX. Pendinginan selanjutnya menyebabkan
jumlah B dalam larutan padat bertambah. Di titik T, larutan cair mempunyai komposisi Z dan
larutan padat mempunyai komposisi Y. Perbandingan jumlah larutan padat dan cair
dinyatakan oleh perbandingan panjang garis TZ TY
Di titik Y dapat dilihat bahwa jumlah B dalam larutan padat tersebut lebih banyak
dibandingkan dalam larutan padat di titik X. Di titik U, lelehanya mempunyai komposisi
eutektik dan kedua fasa padat sekarang membeku, yakni fasa (padatan A yang jenuh
dengan B) dan fasa (padatan B yang jenuh dengan A). Di titik ini, terdapat tiga fasa, dua
fasa padat dan satu fasa cair. Dengan demikian derajat kebebasan pada P tetap adalah f=c-
p+1=2-3+1=0, jadi sistem invarian. Pendinginan lebih lanjut sampai di V diperoleh dua
larutan padat bersama-sama yakni: padatan dengan komposisi M dan padatn dengan
komposisi N.
Adapula sistem padat-cair yang membentuk larutan padat, mempunyai kurva yang berbeda
dengan gambar 1 seperti gambar 2:
Suardana dkk. 2002. Buku Ajar Kimia Fisika II. Singaraja: IKIPN Singaraja
Gunamantha. I Made. 2004. Kimia Fisika Lanjut. Singaraja: IKIPN Singaraja
Atkins,P.W. 1990.Kimia Fisika Edisi ke empat jilid1. Jakarta: Erlangga