Professional Documents
Culture Documents
Halaman Judul
Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... .3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………4
C. Tujuan ………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Matriks ............................................................................ .6
B. Beberapa Jenis Matriks………………………………………………7
C. Perkalian Matriks…………………………………………………….9
D. Contoh Soal………………………………………………………….15
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah tentang matematika kimia yang berjudul “perkalian
matriks” ini dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah ini kami buat untuk melengkapi
tugas mata kuliah matematika kimia.
Makalah ini kami susun tak luput dari bantuan berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar dalam proses pembuatannya. Untuk itu kami sampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi.
Selama menyusun makalah ini ada beberapa hambatan kecil, di antaranya adalah
menentukan pokok bahasan yang akan dibahas. Akan tetapi kami tetap berusaha
semaksimal mungkin untuk mengejar ketertinggalan dan menyelesaikan permasalahan
permasalahan yang ada dengan mencari referensi lain melalui jurnal online.
Terlepas dari semua itu, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, dari segi bahasa, susunan kalimat maupun isi dari materinya. Oleh karena itu
kami sangat berharap kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat menyempurnakan
kembali makalah ini.
Penulis
3
BAB I
PENDHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu cabang ilmu matematika yang sangat penting adalah
Aljabar. Aljabar berasal dari Bahasa Arab yaitu “al-jabr” yang berarti
“pertemuan atau hubungan atau penyelesaian”. Salah satunya yaitu matriks.
Sejalan dengan waktu aplikasi matriks banyak terdapat dalam berbagai hal,
misalnya dalam bidang kimia.
Disisi lain banyak juga permsalahan yang sering muncul berkaitan
dengan matriks itu sendiri diantaraya yaitu bagaimana mennetukan invers,
penjumlahan, pengurahan, dan perkalian.
Pada matriks terdapat jenis-jeni matriks yang ada seperti matrik identitas,
matriks segitiga, matrik diagonal, matriks scalar, matriks bujjur sangkar,
dan lain-lain.
Perhitungan nilai determinan matriks yang diketahui selama ini yaitu
metode Sarrus dan ekspansi kofaktor atau ekspansi Laplace. Metode Sarrus
digunakan untuk matriks ordo dan . Sedangkan untuk ordo lebih dari 3
biasanya digunakan ekspansi kofaktor yaitu pengambilan baris atau kolom
sebarang, setelah itu dijumlahkan. Ekspansi kofaktor atau ekspansi Laplace
merupakan perluasan dari kofaktor, karena dalam perhitungan determinan
dengan ini memuat kofaktor dari baris atau kolom sebarang. Metode lain
untuk menghitung determinan matriks selain metode Sarrus dan ekspansi
kofaktor atau Laplace juga digunakan operasi baris elementer (OBE),
operasi kolom elementer (OKE), dan gabungan dari OBE dengan ekspansi
kofaktor tersebut.
Berdasarkan permasalahan di atas, terlihat bahwa betapa pentingnya
suatu perhitungan matriks. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis
lebih pada pembahasan mengenai perkalian matriks.
4
B. Rumusan masalah
1) Apa pengertian matriks?
2) Bagaimana jenis matriks?
3) Bagaimana tahap –tahap perkalian matriks?
C. Tujuan
1) Mengetahui pengertian matriks
2) Mengetahui jenis matriks
3) Mengetahui tahap –tahap perkalian matriks
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Matriks
Matriks yaitu sebuah kumpulan bilangan yang disusun dengan baris atau secara kolom
atau bisa juga disusun dengan kedua – duanya dan di apit dalam tanda kurung. Elemen – elemen
matriks terdiri dari bilangan – bilangan tertentu yang membentuk di dalam suatu matriks.
Matriks ini sendiri digunakan sebagai menyederhana penyampaian data, sehingga akan lebih
mudah untuk diolah selanjutnya.
a a a
11 12 13 ... a1n
a a a
21 22 23 ... a2n
a a a
A= 31 32 33 ... a3n
a a a
m1 m2 m3 ... amn
Dalam menyatakan suatu matriks biasanya digunakan huruf kapital atau huruf besar
dalam susunan Alphabet misal: A, B, dan C. Sedangkan dalam menyatakan unsur atau elemen
atau anggota digunakan huruf kecil dalam susunan Alphabet, misal: a, b, dan c. Dalam
menunjukkan sebuah matriks kadang kala digunakan
sepasang tanda kurung; ( ), dan garis tegak ganda; . Selanjutnya dalam diktat
ini kan dipakai penulisan sepasang kurung siku. Pada saatnya matriks (1) akan disebut “
matriks [aij], m x n” atau “ matriks A = [aij], m x n “. Bilamana ukuran (ordo) sudah
dikembangkan, cukup dituliskan “ matriks A” saja.
Fungsi aij menyatakan unsur atau elemen dari suatu matriks pada baris ke-i
kolom ke-j, dimana 1 i m dan 1 j n. Banyaknya baris dan kolom menyatakan ukuran
(ordo) dari suatu matriks.
6
B. Beberapa Jenis Matriks
Definisi: Suatu matriks dikatakan matriks bujur sangkar jika banyaknya baris
dan kolom dari matriks tersebut sama. Dalam matriks bujur sangkar elemen-elemen
a11, a22, … , ann disebut elemen diagonal. Sedangkan jumlah elemen dalam diagonal
utama matriks bujur sangkar A disebut trace A.
Contoh :
1 2 2A= 3
». elemen diagonal matriks A= 1, 4, 5
4 52 3 5 ». trace A = 1 + 4 + 5
B. Matriks Segitiga
Definisi: Suatu matriks bujur sangkar yang mana semua elemen di bawah atau di
atas diagonal adalah nol (0).
Dari keadaan ini diperoleh dua bentuk matriks segitiga, yaitu :
a). Matriks segitiga atas, jika elemen-elemen di bawah diagonal semuanya nol.
b). Matriks segitiga bawah, jika elemen-elemen di atas diagonalnya semuanya nol.
Contoh :
3 4 5 2 3 0 0 0
B= 0 2 3 1 C= 4 2 0 0
0 0 1 6 6 3 2 0
0 0 0 4 1 2 5 4
Dari kedua matriks tersebut maka B adalah matriks segitiga atas sedangkan matriks C
adalah matriks segitiga bawah.
C. Matriks Diagonal
Definisi: Suatu matriks bujur sangkar yang mana semua elemen di bawah dan di
atas diagonal adalah nol (0)
7
This material adopted of various sources
Contoh :
3 0 0 0
1 0 0
D= 0 2 0 0 A= 0 4 0
0 0 5 0
0 0 5
0 0 0 4
D. Matriks Skalar
Contoh :
2 0 0 0
11 0 0
0 2 0 0
D= A= 0 11 0
0 0 2 0
0 0 11
0 0 0 2
E. Matriks Identitas/Satuan
Definisi: Suatu matriks skalar yang elemen-elemennya satu (1). Dengan kata lain
suatu matriks diagonal yang semua elemennya adalah satu (1).
Matriks identitas ini biasanya dinotasikan dengan I(nxn) atau In. Matriks identitas ini
dalam aljabar matriks mempunyai peranan yang sama dengan bilangan 1 dalam aljabar
biasa.
Contoh :
1 0 0 0
1 0 0
I(4x4) = I4
= 0 1 0 0 I(3x3) = I3 = 0 1 0
0 0 1 0
0 0 1
0 0 0 1
1 0 0 0 0
0 1 0 0 0
I(5x5) = I5 = 0 0 1 0 0
0 0 0 1 0
0 0 0 0 1
8
C. PERKALIAN MATRIKS
Perkalian matriks yaitu mengalikan setiap elemen baris pada matriks yang
pertama dengan elemen elemen kolom pada matriks yang kedua, lalu hasilnya
di jumlahkan.
𝑎 𝑑 𝑒 𝑓
AB = [ ]x[ ]
𝑐 𝑒 𝑔 ℎ
𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 𝑎𝑓 + 𝑏ℎ
=[ ]
𝑐𝑒 + 𝑑𝑔 𝑐𝑓𝑓 + 𝑑ℎ
9
B. Syarat dua buah matriks dapat dikalikan
a. Banyaknya kolom pada matriks yang pertama (A) harus sama
dengan banyak baris pada matriks yang kedua (B).
Contoh 1.2
1 3 1 0 5 2
A = [2 5 2] dan B = [4 1 1]
0 4 2 3 2 0
Jumlah kolom pada matriks A adalah 3, dan jumlah baris pada matriks B
adalah 3. Jadi A dan B dapat dikalikan, karena memenuhi syarat perkalian.
Contoh
Solusi
Pertama: mengalikan elemen-elemen baris pertama pada A dengan
elemen-elemen kolom pertama pada B yaitu: ap
Kedua: mengalikan elemen-elemen baris pertama pada A dengan elemen-
elemen kolom kedua pada B, yaitu: aq
10
Ketiga: mengalikan elemen-elemen baris kedua pada A dengan elemen-
elemen kolom pertama pada B, yaitu dp
Keempat: mengalikan elemen-elemen baris kedua pada matriks A dengan
elemen-elemen kolom kedua pada B, yaitu dq
Dan sterusnya seperti pada contoh gambar yang ada
Hasil kali setiap elemen pada baris dengan setiap elemen pada kolom
dalam matriks baru AB adalah sesuai dengan dari mana elemen-elemen
pada baris dan elemen-elemen pada kolom itu berasal.
Contoh 1.4
Hasil kali pada contoh 1.3 adalah hasil kali elemen-elemen pada baris
pertama dengan elemen-elemen pada kolom kedua akan menempati
posisi baris pertama kolom kedua dari matrik hasil kali AB.
AB = aq+bt+cw
2 1 0 3
1. Diketahui A = [ ] dan B = [ ]
4 1 6 2
Tentukan matriks AB.
11
Solusi:
matriks A berdimensi 2x2 dan matriks B berdimensi 2x2 sehingga
operasi perkalian dapat dilakukan sebab banyaknya kolom matriks A
sama dengan banyaknya baris matriks B.
2 1 0 3
AB = [ ] x[ ]
4 1 6 2
8 8
=[ ]
10 14
1 3 1 0 5 2
A = [2 5 2] dan B = [ 4 1 1]
0 4 2 ⋯
Solusi:
matriks A tidak dapat dikalikan dengan matriks B, karena banyaknya
kolom matriks A ≠ banyaknya baris matriks B.
E. Perpangkatan Matriks
12
Contoh soal 2.1
3 −2
1. Diketahui . [ ] Tentukan A2 dan A3 ?
5 1
Solusi :
Syarat 2.2
Matriks tersebut harus merupakan matriks persegi (nxn)
Contoh soal 2.2
0 5 2
A = [4 1 1 ] , A2 ?
⋯
Solusi :
tidak dapat diselesaikan karena tidak memenuhi syarat.
13
F. Sifat sifat Perkalian Matriks
1. Bersifat distributive
1) Distributif kiri: A(B + C) = AB + AC
2) Distributif kanan: (A + B) C = AC + BC
2. Bersifat asosiatif
A(BC) = (AB)C
3. Tidak bersifat komutatif
AB ≠ BA.
14
Contoh Soal Perkalian Matriks
Penyelesaian :
Maka :
z = 1 ………………………………….……..(1)
–2y – 4x = –10
y + 2x = 5
y = 5 – 2x ..…………………………. (2)
6y + 2x = 3x + 4
6y + 2x – 3x = 4
6y – x = 4 …………………………… (3)
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat digaris bawahi bahwa …
B. Saran
16
Daftar Pustaka
17