You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah member obat yang aman dan akurat
kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki
masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek
samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita
memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.
Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek
samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan
tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan
benar dan berdasarkan pengetahuan.
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman . Perawat harus
mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan
perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar
batas yang direkomendasikan . Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka
memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut
merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien . Sekali obat telah diberikan ,
perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku
referensi obat seperti , Daftar Obat Indonesia ( DOI ) , Physicians‘ Desk Reference
(PDR), dan sumber daya manusia , seperti ahli farmasi , harus dimanfaatkan perawat
jika merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan , kontraindikasi ,
dosis , efek samping yang mungkin terjadi , atau reaksi yang merugikan dari
pengobatan ( Kee and Hayes, 1996 ).
1.2 Rumusan Masalah
bagaimanakah prinsip dan teknik pemberian obat melalui oral, sublingual, intrakutan,
subkutan dan intra vena?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui prinsip-prinsp pemberian obat
1.3.2 Mengetahui pedoman pemberian obat
1.3.3 Untuk membedah tentang cara pemberian obat yang benar
1.4 Manfaat
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya Obat Dalam Keperawatan
Obat merupakan Semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang dalam dosis layak dapat
menyembuhkan, meringankan, dan mencegah penyakit/ gejalanya, yang diberikan
kepada pasiendengan maksud tertentu sesuai dengan guna obat tersebut. Pemberian
obat yang aman dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi seorang perawat.
Meskipun obat menguntungkan, namun bukan berarti tanpa reaksi yang merugikan.
Sebagai seorang perawat harus mengetahui prinsip-prinsip dalam pemberian obat
secara aman dan benar. Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien,
maka pemberian obat menjadi salah satu tugas perawat yang paling penting.\
Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien.
Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan memastikan bahwa
obat itu benar diminum.Bila ada obat yang diberikan kepada pasien, hal itu harus
menjadi bagian integral dari rencana keperawatan. Perawat yang paling tahu tentang
kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan. Misalnya, pasien yang sukar
menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu (dalam bentuk kapsul). Faktor
gangguan visual, pendengaran, intelektual atau motorik, yang mungkin menyebabkan
pasien sukar makan obat, harus dipertimbangkan. Rencana perawatan harus
mencangkup rencana pemberian obat, bergantung pada hasil pengkajian, pengetahuan
tentang kerja dan interaksi obat, efek samping, lama kerja, dan program dokter.
Sebelum memberikan obat kepada pasien, ada beberapa persyaratan yang perlu
diperhatikan untuk menjamin keamanan dalam pemberian obat, di antaranya:
1. Tepat Obat
Sebelum mempersiapkanobat ke tempatnya petugas medis harus memerhatikan
kebenaran obat sebanyak tiga kali, yakni: ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan obat
ketempat penyimpanan.
2. Dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi
alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus; alat untukmembelah tablet; dan
lain-lain. Dengan demikan, penghityungan dosis benar untuk diberikan ke pasien.
3. Tepat Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan. Hal
ini dilakukan dengan mengidentifikasi kebenaran obat, yaitu mencocokan nama,
nomor regisyter, alamat, dan program pengobatan pada pasien.
4. Tepat Jalur Pemberian
Kesalahan rute pemberiandapat menimbulkan sistemik yang fatal pada pasien.
Untuk itu, cara pemberiannya adalah dengan melihat cara pemberian/jalur obat
pada label
5. Tepat Waktu
Pemberian harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan, karena
berhubungan dngan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.

2.2 Prinsip-Prinsip Pemberian Obat


Pemberian obat dibagi menjadi 3,yaitu : formulasi, cara pemberian obat, dan regimen
dosis.
I. Formulasi
Formulasi obat tergantung pada faktor-faktor :
 Penghalang yang dapat dilewati oleh obat.
 Keadaan saat obat akan digunakan.
 Mendesaknya situasi medis.
 Kestabilan obat.
 Efek lintasan pertama.
II. Cara pemberian obat :
Cara pemberian obat meliputi :
 Oral ( PO ) : paling cocok untuk obat-obat yang diberikan sendiri.
 Sublingual : absorpsinya baik melalui jaringan kapiler di bawah lidah.
 Rektal (PR ): berguna untuk pasien yang tidak sadar atau muntah-muntah
atau anak kecil.
Cara pemberian obat secara tradisional/ parenteral ( sekitar saluran pencernaan ) :
 Intravena ( IV ) : awitan ( onset ) kerjanya cepat karena obat disuntikkan
langsung kedalam aliran darah.
 Intramuskular ( IM ) : obat melalui dinding kapiler untuk memasuki aliran
darah.
 Subkutan ( SubQ,SC ) : obat disuntikkan dibawah kulit dan menembus
dinding kapiler untuk memasuki aliran darah
 Inhalasi : secara umum absorpsinya cepat.
 Topikal : berguna untuk pemberian obat-obat lokal, khusus nya yang
mempunyai efek toksik jika diberikan secara sistemik.
 Transdermal : sedikit obat-obatan yang dapat diformulasikan sedemikian
sehingga “ koyo “ yang berisi obat tersebut ditempelkan kekulit.
III. Regimen Dosis
Tiga regiman dosis yang umum diperbandingkan :
 Dosis tunggal :
 Plasma : konsentrasi obat dalam plasma meningkat saat obat
didistribusikan kedalam aliran darah, kemudian turun saat obat
didistribusikan ke jaringan, dimetabolisme, dan di eskresi.
 Oral : obat yang diberika secara oral mencapai konsentrasi plasma puncak
lebih lambat dari pada obat yang diberikan secara intra vena.
 Infus kontinu ( IV ) : keadaan stabil ( keseimbangan ) konsentrasi obat
dalam plasma di capai setelah infus kontinu selama 4-5 waktu paruh.
 Dosis intermiten : sebuah obat harus diberikan selama 4-5 waktu paruh
sebelum tercapai keadaan stabil ( keseimbangan )
 Puncak adalah nilai-nilai tinggi pada fluktuasi. Efek toksik paling
mungkin terjadi selama konsentrasi puncak obat.
 Lembah adalah nilai-nilai rendah pada fluktuasi. Kurangnya efek obat
paling mungkin terjadi selama konsentrasi lembah obat.
Berikut ini yang dimaksud waktu paruh, ialah :
 Waktu paruh adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh konsentrasi suatu
obat dalam plasma untuk turun menjadi 50% setelah penghentian obat.
 Waktu paruh distribusi ( t½α ) mencerminkan penurunan konsentrasi obat
dalam plasma yang cepat saat suatu dosis obat didistribusikan diseluruh
tubuh.
 Waktu paruh eliminasi (t½β ) sering kali jauh lebih lambat, mencerminkan
metabolisme dan ekskresi obat.
Kadar terapeutik obat dapat dicapai lebih cepat dengan memberikan dosis muatan
yang di ikuti dengan dosis rumatan. Dosis rumatan adalah dosis awal obat yang lebih
tinggi dari dosis-dosis selanjutnya dengan tujuan mencapai kadar obat terapeutik
dalam serum dengan cepat. Dosis rumatan merupakan dosis obat yang
mempertahankan konsentrasi plasma dalam keadaan stabil pada rentang terapeutik.
Regimen dosis ( cara, jumlah, dan frekuensi) pemberian obat mempengaruhi awitan
dan durasi ( lama ) kerja obat. Awitan adalah jumlah waktu yang diperlukan oleh
suatu obat untuk mulai bekerja. Durasi adalah lamanya waktu suatu obat bersifat
terapeutik

2.3 Teknik Pemberian Obat


2.3.1 Pemberian Obat per Oral
Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah,
mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Alat dan bahan :
1. Daftar buku obat
2. Obat dan tempatnya
3. Air minum ditempatnya

Prosedur kerja :

1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat
waktu, tepat kerja, dan tepat pendokumentasian.
4. Bantu untuk meminumnya:
 Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari
botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup
botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan
tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan
pembungkusnya.
 Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk
bubuk dan campur dengan minuman
 Kaji denyut nadi dna tekanan darah sebelum pemberian obat
yang membutuhkan pengkajian.
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat dan evaluasi respon
terhadap obat dengan mencatat hasilpemberian obat
6. Cuci tangan

2.3.2 Pemberian Obat via Jaringan Intrakutan


Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit
dengan
 Tujuan
Pemberian obat intra kutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes
terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat
melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di bawah dermis atau
epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian
ventral.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Tempat injeksi
b. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
c. Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
d. Kondisi atau penyakit klien
e. Pasien yang benar
f. Obat yang benar
g. Dosis yang benar
h. Cara atau rute pemberian obat yang benar
i. Waktu yang benar
 Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak
mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan
obat secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah
lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas.
Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit
Alat dan bahan:
a. Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat
b. Obat dalam tempatnya
c. Spuit 1 cc / spuit insulin
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
f. Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit )
g. Bengkok
h. Perlak dan alasnya
i. Jarum cadangan
Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prsedur yang akan dilakukan
3. Bebas kan daerah yang kan disuntik, bila menggunakan bau lengan
panjang buka dan keataskan
4. Pasang perlak atau pengalas ibawah bagian yang akan disuntik
5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan / encerkan dengan
aquades ( cairan pelarut) kemudian ambil 0.5 cc dan encerkan lagi
sampai kurang lebih 1 cc, dan siapkan pada bak instrument atau
injeksi.
6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan
suntikan
7. Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik
8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut
15-20 derajat dengan permukaan kulit.
9. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung
10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase
11. Catat reaksi pemberian
12. Cuci tangan dan catat hasil pemberina obat / test obat, tanggal,
waktu, dan jnis obat.
Daerah Penyuntikan
 Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku
atau 2/3 dari pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.
 Di lengan atas : 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah muskulus
deltoideus.

2.3.3 Pemberian Obat via Jaringan Subkutan


Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dapat
dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha
sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus ( abdomen ).
 Tujuan
Pemberian obat melalui subkutan ini biasanya dilakukan dalam
program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar
gula darah. Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan : yaitu jernih dan
keruh. Larutan jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat
( insulin regular ) dan larutan yang keruh karena adanya penambahan
protein sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe
lambat.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Tempat injeksi
2. Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan
3. Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksiKondisi atau
penyakit klien
4. Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat
5. Obat yang akan diberikan harus benar
6. Dosis yang akan diberikan harus benar
7. Cara atau rute pemberian yang benar
8. Waktu yang tepat dan benar
 Indikasi dan kontra indikasi
 Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak
mau bekerja sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat
secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis
kecil yang larut dalam air.
 Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar
dan tidak larut dalam air atau minyak.
 Alat dan bahan :
a. Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat
b. Obat dalam tempatnya
c. Spuit insulin
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
f. Bak injeksi
g. Bengkok
h. Perlak dan alasnya
 Prosedur Kerja:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan
panjang buka dan ke ataskan
d. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian yang akan disuntik
e. Ambil obat untuk dalam tempatnya sesuai dosis yang akan
diberikan setelah itu tempatka pada bak injeksi.
f. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan
suntikan
g. Tegangkan dengan tangan kiri ( daerah yang akan dilakukan
suntikan subkutan)
h. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan
sudut 45 derajat dengan permukaan kulit.
i. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah semprotkan obat perlahan-
lahan hingga habis.
j. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah
dipakai masukkan kedalam bengkok.
k. Catat reaksi pemberian dan catat hasil pemberina obat / test obat,
tanggal, waktu, dan jenis obat.
l. Cuci tangan
 Daerah Penyuntikan
 Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang
tepat adalah 1/3 bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke
tulang ekor (os coxygeus)
 Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris)
 Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus)

2.3.4 Pemberian Obat Intravena Langsung


Cara Pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana
cubiti / cephalika ( lengan ), vena saphenosus ( tungkai ), vena jugularis ( leher
), vena frontalis / temporalis ( kepala ).
 Tujuan
Agar obat reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.
 Hal-hal yang diperhatikan
 Setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai
70 detik lamanya.
 Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.
 Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
 Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
 Kondisi atau penyakit klien.
 Obat yang baik dan benar
 Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
 Dosis yang diberikan harus tepat.
 harus benar Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi
 Indikasi dan kontra indikasi
 indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak
mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat
secara oral dan steril.
 kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air,
atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
 Alat dan bahan :
1. Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat
2. Obat dalam tempatnya
3. Spuit 1 cc / spuit insulin
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
5. Cairan pelarut
6. Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit )
7. Bengkok
8. Perlak dan alasnya
9. Karet pembendung
 Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau
lengan panjang buka dan ke ataskan
4. Ambil obat dalam tempatnya dengna spuit sesuai dengan dosis
yang akan disuntikan. Apabila obat berada dalam sediaan
bubuk, maka larutkan dengna larutan pelarut ( aquades)
5. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian vena yang akan
disuntik
6. Kemudian tampatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi
7. Desinfeksi dengan kapas alcohol
8. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung ( tourniquet )
pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat
atau tegangkan dengan tangan / minta bantuan atau
membendung diatas vena yang akan dilakukan penyuntikan
9. Ambil spuit yang berisi obat
10. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah
11. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet
pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis
12. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan
penekanan pada daerah penusukan dengan kapas alcohol , dan
spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok.
13. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian
obat
14. Cuci tangan.
2.3.5 Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung ( via Wadah )
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan
obat kedalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan
efek samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan
cairan obat ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya
dengan hati-hati.
b. Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
c. Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
d. Obat yang baik dan benar.
e. Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien
yang tepat dan benar.
f. Dosis yang diberikan harus tepat.
g. tidak langsung harus tepat dan benar. Cara atau rute pemberian
obat melalui injeksi
 Indikasi dan kontra indikasi
 indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak
mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat
secara oral dan steril.
 kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air,
atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
 Alat dan bahan :
1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Wadah cairan ( kantong / botol )
4. Kapas alcohol dalam tempatnya
 Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau
lengan panjang buka dan ke ataskan
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga
menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke
dalam kantong / wadah cairan.
7. Setelah selesai tarik spuit dan campur dengan membalikkan
kantong cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung
lain.
8. Periksa kecepatan infus.
9. Cuci tangan
10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian
obat
 Daerah Penyuntikan
 Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika)
 Pada Tungkai (v. Spahenous)
 Pada Leher (v. Jugularis)
 Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak –
anak
2.3.6 Pemberian Obat Intravena Melalui Selang
 Alat dan bahan :
a. Spuit dan jarum sesuai ukuran
b. Obat dalam tempatnya
c. Selang intravena
d. Kapas alcohol
 Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelakan prosedur yang akan dilakukan
3. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke
dalam spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga
menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke
dalam selang intravena.
7. Setelah selesai tarik spuit.
8. Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat
9. Cuci tangan
10. Catat obat yang elah diberikan dan dosisnya

2.3.7 Pemberian Obat Melalui Sublingul


Pemberian obat melalui sublingual merupakan rute pemberian obat yang
absorpsinya baik melalui jaringan, kapiler di bawah lidah. Obat-obat ini
mudah diberikan sendiri. Karena tidak melalui lambung, sifat kelabilan dalam
asam dan permeabilitas usus tidak perlu dipikirkan.
 Alat dan Bahan :
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya.
 Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Memberikan obat kepada pasien.
4) Memberitahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah,
hingga terlarut seluruhnya.
5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan
berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya.
6) Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons
terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
7) Cuci tangan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi suatu pemberian obat itu harus benar obatnya, klien yang benar, ,dosis yang
benar, waktu yang benar, rute yang benar.
3.2 Saran

You might also like