Professional Documents
Culture Documents
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Klien yang mengalami halusinsi dapat kehilangan kontrol dirinya sehingga bisa
membahayakan dirinya, orang lain maupun lingkungan. Hal ini terjadi jika halusinasi
sudah sampai pada fase IV, dimana klien mengalami panik dan perilakunya
dikendalikan oleh isi halusinasinya. Kilien benar-benar kehilangan kemampuan
penilaian realitas terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh
diri (suicide), membunuh orang lain (homicide) dan bahkan merusak lingkungan. Selain
masalah yang diakibatkan oleh halusinasi, klien biasanya juga mengalami masalah-
masalah keperawatan yang menjadi penyebab (sebagai Triger) munculnya halusinasi.
Masalah-masalah itu antara lain harga diri rendah dan isolasi sosial (Stuart dan Laraia,
2005). Ini memicu terjadinya halusinasi. Dari masalah tersebut, ditemukan masalah
keperawatan antara lain
DIAGNOSA KEPERAWATAN I :
Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi pendengaran
DIAGNOSA KEPERAWATAN 2 :
Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran berhubungan dengan isolasi
social: menarik diri.
Tujuan umum: Klien dapat berhubungan dengan orang lain dan lingkungan sehingga
halusinasi dapat dicegah.
TUK 1 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat.
Intervensi 1 . Bina hubungan saling percaya
2 . Menyapa klien dengan ramah
3 . Mengingatkan kontrak
4 . Terima klien apa adanya
5 . Jelaskan tujuan pertemuan
6 . Sikap terbuka dan empati
Rasional Kejujuran, kesediaan dan penerimaan meningkatkan
kepercayaan hubungan antara klien dengan perawat.
Evaluasi Setelah 2 kali pertemuan klien dapat menerima kehadiran
perawat.
TUK 2 Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan
perilaku menarik diri
Intervensi 1 . Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri.
2 . Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri.
3 . Diskusikan bersama klien tentang menarik dirinya.
4 . Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya.
Rasional 1 . Mengetahui sejauh mana pengetahuan klien tentang menarik
diri sehingga perawat
2 . dapat merencanakan tindakan yang selanjutnya.
3 . Untuk mengetahui alasan klien menarik diri.
4 . Meningkatkan harga diri klien sehingga berani bergaul
dengan lingkungan sosialnya.
Evaluasi Setelah 1 kali pertemuan klien dapat menyebutkan penyebab
atau alasan menarik diri.
DIAGNOSA KEPERAWATAN 3
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri
rendah.
Tujuan umum: Klien mampu berhubungan dengan orang lain tanpa merasa rendah diri.
TUK 1 Klien dapat memperluas kesadaran diri.
Intervensi 1 . Diskusikan dengan klien kelebihan yang dimilikinya.
2 . Diskusikan kelemahan yang dimiliki klien.
3 . Beritahu klien bahwa manusia tidak ada yang sempurna,
semua memiliki kelebihan dan kekurangan.
4 . Beritahu klien bahwa kekurangan bisa ditutupi dengan
kelebihan yang dimiliki klien.
5 . Anjurkan klien untuk lebih meningkatkan kelebihan yang
dimiliki klien.
6 . Beritahukan bahwa ada hikmah di balik kekurangan yang
dimiliki.
Rasional 1 . Mengidentifikasikan hal – hal positif yang masih dimiliki
klien.
2 . Mengingatkan klien bahwa ia manusia biasa yang
mempunyai kekurangan.
3 . Menghadirkan realita pada klien.
4 . Memberikan harapan pada klien.
5 . Memberikan kesempatan berhasil lebih tinggi.
6 . Agar klien tidak merasa putus asa.
Evaluasi 1 . Klien dapat menyebutkan kemampuan yang ada pada
dirinya setelah 1 kali pertemuan.
2 . Klien dapat menyebutkan kelemahan yang dimiliki dan
tidak menjadi halangan untuk mencapai keberhasilan.
TUK 2 Klien dapat menyelidiki dirinya.
Intervensi 1 . Diskusikan dengan klien ideal dirinya, apa harapan selama
di RS, rencana klien setelah pulang dan apa cita – cita yang
ingin dicapai.
2 . Bantu klien mengembangkan antara keinginan dan
kemampuan yang dimilikinya.
3 . Beri kesempatan klien untuk berhasil.
DIAGNOSA KEPERAWATAN 4 :
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir.
Tujuan umum: Klien dapat mengontrol halusinasinya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN 5 :
Perubahan proses pikir berhubungan dengan harga diri rendah kronis.
Tujuan umum : Klien mampu berhubungan dengan orang lain tanpa merasa rendah diri.
TUK 1 Klien dapat memperluas kesadaran diri
Intervensi 1 . Diskusikan dengan klien kelebihan yang dimilikinya
2 . Diskusikan kelemahan yang dimiliki klien
3 . Beritahu klien bahwa manusia tidak ada yang sempurna,
semua memiliki kelebihan dan kekurangan.
4 . Beritahu klien bahwa kekurangan bisa ditutup dengan
kelebihan yang dimiliki.
5 . Beritahukan klien bahwa ada hikmah di balik kekurangan
yang dimiliki
Rasional 1 . Mengidentifikasi hal – hal positif yang masih dimiliki klien
2 . Mengingatkan klien bahwa klien manusia biasa yang
mempunyai kekurangan
3 . Menghadirkan harapan pada klien
4 . Agar klien tidak merasa putus asa
DIAGNOSA KEPERAWATAN 6 :
Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas.
Tujuan umum : Klien dapat melakukan perawatan diri
TUK 1 Klien mengetahui keuntungan melakukan perawatan diri
Intervensi 1 . Diskusikan tentang keuntungan melakukan perawatan diri
2 . Dorong klien untuk menyebutkan kembali keuntungan
dalam melakukan perawatan diri
3 . Beri pujian terhadap kemampuan klien dalam menyebutkan
keuntungan melakukan perawatan diri
Rasional 1 . Untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang perawatan
diri
2 . Untuk mengetahui tingkat pemahaman klien tentang
informasi yang telah diberikan
3 . Reinforcement posisitf dapat menyenangkan hati pasien
Evaluasi Klien dapat menyebutkan keuntungan dari melakukan
perawatan diri seperti memelihara kesehatan dan memberi rasa
nyaman dan segar.