Professional Documents
Culture Documents
NIM : P031814401R062
Tujuan umum:
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan,
sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
Tujuan khusus:
1. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
2. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
3. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
4. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber sumber daya lain
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Fungsi PHC :
1. Pemeliharaan kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Diagnosa dan pengobatan
4. Pelayanan tindak lanjut
5. Pemberian sertifikat
Elemen PHC :
1. Pendidikan mengenai masalah kes dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya
2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaanair bersih dan sanitasi dasar
4. Kes ibu dan anak termasuk KB
5. Imunisasi terhadap penyakit umum dan ruda paksa
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat
7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
8. Penyediaan obat obat esensial
PHC dan bentuk operasional dari PHC tersebut di Indonesia adalah PKMD ( Pengembangan
Kesehatan Masyarakat Desa).
PHC adlh pelayanan pokok berdasarkan pada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yg
dapat diterima secara umum, baik oleh individu maupun keluarga dalam masy melalui
partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan
negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri dan menentukan nasib sendiri.
Tanggung jawab perawat dalam PHC adalah mendorong partisipasi masyarakat, kerja sama
dengan masyarakat dan mengajarkan konsep kes dasar.
2) KONSEP KELUARGA
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986 dalam
Friedman, 1998).
Keluarga diartikan sebagai dua atau lebih individu yang saling tergantung satu dengan yang lain
terhadap berbagai dukungan, diantaranya dukungan emosional dan ekonomi.
a. Keluarga Tradisional
1. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak,
baik anak kandung atau angkat.
2. The dyad family (Keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.
3. Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat).
4. Single adult yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa. Tipe ini dapat
terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak mempunyai suami.
5. Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain. paman, bibi,
kakek, nenek dan lain- lain. Tipe keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama
di daerah pedesaan.
6. Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di rumah (Baik suami/istri atau
keduanya), dimana anak-anaknya sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur dan kamar mandi yang sama.
1. Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
3. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
4. The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama berganti-ganti
pasangan tanpa melalui pernikahan.
5. Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
1. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial, fungsi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri
dengan kematian.
2. Fungsi afektif, meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial
anggota keluarga.
3. Fungsi reproduksi, Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi, keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan kesehatan, Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan.
C. Seperti apa saja tahap perkembangan keluarga (ada 8 tahap perkembangan keluarga)
Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes RI, 2010).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan di
masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi,
dengan memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber sumber
dari profesi lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas (Depkes
RI, 2010).
Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum
dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Tujuan khusus dari keperawatan keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan
tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah kesehatannya berikut
ini.
2. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa anggota keluarga
ke pelayanan kesehatan. Contoh, segera memutuskan untuk memeriksakan anggota
keluarga yang sakit kencing manis ke pelayanan kesehatan.
1. Keluarga sehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak mempunyai masalah
kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan
tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.
3. Peran dan Perubahan Keluarga. Manajemen sumber daya keluarga juga dipengaruhi oleh
peran masing-masing anggota keluarga di masyarakat dan juga oleh perubahan dalam
keluarga, misalnya adanya keluarga yang meninggal atau baru lahir.
4. Teknologi. Dengan teknologi yang sudah semakin canggih, keluarga dapat melakukan
manajemen sumber dayanya dengan lebih terarah.
•Proses
Proses adalah transformasi benda, energi dan atau informasi oleh suatu sistem dari masukan
sampai keluaran.
•Output
Output meliputi benda, energi dan atau informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem dalam
respon terhadap input dari proses transformasi. Output dari sistem manajerial adalah respon
terhadap tuntutan dan perubahan sumber-sumber.
•Umpan Balik
Umpan balik adalah bagian dari output yang memasuki suatu sistem sebagai input untuk
mempengaruhi output yang telah ada.
Ciri interpersonal : HAM, kerjasama/gotong royong dan keterbukaan antar personal dalam
kaitannya dengan pengembangan
Aspek Kognitif
Penguasaan pengetahuan, tahapan;
1. Mengetahui
2. Memahami
3. Menganalisis
4. Mensintesis
5. Mengevaluasi
Variabel antara
Variabel antara terdiri dari:
1. pendidikan
2. kesehatan
3. keamanan
4. Variabel lain
5. pendapatan
6. kekayaan
Variabel pengontrol
Variabel pengontrol terdiri dari usia, jenis kelamin, suku bangsa.
Berdasarkan nilai ekonomi terdapat beberapa jenis sumber daya antara lain :
• Sumber daya ekonomi (Home economics) Sumber daya yang dapat dipertukarkan dandiukur
bukan hanya untuk tujuan konsumsi tetapi untuk proses produksi dan distribusi.(lahan, tenaga
kerja, modal, keterampilan & segala sesuatu yang ada di dalam dan diluar keluarga yang
bermanfaat
• Sumber daya non ekonomi : jumlahnya relatif terbatas, tidak dapat dipertahankan, sulit diukur
• Konsumsi
untuk peningkatan kualitas kehidupan keluarga
• Proteksi
Pengurangan SD untuk mengurangi faktor risiko yang tidak diharapkan
• Transfer
• Produksi
• Tabungan
• Investasi
Pengertian : Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu
sendiri dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana tetapi
hasilnya memuaskan.
1. Persiapan
a. Mencuci tangan.
Tujuannya Setiap pelaku Perawatan Keluarga sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, pelaku
Perawatan Keluaraga harus mencuci tangan
Tujuannya yaitu :
Membersihkan tangan dari segala kotoran
Menjaga kesehatan pelaku
Mencegah penularan penyakit
Melatih suatu kebiasaan yang baik
Cara Pelaksanaan :
Lepaskan seluruh perhiasan di tangan seperti arloji, cincin, dan gelang
Buka kran/siram air dari ketel
Gosok putaran kran dengan sabun kemudian dibilas
Basahi tangan sampai siku dan beri sabun hingga berbusa. Bila perlu dengan sikat tangan
mulai dari telapak tangan, sela-sela jari, kuku, punggung tangan, dan lengan sampai siku
Sabun disiram air sebelum diletakkan kembali pada tempatnya
Bilas tangan sampai bersih
Tutup kran dan keringkan tangan dengan handuk
Selesai
b. Memakai celemek
Fungsinya : Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK pada waktu
merawat orang sakit.
Tujuan : Melindungi pakaian pelaku dari kotoran dan mencegah penularan penyakit.
f. Penerapan
1. Sebagai individu : Perlu mempersiapkan diri agar mampu dan mau melakukan PK untuk
siapa saja yang membutuhkan.
2. Sebagai anggota masyarakat : Menjelaskan kepada anggota masyarakat pentingnya PK. Dapat
juga mengordinir disediakannya peralatan PK agar masyarakat sekitar dapat menggunakan
secara bersama
3. Di lingkungan organisasi PMI : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan
pelayanan sosialnya PMI misalnya untuk panti jompo
4. Pada saat bencana : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan di tempat
penampungan sementara/pengungsian.
b. Kebersihan lingkungan
1. Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan bersih, dan sehat sehingga
dapat mencegah penularan penyakit
2. Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan anatara 3 mata rantai, yaitu: sumber penyakit,
perantara penyakit dan orang yang lemah/peka terhadap serangan penyakit
3. Usaha meningkatkan kebersihan lingkungan dapat dilakukan bersama masyarakat dengan
mengusahakan untuk memutuskan hubungan mata rantai tersebut agar tidak akan terjadi
penularan.
4. Kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan:
Rumah harus sehat dan terpelihara.
Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau ditempat anak bermain terutama
hewan yang berkutu
Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah ditempatnya
Jaga kebersihan sumber air, MCK dan lingkungannya
Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah
Air limbah usahakan lancer alirannya.
Pelaksanaan Perawatan
Merawat orang sakit di rumah
a. Mencuci Tangan
1. Suatu keharusan bagi setiap perawat termasuk pelaku PK yang dilakukan:
Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
Sebelum menyiapkan makanan dan minuman
Sesudah memegang barang-barang kotor dan memegang binatang
Sesudah buang air besar (b.a.b) atau buang air kecil (b.a.k)
2. Tujuan
Membersihkan tangan dari segala kotoran
Menjaga kesehatan pelaku
Mencegah penularan penyakit
Melatih suatu kebiasaan yang baik
b. Memakai Celemek
1. Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu menolong merawat
si sakit, tanpa mengganggu gerak si pelaku
2. Tujuan:
Melindungi pakaian pelaku dari kotoran
Mencegah penularan penyakit
Mengukur Auhu
a. Mengukur suhu
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Menurut skalanya ada 2 macam, yaitu:
termometer celcius (lazim dipakai di Indonesia) dan termometer Fahrenheit (lazim dipakai di
Amerika)
2. Tujuan
Mengetahui suhu badan si sakit
Mengetahui adanya kelainan pada tubuh
Mengetahui perkembangan penyakit
Sebagai salah satu penyokong dalam membantu dokter dalam menentukan diagnosa
3.3. Mulut
Dilakukan pada orang sakit bila pada kedua tempat di atas tidak memungkinkan pemasangan
thermometer.
Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang tidak sadar atau gelisah
- Orang yang berpenyakit milit,batuk pilek atau sesak nafas
- Bayi/anak yang masih kecil
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer
3. Beritahu si sakit
4. Si sakit diminta untuk membuka mulut
5. Letakkan pangkal termometer di bawah lidah agak ke samping, di minta si sakit untuk
menutup mulut dan bernafas melalui hidung
6. Setelah 3 menit keluarkan termometer, baca dan catat di buku catatan harian
7. Termometer dibersihkan lalu disimpan
8. Cuci tangan
d. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Beritahu si sakit
3. Si sakit duduk atau berbaring, lengan dikendurkan dengan ibu jari di sebelah atas. Cari
nadinya dengan 3 jari si pelaku dipergelangan tangan si sakit kea rah ibu jari si sakit diantara
urat-urat
4. Hitung denyut nadi selama ½ menit, hasilnya dikalikan 2 dan dicatat dalam buku catatan
harian
Menghitung Pernafasan
Satu kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas dan 1 kali mengeluarkan nafas
b. Pelaksanaan
1. Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi. Jangan diberitahu si sakit akan dihitung
pernafasannya dengan pergelangan si sakit tetap dipegang seolah-olah masih menghitung
denyut nadi
2. Diperhatikan apakah kedua sisi dada bergerak seirama, apakah terlihat adanya kesukaran
dalam bernafas
3. Hitung pernafasan selama ½ menit dan hasilnya dikali 2, catat dalam buku catatan harian
c. Peralatan
1. Tempat tidur + kasur + bantal
2. Kain seprei + sarung bantal
3. Kain perlak + kain alas perlak
4. Selimut
Di Indonesia biasanya orang sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk pergi ke
kamar kecil untuk B.A.B / B.A.K. sebenarnya hal ini tidak dibenarkan karena si sakit membuang
tenaga yang ia perlukan untuk melawan penyakitnya. Perlu diketahui, bahwa antara orang sakit
pria dan wanita cara menolongnya berbeda.
Wanita : alat kelamin bagian luar dan dalam dihubungkan oleh sebuah saluran yang sangat
pendek jaraknya, sehingga sangat mudah terkena infeksi. Untuk b.a.b dan b.a.k menggunakan
sebuah tempat yang disebut pasu najis.
Pria : untuk b.a.b dan b.a.k dapat hanya menggunakan sebuah labuh kemih, semacam botol.
a. Peralatan
1. Pasu najis beserta tutupnya
2. Labu kemih untuk pria
3. Bamboo/botol berisi air
4. Kertas toilet
5. Alas bokong (perlak beserta alasnya)
6. Bel
7. Bangku kecil untuk pasu najis
8. Handuk, sabun, bedak
9. Air untuk mencuci bokong
2. Menyeka / memandikan si sakit di tempat tidur
a. Tujuan
1. Memberikan perasaan enak dan segar kepada si sakit
2. Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya
3. Membantu memperlancar peredaran darah
4. Melatih otot-otot secara aktif dan pasif
5. Mencegah terjadinya lecet
b. Peralatan
1. 2 baskom (untuk menyabun + membilas)
2. Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember + gayung
3. 2 waslap + 2 handuk besar
4. 1 ember yang agak besar untuk menampung air
5. Sabun mandi dalam tempatnya, talk dan kamfer spiritus,alat bersolek, alat cukur dan sisir
6. Pakaian si sakit yang bersih
7. Tempat/keranjang untuk pakaian kotor
8. Bila perlu disediakan lbu kemih dan pasu najis, botol berisi air untuk cebok
b. Peralatan :
1. Baki yang berisi sisir, 1 handuk, 1 waslap, shampo, alas(handuk + perlak
2. Talak plastik yang dapat diganti dengan pelepah pisang/sebuah perlak yang digulung
3. Ember berisi air hangat kuku, gayung bermulut lancip/kobokan
4. Ember kosong
5. Kain pel
6. Cadangan air panas dalam cerek dan air dingin dalam ember
7. Alat pengering rambut atau kipas
c. Memindahkan si sakit
Bila sakit seorang dewasa yang gemuk, maka untuk mengangkatnya sebaiknya dilakukan berdua
atau bertiga. Jangan coba melakukan sendiri, karena akibatnya mungkin si sakit merasa lebih
sakit atau mungkn terjatuh.
d. Menolong si sakit turun dari tempat tidur, berjalan ke kursi dan kembali ke tempat tidur. Bila
si sakit yang telah berbaring lama di atas tempat tidur mulai sembuh, maka dokter akan
memerintahkan agar ia didudukkan. Mula-mula duduk dipinggir tempat tidur dengan kaki yang
diayun-ayunkan, kemudia di atas kursi dalam ruangan si sakit. Peristiwa ini merupakan hal yang
menggembirakan bagi si sakit, sehingga ia akan memberikan bantuaanya. Tetapi si sakit kecewa
bila mulai duduk atau berjalan, merasa psing, kaki berat dan lemas. Oleh sebab itu, hal ini perlu
dilakukan secara bertahap.
Peralatan
1. Kursi yang memakai sandaran untuk lengan
2. Bantal untuk menopang punggungnya
3. Selimut
4. Sandal yang ringan
5. Bila perlu dingklik/kursi pendek dan bel
b. Bentuk obat
1. Pil
2. Tablet
3. Kapsul
4. Salep
5. Obat cair
6. Puyer/serbuk
c. Etiket/label
Biasanya diletakkan pada botol, dus, kantong plastik, dsb yang memberi petunjuk tentang
pemakain obat
Warna etiket :
1) Etiket putih : merupakan obat dalam (untuk diminum)
2) Etiket biru : merupakan obat luar (tidak boleh ditelan)
3) Etiket hitam dan biasanya bergambar tengkorak: merupakan obat berbahaya (obat keras atau
racun)
Perawatan Bayi
a. Kondisi bayi
1. Nadi : Kurang lebih 140 denyutan permenit pada waktu lahir
2. Pernafasan : Kurang lebih 33 – 40 gerakan permenit
3. B.a.b : 3 – 4 kali dalam waktu 24 jam pada bulan pertama. Warnanya hitam dan agak
lengket, akan berubah menjadi lembek kekuning-kuningan bila si bayi mulai menetek
4. Berat badan : Seorang bayi rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3 kg waktu lahir. Dalam
waktu beberapa hari ia akan kehilangan berat sampai 300 gram, tapi dalam waktu 2 minggu
diharapkan berat badannya akan kembali seperti pada waktu dilahirkan
5. Kulit : Pada waktu lahir, biasanya kulit bayi diliputi lemak putih kekuning-kuningan,
warna kulitnya merah muda
6. Penglihatan : Baru mampu pada awal bulan ke 2
7. Pendengaran : Baru mampu pada awal bulan ke 4
8. Tidur : Pada bulan pertama bayi tidur 18 – 22 jam sehari, kalau basah atau haus/lapar
ia akan bangun dan menangis
b. Makanan
Makanan yang terbaik adalah ASI yang akan membuat bayi tumbuh baik dan sehat. Bila ASI
kurang, maka dokter akan menambah dengan susu buatan yang cocok
c. Pemeriksaan
Pada usia 2 minggu bayi sebaiknya dibawa ke dokter atau bidan untuk diperiksa berat badannya
dan apakah keadaan pusarnya baik. Juga untuk menerima nasihat mengenai pertumbuhan bayi,
kekebalan dan makanan tambahan.
d. Memandikan Bayi
Di daerah panas bayi dimandikan pagi dan sore, di daerah pegunungan cukup sekali sehari
misalnya sore saja. Sebaiknya waktu mandi ditentukan, agar tidak seorangpun dapat
mengganggu pelaksanaan tugas ini
Peralatan
1. Satu buah handuk
2. Dua buah waslap
3. Ember / baskom berisi air hangat kuku
4. Pakaian untuk ganti
5. Sabun
6. Bedak
7. Alkohol, iodinepovidon dan kasa untuk komprse (untuk bayi yang belum lepas tali pusarnya)
6) PEMBERDAYAAN KELUARGA
Keluarga adlh sekumpulan orang yg dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial dari individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi
yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998)
Fungsional: Keluarga didefenisikan dengan penekanan pada terpenuhinya tugas tugas dan
fungsi psikososial, dukungan emosi dan materi serta pemenuhan peran peran tertentu
a. Ketahanan keluarga
Pemberdayaan keluarga menekankan pada peningkatan potensi dan kapasitas keluarga dalam
memenuhi fungsinya. Agar fungsi keluarga berada pada kondisi optimal, perlu peningkatan
fungsionalisasi dan struktur yang jelas, yaitu rangkaian peran dimana keluarga sebagai ruang
lingkup sistem sosial terkecil.
Sumber daya keluarga bermakna sebagai sumber kekuatan, potensi dan kemampuan untuk
mencapai suatu manfaat maupun tujuan. Sumber daya merupakan aset berupa sumber daya
ekonomi, potensi manusia karakter pribadi, kualitas lingkungan, sumber daya alam dan
fasilitas untuk masyarakat
Tipologi dan persepsi keluarga terhadap stres serta mekanisme koping keluarga menentukan
kemungkinan timbulnya stres di dalam keluarga.
Fungsi pemberdayaan keluarga dapat meningkatkan tipologi efektif, era pandang yang baik
terhadap stres dan meningkatkan kemampuan koping serta memperbanyak alternatif
pilihankoping strategi dalam keluarga untuk menghindari munculnya krisis akibat stres pada
keluarga.
Interaksi keluarga dipandang sebagai proses yang akan mempengaruhi kualitas hidup
seseorang yang meliputi kesejahteraan, karakter pribadi dan keberhasilan hidup yang pada
akhirnya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sistem sosial yang lebih luas.
c. Tipologi Keluarga
Tipologi keluarga mengidentifikasi keluarga dari empat dimensi, yaitu kemampuan tumbang
keluarga, kepentingan keluarga, kebersamaan keluarga dan tradisi keluarga
Kepentingan keluarga
Dimaknai sebagai kemampuan keluarga untuk merespon secara positif terhadap situasi yang
kurang baik pada keluarga sehingga akan menimbulkan perasaan kuat, tahan dan bahkan
situasi dimana keluarga merasa lebih berdaya dan lebih percaya diri. Kepentingan keluarga
dialami ketika anggota keluarga menunjukkan perilaku seperti percaya diri, kerja keras, kerja
sama dan memaafkan.
d. Ekologi keluarga
Membahas hub timbal balik keluarga sebagai ekosistem dengan lingkungannya, baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial yang diimplementasikan melalui proses
pemaknaan, penerimaan, pengambilan keputusan dan jarak dengan lingkungan sekitar
Agar tujuan pemberdayaan keluarga dapat tercapai, maka perlu memperhatikan beberapa
prinsip penting pemberdayaan keluarga.
1. Pendekatan mikro
Berpusat pada tugas, pemberdayaan dilakukan terhadap penerima manfaat secara
langsung berupa bimb konseling, stres manajemen dan crisis intervetion
2. Pendekatan Meso
Dilakukan terhadap sekelompok penerima manfaat, pemberdayan dengan menggunakan
kelompok, berupa pelatihan dan pendidikan
3. Pendekatan Makro
Berupa perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying,
pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik dll
4. Prinsip Pemberdayaan
1) Menumbuhkembangkan potensi masyarakat
2) Menumbuhkemangkan toleransi & goro
3) Menjalin kemitraan
4) Desentralisasi
1. Input, meliputi : SDM (pemimpin, toma, toga, kader), jumlah dana yang digunakan, bahan-
bahan, dan alat-alat yang mendukung kegiatan pemberdayaan keluarga.
2. Proses, meliputi : jenis dan jumlah KIE/ penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi pelatihan
yang dilaksanakan, jumlah tokoh masyarakat yang terlibat, adanya siklus pengambilan
keputusan di masyarakat dan pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan.
3. Output, meliputi : jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya masyarakat,
jumlah masyarakat yang telah meningkatkan pengetahuan dan perilakunya tentang kesehatan,
jumlah anggota keluarga yang memiliki usaha meningkatkan pendapatan keluarga, dan
meningkatnya fasilitas umum di masyarakat.