You are on page 1of 26

NAMA : SAPARUDDIN RITONGA

NIM : P031814401R062

1) Konsep Pelayanan Kesehatan Primer

PRIMARY HEALTH CARE (PHC ) adalah :


Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan
sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat
melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat
untuk hidup mandiri dan menentukan nasib sendiri.

Apakah tujuan PHC :

Tujuan umum:
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan,
sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.

Tujuan khusus:
1. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
2. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
3. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
4. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber sumber daya lain
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Fungsi PHC :
1. Pemeliharaan kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Diagnosa dan pengobatan
4. Pelayanan tindak lanjut
5. Pemberian sertifikat

Unsur Utama PHC:


1. Mencakup upaya upaya dasar kesehatan
2. Melibatkan peran serta masyarakat
3. Melibatkan kerja sama lalu lintas sektoral

Prinsip Dasar PHC


1. Pemerataan upaya kes
Distribusi perawatan kes menurut prinsip ini itu yaitu, perawatan primer & layanan lainnya
untuk memenuhi masalah kes utama dalam masy yang harus diberikan sama bagi semua indiv
tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan atau pedesaan dan kelas
sosial
2. Penekanan pada upaya preventif
Upaya preventif adlh upaya kes yg meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan memelihara
dan meningkatkan derajat kes dengan peran serta individu agar berperilaku sehat serta
mencegah berjangkitnya penyakit.

3.Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kes


Teknologi medis harus disediakan yg dapat diakses, terjangkau, layak dan diterima budaya
masy (mis penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage )

4. Peran serta masy dalam semangat kemandirian


Partisipasi masy untuk membuat penggunaan maksimal dari lokal, nasional dan sumber daya
yg tersedia lainnya. Pasrtisipasi masy adlh proses indv dan klrg utk bertanggung jawab atas
kes mereka sendiri dan orang orang disekitar mereka serta mengembangkan kapasitas untuk
berkontribusi dalam pembangunan masyarakat .

5. Kerja sama lintas sektoral dalam membangun kesehatan


Pengakuan bahwa kes tidak dapat diperbaiki oleh suatu intervensi hanya pada sektor kes
formal. Sektor lain sama pentingnya dalam mempromosikan kes dan kemandirian masy.
(Misalnya keamanan makanan), perumahan (pasokan air dan sanitasi dasar)

Elemen PHC :

1. Pendidikan mengenai masalah kes dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya
2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaanair bersih dan sanitasi dasar
4. Kes ibu dan anak termasuk KB
5. Imunisasi terhadap penyakit umum dan ruda paksa
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat
7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
8. Penyediaan obat obat esensial

Ciri ciri Pelaksanaan PHC :


1. Pelayanan utama dan dekat dengan masy
2. Pelayanan yg menyeluruh
3. Pelayanan yg terorganisasi
4. Pelayanan yg mementingkan kes indiv/masy
5. Pelayanan yg berkesinambungan
6. Pelayanan yg progresif
7. Pelayanan yg berorientasi pada keluarga
8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja
Tanggung Jawab Perawat dalam PHC :
1. Mendorong partisipasi aktif masy dalam pengembangan dan implementasi yan kes dan
program pendidikan kes
2. Kerja sama dengan masy, keluarga dan individu
3. Mengajarkan konsep kes dasar dan teknik askep diri sendiri pada masyarakat
4. Koordinasi kegiatan pengembangan kes masy

PHC dan bentuk operasional dari PHC tersebut di Indonesia adalah PKMD ( Pengembangan
Kesehatan Masyarakat Desa).
PHC adlh pelayanan pokok berdasarkan pada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yg
dapat diterima secara umum, baik oleh individu maupun keluarga dalam masy melalui
partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan
negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri dan menentukan nasib sendiri.
Tanggung jawab perawat dalam PHC adalah mendorong partisipasi masyarakat, kerja sama
dengan masyarakat dan mengajarkan konsep kes dasar.

2) KONSEP KELUARGA

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986 dalam
Friedman, 1998).

Keluarga diartikan sebagai dua atau lebih individu yang saling tergantung satu dengan yang lain
terhadap berbagai dukungan, diantaranya dukungan emosional dan ekonomi.

A. Seperti apa saja tipe keluarga?

a. Keluarga Tradisional

1. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak,
baik anak kandung atau angkat.
2. The dyad family (Keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.
3. Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat).
4. Single adult yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa. Tipe ini dapat
terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak mempunyai suami.
5. Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain. paman, bibi,
kakek, nenek dan lain- lain. Tipe keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama
di daerah pedesaan.
6. Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di rumah (Baik suami/istri atau
keduanya), dimana anak-anaknya sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur dan kamar mandi yang sama.

b. Keluarga Non Tradisional

1. Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
3. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex tinggal dalam satu rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
4. The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama berganti-ganti
pasangan tanpa melalui pernikahan.
5. Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

B. Seperti apa saja fungsi keluarga

1. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial, fungsi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri
dengan kematian.
2. Fungsi afektif, meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial
anggota keluarga.
3. Fungsi reproduksi, Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi, keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan kesehatan, Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan.

C. Seperti apa saja tahap perkembangan keluarga (ada 8 tahap perkembangan keluarga)

1. Keluarga baru menikah / pemula , Tugas perkembangannya adalah :


1) membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) membina hubungan persaudaraan, teman dan kelompok sosial
3) mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga dengan anak baru lahir, tugas perkembangannya adalah :


1) membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap mengintegrasikan bayi
baru lahir ke dalam keluarga
2) rekonsiliasi tugas tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga
3) mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran peran
orang tua dan kakek nenek

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah , tugas perkembangannya adalah:


1) memenuhi kebutuhan anggota klrg, seperti rumah, ruang bermain, privasi dan
keamanan
2) mensosialisasikan anak
3) mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang
lain
4) mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar keluarga

4. Keluarga dengan anak usia sekolah, tugas perkembangannya adalah:


1) Mensosialisasikan anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan hubungan
dengan teman sebaya yang sehat
2) mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja, tugas perkembnagannya:


1) menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa
dan semakin mandiri
2) memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak anak

6. Keluarga melepas anak usia dewasa muda, tugas perkembangannya:


1) memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baruyang
didapatkan melaluiperkawinan anak anak
2) melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
3) membantu orang tua lanjut dan sakit sakitan dari suami atau istri

7. Keluarga dengan usia pertengahan, tugas perkembangannya adalah:


1) menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2) mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua
lansia dan anak anak
3) memperkokoh hubungan perkawinan

8. Keluarga dengan usia lanjut , tugas perkembangnnya:


1) mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) mempertahankan hubungan perkawinan
4) menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6) meneruskan untuk memahami eksistensi mereka(penelaahan hidup)
3) MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KELUARGA :
A. Defenisi Keperawatan Keluarga

Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan


komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010).

Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes RI, 2010).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan di
masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi,
dengan memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber sumber
dari profesi lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas (Depkes
RI, 2010).

B. Defenisi Keperawatan Keluarga

Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum
dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Tujuan khusus dari keperawatan keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan
tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah kesehatannya berikut
ini.

1. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.


Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh anggota keluarga.
Contohnya, apakah keluarga mengerti tentang pengertian dan gejala kencing manis
yang diderita oleh anggota keluarganya?

2. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa anggota keluarga
ke pelayanan kesehatan. Contoh, segera memutuskan untuk memeriksakan anggota
keluarga yang sakit kencing manis ke pelayanan kesehatan.

3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.


Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Contoh, keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang sakit kencing manis, yaitu memberikan diet DM, memantau
minum obat antidiabetik, mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke pelayanan kesehatan.

4. Memodifikasi lingkungan yang kondusif.


Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu mempertahankan
kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota keluarga.
Contoh, keluarga menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis untuk seluruh
anggota keluarga termasuk anggota keluarga yang sakit.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan perawatan anggota
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. Contoh, keluarga memanfaatkan Puskesmas,
Rumah Sakit, atau fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk anggota keluarganya yang sakit.

C. Sasaran Keperawatan Keluarga (DEPKES RI, 2010)

1. Keluarga sehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak mempunyai masalah
kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan
tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.

2. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan


Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota keluarga memerlukan
perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri,terkait siklus perkembangan
anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.

3. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut


Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan atau kesehatan,misalnya klien
pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit
terminal

4) MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGA

Pengertian Manajemen Sumber Daya Keluarga adalah perencanaan dan pelaksanaan


penggunaan sumberdaya untuk mencapai keinginan atau tujuan. Sedangkan manajemen Sumber
Daya Keluarga adalah penggunaan sumber daya keluarga dalam usaha atau proses mencapai
suatu tujuan yang dianggap penting oleh keluarga.

Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Sumber Daya Keluarga :


Terdapat empat faktor yang mempengaruhi manajemen sumber daya keluarga yaitu:
1. Kompleksitas kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang sangat kompleks memerlukan
gaya manajemen yang berbeda daripada keluarga yang memiliki masalah tidak terlalu
kompleks.
2. Stabilitas/ketidakstabilan keluarga. Keluarga yang stabil cenderung dapat melakukan
manajemen sumber daya keluarga dengan lebih baik karena semua anggota keluarga dapat
difokuskan untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.

3. Peran dan Perubahan Keluarga. Manajemen sumber daya keluarga juga dipengaruhi oleh
peran masing-masing anggota keluarga di masyarakat dan juga oleh perubahan dalam
keluarga, misalnya adanya keluarga yang meninggal atau baru lahir.
4. Teknologi. Dengan teknologi yang sudah semakin canggih, keluarga dapat melakukan
manajemen sumber dayanya dengan lebih terarah.

Sistem Manajemen SDK


Sistem manajemen sumber daya keluarga tergantung pada sistem keluarga itu sendiri.
Sistem Keluarga terdiri dari 2 subsistem yaitu :
1. Sistem personal. Sistem ini berperan dalam menerima masukan dari kekuatan eksternal
dan mengklarifikasi nilai, menumbuhkan kapasitas individual dari seluruh anggota keluarga.
2. Sistem manajerial yang terdiri dari masukan, proses, keluaran dan umpan balik.

Proses Manajemen SDK


Proses manajemen sumberdaya keluarga terdiri dari masukan, proses, keluaran, dan umpan
balik.
•Input
Infut (masukan) Input dalam sumber daya keluarga meliputi benda, energi, dan atau informasi
yang memasuki sistem dalam berbagai bentuk untuk mempengaruhi proses dalam mencapai
hasil atau keluaran. Input atau Masukan untuk keluarga adalah:
1. Tuntutan: tujuan atau kejadian yang memerlukan tindakan
2. Sumber-sumber: alat atau kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi tuntutan yang
terdapat pada keluarga karena adanya tujuan dan kejadian

•Proses
Proses adalah transformasi benda, energi dan atau informasi oleh suatu sistem dari masukan
sampai keluaran.
•Output
Output meliputi benda, energi dan atau informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem dalam
respon terhadap input dari proses transformasi. Output dari sistem manajerial adalah respon
terhadap tuntutan dan perubahan sumber-sumber.
•Umpan Balik
Umpan balik adalah bagian dari output yang memasuki suatu sistem sebagai input untuk
mempengaruhi output yang telah ada.

Sifat Manajemen SDK


•Interdisplin
•Unik
•Aplikasi lintas budaya dan internasional
Klasifikasi SDK
Berdasarkan jenisnya terdiri dari:
1. Sumber daya manusia
2. Sumber daya Non Manusia / Materi
3. Sumber daya Waktu

Sumber Daya Manusia


 Mempunyai 2 ciri : Personal dan Interpersonal
 Ciri personal : kognitif, afektif, psikomotor; status kesehatan, bakat, tingkat intelegensia,
minat, sensitivitas

 Ciri interpersonal : HAM, kerjasama/gotong royong dan keterbukaan antar personal dalam
kaitannya dengan pengembangan

Aspek Kognitif
Penguasaan pengetahuan, tahapan;
1. Mengetahui
2. Memahami
3. Menganalisis
4. Mensintesis
5. Mengevaluasi

Kegunaan Sumberdaya Kognitif


• Mengidentifikasi hal-hal yang menyangkut sumber daya
• Menganalisis alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan
• Mengevaluasi kemungkinan yang relistis untuk mencapai tujuan

Kegunaan Sumber Daya Afektif


• Menumbuhkan rasa percaya
• Meningkatkan kerjasama & gotong royong
• Menciptakan rasa berguna

Mutu Modal Manusia


Mutu modal manusia ditentukan oleh :
1. Pendidikan formal
2. Kesehatan
3. Keterampilan dan kemampuan mencari nafkah

Faktor yang Mempengaruhi Mutu Modal Manusia

Variabel antara
Variabel antara terdiri dari:
1. pendidikan
2. kesehatan
3. keamanan
4. Variabel lain
5. pendapatan
6. kekayaan

Variabel pengontrol
Variabel pengontrol terdiri dari usia, jenis kelamin, suku bangsa.

Sumber Daya Non Manusia atau Materi


Sumber daya non manusia atau sumber daya materi merupakan benda-benda yang mempunyai
kegunaan pada individu dan keluarga dalam mencapai tujuan. Sumber daya materi in dapat
berupa:
1. Benda / barang serta aset keluarga (barang tahan lama , barang habis pakai)
2. Jasa

Sumber Daya Waktu


• Bersifat unik : tidak dapat ditambah atau dikurangi, diakumulasi atau disimpan
• SDW yang dimiliki manusia sama : 24 jam

Sumber Daya berdasarkan Nilai Ekonomi

Berdasarkan nilai ekonomi terdapat beberapa jenis sumber daya antara lain :

• Sumber daya ekonomi (Home economics) Sumber daya yang dapat dipertukarkan dandiukur
bukan hanya untuk tujuan konsumsi tetapi untuk proses produksi dan distribusi.(lahan, tenaga
kerja, modal, keterampilan & segala sesuatu yang ada di dalam dan diluar keluarga yang
bermanfaat

• Sumber daya non ekonomi : jumlahnya relatif terbatas, tidak dapat dipertahankan, sulit diukur

Jenis Sumber Daya Berdasarkan Asal / Letak


• Sumber daya mikro (internal)
 Fisik & non fisik
 Jumlah & susunan, tk pendidikan/pengetahuan, ketarampilan, tk pendapatan, lahan,
status gizi & kesehatan, ketersediaan waktu luang, tata nilai/agama, hubungan dengan
keluarga lain

• Sumber daya makro (eksternal)


Sumber daya pada lingkungan (sanitasi, potensi SDA, kesempatan usaha, tata nilai masyarakat,
fasilitas pendidikan, ekonomi & fasilitas lain.

Penggunaan Sumber Daya


Terdapat beberapa cara dalam menggunakan sumber daya keluarga, antara lain melalui:
• Pertukaran
 antar keluarga atau dengan orang lain
 sumber daya bisa berkurang, tetap atau bertambah

• Konsumsi
 untuk peningkatan kualitas kehidupan keluarga

• Proteksi
 Pengurangan SD untuk mengurangi faktor risiko yang tidak diharapkan
• Transfer
• Produksi
• Tabungan
• Investasi

Cara mengukur Sumber Daya


Sumber daya keluarga dapat diukur dengan ukuran:
•Uang : untuk mengukur Sumber daya materi & potensi manusia (gaji, pekerjaan)
•Waktu : untuk mengukur berapa banyak waktu yang tersedia dan dimanfaatkan oleh keluarga

5) Merawat Anggota keluarga yang sakit

Pengertian : Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu
sendiri dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana tetapi
hasilnya memuaskan.

Dasar-dasar Perawatan Keluarga


 Maksud Perawatan Keluarga
a. Karena RS penuh / jumlah RS kurang, serta tenaga Dokter dan perawat kurang
b. Karena pengaruh keadaan ekonomi, tidak semua orang mampu membayar ongkos Rumah
Sakit.
c. Karena faktor kepercayaan / keinginan si penderita yang tidak menginginkan untuk
dirawat diluar.

 Tujuan Perawatan Keluarga.


a. Meringankan keadaan si korban
b. Mempercepat upaya penyembuhan
c. Memperkecil penularan
d. Mendidik anggota keluarga untuk menghemat
e. Membiasakan hidup sehat

 Fungsi Perawatan Keluarga.


a. Pengamatan terhadap penderita
b. Tindakan perawatan
c. Tindakan pengobatan
d. Pencatatan
e. Penyuluhan kesehatan
 Sasaran Perawatan Keluarga.
a. Penderita yang layak dirawat dirumah
b. Bayi dan anak yang tidak terawat

 Alasan Perawatan Keluarga.


a. Secara psikologis orang yang sakit lebih senang dirawat di rumah sendiri
b. Dapat menghemat waktu dan biaya
c. Dirawat oleh anggota keluarga sendiri dapat mempercepat penyembuhan.
 Pelaku Perawatan Keluarga.
a. Siapa saja asal mendapat pendidikan sebelumnya
b. Mereka yang mampu menyelenggarakan.

 Sifat pelaku Perawatan Keluarga.


a. Mempunyai rasa kasih sayang
b. Adanya suatu keinginan untuk melakukan perawatan keluarga
c. Mengutamakan kepentingan si penderita
d. Sehat jasmani dan rohani
e. Bertanggungjawab
f. Terbuka

Langkah-langkah Persiapan Perawatan Keluarga.

1. Persiapan

a. Mencuci tangan.
Tujuannya Setiap pelaku Perawatan Keluarga sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, pelaku
Perawatan Keluaraga harus mencuci tangan

Tujuannya yaitu :
 Membersihkan tangan dari segala kotoran
 Menjaga kesehatan pelaku
 Mencegah penularan penyakit
 Melatih suatu kebiasaan yang baik

Cara Pelaksanaan :
 Lepaskan seluruh perhiasan di tangan seperti arloji, cincin, dan gelang
 Buka kran/siram air dari ketel
 Gosok putaran kran dengan sabun kemudian dibilas
 Basahi tangan sampai siku dan beri sabun hingga berbusa. Bila perlu dengan sikat tangan
mulai dari telapak tangan, sela-sela jari, kuku, punggung tangan, dan lengan sampai siku
 Sabun disiram air sebelum diletakkan kembali pada tempatnya
 Bilas tangan sampai bersih
 Tutup kran dan keringkan tangan dengan handuk
 Selesai

b. Memakai celemek
Fungsinya : Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK pada waktu
merawat orang sakit.
Tujuan : Melindungi pakaian pelaku dari kotoran dan mencegah penularan penyakit.

Cara menggunakan celemek:


 Setelah mencuci tangan pegang tali penggantung celemek
 Masukkan melalui kepala
 Kedua tali diikat pada bagian belakang dengan ikatan yang mudah dilepaskan
Cara menggantung celemek setelah dipakai:
 Apabila di dalam ruangan orang sakit : bagian luar celemek terlihat dari luar
 Apabila di luar ruangan orang sakit : bagian dalam celemek terlihat dari luar
- Untuk menghindari penularan.
- Melindungi pakaian.
c. Urutan tindakan Perawatan Keluarga
a. Persiapan pelaku.
b. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
c. Persiapan penderita.
d. Pelaksanaan.
e. Selesai.
Hal-hal yang dilakukan dalam Perawatan Keluarga :
a. Membersihkan tempat tidur si penderita.
b. Penggantian dan pemasangan sprai.
c. Pemeriksaan denyut nadi, suhu tubuh dengan thermometer.
d. Pemberian makan dan minum.
e. Pemberian obat.
Alat-alat yang diperlukan :
a. Alat-alat untuk tidur
b. Celemek
c. Thermometer
d. Obat-obatan
e. Alat mandi
f. Pispot
g. Pasu najis
h. Alat kompres\

Dasar Perawatan Keluarga


a. Mengapa Diperlukan PK?
1. Pada umumnya mereka yang sakit senang bila ia berada di rumah di tangah keluarga daripada
berbaring di RS dan dirawat oleh orang yang belum dikenal
2. Demi untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya transportasi
3. Dirawat oleh orang lain di sebuah kamar dapat mempengaruhi keadaan si sakit sehingga
mempengaruhi penyembuhannya
4. Untuk meningkatkan kemandirian orang sakit dan keluargnya secara optimal

b. Siapa Yang Melakukan PK?


1. Pada dasarnya siapa saja dapat melakukan tugas PK asal sebelumnya diberi pengetahuan
(berupa pendidikan PK) dan dilatih secukupnya.
2. Sejak tahun 1950 PMI telah menyelenggarakan pendidikan latihan PK.
c. Sifat pribadi yang tepat untuk menerima pendidikan PK adalah:
1. Mempunyai sifat kasih sayang yang tulus.
2. Menaruh minat dan memiliki rasa kemanusiaan yang dalam.
3. Ingin belajar dan berbakat dalam bidang perawatan.

d. Sikap dan Perilaku yang perlu dimiliki oleh pelaku PK


1. Berperikemanusiaan yang jelas tampak dan sikap kesediaan untuk menolong yang akan
memberi kesan tetang kepribadiannya.
2. Bertanggungjawab, sifat ini harus tampak dari segala tindakan pelaku pk yang senantiasa
berpedoman pada apa yang ia telah pelajari antara lain tidak akan melakukan tindakan yang
merugikan si sakit maupun angggota keluraga yang lain
3. Selalu mengutamakan kebutuhan si sakit
4. Selalu bersikap terbuka terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap si sakit sera
menerangkan/mendidik kelurga lain misalnya bagaimana hidup sehat

d. Prinsip kerja seorang pelaku PK


1. Sikap yang baik seorang pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang kepribadian
2. Menunjukkan memampuan kerja denga tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu
3. Mempunyai sikap yang ramah, selalu tersenyum, bersedia untuk mendengar dan mampu
untuk menenangkan si sakit
4. Berpirlah sebelum bertindak/bekerja
5. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan si sakit, tetapi perlu juga memperhatikan diri
sendiri
6. Catat selalu hasil pengamatan dan perawatan yang telah diberi secara pendek, lengkap dan
jelas
7. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit
8. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/petugas kesehatan dan
jangan keliru memberi obat
9. Jika dianggap perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas/RS diperlukan persiapan antara lain
pakaian bersih dan alat toilet si sakit dan kemungkinan harus dihubungi petugas yang
mengurus angkutan/ambulans
10.Bila ada sesuatu yang perlu dirahasiakan janganlah disampaikan langsung si sakit.

e. Peralatan yang diperlukan


1. Perawatan yang dilakukan di rumah membutuhkan peralatan. Kita tidak boleh memaksakan
untuk membeli peralatan seperti yang ada di RS. Dengan peralatan yang ada dan sederhana
dapatlah kita menolong si sakit dengan cukup memuaskan.
2. Perlengkapan kamar tidur.
3. Tempat penyimpanan obat-obatan.

f. Penerapan
1. Sebagai individu : Perlu mempersiapkan diri agar mampu dan mau melakukan PK untuk
siapa saja yang membutuhkan.
2. Sebagai anggota masyarakat : Menjelaskan kepada anggota masyarakat pentingnya PK. Dapat
juga mengordinir disediakannya peralatan PK agar masyarakat sekitar dapat menggunakan
secara bersama
3. Di lingkungan organisasi PMI : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan
pelayanan sosialnya PMI misalnya untuk panti jompo
4. Pada saat bencana : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan di tempat
penampungan sementara/pengungsian.

Kesehatan Dasar Keluarga


a. Kebersihan Diri
1. Kebersihan diri merupakan factor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita
selalu dapat hidup sehat
2. Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum
3. Cara menjaga kebersihan diri :
 Mandi setiap hari secara teratur
 Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makan,
sesudah buang air besar atau buang air kecil
 Kuku digunting pendek dan bersih
 Kaki perlu dirawat dengan baik dan teratur
 Sikat gigi setiap habis makan.
 Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang sudah dicuci bersih
dengan sabun, dijemur dan disetrika.

b. Kebersihan lingkungan
1. Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan bersih, dan sehat sehingga
dapat mencegah penularan penyakit
2. Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan anatara 3 mata rantai, yaitu: sumber penyakit,
perantara penyakit dan orang yang lemah/peka terhadap serangan penyakit
3. Usaha meningkatkan kebersihan lingkungan dapat dilakukan bersama masyarakat dengan
mengusahakan untuk memutuskan hubungan mata rantai tersebut agar tidak akan terjadi
penularan.
4. Kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan:
 Rumah harus sehat dan terpelihara.
 Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau ditempat anak bermain terutama
hewan yang berkutu
 Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah ditempatnya
 Jaga kebersihan sumber air, MCK dan lingkungannya
 Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah
 Air limbah usahakan lancer alirannya.
Pelaksanaan Perawatan
Merawat orang sakit di rumah
a. Mencuci Tangan
1. Suatu keharusan bagi setiap perawat termasuk pelaku PK yang dilakukan:
 Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
 Sebelum menyiapkan makanan dan minuman
 Sesudah memegang barang-barang kotor dan memegang binatang
 Sesudah buang air besar (b.a.b) atau buang air kecil (b.a.k)
2. Tujuan
 Membersihkan tangan dari segala kotoran
 Menjaga kesehatan pelaku
 Mencegah penularan penyakit
 Melatih suatu kebiasaan yang baik

b. Memakai Celemek
1. Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu menolong merawat
si sakit, tanpa mengganggu gerak si pelaku
2. Tujuan:
 Melindungi pakaian pelaku dari kotoran
 Mencegah penularan penyakit

Mengukur Auhu
a. Mengukur suhu
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Menurut skalanya ada 2 macam, yaitu:
termometer celcius (lazim dipakai di Indonesia) dan termometer Fahrenheit (lazim dipakai di
Amerika)

1. Bagian dari termometer


 Tabung gas panjang, berbentuk persegi gepeng bundar atau persegi
 Pipa gelas tempat turun naik air raksa
 Skala yang menunjukkan derajat suhu
 Reservoir tempat air raksa

2. Tujuan
 Mengetahui suhu badan si sakit
 Mengetahui adanya kelainan pada tubuh
 Mengetahui perkembangan penyakit
 Sebagai salah satu penyokong dalam membantu dokter dalam menentukan diagnosa

3. Tempat dan cara pengukuran suhu


3.1. Ketiak
 Cuci tangan
 Siapkan termometer
 Beritahu si sakit
 Keringkan ketiak dengan handuk/waslap
 Tempatkan pangkal termometer di tengah ketiak di minta si sakit menjepitnya 10-15
menit, tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit termometer
 Setelah 10-15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai di mana naiknya air raksa dan
dicatat
 Termometer dibersihkan, lalu disimpan
 Cuci tangan
3.2. Dubur
 Pengukuran suhu di dubur dilakukan:
- Pada bayi, anak, orang sakit parah
- Pada keadaan tertentu, misalnya:patah lengan,bagian ketiak di balut
- Atas petunjuk dokter
 Pengukuran suhu di dibibir tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang luka pada daerah dubur
- Orang sakit yang berpenyakit kelamin
 Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer dan minyak kelapa/vaselin
3. Beritahu si sakit
4. Miringkan si sakit,bebaskan pakaian yang menutupi bokong
5. Kaki yang sebelah atas ditekuk kearah perut
6. Oleskan pangkal termometer dengan minyak kela[a/vaselin untuk memudahkan
memasukkan ke dalam anus. Hati-hati bila ada wasir
7. Pisahkan bokong si sakit agar dubur terlihat, lalu pangkal termometer di masukkan
8. Pegang termometer selama berada dalam anus selama 3 menit
9. Keluarka termometer, baca dan catat di buku catatan harian
10. Termometer dibersihkan lalu disimpan
11. Cuci tangan

3.3. Mulut
 Dilakukan pada orang sakit bila pada kedua tempat di atas tidak memungkinkan pemasangan
thermometer.
 Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang tidak sadar atau gelisah
- Orang yang berpenyakit milit,batuk pilek atau sesak nafas
- Bayi/anak yang masih kecil
 Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer
3. Beritahu si sakit
4. Si sakit diminta untuk membuka mulut
5. Letakkan pangkal termometer di bawah lidah agak ke samping, di minta si sakit untuk
menutup mulut dan bernafas melalui hidung
6. Setelah 3 menit keluarkan termometer, baca dan catat di buku catatan harian
7. Termometer dibersihkan lalu disimpan
8. Cuci tangan

Menghitung Denyut Nadi


Menghitung denyut nadi adalah sama penting dengan mengukur suhu. Denyut nadi menjadi
lebih cepat bila berada dalam ketakutan, gelisah, demam dan sesudah gerak badan.

a. Denyut nadi dapat diraba pada :


1. Leher
2. Bagian muka telinga
3. Dekat ujung tulang selangkang
4. Sisi dalam dari lengan atas
5. Lipatan paha
6. Pergelangan tangan
7. Denyut bayi sampai umur 1 tahun dapat diraba di ubun-ubun

b. Tujuan mengukur denyut nadi


1. Mengetahui keadaan umum si sakit
2. Mengetahui keadaan jantung
3. Mengikuti perkembangan jalannya penyakit
4. Membantu menentukan diagnosa

c. Jumlah denyut nadi rata-rata permenit


1. Bayi baru lahir : + 130 – 160
2. Bayi : + 110 – 130
3. Anak umur 4-7 tahun : + 80 – 120
4. Anak umur lebih 7 tahun : + 80 – 90
5. Pria dewasa : + 60 – 80
6. Wanita lebih banyak antara 10-15 denyutan.
Umumnya kecepatan denyut nadi meningkat bila suhu badan meningkat. Tiap kenaikan
suhu 1 derajat C, denyut nadi akan bertambah 10-15 denyutan.

d. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Beritahu si sakit
3. Si sakit duduk atau berbaring, lengan dikendurkan dengan ibu jari di sebelah atas. Cari
nadinya dengan 3 jari si pelaku dipergelangan tangan si sakit kea rah ibu jari si sakit diantara
urat-urat
4. Hitung denyut nadi selama ½ menit, hasilnya dikalikan 2 dan dicatat dalam buku catatan
harian

Menghitung Pernafasan
Satu kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas dan 1 kali mengeluarkan nafas

a. Tujuan menghitung pernafasan :


1. Membantu menentukan diagnosa
2. Mengetahui keadaan umum si sakit

b. Pelaksanaan
1. Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi. Jangan diberitahu si sakit akan dihitung
pernafasannya dengan pergelangan si sakit tetap dipegang seolah-olah masih menghitung
denyut nadi
2. Diperhatikan apakah kedua sisi dada bergerak seirama, apakah terlihat adanya kesukaran
dalam bernafas
3. Hitung pernafasan selama ½ menit dan hasilnya dikali 2, catat dalam buku catatan harian

c. Jumlah pernafasan permenit


1. Bayi baru lahir : 30-60
2. Anak umur 1 tahun : 25-30
3. Anak umur 2 tahun : 20-25
4. Anak umur 15 tahun : 18 -20
5. Pria dewasa : 16-18
6. Wanita dewasa : 18-20
d . Perbandingan jumlah pernafasan dengan denyut nadi adalah 1: 4

7. Penataan Tempat Tidur Orang Sakit


a. Maksud dan tujuan
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mencegah penyakit bertambah parah
3. Memperkecil bahaya penularan

b. Syarat tempat tidur si sakit


1. Panjang tempat tidur harus sepadan dengan panjang badan si sakit
2. Ditempatkan pada bagian kamar yang tak banyak kena hembusan angin
3. Terhindar dari cahaya yang menyilaukan, bau yang merangsang dan keributan
4. Barang tenun (seprei,sarung bantal dsab) hendaknya diganti paling sedikit 2 kali seminggu,
kecuali bila basah atau kotor maka harus segera diganti.

c. Peralatan
1. Tempat tidur + kasur + bantal
2. Kain seprei + sarung bantal
3. Kain perlak + kain alas perlak
4. Selimut

Perawatan Sehari-hari di Rumah


1. Menolong si sakit B.A.B / B.A.K di atas tempat tidur

Di Indonesia biasanya orang sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk pergi ke
kamar kecil untuk B.A.B / B.A.K. sebenarnya hal ini tidak dibenarkan karena si sakit membuang
tenaga yang ia perlukan untuk melawan penyakitnya. Perlu diketahui, bahwa antara orang sakit
pria dan wanita cara menolongnya berbeda.
 Wanita : alat kelamin bagian luar dan dalam dihubungkan oleh sebuah saluran yang sangat
pendek jaraknya, sehingga sangat mudah terkena infeksi. Untuk b.a.b dan b.a.k menggunakan
sebuah tempat yang disebut pasu najis.
 Pria : untuk b.a.b dan b.a.k dapat hanya menggunakan sebuah labuh kemih, semacam botol.

a. Peralatan
1. Pasu najis beserta tutupnya
2. Labu kemih untuk pria
3. Bamboo/botol berisi air
4. Kertas toilet
5. Alas bokong (perlak beserta alasnya)
6. Bel
7. Bangku kecil untuk pasu najis
8. Handuk, sabun, bedak
9. Air untuk mencuci bokong
2. Menyeka / memandikan si sakit di tempat tidur
a. Tujuan
1. Memberikan perasaan enak dan segar kepada si sakit
2. Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya
3. Membantu memperlancar peredaran darah
4. Melatih otot-otot secara aktif dan pasif
5. Mencegah terjadinya lecet

b. Peralatan
1. 2 baskom (untuk menyabun + membilas)
2. Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember + gayung
3. 2 waslap + 2 handuk besar
4. 1 ember yang agak besar untuk menampung air
5. Sabun mandi dalam tempatnya, talk dan kamfer spiritus,alat bersolek, alat cukur dan sisir
6. Pakaian si sakit yang bersih
7. Tempat/keranjang untuk pakaian kotor
8. Bila perlu disediakan lbu kemih dan pasu najis, botol berisi air untuk cebok

3. Mencuci rambut si sakit di tempat tidur


a. Tujuan
1. Memberikan perasaan segar dan senang kepada si sakit
2. Menghilangkan kotoran yang melekat pada kepala si sakit
3. Agar rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara

b. Peralatan :
1. Baki yang berisi sisir, 1 handuk, 1 waslap, shampo, alas(handuk + perlak
2. Talak plastik yang dapat diganti dengan pelepah pisang/sebuah perlak yang digulung
3. Ember berisi air hangat kuku, gayung bermulut lancip/kobokan
4. Ember kosong
5. Kain pel
6. Cadangan air panas dalam cerek dan air dingin dalam ember
7. Alat pengering rambut atau kipas

Merubah Posisi Tidur Orang Sakit


Seorang pelaku PK harus pandai menolong si sakit duduk , berbalik, merubah posisi tidurnya,
mengangkatnya, menolong turun / naik tempat tidur dengan cara teratur.
Merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang sangat penting, karena dapat menghindari :
1. Bahaya lecet pada tubuh
2. Ketegangan pada sendi-sendi
3. Bahaya timbulnya cacat
4. Memperbaiki peredaran darah

a. Meminggirkan atau menengahkan si sakit


Meminggirkan adalah menggeser si sakit dari tengah ke pinggir tempat tidur, sedangkan
menengahkan adalah menggeser si sakit dari pinggir ke tengah tempat tidur.
b. Memiringkan si sakit
Memiringkan adalah membentuk posisi si sakit menjadiposisi miring.
Untuk memiringkan si sakit ke kanan, maka dilakukan dari arah saebaliknya/berlawanan. Begitu
juga jika memiringkan posisi si sakit dari arah kiri.

c. Memindahkan si sakit
Bila sakit seorang dewasa yang gemuk, maka untuk mengangkatnya sebaiknya dilakukan berdua
atau bertiga. Jangan coba melakukan sendiri, karena akibatnya mungkin si sakit merasa lebih
sakit atau mungkn terjatuh.

d. Menolong si sakit turun dari tempat tidur, berjalan ke kursi dan kembali ke tempat tidur. Bila
si sakit yang telah berbaring lama di atas tempat tidur mulai sembuh, maka dokter akan
memerintahkan agar ia didudukkan. Mula-mula duduk dipinggir tempat tidur dengan kaki yang
diayun-ayunkan, kemudia di atas kursi dalam ruangan si sakit. Peristiwa ini merupakan hal yang
menggembirakan bagi si sakit, sehingga ia akan memberikan bantuaanya. Tetapi si sakit kecewa
bila mulai duduk atau berjalan, merasa psing, kaki berat dan lemas. Oleh sebab itu, hal ini perlu
dilakukan secara bertahap.

Peralatan
1. Kursi yang memakai sandaran untuk lengan
2. Bantal untuk menopang punggungnya
3. Selimut
4. Sandal yang ringan
5. Bila perlu dingklik/kursi pendek dan bel

Penyajian Makanan dan Pemberian Obat


a. Penyajian makanan kepada pasien
Makanan berguna untuk memberikan zat-zat makanan yang cukup utnuk memelihara kesehatan,
memulihkannya bila sakit, menghasilkan tenaga untuk melaksanakan berbagai kegiatan
pertumbuhan dan perkembangan jiwa serta raga.

b. Cara menyajikan makanan


1. Makanan disajikan di atas sebuah baki yang berisi alas supaya rapi. Di atas baki ada piring,
sendok dan garpu, gelas yang berisi air minm dengan tatakan dan tutupnya dan serbet/lap
2. Cocokkan makanan sesuai dengan pantangan, rasa disesuaikan denga selera sejauh tidak
bertentangan dengan pantangan.
3. Makanan dijaga agar tidak dihinggapi lalat
4. Piring jangan di isi penuh, karena dapat mengurangi selera makan si sakit
5. Sayuran dan lauk pauk diletakkan terpisah dalam piring kecil diatur secara baik dengan
sedikit variasi
6. Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat
7. Waktu makan ditentukan
8. Agar menarik diberi jambangan kecil dan diberi bunga, kepada anak-anak diberi mainan
9. Bila dapat makan sendiri, digunakan meja kecil yang diberi alas
10.Selesai makan, baki dan isinya diangkat dan dibawah keluar kamar.
c Beberapa jenis makanan khusus
1. Makanan lunak untuk orang panas atau sakit mulut/tenggorokan
2. Makanan untuk orang diare
3. Makanan rendah lemak untuk orang sakit kuning
4. Makanan rendah garam untuk orang sakit busung/uderma
5. Makanan tanpa gula untuk orang sakit kencing manis

Pemberian Obat Kepada Orang sakit


a. Tujuan
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mengurangi penderitaan

b. Bentuk obat
1. Pil
2. Tablet
3. Kapsul
4. Salep
5. Obat cair
6. Puyer/serbuk

c. Etiket/label
 Biasanya diletakkan pada botol, dus, kantong plastik, dsb yang memberi petunjuk tentang
pemakain obat
 Warna etiket :
1) Etiket putih : merupakan obat dalam (untuk diminum)
2) Etiket biru : merupakan obat luar (tidak boleh ditelan)
3) Etiket hitam dan biasanya bergambar tengkorak: merupakan obat berbahaya (obat keras atau
racun)

Perawatan Bayi
a. Kondisi bayi
1. Nadi : Kurang lebih 140 denyutan permenit pada waktu lahir
2. Pernafasan : Kurang lebih 33 – 40 gerakan permenit
3. B.a.b : 3 – 4 kali dalam waktu 24 jam pada bulan pertama. Warnanya hitam dan agak
lengket, akan berubah menjadi lembek kekuning-kuningan bila si bayi mulai menetek
4. Berat badan : Seorang bayi rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3 kg waktu lahir. Dalam
waktu beberapa hari ia akan kehilangan berat sampai 300 gram, tapi dalam waktu 2 minggu
diharapkan berat badannya akan kembali seperti pada waktu dilahirkan
5. Kulit : Pada waktu lahir, biasanya kulit bayi diliputi lemak putih kekuning-kuningan,
warna kulitnya merah muda
6. Penglihatan : Baru mampu pada awal bulan ke 2
7. Pendengaran : Baru mampu pada awal bulan ke 4
8. Tidur : Pada bulan pertama bayi tidur 18 – 22 jam sehari, kalau basah atau haus/lapar
ia akan bangun dan menangis
b. Makanan
Makanan yang terbaik adalah ASI yang akan membuat bayi tumbuh baik dan sehat. Bila ASI
kurang, maka dokter akan menambah dengan susu buatan yang cocok

c. Pemeriksaan
Pada usia 2 minggu bayi sebaiknya dibawa ke dokter atau bidan untuk diperiksa berat badannya
dan apakah keadaan pusarnya baik. Juga untuk menerima nasihat mengenai pertumbuhan bayi,
kekebalan dan makanan tambahan.

d. Memandikan Bayi
 Di daerah panas bayi dimandikan pagi dan sore, di daerah pegunungan cukup sekali sehari
misalnya sore saja. Sebaiknya waktu mandi ditentukan, agar tidak seorangpun dapat
mengganggu pelaksanaan tugas ini
 Peralatan
1. Satu buah handuk
2. Dua buah waslap
3. Ember / baskom berisi air hangat kuku
4. Pakaian untuk ganti
5. Sabun
6. Bedak
7. Alkohol, iodinepovidon dan kasa untuk komprse (untuk bayi yang belum lepas tali pusarnya)

6) PEMBERDAYAAN KELUARGA

Konsep Pemberdayaan Keluarga ?


Pemberdayaan merupakan proses pemberian informasi kepada individu,
keluarga/kelompok(klien) secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu
menjadi tahu atau sadar(aspek pengetahuan/knowledge), dari tau menjadi mau (aspek sikap
/attitude), dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek
tindakan/practice)

Apa itu Keluarga?

Keluarga adlh sekumpulan orang yg dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial dari individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi
yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998)

Fungsional: Keluarga didefenisikan dengan penekanan pada terpenuhinya tugas tugas dan
fungsi psikososial, dukungan emosi dan materi serta pemenuhan peran peran tertentu

Struktural : Keluarga didefenisikan berdasarkan kehadiran/ketidakhadiran anggota keluarga,


seperti orang tua, anak dan kerabat lainnya. Definisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi
bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul pengertian tentang keluarga sebagai asal
usul (families of origin), melahirkan keturunan(families of procreation) dan keluarga batih
(extended family)

Transaksional: keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman


melalui perilaku perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity),
berupa ikatan emosi, pengalaman keluargadalam melaksanakan fungsinya.

Apa itu Pemberdayaan Keluarga ?

Pemberdayaan keluarga merupakan proses pemberian kekuatan/dorongan sehingga membentuk


interaksi transformatif kepada keluarga . Pemberdayaan merupakan upaya mobilisasi keluarga
agar mampu berperan dalam pengambilan keputusan dan tindakan strategis, juga merupakan
upaya fasilitasi agar keluarga mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan
pemecahan masalah dengan memanfaatkan potensi keluarga sesuai kebutuhannya (Hitchok dan
Thomas. 1999)

Tujuan Pemberdayaan keluarga yaitu:

1. Meningkatkan pengetahuan seluruh anggota keluarga dalam bidang kesehatan

2. Meningkatkan kemampuan seluruh keluarga dalam pemeliharaan dan peningkatan derajat


kesehatan

3. Keluarga mampu mengenali, memelihara, melindungi, meningkatkan kualitas kesehatannya,


termasuk jika sakit dan memperoleh pelayanan kesehatan tanpa mengalami kesulitan dalam
pembiayaannya

Apa itu Ruang Lingkup Pemberdayaan Keluarga

a. Ketahanan keluarga

Pemberdayaan keluarga meningkatkan pendekatan pada peningkatan pengetahuan, kesehatan


serta kapasitas keluarga dalam kaitannya dengan kondisi dinamik suatu keluarga yang harus
memiliki keuletan dan ketangguhan serta kemampuan secara fisik dan psikis mental spiritual
guna hidup mandiri, mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis guna
meningkatkan kesehatan lahir dan bathin.

b. Keberfungsian , peran dan tugas keluarga

Pemberdayaan keluarga menekankan pada peningkatan potensi dan kapasitas keluarga dalam
memenuhi fungsinya. Agar fungsi keluarga berada pada kondisi optimal, perlu peningkatan
fungsionalisasi dan struktur yang jelas, yaitu rangkaian peran dimana keluarga sebagai ruang
lingkup sistem sosial terkecil.

Sumber daya keluarga bermakna sebagai sumber kekuatan, potensi dan kemampuan untuk
mencapai suatu manfaat maupun tujuan. Sumber daya merupakan aset berupa sumber daya
ekonomi, potensi manusia karakter pribadi, kualitas lingkungan, sumber daya alam dan
fasilitas untuk masyarakat

Tipologi dan persepsi keluarga terhadap stres serta mekanisme koping keluarga menentukan
kemungkinan timbulnya stres di dalam keluarga.

Fungsi pemberdayaan keluarga dapat meningkatkan tipologi efektif, era pandang yang baik
terhadap stres dan meningkatkan kemampuan koping serta memperbanyak alternatif
pilihankoping strategi dalam keluarga untuk menghindari munculnya krisis akibat stres pada
keluarga.

Interaksi dan komunikasi keluarga

Interaksi keluarga dapat dipandang melalui beberapa pendekatan, diantaranya adalah


pendekatan sistem yang meliputi husbend-wife dan Parent-child interaction, sibling
interaction dan intergeneration interaction.

Interaksi keluarga dipandang sebagai proses yang akan mempengaruhi kualitas hidup
seseorang yang meliputi kesejahteraan, karakter pribadi dan keberhasilan hidup yang pada
akhirnya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sistem sosial yang lebih luas.

c. Tipologi Keluarga

Tipologi keluarga mengidentifikasi keluarga dari empat dimensi, yaitu kemampuan tumbang
keluarga, kepentingan keluarga, kebersamaan keluarga dan tradisi keluarga

Kepentingan keluarga

Dimaknai sebagai kemampuan keluarga untuk merespon secara positif terhadap situasi yang
kurang baik pada keluarga sehingga akan menimbulkan perasaan kuat, tahan dan bahkan
situasi dimana keluarga merasa lebih berdaya dan lebih percaya diri. Kepentingan keluarga
dialami ketika anggota keluarga menunjukkan perilaku seperti percaya diri, kerja keras, kerja
sama dan memaafkan.

d. Ekologi keluarga

Membahas hub timbal balik keluarga sebagai ekosistem dengan lingkungannya, baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial yang diimplementasikan melalui proses
pemaknaan, penerimaan, pengambilan keputusan dan jarak dengan lingkungan sekitar

Arah perkembangan kehidupan keluarga

Membahas kehidupan keluarga yg senantiasa mengalami perubahan seiring dengan


perkembangan ekonomi (infrastruktur ekonomi, perdagangan, transportasi dan perkembangan
wilayah) dan sosial pelayanan pendidikan dan kesehatan) serta pergeseran budaya seiring
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi.
e. Prinsip pemberdayaan keluarga

Agar tujuan pemberdayaan keluarga dapat tercapai, maka perlu memperhatikan beberapa
prinsip penting pemberdayaan keluarga.

1) Hendaknya tidak memberikan bantuan/pendampingan yang bersifat charity yang akan


mendatangkan ketergantungan dan melemahkan, melainkan bantuan, pendampingan dan
atau pelatihan yang mempromosikan self relience meningkatkan kapasitas sasaran
pemberdayaan
2) Hendaknya menggunakan metode pemberdayaan yang menjadikan pihak yang
dibantu/dibina/didampingi menjadi lebih kuat melalui latihan daya tahan dan menghadapi
masalah.
3) Meningkatkan partisipasi yang membawa pihak yang diberdayakan meningkat
kapasitasnya
4) Menjadikan pihak yang diberdayakan mengambil kontrol penuh, pengambilan keputusan
penuh dan tanggung jawab penuh untuk melakukan kegiatan.

Tahapan kegiatan Pemberdayaan Keluarga

1. Pendekatan mikro
Berpusat pada tugas, pemberdayaan dilakukan terhadap penerima manfaat secara
langsung berupa bimb konseling, stres manajemen dan crisis intervetion
2. Pendekatan Meso
Dilakukan terhadap sekelompok penerima manfaat, pemberdayan dengan menggunakan
kelompok, berupa pelatihan dan pendidikan
3. Pendekatan Makro
Berupa perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying,
pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik dll
4. Prinsip Pemberdayaan
1) Menumbuhkembangkan potensi masyarakat
2) Menumbuhkemangkan toleransi & goro
3) Menjalin kemitraan
4) Desentralisasi

Indikator hasil Pemberdayaan Keluarga :

1. Input, meliputi : SDM (pemimpin, toma, toga, kader), jumlah dana yang digunakan, bahan-
bahan, dan alat-alat yang mendukung kegiatan pemberdayaan keluarga.
2. Proses, meliputi : jenis dan jumlah KIE/ penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi pelatihan
yang dilaksanakan, jumlah tokoh masyarakat yang terlibat, adanya siklus pengambilan
keputusan di masyarakat dan pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan.
3. Output, meliputi : jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya masyarakat,
jumlah masyarakat yang telah meningkatkan pengetahuan dan perilakunya tentang kesehatan,
jumlah anggota keluarga yang memiliki usaha meningkatkan pendapatan keluarga, dan
meningkatnya fasilitas umum di masyarakat.

You might also like