You are on page 1of 9

Tanggal Praktikum Tanggal Pengumpulan Laporan

14 Maret 2018 21 Maret 2018

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN 1

Penyempurnaan Anti Bakteri

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Teknologi Penyempurnaan 1

KELOMPOK : 2 (DUA)

ANGGOTA : 1. RESKI ALYA PRADIFTA (16020106)

2. MOCHAMMAD RIZKY (16020118)

3. ALWINDI RABIATUL F (16020119)

4. ILMA AMALIA (16020125)

5. MUHAMAD RIDHO B (16020126)

6. WULAN ANDAYANI (16020127)

GROUP : 2K4

DOSEN : WULAN S.,S.ST,M.T.

ASISTEN : 1. DESTI M., S.ST.

2. DESIRIANA

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2018
I. MAKSUD DAN TUJUAN
1.1 Maksud

Melakukan proses penyempurnaan anti bakteri.

1.2 Tujuan

Mengetahui pengaruh zat anti mikroba (Niccanon N3-30N) dan mengetahui


pengaruh penyempurnaan tahan tahan kusut terhadap sifat anti bakteri kain kapas
dan sifat-sifat fisik lainnya.

II. TEORI DASAR


2.1Serat kapas
Serat kapas merupakan serat alam yang berasal dari serat tumbuh-
tumbuhan yang tergolong kedalam serat selulosa alam yang diambil dari
buahnya. Serat kapas dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk
dalam jenis Gossypium. Species yang berkembang menjadi tanaman industri
kapas ialah Gossypium hirstum, yang kemudian dikenal sebagai kapas Upland
atau kapas Amerika. Serat kapas merupakan sumber bahan baku utama
pembuat kain katun termasuk kain rajut bahan pembuat kaos murah.

Sifat Fisik Serat Kapas


Bentuk dan ukuran penampang melintang serat kapas dipengaruhi oleh
tingkat kedewasaan serat yang dapat dilihat dari tebal tipisnya dinding sel.
Serat makin dewasa dinding selnya makin tebal. Untuk menyatakan
kedewasaan serat dapat dipergunakan perbandingan antara tebal dinding
dengan diameter serat. Serat dianggap dewasa apabila tebal dinding lebih dari
lumennya. Pada satu biji kapas banyak sekali serat, yang saat tumbuhnya tidak
bersamaan sehingga menghasilkan tebal dinding yang tidak sama. Seperlima
dari jumlah serat kapas normal adalah serat yang belum dewasa. Serat yang
belum dewasa adalah serat yang pertumbuhannya terhenti karena suatu
sebab,misalnya kondisi pertumbuhan yang jelek, letak buah pada tanaman
kapas dimana bnuah yang paling atas tumbuh paling akhir, kerusakan karena
serangga dan udara dingin, buah yang tidak dapat membuka dan lain-lain.
Serat yang belum dewasa kekuatannya rendah dan apabila jumlahnya terlalu
banyak, dalam pengolahan akan menimbulkan limbah yang besar.

Kekuatan
Kekuatan serat kapas terutama dipengaruh oleh kadar selulosa dalam serat,
panjang rantai dan orientasinya. Kekutan serat kapas perbundel rata- rata
adalah 96.700 pound per inci2 dengan minimum 70.000 dan maksimum
116.000 pound per inci2. Kekuatan serat bukan kapas pada umumnya
menurundalam keadaan basah, tetapi sebaliknya kekuatan serat kapas dalam
keadaan basah makin tinggi.

Mulur
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantara serat-serat selulosa
alam, kira-kira dua kali mulur rami. Diantara serat alam hanya sutera dan wol
yang mempunyai mulur lebih tinggi dari kapas. Mulur serat kapas berkisar 4 –
13 % bergantung pada jenisnya dengan mulur rata-rata 7 %

Moisture Regain

Serat kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air mempunyai
pengaruh yang nyata pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang sangat kering
bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture regain serat kapas
bervariasi dengan perubahan kelembaban relatif atmosfir sekelilingnya.
Moiture regain serat kapas pada kondisi standar berkisar antara 7 – 8,5 %

Struktur Kimia Serat Kapas

Apapun sumbernya derivat selulosa secara prinsif memiliki struktur


kimia yang sama. Hal ini bisa terlihat pada analisa hidrolisis, asetolisis dan
metilasi yang menunjukan bahwa selulosa pada dasarnya mengandung residu
anhidroglukosa. Subsequent tersebut menyesun molekul
glukosa(monosakarida) dalam bentuk β-glukopironase dan berikatan bersama-
sama yang dihubungkan pada posisi 1 dan 4 atom karbon molekulnya.
Formula unit pengulanganya menyerupai selobiosa (disakarida) yang
kemudian membentuk selulosa (polisakarida).

CH CH2OH H OH CH2OH
OH
O O H O O
H H H
OH H OH H H
OH H (S) (S)
(S) (S) H (S) OH H
H OH H
O H O O H
H O H
CH2OH H OH CH2OH H OH

Struktur Kimia Rantai selulosa

2.2 Penyempurnaan Anti Bakteri

Penyempurnaan anti mikroba bertujuan untuk menjaga bahan tekstil dari


serangan mikroba, mencegah timbulnya bau pada kain yang disebabkan oleh
mikroorganisme dan bahkan dapat memberikan efek penyembuhan pada luka.
Aplikasinya ditemukan terutama pada bidang medis karena bidang ini
membutuhkan bahan tekstil yang mempunyai kemampuan mematikan bakteri
untuk membantu membuat lingkungan yang steril. Penerapan pada bidang
lain, seperti pakaian seragam, perhotelan, atau kain-kain untuk restoran, hanya
membutuhkan efek bakteriostatis untuk mengontrol bau. Demikian pula pada
tekstil interior dan apparel, seperti pakaian olahraga (active wear), sprei,
pakaian dalam, karpet, dan sebagainya menggunakan anti bakteri untuk
mengontrol bau.
Pada prinsipnya, penyempurnaan anti mikroba pada kain bekerja dengan
menghambat pertumbuhan mikroorganisma. Istilah bakteriostatik mempunyai
arti menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan bakterisida mempunyai arti
dapat mematikan bakteri.
Efek bakteriostatik bertujuan untuk :
- Mencegah penularan dan perkembangbiakan (propagation) mikroorganisma
pathogen (faktor higienis).
- Mengurangi bau yang kurang sedap akibat degenerasi bakteri.
- Mencegah hilangnya nilai pakai akibat rusaknya serat oleh bakteri.

Manusia telah menggunakan zat anti bakteri sejak jaman dahulu, hal ini
terbukti pada mumi dari Mesir dan pada kebudayaan lain yang
mengaplikasikan efek anti bakteri ini. Tentunya kebutuhan sifat bakteriostatik,
bakterisida, fungistatik, dan fungisida pada tekstil sampai saat ini masih sangat
penting. Zat anti mikroba, pada prinsipnya mengandung fenol aktif, garam
amonium kuaterner, dan senyawa logam-organik (Hg).

Berbagai cara, baik kimia maupun fisika, dapat dikerjakan untuk


mendapatkan kain yang bersifat anti bakteri. Pada prakteknya, efek anti
mikroba diperoleh dengan menambahkan produk kimia tertentu pada tahap
proses penyempurnaan, atau bahkan melalui pencampuran zat kimia tertentu
kedalam serat pada proses pemintalan.

Cara Pengerjaan Anti Bakteri

Ada beberapa cara pengerjaan anti bakteri, yaitu :

1. Penmabahan zat bakterisida kedalam larutan pemintalan pada tahap


ekstrusi seperti Triklosan (2,4,4-hidrofeniltrikloro(II)eter) yang
merupakan golongan anti septik dan desinfektan. Triklosan adalah turunan
fenol yang mengundang halogen, biasanya digunakan pada kosmetik dan
pasta gigi. Triklosan mempunyai bekerja secara luas dalam melawan
bakteri gram-negatif dan gram-positif. Senyawa ini mengandung akarisida
benzyl benzoate yang juga berperan melawan kuman-kuman dan
digunakan dalam formula akarisida (dalam bentuk spray atau bubuk) juga
dalam larutan untuk perawatan acabies. Senyawa ini tidak beracun.
Benzyl benzoate adalah akarisida yang bekerja secara kimia langsung
melawan kuman.
2. Metoda lain untuk memprodukasi serat anti mikroba dan anti jamur
diadopsi dari perusahaan Inggris, yaitu serat Stay Fresh yang
memanfaatkan perak dan silica. Kedua zat ini bila kontak dengan air atau
kelembaban akan menahan pertumbuhan populasi bakteri pada karpet,
kain, furniture, matras, dan kasur anorganik, karena mereka mengklaim
serat ini dapat mengontrol kuman dan jamur, mencegah pertumbuhan
bakteri seperti Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
3. Modifikasi melalui pencangkokan (grafting) atau dengan reaksi kimia
lain. Institute Tekstil Perancis di Ecully telah mengembangkan biotekstil.
Dalam produk ini rantai molekulnya mengandung zat antiseptik yang
dicangkokan pada polimer dasar dari kain mentah. Polimer dasar
diaktifkan melalui sinar-sinar elektronik dan pada prosesnya polimer-
polimer diputar (refracted) ke posisi yang diinginkan yang kedalamnya
dimasukkan molekul cangkok pertama. Rantai polimer yang tumbuh
secara lateral dari molekul pertama menyebabkan kain menjadi anti
bakteri. Dalam keadaan kontak langsung, kain ini bereaksi dengan cepat
melawan bakteri dan sifat anti bakterinya tetap ada setelah pencucian.
4. Pencampuran serat
5. Memberikan zat penyempurnaan tekstil. Melalui pemanasan atau
kondensasi, zat ini digabungkan kedalam produk penyempurnaan polimer
dan resin yang akan menempel pada bahan tekstil.

Secara umum mekanisme anti bakteri oleh zat anti bakteri adalah sebagai
berikut :

1. Menghalangi pembantukan dinding sel


2. Menghalangi pembentukan membrane sel (phosphatide)
3. Menghalangi reproduksi DNA
4. Menghalangi metabolism energy dari enzim
5. Menghalangi pembelahan sel, dan sebagainya.
Zat anti bakteri akan menghancurkan struktur membrane dan fungsi dari
bakteri, menghambat pembelahan-diri suatu bakteri (inducing self-
dissolution), dan akhirnya menghalangi proses respirasi bakteri.

Mekanisme efek anti bakteri dari zat anti bakteri dari golongan amonium
kuartener dapat dijelaskan dengan asumsi seperti pada gambar di atas.

Salah satu contoh zat anti mikroba yang banyak digunakan di industry
adalah Sanitized® T 96-02, yaitu suatu zat anti mikroba yang dapat
menghambat perkembangan gram positif dan gram negatif bakteri. Produk ini
bekerja menghambat proses metabolism mikroorganisme yang tidak
diinginkan sehingga dapat menghentikan pertumbuhan dan reproduksinya.

Karakteristik :

- Bentuk : larutan tak berwarna sampai kekuning-kuningan


- Komposisi : senyawa fenoksi dihalogenasi
- Sifat ion : non-ionogenik
- pH : 6,2-8,2 (20oC, 50 g/L)
- kelarutan : dapat dicampur dengan cara diaduk dengan air hingga
larut, dispersi putih.

Keuntungan :

1. tahan lama dalam hal higienis dan kenyamanan pakai yang optimal
2. tahan terhadap pencucian, cahaya, dry cleaning, setrika dan penguapan.
3. Mencegah perkembangan bakteri penyebab bau
4. Kompatibel dengan produk lain seperti resin, binder, fluorocarbon, dan
zat penyempurnaan lainnya.
5. Kompatibel dengan Oeko-Tex Standard 100

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
- Gelas kimia 500ml
- Gelas ukur 100ml
- Pengaduk
- Neraca digital
- Baki
- Mesin Padder
- Mesin Stenter

3.2 Bahan
- Kain kapas
- Niccanon N3-30N

IV. RESEP
- Niccanon N3-30N : 4%
- Dry : 100˚C, 2 menit

V. FUNGSI ZAT

VI. CARA KERJA


- Kebutuhan zat ditimbang sesuai kebutuhan.
- Kemudian dilarutkan dengan air, diaduk sampai homogen.
- Larutan yang sudah dibuat dimasukkan ke dalam gelas piala, kain lalu
direndam selama waktu yang sudah ditentukan.
- Selanjutnya kain direndam peraskan pada mesin padder sebanyak 2 kali.
- Kain yang telah keluar dari mesin padder, kemudian dikeringkan pada
suhu 100oC.
- Setelah kain kering, lakukan evaluasi
VII. DIAGRAM ALIR PROSES

Persiapan alat, pereaksi, dan bahan

Dibuat larutan perendaman

Dilakukan proses padding dengan WPU 70%

Dilakukan proses drying dengan suhu 100oC selama 2 menit

Evaluasi : Uji Siram

VIII. SKEMA PROSES

IX. DATA PENGAMATAN

X. DISKUSI

XI. KESIMPULAN

XII. DAFTAR PUSTAKA

You might also like