Professional Documents
Culture Documents
BATAN
Oleh:
PRAYOGA ADRYANTO
111.130.090
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Alir Tahap Penelitian .................................................... 9
Gambar 4.1 Penyebaran Granit Jalur Timah .................................................... 14
Gambar 4.2 Penyebaran Granit tipe S dan tipe I di Pulau Bangka .................. 15
Gambar 4.3 Geologi Regional Daerah Telitian................................................ 17
Gambar 4.4 Kolom Stratigrafi Daerah Telitian................................................ 17
Gambar 5.5 Peta Geologi Regional yang disederhankan ................................. 18
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian Skripsi ................................... 3
Tabel 3.1 Karakteristik Granit tipe S dan tipe I (menurut B.W Chappel, et al dalam Two
Contrasting Granite Types, 1974) .............................................................................. 13
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Thorium saat ini sudah digunakan sebagai bahan bakar reaktor riset di
India, Rusia, Jepang, Amerika Serikat dan Kanada. Negara-negara tersebut sedang
mengembangkan thorium agar dapat pula digunakan sebagai bahan bakar
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai pengganti uranium sehingga
selain uranium, thorium juga merupakan bahan yang bernilai ekonomi sangat
strategis. Menurut International Atomic Energy Agency (IAEA) memperkirakan
bahwa potensi sumber daya thorium adalah antara tiga dan empat kali lebih
banyak daripada potensi sumber daya uranium dan juga jauh lebih efisien dalam
siklus bahan bakar.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
1.4 Waktu dan Lokasi Penelitian
Hasil penelitian skripsi ini berupa peta geomorfologi, peta lintasan, peta
geologi daerah telitian, peta persebaran kadar, genetis dan karakteristik litologi
daerah telitian, kontrol struktur geologi, serta informasi-informasi lainnya.
3
1.6 Manfaat Penelitian
4
1.7 Alternatif Judul Penelitian Skripsi
5
BAB 2
Hal – hal yang dilakukan pada tahap ini adalah pengkajian materi
penelitian dengan memanfaatkan literatur yang ada seperti textbooks, hasil
penelitian, atau dari berbagai sumber yang berhubungan dengan topik yang akan
dikerjakan. Pada tahap ini peneliti melakukan studi geologi regional dan
memahami unsur Thorium di daerah telitian.
1. Observasi Geomorfologi
6
2. Pengamatan Singkapan Batuan
7. Pengukuran Kadar Th
7
2.1.3 Tahap Analisis dan Pengolahan Data
1. Analisis Petrografi
8
Gambar 2.1 Diagram Alir Tahap Penelitian
9
2.2 Peralatan Penelitian
Beberapa peralatan dan bahan yang digunakan untuk kelancaran penelitian ini
adalah :
10
BAB 3
DASAR TEORI
Unsur radioaktif adalah zat yang mengandung inti yang tidak stabil atau
unsur yang secara spontan memancarkan radiasi. Ketidakstabilan inti ini
disebabkan perbandingan proton dan neutronnya tidak sama dengan 1:1 sehingga
unsur tersebut secara spontan akan melepaskan satu atau lebih partikel dalam
proses perubahan menjadi atom baru yang lebih stabil.
Thorium merupakan bahan baku untuk pembuatan bahan bakar nuklir
masa depan sebagai pengganti uranium. Saat ini thorium sudah digunakan sebagai
bahan bakar reaktor riset diIndia, Rusia, Jepang, Amerika Serikat, dan Canada.
Negara-negara tersebut sedang mengembangkan thorium agar dapat digunakan
sebagai bahan bakar nuklir untuk pembangkit tenaga listrik sebagai pengganti
uranium.
Beberapa kelebihan thorium sebagai bahan bakar dibanding uranium
adalah sebagai berikut (Menurut Wickleder et al 2006):
a. Sebagai bahan bakar reaktor, thorium tidak perlu pengkayaan.
b. Produk limbahnya tetap berbahaya tetapi hanya untuk jangka waktu
yang jauh lebih pendek dibandingkan limbah uranium
c. Di kerak bumi keterdapatan thorium lebih melimpah dibandingkan
uranium dengan perbandingan sekitar 4 : 1.
d. Thorium lebih aman dibanding uranium karena dari hasil percobaan
dalam reaktor air ringan tradisional, uranium-235 berinteraksi dengan
uranium-238 menghasilkan plutonium-239 sebagai produk sampingan-
isotop radioaktif yang dapat berubah menjadi Plutonium-240 untuk
digunakan dalam 2 (dua) tujuan yang berbeda yaitu sebagai bahan bakar
reaktor plutonium, dan bahan baku senjata nuklir (bom plutonium).
Uranium, thorium dapat digunakan sebagai bahan bakar nuklir.
Meskipun tidak bersifat fisil, thorium-232 akan menyerap netron secara
pelan berubah menjadi Th-233 yang secara betha decay berubah
menjadi protactinium-233 yang kemudian secara perlahan menjadi U-
233 yang bersifat fisil dan berumur panjang, serta fertil seperti U-235.
Kelebihan utama U-233 dibandingkan U-235 maupun Th-239 adalah
11
karena U-233 lebih banyak menghasilkan netron per netron yang
diserap olehnya.
e. Itu berarti bahan nuklir “grade senjata” tidak diproduksi, yang secara
teoritis akan menghilangkan beberapa masalah keamanan terkait
dengan PLTN saat ini.
f. Jumlah thorium yang digunakan untuk bahan bakar reaktor lebih sedikit
dibanding uranium yaitu sekitar 1 berbanding 10.
12
yang lebih tua, sedangkan endapan monasit sekunder terdapat pada sungai-sungai
tua dan dasar lembah baik yang terdapat di darat maupun di laut.
Granit tipe S berasal dari pencairan sebagian batuan sumber metasedimen,
prosesnya disebut anatexis atau ultra metamorfosa sedangkan granit Tipe I berasal
dari batuan sumber berkomposisi batuan beku yang belum mengalami proses
pelapukan permukaan atau dari fraksinasi kristal magma (Kanen, 2001).Penentuan
tipe granit dapat dilakukan dengan metoda pengamatan megaskopis, petrografis,
dan geokimia. Berdasarkan kombinasi ketiga metoda tersebut, karakteristik tipe
granit.
Tabel 3.1. Karakteristik Granit tipe S dan tipe I (menurut B.W Chappel, et al dalam Two
Contrasting Granite Types, 1974)
Granit Tipe S Granit Tipe I
a. Pengamatan megaskopis: a. Pengamatan megaskopis:
- K-feldspar sebagai megakristal, tekstur - K-feldspar biasanya berwarna merah
fanerik kasar–pegmatitik jambu
- K-feldspar biasanya berwarna abu-abu - Kemungkinan berupa dike mafik
atau putih, umumnya berupa mikroklin -Umumnya dijumpai xenolith hornblend
-Umumnya dijumpai xenolith metasedimen
13
BAB 4
GEOLOGI REGIONAL DAERAH TELITIAN
14
Gambar 4.2. Penyebaran granit tipe S dan tipe I di pulau Bangka.
15
dan dapat dikorelasikan dengan Formasi Bintan. Formasi ini tidak selaras diatas
komplek Pemali.
3. Granit Klabat ( TRJkg)
Granit Klabat terdiri dari granit biotit, granodiorit, granit genesaan. Granit
biotit bewarna kelabu, tekstur porfiritik dengan butiran kristal berukuran sedang-
kasar. Granodiorit bewarna putih kotor, berbintik hitam. Granit genesan bewarna
kelabu dan berstruktur perdaunan. Umur satuan granit adalah trias-jura (graha,
1990). Granit klabat ini menerobos formasi tanjung genting dan komplek Malihan
Pemali.
4. Formasi Ranggam (TQr)
Formasi Ranggam terdiri dari perselingan batupasir, konglomerat,
batulempung tufaan dengan sisipan batulanau dan bahan organik. Batupasir, putih
kotor, berbutir halus-kasar, menyudut-membundar tanggung, berlapis baik,
struktur silangsiur, perlapisan sejajar, setempat ditemukan lapisan batubara dan
mengandung pasir timah sekunder yang bercampur dengan batupasir kuarsa.
Batulempung yang mengandung material organik. Konglomerat terdiri dari
fragmen granit, kuarsa, dan batuan malihan. Fosil yang dijumpai terdiri dari fosil
moluska yaitu Turitella terebra, Olivia tricineta Mart dan fosil foraminifera
bentos antara lain Calcarina sp. , Amonia sp., Triloculina sp. Berdasarkan fosil-
fosil tersebut formasi Ranggam diduga berumur miosen akhir-plistosen awal dan
lingkungan pengendapan dilingkungan fluvial. Tebal formasi ini diperkirakan 150
m ( cobbing, 1984) dan menindih tidakselaras diatas formasi-formasi yang lebih
tua.
5. Endapan Kuarter
Endapan kuarter terdiri dari Pasir kuarsa ( Qak), Endapan Rawa ( Qs) dan
Endapan Alluvium. Endapan ini berkomposisi lumpur, lempung, pasir, kerikil,
kerakal.
16
Gambar 4.3 Geologi Regional daerah Telitian ( Peta geologi Lembar Bangka Selatan,
Sumatera)
17
4.3 Struktur Geologi Regional
Struktur pada geologi regional berupa kelurusan, lipatan dan sesar.
Kelurusan terutama pada granit dengan arah yang beragam. Lipatan terdapat pada
satuan batupasir dan batulempung formasi Tanjunggenting dan formasi Ranggam.
Sedangkan sesar yang berkembang di daerah ini berupa sesar mendatar dan sesar
normal. Sesar mendatar berarah timur laut-barat daya, sesar normal berarah barta
laut-tenggara. Batuan Granit yang menerobos batuan Komplek Malihan Pemali
yang diperkirakan sebagai batuan dasar, membentuk kontak struktur, pada lapisan
kontak struktur membentuk sedimen hasil rombakan dan pelapukan.
Gambar 4.5. Peta Geologi Regional, yang disederhanakan ( Margono dkk, 1995)
18
BAB 5
PENUTUP
Kesempatan yang diberikan pada mahasiswa untuk melakukan penelitian
skripsi pada kawasan studi Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir BATAN di
daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan dapat membuka wawasan bagi
mahasiswa geologi untuk lebih memahami pengetahuan yang telah didapatkan di
bangku kuliah dan mengaplikasikannya dalam dunia kerja. Dalam kesempatan ini
mahasiswa akan memanfaatkanya semaksimal mungkin selanjutnya hasil dari
penelitian skripsi ini dibuat dalam bentuk laporan Tugas Akhir yang akan
dipertanggungjawabkan dalam bentuk sidang pendadaran di universitas (jurusan).
Mahasiswa mengucapkan terimakasih atas perhatian yang diberikan Pusat
Teknologi Bahan Galian Nuklir BATAN dan berharap mendapat kesempatan
untuk dapat melakukan penelitian skripsi di Kawasan studi tersebut.
19
DAFTAR PUSTAKA