You are on page 1of 8

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC)

Ulfi Khairy Fadhilah (17010087), 2T4, Teknik Tekstil, Politeknik STT Tekstil Bandung
E-mail: ulfikhairy@gmail.com
Phone: 082165208173

ABSTRAK
Perkembangan teknologi didalam dunia tekstil sudah semakin canggih. Saat ini sudah mulai
banyak digunakan tekstil non sandang untuk mendukung kehidupan manusia. Telah dilakukan
percobaan program pada PLC. Programmable logic control (PLC) adalah suatu peralatan kontrol
yang dapat diprogram untuk mengontrol proses atau operasi mesin. Kontrol program dari PLC
adalah menganalisa sinyal input kemudian mengatur keadaan output sesuai dengan keinginan
pemakai. Dalam penerapannya, PLC perlu diprogram dengan metode yang tepat dan support
software yang sesuai. Salah satu pemrograman yang sering dipakai untuk software PLC adalah
ladder diagram. Pada percobaan ini praktikan dituntut untuk dapat memahami cara kerja program
yang dibuat pada software PLC yang banyak dipakai pada mesin tekstil. Tujuan dari percobaan ini
adalah praktikan mampu untuk memahami cara membuat rangkaian sederhana menggunakan PLC
dari mulai mengubah rangkaian intalasi listrik (wiring diagram) menjadi ladder diagram dan dapat
memahami bagaimana cara kerja program yang telah dibuat pada software PLC yang banyak
dipakai pada mesin tekstil.

I. PENDAHULUAN
Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah
digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat
kesulitan yang beraneka ragam. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian
relay sequensial dalam suatu sistem control. PLC ini memiliki bahasa pemrograman
yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan
menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah
dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input yang ada dan tergantung dari keadaan
pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-
output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti
keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk
pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

II. TUJUAN
1. Praktikan diharapkan mampu membaca dan memahami rangkaian PLC
2. Praktikan diharapkan mampu mengubah rangkaian instalasi listrik
(wiring diagram) menjadi rangkaian kontrol PLC berupa ladder diagram.
3. Praktikan diharapkan mampu membuat rangkain kontrol sederhana diperangkat PLC
III. DASAR TEORI
3.1 Pengertian PLC

Gambar-3.1 PLC

PLC (Programmable Logic Controllers) adalah suatu peralatan kontrol yang dapat
diprogram untuk mengontrol proses atau operasi mesin. Kontrol program dari PLC adalah
menganalisa sinyal input kemudian mengatur keadaan output sesuai dengan keinginan
pemakai. Keadaan input PLC digunakan dan disimpan di dalam memorI dimana PLC
melakukan instruksi logika yang di program pada keadaan inputnya.
Peralatan input dapat berupa sensor photo elektrik, push button pada panel kontrol,
limit switch atau peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan suatu sinyal yang dapat
masuk ke dalam PLC. Peralatan output dapat berupa switch yang menyalakan lampu
indikator, relay yang menggerakkan motor atau peralatan lain yang dapat digerakkan oleh
sinyal output dari PLC.
Selain itu PLC juga menggunakan memory yang dapat diprogram untuk
menyimpan instruksi-instruksi yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus seperti logika
pewaktuan, sekuensial dan aritmetika yang dapat mengendalikan suatu mesin atau proses
melalui modul-modul I/O baik analog maupun digital.

3.2 Komponen PLC


Untuk melaksanakan sebagai kontrol sistem, PLC didukung oleh beberapa
komponen yang merupakan bagian peting dari PLC. Komponen tersebut adalah :

a. Central Prosesing Unit (CPU)


CPU berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi semua pengopersian dalam PLC,
melaksanakan program yang disimpan didalam memory. Selain itu CPU juga memproses
dan menghitung waktu memonitor waktu pelaksanaan perangkat lunak dan
menterjemahkan program perantara yang berisi logika dan waktu yang dibutuhkan untuk
komunikasi data dengan pemrogram.
b. Memory
Memory yang terdapat dalam PLC berfungsi untuk menyimpan program dan
memberikan lokasi-lokasi dimana hasil-hasil perhitungan dapat disimpan didalamnya.
PLC menggunakan peralatan memory semi konduktor seperti RAM (Random Acces
Memory), ROM (Read Only Memory), dan PROM (Programmable Read Only Memory)

c. Input / Output
Suatu perantara antara perangkat kontrol dengan CPU. Suatu peralatan yang
dihubungkan ke PLC dimana megirimkan suatu sinyal ke PLC dinamakan peralatan input.
Sinyal masuk kedalam PLC melalui terminal atau melalui kaki – kaki penghubung pada
unit. Tempat dimana sinyal memasuki PLC dinamakan input poin, Input poin ini
memberikan suatu lokasi di dalam memory dimana mewakili keadaannya, lokasi memori
ini dinamakan input bit. Ada juga output bit di dalam memori dimana diberikan oleh output
poin pada unit, sinyal output dikirim ke peralatan output. Setiap input/output memiliki
alamat dan nomor urutan khusus yang digunakan selama membuat program untuk
memonitor satu persatu aktivitas input dan output didalam program. Indikasi urutan status
dari input output ditandai Light Emiting Diode (LED) pada PLC atau modul input/output,
hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengecekan proses pengoperasian input / output
dari PLC itu sendiri.

d. Power Supply
PLC tidak akan beroperasi bila tidak ada supply daya listrik. Power supply merubah
tegangan input menjadi tegangan listrik yang dibutuhkan oleh PLC. Dengan kata lain
sebuah suplai daya listrik mengkonversikan suplai daya PLN (220 V) ke daya yang
dibutuhkan CPU atau modul input/output.

3.3 Pemrograman PLC


Dalam pemrograman PLC, terdapat berberapa metode pemrograman yang
dilakukan oleh PLC agar dapat beroperasi. Metode yang umum terdapat dalam pilihan
antara lain metode pemrograman dengan diagram logika tangga (ladder logic diagram),
mneumonic (statement list), dan diagram fungsi blok (function block diagram).

1. Ladder Diagram. Pemrograman ini merupakan salah satu metode yang sangat umum
digunakan. Metode ini praktis dan cukup mudah dimengerti. Diagram ini sendiri terdiri
atas dua buah garis vertikal yang melambangkan daya. Komponen-komponen
rangkaian kemudian disambungkan sebagai garis-garis horizontal yang merupakan
anak tangga. Komponen yang dimaksud ditempatkan diantara kedua garis vertikal.
2. Function Block Diagram / Function Plan. Bahasa pemrograman ini menitikberatkan
pada hubungan antara variabel input dengan output berupa gambar blok - blok diagram
dan dalam blok – blok tersebut terdapat fungsi – fungsi tertentu.

3. Statement list. Bahasa pemrograman ini termasuk low level language, dimana
pemrograman ini menggunakan statement variabel (huruf) sebagai input dan sangat
efektif untuk aplikasi – aplikasi yang kecil dimana terdapat perintah – perintah yang
sudah baku.

3.4 Komponen Pengendali PLC


a. NO ( Normally Open ) : Adalah kondisi dimana saat kontak tersebut tidak ditekan/mati
maka kontak tersebut dalam kondisi tidak terhubung/putus. Sebaliknya, saat kontak
tersebut ditekan/bekerja maka kontak tersebut dalam kondisi terhubung.
b. NC ( Normally Close ) : Adalah kondisi dimana saat kontak tersebut tidak ditekan/mati
maka kontak tersebut dalam kondisi terhubung. Sebaliknya, saat kontak tersebut
ditekan/bekerja maka kontak tersebut dalam kondisi tidak terhubung/putus.
c. Timer : Merupakan relay yang pengaktifan kontak – kontaknya dengan menggunakan
waktu tertentu.
d. Relay : Sebuah saklar yang kontak-kontaknya dioperasikan secara listrk/elektrik dan
merupakan komponen elektromagnetik.
e. Kontaktor : Peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang bila dialiri arus listrik akan timbul medan
magnet pada inti besinya , yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet
yang timbul tadi. Kontak bantu NO akan menutup dankontak bantu NC akan membuka.

IV. METODE EKSPERIMEN


 ALAT :
- Multimeter
- Obeng (+) dan (-)
- PLC Trainer Siemens S7-200
- Power Supply
- Kabel DataPC/PPI
- Komputer/Laptop
- Software STEP 7-Micro/WIN
 BAHAN :
- Kabel penghubung
- Relay
Skema Percobaan
Mengubah wiring diagram menjadi ladder diagram.

Gambar-4.1 Wiring diagram

Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Menganalisa berapa network hasil perubahan ke ladder diagram.
3. Menganalisa kebutuhan port input dan output yang akan digunakan .
4. Merancang ladder diagram mulai dari network 1 sampai dengan seterusnya
sesuai dengan wiring diagram yang telah diberikan.
5. Hubungkan kabel PC/PPI dari laptop atau komputer ke PLC.
6. Download program ke PLC kemudian aktifkan status ladder diagram.
7. Pasang output PLC ke beban yang digunakan.
8. Menganalisa cara kerja dari ladder diagram yang dibuat.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan membuat rangkaian pada PLC dengan
menggunakan sumber tegangan 24 V. Praktikan diminta untuk mengubah rangkaian
instalasi listrik (wiring diagram) menjadi ladder diagram :

Gambar-5.1 Posisi kabel pada PLC

Jika I 0.0 ON :

Gambar-5.2 Posisi saat rangkaian diberi aliran arus listrik atau NC


Gambar-5.3 Posisi lanjutan saat rangkaian diberi aliran arus listrik atau NC

Jika I 0.1 ON :

Gambar-5.4 Posisi saat rangkaian tidak dialiri aliran listrik atau NO


Pembahasan
Input yang digunakan pada ladder diagram yaitu I 0.0 dan I 0.1 sedangkan
outputnya M 0.0, Q 0.0, dan Q 0.1. Pada ladder diagram juga terdapat sebuah timer
T32 yang disetting dengan waktu 10 detik. Pada PLC terdapat dua push button yang
terdiri atas NO (normally open ) dan NC ( normally close ) yang pada ladder diagram
dilambangkan jika NO adalah I 0.0 dan NC adalah I 0.1. Pada saat I 0.0 dioperasikan
dengan cara di on lalu di off kan maka arus akan mengalir ke arah NO sehingga
mengubah NO menjadi NC dan sebaliknya , jika arus mengalir pada NC akan
mengubah NC menjadi NO , sehingga jika arus mengalir maka akan mengalir juga
pada Network 2, 3, 4 dan 5 sehingga mengalir juga kepada Timer dan Timer 1 , dan
dapat membuat aliran tertutup dan arus dapat mengalir pada lampu 2 yang terdapat
pada Network 5, lampu 1 tidak ikut menyala bersamaan dengan lampu 2 dikarenakan
pada Network 4 terdapat T dalam kondisi terbuka dan T1 dalam kondisi tertutup
sehingga pada saat arus mengalir pada T maka T akan menutup tetapi T1 terbuka
sehingga arus tidak mengalir ke lampu sehingga lampu 1 tidak menyala , namun
karena diatur dengan Timer selama 10 detik maka lampu 1 tidak selamanya akan
mati dan lampu 2 juga tidak akan selamanya menyala , karena lampu 1 dan 2 akan
menyala bergantian setiap 10 detik .Walaupun telah menonaktifkan I 0.0 tetapi arus
tetap akan mengalir dikarenakan telah tersimpan arus pada kontaktor sehingga
kontaktor yang akan mengalirkan arus , dan membuat timer tetap dapat bekerja atau
menghitung waktu dan jadwal hidup dan mati nya lampu 1 dan 2 .

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. PLC merupakan alat yang dapat digunakan untuk membuat sebuah otomasi
elektronik yang dapat diatur dengan ladder diagram pada suatu software PLC dan
dapat diubah ubah sesuai dengan kebutuhannya yang mudah untuk dioperasikan.
2. Dengan menggunakan PLC kita dapat membuat sebuah perintah yang bekerja
secara automatis sesuai dengan Ladder Diagram yang telah dibuat.
3. Hasil akhir praktikum ini adalah kedua lampu dapat menyala setelah 10 detik.
4. Keadaan Normally Open (NO) adalah keadaan saat PLC tidak bekerja karena arus
listrik tidak mengalir pada rangkaian, sedangkan keadaan Normally Close (NC)
adalah keadaan saat arus listrik mengalir pada rangkaian.
VII. DAFTAR PUSTAKA
1. http://dionlabs.blogspot.com/2018/02/modul-mekatronika-plc-instalasi-listrik.html
2. http://wahyu-elektronika.blogspot.co.id/2011/11/programmable-logika-controller-
plc.html,
3. https://juare97.wordpress.com/2007/10/20/plc-programmable-logic-controller/comment-
page-1/

You might also like