You are on page 1of 17

1.

Maksud dan Tujuan


- Analisa Kuantitatif Serat Cara Mikroskopik
Untuk menghitung komposisi serat yang terdapat pada bahan
dengan cara mikroskopik terutama apabila serat tidak dapat dilakukan
uji secara mekanika atau kimia.

- Pengujian Bilangan Tembaga Cara Trotman


Untuk mengetahui tingkat kerusakan serat dengan menghitung
bilangan tembaga dengan cara Trotman.

- Pengujian Bilangan Tembaga Clieben dan Geacke


Untuk mengetahui tingkat kerusakan serat dengan menghitung
bilangan tembaga dengan cara Clieben dan Geacke.

- Pengujian Kedewasaan Serat Kapas


Untuk mengetahui persentase kapas dewasa dari penampang
membujur dan penampang melintangnya.

- Uji Angka Aktivitas Barium


Untuk identifikasi benang dan kain kapas yang telah dimerser
baik yang telah maupun yang tidak dicelup, secara kuantitatif. Untuk
menunjukkan adanya reaksi yang sempurna antara kapas dan larutan
merserisasi.

2. Teori Dasar
 Analisa Kuantitatif Serat Cara Mikroskopik
Cara ini dilakukan apabila tidak dapat dilakukan uji secara
mekanika atau kimia. Untuk melakukan analisa kuantitatif serat
dengan cara mikroskopik diperlukan pengukuran masing-masing
diameter serat dan jumlah serat, sedangkan berat jenis (BJ) serat
dapat dilihat dari tabel. Pengukuran diameter serat dilakukan dengan
menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer.
Mikrometer ini diletakkan pada bidang diafragma lensa okuler,
sehingga akan berhimpit dengan bayangan serat yang dibentuk lensa
obyektif. Lensa okuler pada mikroskop difokuskan di bidang yang
sama dengan bayangan serat, sehingga bayangan serat maupun
skala mikrometer bersama-sama dalam satu focus dan diperbesar
dalam perbesaran yang sama. Dengan dimikian dimensi bayangan
serat dapat diukur dalam mikrometer.

 Pengujian Bilangan Tembaga


Kerusakan serat selulosa secara kuantitatif dilakukan antara
lain dengan penetapan bilangan tembaga. Bilangan tembaga adalah
jumlah tembaga yang direduksi dari kupri (Cu2+) menjadi kupro (Cu+)
oleh 100 g selulosa apabila dikerjakan dalam larutan Fehling atau
larutan sejenis. Pengujia dapat dilakukan dengan cara Trotman atau
cara Clieben dan Geacke. Cara Trotman menggunakan alkali kuat
sehingga apabila pengerjaan kurang hati-hati, alkali kuat dapat
mengubah gugus pereduksi menjadi non pereduksi, sehingga hal ini
dapat memberikan nilai bilangan tembaga yang lebih kecil dari
seharusnya.

Fluiditas larutan 0,5


Jenis Serat Bilangan Tembaga
%

Kapas Murni <1 1–2

Rayon Viskosa 0,8 – 1,5 8 – 14

Rayon Kupro 0,5 – 1,5 2,5 – 6

Rayon Asetat 2,8 – 3,2 53 – 54

Kerusakkan oleh zat


kimia
Asam 10% 0,3 10

Asam 30% 0,8 18

Asam 50% 1,4 27

Oksidasi 10% 0,5 10

Oksidasi 30% 2,0 20

Oksidasi 50% 4,2 27

Alkali 10% 0,2 10

Alkali 30% 0,5 20

Alkali 50% 1,8 27

 Pengujian Kedewasaan Serat Kapas


Serat kapas pada umumnya mempunyai struktur serat yang
sama, tetapi berbeda dalam persentase bagian-bagiannya. Perbedaan
ini bergantung pada kedewasaan serat. Kedewasaan serat dapat
dilihat dari tebal tipisnya dinding sel. Semakin dewasa serat dinding
selnya akan semakin tebal. Serat dianggap dewasa bila tebal dinding
selulosa sama dengan tebal lumennya, sedangkan serat yang tebal
dinding selulosanya lebih tipis dari tebal lumennya digolongkan pada
serat kapas muda.
Pada uji kedewasaan serat kapas, jika persentase dewasa >
70% maka serat kapas merupakan serat baik, jika persentase serat
dewasa antara 68 – 70%, serat kapas merupakan serat cukup,
sedangkan jika persentase kapas dewasa < 68% serat kapas kurang
baik.
Serat Kapas termasuk ke dalam serat alam. Serat kapas
dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk dalam jenis
Gossypium, ialah:
1. Gossypium arboreum (berasal dari India).
2. Gossypium herbareum (asal tidak jelas).
3. Gossypium barbadense (berasal dari Peru).
4. Gossypium hirsutum (berasal dari Meksiko Selatan, Amerika
Tengah, dan Kepulauan Hindia Barat).
Berdasarkan panjang dan kehalusan serat, kapas yang
diperdagangkan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu:

Type 1 : Termasuk dalam type ini adalah serat kapas yang panjang,
halus, kuat, berkilau, dengan panjang stapel 1 1/2 inci
misalnya Kapas Mesir dan Kapas Sea Island. Kapas type ini
biasanya dipakai untuk benang dan kain yang sangat halus.

Type 2 : Termasuk dalam type ini adalah kapas medium yang lebih
kasar dan lebih pendek dengan panjang stapel 1/2 – 13/8 inci,
misalnya kapas Upland.

Type 3 : Termasuk dalam type ini adalah kapas-kapas yang pendek


kasar dan tidak berkilau dengan panjang stapel 3/8 – 1 inci
misalnya Kapas India, Cina dan sebagian kecil Kapas Timur
Tengah, Eropa Tenggara, dan Afrika Selatan.

Bentuk memanjang serat kapas, pipih seperti pipa yang


terpuntir. Bentuk memanjang ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu
dasar, badan dan ujung. Bentuk penampang serat kapas sangat
bervariasi dari pipih sampai bulat tetapi pada umumnya berbentuk
seperti ginjal. Serat kapas dewasa penampang lintangnya terdiri dari 6
bagian yaitu: Kutikula, Dinding primer, Lapisan antara, Dinding
sekunder, Dinding lumen, dan Lumen. Warna kapas tidak betul-betul
putih, biasanya sedikit cream. Karena pengaruh cuaca yang lam, debu
dan kotoran, akan menyebabkan warna keabu-abuan. Tumbuhnya
jamur pada kapas sebelum pemetikan menyebabkan warna putih
kebiru-biruan yang tidak bisa dihilangkan dengan dalam pemutihan.
Kekuatan serat kapas per bundel rata-rata adalah 96.700 pound per
inci2 dengan minimum 70.000 dan maksimum 116.000 pound per inci2.
Pada umumnya kekuatan serat menurun pada waktu basah tetapi
sebaliknya kekuatan kapas dalam keadaan basah makin tinggi. Mulur
saat putus serat kapas termasuk tinggi diantara serat-serat selulosa
alam, kira-kira dua kali mulur rami. Mulur serat kapas berkisar antara
4-13% bergantung pada jenisnya dengan mulur rata-rata 7%. Serat
kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan,
pengolahan dan pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat oksidasi
atau penghidrolisa menyebabkan kerusakan dengan akibat penurunan
kekuatan. Kerusakan dengan oksidasi karena terbentuknya oksi
selulosa biasanya terjadi dalam proses pemutihan yang berlebihan,
penyinaran dalam keadaan lembab, atau pemanasan yang lama
dalam suhu diatas 1400 C. Asam-asam menyebabkan hidrolisa ikatan-
ikatan glukosa dalam rantai selulosa membentuk hidroselulosa. Asam
kuat menyebabkan degradasi cepat. Alkali mempunyai sedikit
pengaruh pada kapas kecuali alkali kuat akan dengan konsentrasi
tinggi menyebabkan penggelembungan yang besar pada serat.

 Uji Angka Aktivitas Barium


Proses merserisasi pada kapas bertujuan untuk meningkatkan
daya serap, kilau dan kekuatan. Kapas yang dimerser bentuk
penampang seratnya menjadi lebih bulat seperti silinder, puntirannya
hilang dan beberapa sifat kimia dan fisikanya berubah, seperti daya
kilap, absorpsi dan kekuatan. Analisa kapas merser dapat dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif biasa dilakukan
dengan cara pengamatan penampang dibawah mikroskop dan
pewarnaan dalam seng khlorida yodida atau larutan Iodium dalam
Kalium Iodida. Identifikasi kualitatif lainnya dapat dilakukan dengan
menganalisis struktur serat menggunakan sinar X, namun cara ini
jarang dilakukan karena cukup sulit. Analisa secara kuantitatif biasa
dilakukan dengan cara mikroskopik untuk contoh uji yang terbatas
atau yang paling umum yaitu dengan penentuan angka aktivitas
barium yang lazim dikenal sebagai BAN (Barium Activity Number).
Prinsip pengujian BAN yaitu contoh uji diuji secara kualitatif
dengan mikroskopik dan pewarnaan. Apabila menunjukkan uji positif
contoh uji dan benang kapas yang tidak dimerser yang telah dimasak
dengan baik, dimasukkan kedalam larutan barium hidroksida pada
tempat yang terpisah dalam waktu tertentu. Sejumlah tertentu dari
masing-masing larutan barium hidroksida tersebut dan larutan barium
hidoksida semula (blanko) dititrasi dengan asam klorida. Perbandingan
antara jumlah barium hidroksida yang diserap oleh contoh uji dengan
jumlah barium hidroksida yang diserap oleh kapas standar dikalikan
dengan 100 akan menghasilkan angka aktivitas barium.

3. Alat dan Bahan


 Analisa Kuantitatif Serat Cara Mikroskopik
- Mikroskop - Serat yang akan diuji
- Mikrometer - Gabus
- Kaca obyek - Lak merah
- Cover glass
- Silet

 Pengujian Bilangan Tembaga Cara Trotman


- Erlenmeyer 250 ml
- Piala gelas 100 ml
- Pendingin refluks
- Penyaring Gocsh
- Pompa vacuum

 Pengujian Bilangan Tembaga Clieben dan Geacke


- Erlenmeyer 250 ml
- Piala gelas 100 ml
- Pendingin refluks
- Penyaring Gocsh
- Pompa vacum

 Pengujian Kedewasaan Serat Kapas


- Mikroskop - Larutan NaOH 18%
- Cover glass dan slide - Lak merah
glass - Contoh uji
- Gabus, jarum, benang

 Uji Angka Aktivitas Barium


- Buret 50 ml - Air suling
- Botol penyimpanan 250- - Benang kapas Ne1 40/2 yang
500 ml belum dimerser sebagai
- Erlenmeyer 125 ml bahan pembanding
- Erlenmeyer dengan - Sabun netral
pendingin refluks - Contoh uji
- Erlenmeyer tutup asah
- Piala gelas 1500 ml
- Mikroskop lengkap
- Pembakar Bunsen atau
kompor listrik
- Penangas air
- Pipet gondok 10 ml
- Pipet gondok 30 ml
- Tungku pengering

4. Pereaksi
 Pengujian Bilangan Tembaga Cara Trotman
- Larutan Fehling A1 (70 g/L CuSO4)
- Larutan Fehling B1 (140 g NaOH dan 346 g K.Na.tartrat dalam 1 L
air)
- Larutan Ferric Alum dalam asam sulfat pekat
- Larutan H2SO4 2 N
- KMnO4 0,1 N

 Pengujian Bilangan Tembaga Clieben dan Geacke


- Larutan Fehling A2 (100 g/L CuSO4)
- Larutan Fehling B2 (50 g NaHCO3 dan 350 g Na2CO3 dalam 1 L air)
- Larutan NaHCO3 20 g/L
- Larutan H2SO4 2 N

 Uji Angka Aktivitas Barium


- Asam khlorida 0,1 N
- Alkohol (etanol 95% atau methanol yang tidak mengandung air)
- Barium hidroksida 0,25 N
- Enzym pelarut kanji
- Natrium karbonat
- Pelarut petroleum dengan itik didih 30o-60oC (pentana)
- Fenolftalin (indicator)
- Sabun netral

5. Cara Kerja
 Analisa Kuantitatif Serat Cara Mikroskopik
Cara pengukuran diameter serat:
- Buatlah irisan penampang melintang serat dan letakkan pada kaca
obyek, teteskan medium pada contoh, tutup dengan kaca penutup
(cover glass), kemudian letakkan di bawah mikroskop yang telah
dilengkapi dengan mikrometer.
- Himpitkan salah satu garis mikrometer okuler dengan salah satu
tepi bayangan serat, dengan cara memutar lensa okuler sehingga
garis-garis pada mikrometer sejajar dengan tepi serat.
- Geser kaca objek perlahan-lahan sampai salah satu garis
mikrometer berhimpit dengan tepi bayangan serat.
- Hitung jarak antara dua tepi bayangan serat menggunakan skala
mikrometer dengan teliti.

Pelaksanaan Analisa

- Siapkan mikroskop dengan mikrometer.


- Buatlah irisan penampang melintang benang, benang harus
seluruhnya terpotong.
- Hitunglah jumlah penampang serat minimum sebanyak 1000 serat.
- Hitunglah diameter masing-masing serat minimal 100 kali
kemudian di rata-rata. Untuk diameter serat bundar dihitung
panjang diameternya, untuk diameter serat yang tidak beraturan
ukur yang terpanjang ke arah lebar dan ke arah panjang kemudian
dirata-rata.

 Pengujian Bilangan Tembaga Cara Trotman


- Potong contoh uji dengan ukuran 1 x 1 m, timbang teliti sebanyak 1
gram.
- Masukkan dalam labu Erlenmeyer.
- Masukkan 25 ml larutan Fehling A1 dan 25 ml larutan Fehling B1
dan 50 ml air, tambahkan batu didih.
- Didihkan menggunakan pendingin refluks selama 15 menit (diukur
dari saat mendidih).
- Saring dengan menggunakan penyaring Gosch, kemudian bilas
menggunakan air mendidih sampai bersih.
- Pindahkan contoh uji ke dalam piala gelas dan tambahkan tepat 10
ml larutan Ferric Alum – asam sulfat.
- Pastikan warna merah pada contoh uji sudah hilang. Apabila masih
berwarna merah, tambahkan lagi ferric alum dengan volume tepat,
sampai warna merah hilang.
- Siapkan penampung filtrat dalam keadaan bersih.
- Saring contoh uji dengan penyaring Gosch dan tampung filtratnya.
- Cuci dengan 10 ml H2SO4 2 N.
- Bilas dengan aquades sampai bersih.
- Titrasi filtrat dengan KMnO4 0,1 N.
- Lakukan titrasi blanko untuk larutan ferric alum sesuai dengan
volume yang digunakan.

 Pengujian Bilangan Tembaga Clieben dan Geacke


- Potong contoh uji dengan ukuran 1 x 1 m, timbang teliti sebanyak 1
gram.
- Masukkan dalam labu Erlenmeyer.
- Masukkan 5 ml larutan Fehling A2 dan 95 ml larutan Fehling B2 dan
50 ml air, tambahkan batu didih, kemudian aduk jangan sampai
berbusa.
- Didihkan contoh uji dengan menggunakan pendingin refluks
selama 2 jam dihitung dari mulai saat mendidih.
- Saring dengan menggunakan penyaring Gosch, kemudian bilas
dengan menggunakan NaHCO3 2% kemudian dengan air mendidih
sampai bersih.
- Pindahkan contoh uji ke dalam piala gelas dan tambahkan tepat 25
ml larutan Ferric Alum – asam sulfat.
- Pastikan warna merah pada contoh uji sudah hilang. Apabila masih
berwarna merah, tambahkan lagi ferric alum dengan volume tepat,
sampai warna merah hilang.
- Siapkan penampung filtrat dalam keadaan bersih.
- Saring contoh uji dengan penyaring Gosch dan tampung filtratnya.
- Cuci dengan 10 ml H2SO4 2 N.
- Bilas dengan aquades sampai bersih.
- Titrasi filtrat dengan KMnO4 0,1 N.
- Lakukan titrasi blanko untuk larutan ferric alum sesuai dengan
volume yang digunakan.

 Pengujian Kedewasaan Serat Kapas


Penampang membujur:
- Uji penampang serat membujur, serat kapas diambil kemudian
diratakan sejajar diatas kaca objek dengan menggunakan jarum
sehingga serat menjadi terbuka, lalu ditutup dengan cover glass
dan ditetesi dengan larutan NaOH 18%.
- Amati penampang serat tersebut perbesaran sampai 400 kali.
- Hitung jumlah serat dewasa dan muda dengan jumlah minimal 100.

Penampang melintang
- Uji penampang serat melintang, serat kapas diambil kemudian
diratakan lalu diberi lak merah biarkan sampai kering.
- Siapkan jarum kemudian beri benang.
- Siapkan gabus dan masukkan jarum ke dalam gabus, tarik jarum
sebagian sampai terdapat lengkungan dan masukkan sekelompok
serat yang sudah diberi lak merah tarik perlahan-lahan.
- Irislah serat yang terdapat digabus setipis mungkin dengan
menggunakan cutter/silet simpan diatas kaca obyek dan tutup
dengan kaca penutup tetesi dengan NaOH 18%.
- Amati penampang serat secara melintang, perbesaran sampai 400
kali.
- Hitung jumlah serat yang dewasa dan muda dengan jumlah
minimal 100.

 Uji Angka Aktivitas Barium


Uji kuantitatif ini hanya dilakukan jika uji kualitatif positif.
1. Pengerjaan Pendahuluan
Pengerjaan pendahuluan ini dimaksudkan untuk
menghilangkan zat-zat bukan selulosa sehingga didapatkan kapas
semurni mungkin tanpa merubah susunan kimianya. Apabila
contoh uji telah diketahui tidak mengandung kanji atau bahan
penyempurnaan maka dapat langsung dikerjakan pengujian, tetapi
kalau contoh uji tersebut mengandung kanji atau bahan
penyempurnaan maka untuk mendapatkan keadaan yang sam dari
seluruh contoh-contoh uji termasuk bahan pembanding dikerjakan
sebagai berikut:

- Dari tiap-tiap contoh uji dan bahan pembanding yang telah


dilakukan pengerjaan pendahuluan ditimbang seberat 2 g dan
masukkan kedalam Erlenmeyer tutup asah 250 ml.
- Kedalam masing-masing Erlenmeyer dimasukkan 30 ml Barium
Hidroksida 0,25 N dan juga kedalam 2 buah Erlenmeyer kosong
untuk pengujian blanko, dengan menggunakan pipet gondok 30
ml.
- Setelah penambahan Barium Hidroksida segera Erlenmeyer
tersebut ditutup dan diletakkan diatas penanggas air pada suhu
kamar (0-25oC) selama paling sedikit 2 jam dan sering dokocok-
kocok.
- Setelah 2 jam dari masing-masing larutan tersebut termasuk
juga larutan blanko diambio 10 ml dan dititrasi dengan asam
khlorida 0,1 N dengan indicator fenolftalin.
- Dari hasil titrasi tersebut dapat dihitung perbandingan antara
jumlah barium hidroksida yang diserap oleh contoh uji dengan
yang diserap oleh bahan pembanding. Hasil perbandingan ini
dikaitkan dengan 100 didapatkan angka aktivitas barium.

6. Data Percobaan
 Analisa Kuantitatif Serat Cara Mikroskopik
- terlampir
 Pengujian Bilangan Tembaga Cara Trotman
- terlampir
 Pengujian Bilangan Tembaga Clieben dan Geacke
- terlampir
 Pengujian Kedewasaan Serat Kapas
- terlampir
 Uji Angka Aktivitas Barium
- terlampir
7. Diskusi
 Analisa Kuantitatif Serat Cara Mikroskopik
- Pada saat mengukur diameter harus hati-hati karena bisa saja
terjadi kesalahan, dimana kepekaan mata dan alat akan sangat
mempengaruhi hasil percobaan.
- Persiapan dan pembuatan preparat yang membutuhkan ketelitian
tinggi karena dengan alat yang minimalis hasil pengamatan tidak
maksimal terutama pada pengamatan penampang melintang.

 Pengujian Bilangan Tembaga


- Bilangan tembaga adalah bilangan yang menunjukkan banyaknya
gugus pereduksi pada bahan. Untuk menguji bilangan tembaga ini
dilakukan dengan dua cara yaitu cara trotman dan cara clieben dan
geake. Pada kedua cara ini sama – sama menggunakan prinsip
titrasi permanganometri. Titrasi permanganometri digunakan untuk
menetapkan kadar reduktor dalam suasana asam sulfat encer
dengan menggunakan kalium permanganat sebagai titran. Namun
perbedaan dari kedua cara ini adalah pada larutan Fehling B. Yaitu
cara trotman menggunakan alkali kuat (NaOH)dan cara clieben dan
geake menggunakan alkali lemah (NaHCO3). Karena pada cara
trotman menggunakan alkali kuat, maka proses titrasi yang
dilakukan harus cepat, untuk mencegah gugus pereduksi (aldehid)
berubah menjadi gugus non-pereduksi (karboksilat). Apabila hal ini
terjadi, maka nilai bilangan tembaga akan lebih kecil, karena gugus
pereduksi yang tertitar lebih sedikit pula.
- Hal lain yang harus diperhatikan dalam penetapan bilangan
tembaga ini adalah proses titrasi harus dilakukan pada suhu
kurang lebih 60oC. Apabila suhu titrasi lebih tinggi akan membentuk
endapan coklat MnO2 yang mengganggu. Sedangkan apabila suhu
titrasi lebih rendah atau dingin, maka reaksi yang berlangsung kan
lama. Titik akhir dari titrasi adalah pada saat larutan berubah jadi
warna merah muda.

 Pengujian Kedewasaan Serat Kapas


- Praktikum yang dilakukan untuk menguji kedewasaan serat kapas,
dilakukan dengan menghitung jumlah perbandingan serat yang
dewasa dan yang muda dari penampang melintang dan membujur.
- Untuk penamapang melintang, kapas dewasa akan terlihat lebih
bulat, dan tebal dinding sekundernya sama dengan atau lebih tebal
dari tebal lumennya. Semakin tebal dinding sekunder dari serat,
maka semakin tua atau dewasa serat tersebut. Sebaliknya untuk
serat yang muda, diding sekunsernya akan terlihat lebih tipis dari
tebal lumennya.Pada pengujian penampang membujur, serat yang
tua akan terlihat lebih menggelembung dan pada serat yang muda
kan terlihat adanya pilinan yang jelas.
- Dari pengujian yang dilakukan, perbandingan antara serat dewasa
dan muda tidak terlalu jauh, apalagi pada bagian tertentu yang
diuji, perbandingan antara serat dewas dan muda hampir sama.
Sehingga ini akan mempengaruhi komposisi kain dilihat dari
kedewasaan seratnya.

 Uji Angka Aktivitas Barium


- Selama praktikan mengerjakan pengujian ini, pengerjaan didasarkan
pada sifat penyerapan kapas yang sudah dimerser, dimerser lemah
ataukah belum dimerser. Proses merserisasi ini dapat
meningkatkan daya serap, kilau dan kekuatan. Kapas dimerser
bentuk penampang seratnya menjadi lebih bulat seperti silinder,
puntirannya hilang dan beberapa sifat kimianya dan fisikanya hilang
atau berubah seperti daya kilap, absorpsi dan kekuatan tariknya.
Terjadinya penambahan penyerapan terhadap zat – zat kimia dalam
praktikum ini adalah larutan Ba(OH)2. Berdasarkan penyerapan
larutan Ba(OH)2 kedalam bahan serat kapas ini didapatkan
kesimpulan apakah kapas tersebut apakah sudah/ belum dimerser
- Pengujian ini menurut paraktikan sangat sesuai untuk serat kapas
yang terbebas dari zat – zat sisa pre-treatment, belum dicelup
sampai belum ke proses pnyempurnaan, karena zat – zat yang
digunakan dalam proses-proses tersebut kemungkinan besar dapat
mengganggu jalannya pengujian angka aktivitas barium.
- Pengerjaan Titrasi Asidimetri yang dilakukan praktikan dengan
menggunakan HCl kemungkinan konsentrasinya tidak begitu
diperhatikan sehingga larutan yang digunakan sebagai standarisasi
baku sekunder ini mempengaruhi hasil angka aktivitas barium yang
diperoleh.
- Selama penambahan barium hidroksida praktikan berusaha agar
tidak terjadi kontak langsung –CO2 dari udara akan membentuk
barium karbonat yang selain mempengaruhi konsentrasi barium
hidroksida juga membentuk lapisan tipis yang mengakibatkan
kesalahan pengamatan praktikan.
Ba(OH)2 + CO2  BaCO3 + H2O

Ba(OH)2 + 2 HCl + PP  BaCL2 + 2H2O

8. Kesimpulan
 Analisa Kuantitatif Serat Cara Mikroskopik
Uji pelarutan:
- Poliester = 76,94%
- Kapas = 23,06 %

Komposisi serat:

- Poliester = 77,441 %
- Kapas = 22,558 %

 Pengujian Bilangan Tembaga Cara Trotman


Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka kapas dengan sampel
21 rusak asam 10%

 Pengujian Kedewasaan Serat Kapas


Kapas dewasa:
- Penampang membujur = 70,76 %
- Penampang melintang = 67,67 %
Sehingga didapat bahwa serat dengan uji sampel R termasuk
kapas cukup dewasa.
 Uji Angka Aktivitas Barium
Angka aktivitas Barium = 127,27 % sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa kain contoh uji no.7 dimerser

9. Daftar Pustaka
1. Widayat S.Teks, dkk. Serat-Serat Tekstil. Institut Teknologi Tekstil.
Bandung: 1973.
2. Rahayu, Hariyanti, dkk. Bahan Ajar Praktikum Evaluasi Kimia 1
Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Kerusakan Serat Tekstil. Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil. Bandung: 2005

You might also like