You are on page 1of 43

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Tn.

A
DENGAN MASALAH KURANGNYA PENGETAHUAN TENTANG
PERAWATAN LUKA BAKAR PADA ANAK
TANGGAL 19-24 FEBRUARI 2019

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Kebidanan Komunitas

DISUSUN OLEH:
Vista Claudia Sari 011811223002
Afdhila Istigfarin 011811223005
Icha Nur Oktaria 011811223010
Anisah Sri Utami 011811223015
Shuviatul Chasanah 011811223044
Yeni Riskawati 011811223045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................................................ ii


BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4
2.1 Konsep Keluarga ...................................................................................................... 4
2.2 KonsepMenyusun Masalah Kesehatan Keluarga Berdasarkan Prioritas .................. 9
2.3 Konsep Luka Bakar .................................................................................................. 11
BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................................ 27
3.1 Pengkajian ................................................................................................................ 27
3.2 Menentukan Diagnosa / Masalah Kebidanan Dan Prioritas Masalah ...................... 35
3.3 Perencanaan .............................................................................................................. 39
3.4 Pelaksanaan .............................................................................................................. 47
3.5 Evaluasi .................................................................................................................... 48
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................................. 49
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 52
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 52
5.2 Saran ......................................................................................................................... 53
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Berdasarkan Survei Demografi dan kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan
dengan SDKI tahun 1991 yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Didukung
dengan data dari Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (Infodatin Kemenkes RI)
pada tahun 2014 perdarahan merupakan presentase tertinggi penyebab kematian Ibu
(30,3 %), sedangkan partus lama merupakan penyumbang kematian ibu terendah
(1,8%). (Kemenkes RI, 2014 : 1-2). Angka Kematian Ibu di Jawa Timur cenderung
menurun tiga tahun terakhir. Pada tahun 2015, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai
89,6 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2013 yang mencapai 97,39 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2014 yaitu
sebesar 93,52 per 100.000 angka kelahiran hidup. Capaian tersebut masih dikatakan
tinggi mengingat target MDG’s tahun 2015 dalam program AKI adalah sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jawa Timur, 2016 : 7).
Salah satu penyebab hal tersebut adalah kesakitan saat kehamilan.Saat
kehamilan seorang ibu pasti akan mengalami perubahan fisiologis maupun
psikologis. Proses kehamilan ini juga perlu pengawasan agar nanti dapat berjalan
normal dan dapat melalui persalinan yang aman sehingga ibu dan bayi selamat dan
sehat, sehingga diperlukan asuhan pada kehamilan atau biasa disebut Antenatal Care
(ANC).
Program kesehatan ibu di Indonesiamenganjurkan agar ibu hamil melakukan
palingsedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaanselama kehamilan, menurut
jadwal 1-1-2 yaitu:paling sedikit sekali kunjungan dalam trimesterpertama, paling
sedikit sekali kunjungan dalamtrimester kedua, dan paling sedikit dua kalikunjungan
dalam trimester ketiga (Kemenkes, 2012). Salah satu manfaat kunjungan ini adalah
untuk skrening ibu hamil untuk mendeteksi resiko pada ibu hamil, salah satunya
kehamilan resiko tinggi. Yaitu kehamilan dengan adanya salah satu atau lebih faktor

1
resiko dari pihak ibu maupun bayi yang dapat memberikan dampak yang kurang
menguntungkan bagi ibu dan bayi(Sarwono,2008).
Kasus kehamilan risiko banyak ditemukan di masyarakat, tetapi tenaga
kesehatan tidak bisa mengabaikan begitu saja ibu hamil yang normal. Semua ibu
hamil perlu didampingi dan dipantau kondisinya, karena ibu hamil normal bisa
menjadi berisiko jika tidak dipantau dan didampingikarena itu peran serta bidan
sangat dibutuhkan dalam pemantauan dan mendeteksi ibu hamil risiko.Salah satu
tindakan yang dilakukan oleh bidan yaitu melaui promosi kesehatan dan pencegahan
risiko, seperti pemberian suplemen nutrisi, zat besi, imunisasi tetanus toksoid dan
pemberian konseling tentang tanda bahaya kehamilan, dan keluarga berencana.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian data yang dilakukan
Mahasiswa DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang di RW 04
Dusun Turi, Desa Turirejo Kecamatan Lawang pada Januari 2017, jumlah ibu hamil
sebanyak 9 jiwa, dan dari jumlah ibu yang hamil, 7 diantaranya adalah ibu hamil
normal yang memiliki masalah dalam kehamilannya seperti ibu idak mengetahui
pentingnya mengkonsumsi tablet Fe pada ibu hamil dan lain sebagainya.
Oleh karena latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
Asuhan Keluarga Tn. M dengan masalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang
pentingnya konsumsi Fe pada ibu hamil.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada keluarga
yang mempunyai masalah kesehatan khususnya pelayanan kesehatan yang
berhubungan dengan bidang kebidanan secara menyeluruh.
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian untuk menentukan masalah
kesehatan
2) Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa atau masalah kebidanan serta
menentukan prioritas masalah
3) Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan kebidanan keluarga yang akan
dilakukan

2
4) Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan keluarga yang
disusun
5) Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan kebidanan yang telah dilakukan

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Pengertian
Menurut Depkes RI Th. 1988, Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan(Depkes RI,
1988).
Keluarga adalah dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dalam didalam
peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Effendy, 2008).
2.1.2 Struktur Keluarga
1. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, menurut Effendy (2008)
diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
2. Pemegang kekuasaan dalam keluarga

4
Pemegang kekuasaan atau pengambilan keputusan dalam keluarga terdiri
dari bermacam – macam diantaranya adalah :
1. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ayah
2. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ibu
3. equalitarian, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah ayah dan ibu
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuasaan dalam keluarga:
a. Hirarki kekuasaan keluarga
b. Tipe bentuk orang tua (orangtua tunggal, keluarga campuran dll)
c. Pembentukan koalisi
d. Jaringan komunikasi keluarga
e. Kelas sosial
f. Tahap perkembangan keluarag
g. Latar belakang keluarga dan religius
2.1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga
Ciri – ciri struktur keluarga menurut Effendy (2008), adalah :
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mnjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
2.1.4 Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berani (Serial family)

5
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f. Kelurga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk
suatu keluarga.
2.1.5 Peranan Keluarga
Menurut Effendy (2008), peranan keluarga adalah :
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.

b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
2.1.6 Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :

6
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluraga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialaisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
2) Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang
akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan
sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan
membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
2.1.7 Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupannya menurut Effendy (2008) adalah sebagi berikut:

7
a. Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari menikanya yang dilanjutkan dalam membentuk rumah
tangga.
b. Tahap Menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendaptkan keturunan sebagai generasi
penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang
merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi Bayi
Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang
kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung
kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih sangat
lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya sudah
mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah
kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih.
Dalam fase keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma sosial
budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapai anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,
mengajari anak untulk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak
belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan
meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak
akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya, Oleh
karena itu suritaula dan dari kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara
dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat meneyelesaikan
pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke

8
masyarakat dalam memulai kehidupannya sesunggunya, dalam tahap
inianak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri,
tinggalah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini, keluarga akan merasa
sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan
depresi dan stress.
i. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

2.2 Konsep Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Menurut Prioritasnya


Setelah data dianalisa, mungkin keluarga menghadapi beberapa masalah
kesehatan dan masalah perawatan yang tidak dapat ditangani sekaligus melihat
sumber daya keluarga maupun sumber daya tenaga kesehatan. Maka mengingat
situasi ini tenaga kesehatan dapat menyusun masalah-masalah yang telah
diidentifikasi sesuai prioritasnya. Sehingga tersusunlah sebuah alat yang disebut
Skala Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Menurut Prioritasnya.
Alat ini bertujuan untuk melihat masalah seobjektif mungkin. Ada 4 kriteria
dalam menentukan prioritas dari masalah-masalah kesehatan:
2.2.1 Sifat masalah
Dikelompokkan dalam ancaman kesehatan, tidak kurang sehat dan krisis yang
dapat diketahui
2.2.2 Kemungkinan dari masalah dapat diubah-ubah
Kemungkinan berhasilnya mengurangi masalah, atau mencegah masalah bila
seandainya ada tindakan.
2.2.3 Potensi masalah untuk dicegah
Sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi atau dicegah
2.2.4 Masalah yang menonjol
Cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan
mendesaknya masalah.

9
KRITERIA MASALAH Skor BOBOT
a. Sifat masalah
1) Ancaman kesehatan 3
1
2) Tidak/kurang sehat 2
3) Krisis 1
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
1) Dengan mudah 2
2
2) Hanya sebagian 1
3) Tidak dapat 0
c. Potensi masalah untuk dicegah
1) Tinggi 3
1
2) Cukup 2
3) Rendah 1
d. Menonjolnya masalah
1) Masalah berat harus ditangani 2
2) Ada masalah tetap tidak perlu segera 1 1
ditangani
0
3) Masalah tidak dirasakan
Skoring :
a. Tentukanlah skor untuk setiap criteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
skor
× Bobot
angka tertinggi
Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5, sama
dengan seluruh bobot.

2.3 Konsep Luka Bakar

10
BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga Tn. A Dengan Masalah Kurangnya


Pengetahuan Tentang Perawatan Luka Bakar Pada Anak
Tanggal 19-24 Februari 2019
Di Desa Mojo Kecamatan Gubeng Kota Surabaya

3.1 Pengkajian
Hari, Tanggal : Selasa, 19 Januari 2019
Waktu :
Tempat : Rumah Tn. A
Oleh :
Data Subyektif

a. Struktur keluarga
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : ± Rp 1.500.000,- / bulan
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jalan Mojo V, Gubeng, Surabaya
Pertemuan ke :1
Usia menikah : 22 tahun

11
b. Data Anggota Keluarga
Hub.
No Nama Umur L/P Agama Pendidikan Pekerjaan
Keluarga
1 Tn. A 24th L Islam KK SMP Swasta
2 Ny. A 22th P Islam Istri SMP -
3 An. S 1th L Islam Anak - -

c. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Keluarga yang tinggal satu rumah, keluarga yang dibina
d. Pengambilan Keputusan
Dalam keluarga yang mengambil keputusan dan memutuskan suatu
permasalahan dalam keluarga adalah Tn. A. Keputusan yang dimiliki Ibu
akan disampaikan pada suami, dan keputusan terakhir yang digunakan
adalah keputusan suami. Jika suami tidak dapat mengambil keputusan
tentang masalah, Tn. A akan berdiskusi dengan ayah Tn. A.
e. Hubungan Dalam Keluarga
Hubungan antara keluarga baik. Tn. A selalu mendukung kehamilan
yang sedang dijalani Ibu. Antara Tn. A dan Ny. A hampir tidak pernah
bertengkar, Tn. A bersifat terbuka dalam menegur Ny. A, dan Ny. A tidak
mudah marah saat ditegur.
f. Kebutuhan Sehari-hari
1) Kebutuhan Nutrisi

12
a) Untuk memenuhi nutrisi keluarga sehari-hari dengan memasak
sendiri dengan komposisi : nasi, sayur, ikan, tempe, tahu, telur,
daging ayam. Ibu juga membeli buah.
b) Tn. A mempunyai frekuensi makan yang teratur yaitu 3x sehari.Ny.
A biasa makan 3x dalam sehari, dan semenjak hamil Ibu makan 5-6x
dalam sehari.
2) Kebutuhan Istirahat
Kebiasaan istirahat keluarga tidak teratur tergantung pada kemauan dan
kesibukan masing-masing:
a) Tn. Apulang kerja pada jam 11.30 WIB sehingga tuan A sering tidur
siang. Biasanya Tn. A tidur siang pada jam 12.30-14.00 WIB. Dan
biasanya malam tidur mulai jam 22.00 WIB sampai jam 05.00 WIB.
b) Ny. A pada siang hari selalu tidur meskipun cuma 1 atau 2 jam dan
pada malam hari Ny. S tidur pukul 21.00 WIB dan bangun pukul
04.00 WIB atau 05.00 WIB untuk menyiapkan minum dan makan
untuk suami.
3) Kebersihan Diri
Dalam sehari anggota keluarga mandi 2x sehari, gosok gigi 2-3x sehari
menggunakan pasta gigi, Tn. A mengganti pakaian 3x setelah pulang
kerja dan setelah mandi, dan Ny. S berganti baju 2x setelah mandi.
Selama hamil, Ny. S selalu berganti celana dalam saat merasa lembab
atau setelah BAK jika celana dalam basah.
4) Eliminasi
Pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x sehari.
Sekarang Ny. A BAB 1-2 hari sekli, Ny. A merasa sulit BAB.
5) Olah Raga
Ibu menggangap bahwa pekerjaan rumah yang dilakukan merupakan
olah raga bagi ibu. Demikian halnya dengan suami.
6) Rekreasi
Ibu beserta seluruh anggota keluarga jarang berekreasi. Keluarga selalu
menggunakan waktu senggangnya untuk menonton TV atau
bercengkerama bersama.

13
g. Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
1) Penghasilan
Setiap bulan Tn. A mendapat menghasilan ± Rp. 3.000.000, 00 yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ny. A tidak mendapat
penghasilan karena tidak bekerja. Tn. A memiliki kepercayaan pada Ny.
Auntuk mengatur keuangan keluarga.
2) Pendidikan
Tn. A lulusan SMA dan sekarang bekerja swasta, Ny. A lulusan SMA
dan sekarang tidak bekerja.
3) Suku dan Agama
Tn. A dan Ny. A adalah sama-sama suku jawa dan beragama Islam.
4) Hubungan dengan Keluarga
Hubungan anggota keluarga terjalin baik, jika ada masalah diselesaikan
dengan musyawarah, dan Ny. A selalu menuruti perkataan suami.
h. Faktor Lingkungan
1) Perumahan
Rumah yang ditempati Tn. A adalah milik orang tua Tn.A, dengan luas
tanah 150 m2, dan luas bangunan 100 m2, dan terdiri dari 4 kamar tidur, 1
ruang tamu, 1 dapur. Ventilasi rumah berupa jendela terbuka dengan
sirkulasi udara dan cahaya cukup. Kamar mandi dan WC di dalam
rumah. Memiliki teras dan diberi tanaman dalam pot.

Gambar 3.2 Denah Rumah Tn. A

14
TERAS

KAMAR TIDUR
RUANG TAMU

KAMAR TIDUR
RUANG KELUARGA

Kamar Kamar WC
tidur tidur
DAPUR WC

2) Jenis Bangunan
Lantai rumah dari keramik, dinding tembok, ventilasi jendela terbuka,
penerangan listrik, cahaya masuk cukup.
3) Kebersihan
Halaman rumah cukup bersih, keadaan rumah juga cukup bersih.
4) Pemakaian Air
Menggunakan air PDAM, sifat air jernih, tidak berbau dan tidak berasa.
5) Jamban Keluarga
Jamban keluarga adalah jamban jongkok dengan jarak septik tank dari
sumber air > 10 meter.
6) Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah rumah melalui selokan dan tertutup.
7) Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibuang di tong sampah kemudian diambil petugas
secara berkala.
8) Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Tn. A terbiasa ke tenaga kesehatan bila sakit, biasanya pergi ke
bidan atau ke Puskesmas jika sakit.
i. Psikologis

15
Dalam keluarga suka bergurau, banyak tetangga atau saudara yang sering
berkunjung setiap harinya.
j. Keadaan Kesehatan Keluarga
1) Tn. A tidak pernah sakit hingga harus di rawat di Rumah Sakit, hanya
batuk pilek.
2) Ny. A tidak pernah di rawat di Rumah Sakit. Biasanya sakit batuk pilek
dan untuk mengatasinya ibu berobat ke bidan atau ke Puskesmas.
k. Riwayat Kehamilan
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang hamil
l. Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan persalinan An. S di Bidan secara normal.
m. Riwayat Nifas
Ibu mengatakan tidak ada masalah selama masa sesudah melahirkan.
n. Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan.
o. Riwayat Perkawinan
1) Usia pertama kali menikah : suami : 22 tahun, istri : 20 tahun
2) Lama menikah : 2 tahun
3) Status pernikahan : sah
4) Kawin ke : suami : 1, istri : 1
p. Profil Kegiatan dalam Keluarga

Pelaku
Tipe Kegiatan
Kegiatan
Repro-duktif
Perempuan

Pro-duktif
Laki-laki

Waktu Kegiatan
Sosial

04.00 Bangun tidur √ √


04.30 Shalat subuh √ √
05.00 Berbelanja √ √
05.30 Memasak √ √
06.00 Mandi √ √
06.30 Makan pagi √ √
07.00 Kerja √ √
07.30 Mencuci piring √ √

16
08.00 Membersihkan rumah √ √
Menyapu teras dan
08.30 √ √
pekarangan belakang rumah
Ke rumah Ibu membantu Ibu
09.00 √ √
membersihkan rumah
09.30 Memasak √ √
10.00 Membersihkan pekarangan √ √
10.30 Pulang ke rumah, mandi √
11.00 Memasak untuk siang √ √
11.30 Setrika baju √ √
12.00 Pulang kerja √
12.30 Sholat dhuhur √ √
13.00 Tidur siang √ √
13.30 Tidur siang √ √
14.00 Menyiapkan makan suami √ √
14.30 Makan siang √ √
15.00 Mencuci piring √ √
15.30 Sholat ashar √ √
16.00 Mandi √ √
16.30 Kegiatan di masyarakat √ √
17.00 Kegiatan di masyarakat √ √
17.30 Menonton TV √ √
18.00 Sholat magrib √ √
18.30 Menyiapkan makan malam √ √
19.00 Makan malam √ √
19.30 Menonton TV √ √
20.00 Mencuci piring √ √
20.30 Tidur malam √ √
21.00 Tidur malam √ √

Analisa Profil Kegiatan Keluarga, dari 35 kegiatan yang dilakukan 18


kegiatan dilakukan oleh Tn. A dan 32 kegiatan dilakukan oleh Ny. S.

Data obyektif
a. Tn. A
Pemeriksaan Umum
6) Keadaan Umum : Baik
7) Kesadaran : Komposmentis
8) Tekanan Darah : 120/70 mmHg
b. Ny. A
Pemeriksaan umum

17
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) TD : 110/70 mmHg
c. An. S

18
3.2 Menentukan Diagnosa / Masalah
No. Data Masalah Kesehatan
1. Ny. A mengatakan saat menaruh kopi Kurangnya perhatian orangtua
panas di meja kemudian ke dapur untuk dalam mengasuh anak
memasak, sang anak sedang belajar
berjalan dengan berpegangan di
pinggiran meja tempat menaruh kopi
tersebut tanpa sepengetahuan Ny. A
kopi tersenggol tangan anak dan tumpah
mengenai tubuh anak

2. Ny. A mengatakan sebelum dibawa ke Kurangnya pengetahuan tentang


bidan luka anaknya di beri pasta gigi pertolongan pertama pada luka
bakar
3. Ny. A dan Tn. A melarang anaknya Kurangnya pengetahuan tentang
untuk mengonsumsi makanan yang asupan nutrisi dalam masa
berbau amis, seperti ikan, telur dan penyembuhan luka
daging karena dipercaya dapat
menyebabkan gatal pada luka

Skoring Masalah
1. Kurangnya perhatian orangtua dalam mengasuh anak
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah Kurangnya perhatian
: kurang sehat 2 2 orangtua dalam mengasuh
x1
3 3 anak dapat bepengaruh
terhadap keselamatan anak
2. Kemungkinan Masalah hanya sebagian
masalah dapat 1 dapat diubah, ayah bisa
x2 1
diubah : hanya 2 membantu mengasuh anak
sebagian ketika di rumah
3. Potensi Masalah dapat dicegah
masalah untuk 2 2 dengan penyuluhan yang
x1
dicegah : 3 3 tepat terutama partisipasi
cukup ayah dalam mengasuh anak
4. Menonjolnya 2 Keluarga menyadari
x1 1
2
masalah : masalah tersebut merupakan

19
masalah harus masalah yang harus segera
segera ditangani
ditangani
Total skor 𝟏
𝟑
𝟑

2. Kurangnya pengetahuan tentang pertolongan pertama pada luka bakar


No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah Kurangnya pengetahuan
: ancaman tentang pertolongan pertama
kesehatan 3 pada luka bakar dapat
x1 1
3 berdampak penyembuhan
luka yang lama dan beresiko
infeksi
2. Kemungkinan Masalah dapat diubah
masalah dapat 2 dengan mudah melalui
x2 1
diubah : 2 penyuluhan yang tepat.
dengan mudah
3. Potensi Masalah dapat dicegah
masalah untuk 3 dengan penyuluhan yang
x1 1
dicegah : 3 tepat
tinggi
4. Menonjolnya Keluarga menyadari
masalah : masalah tersebut merupakan
2
masalah perlu x1 1 masalah yang harus segera
2
segera ditangani
ditangani

Total skore 5

20
3. Kurangnya pengetahuan tentang asupan nutrisi dalam masa penyembuhan luka
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah Asupan nutrisi yang tidak
: kurang sehat tepat dapat memperlambat
2 2
x1 penyembuhan luka dan
3 3
menimbulkan nyeri yang
berkepanjangan
2. Kemungkinan Masalah hanya sebagian
masalah dapat 1 dapat diubah karena
x2 1
diubah : hanya 2 berhubungan dengan
sebagian kepercayaan
3. Potensi Masalah dapat dicegah
masalah untuk 2 2 dengan penyuluhan yang
x1
dicegah : 3 3 tepat
cukup
4. Menonjolnya Keluarga tidak menyadari
masalah : 0 masalah tersebut merupakan
x1 0
2
masalah tidak masalah yang harus segera
dirasakan ditangani
𝟏
Total skore 𝟐
𝟑

Prioritas masalah
Dari skoring masalah, didapatkan prioritas masalah sebagai berikut:
No. Masalah Jumlah skor
1. Kurangnya pengetahuan tentang pertolongan pertama 5
pada luka bakar
2. Kurangnya perhatian orangtua dalam mengasuh anak 1
3
3
3. Kurangnya pengetahuan tentang asupan nutrisi dalam 1
2
masa penyembuhan luka 3

21
3.3 Perencanaan
Tabel 3.8 Perencanaan Asuhan Kebidanan Keluarga
Sumber-
Masalah Masalah sumber
Sasaran Tujuan Perawatan Tindakan Perawatan Kontak
kesehatan perawatan yang
dipakai
1 2 3 4 5 6 7
Kurangnya Kunjungan Bahan-
pengetahuan rumah bahan yang
keluarga tentang diperlukan
pentingnya Format
menkonsumsi Fe pengkajian.
pada ibu hamil Waktu dan
Identifikasi masalah keluarga (pengkajian data)
tenaga dari
pengkaji
dan
keluarga
yang
terlibat

22
- Kurangnya Setelah Setelah tindakan, - Mengucapkan salam Kunjungan Bahan-
pengetahuan tindakan/asuhan, diharapkan keluarga dan membina rumah bahan yang
keluarga keluarga dapat mengetahuiinformasi yang hubungan baik agar diperlukan
tentang mengambil jelas dan lengkap mengenai tercipta hubungan Buku KIA.
pentingnya tindakan yang pentingnya mengkonsumsi yang kooperatif antara Waktu dan
mengkonsumsi tepat agar ibu Fe pada ibu hamil pengkaji dan keluarga. tenaga dari
Fe pada ibu mendapat - Menjelaskanpengertian - Memberi pengetahuan pengkaji
hamil, fungsi penanganan kehamilan Fe pengertian tentang dan
dan manfaat yang tepat - Menjelaskan fungsi dan pentingnya keluarga
Fe, waktu sesuai keadaan manfaat dari Fe mengkonsumsi Fe yang
mengkonsumsi kehamilan Ibu - Menjelaskan sumber dari pada ibu hamil, fungsi terlibat
Fe, efek zat besi dan manfaat Fe, waktu
samping Fe, - Menjelaskan waktu mengkonsumsi Fe,
risiko apabila mengkonsumsi Fe efek samping Fe,
tidak - Menjelaskan efek risiko apabila tidak
mengkonsumsi samping Fe mengkonsumsi Fe
Fe pada - Menjelaskan risiko jika pada kehamilan dan
kehamilan dan tidak mengkonsumsi Fe sumber zat besi yang
sumber zat lain.

23
besi yang lain.
- Kurangnya Setelah Setelah tindakan, - Mengucapkan salam Kunjungan Bahan-
pengetahuan tindakan/asuhan, diharapkan keluarga dan membina rumah bahan yang
keluarga keluarga dapat mengetahuiinformasi yang hubungan baik agar diperlukan
tentang mengambil jelas dan lengkap mengenai tercipta hubungan Buku KIA.
pentingnya tindakan yang pentingnya mengkonsumsi yang kooperatif antara Waktu dan
mengkonsumsi tepat agar ibu Fe pada ibu hamil pengkaji dan keluarga. tenaga dari
Fe pada ibu mendapat - Menjelaskanpengertian Memberi pengetahuan pengkaji
hamil, fungsi penanganan kehamilan Fe pengertian tentang dan
dan manfaat yang tepat - Menjelaskan fungsi dan pentingnya keluarga
Fe, waktu sesuai keadaan manfaat dari Fe mengkonsumsi Fe yang
mengkonsumsi kehamilan Ibu - Menjelaskan sumber dari pada ibu hamil, fungsi terlibat
Fe, efek zat besi dan manfaat Fe, waktu
samping Fe, - Menjelaskan waktu mengkonsumsi Fe,
risiko apabila mengkonsumsi Fe efek samping Fe,
tidak - Menjelaskan efek risiko apabila tidak
mengkonsumsi samping Fe mengkonsumsi Fe
Fe pada - Menjelaskan risiko jika pada kehamilan dan
kehamilan dan tidak mengkonsumsi Fe sumber zat besi yang

24
sumber zat lain.
besi yang lain.
Kunjungan Bahan-
rumah bahan yang
diperlukan
buku KIA.
Waktu dan
Evaluasi tindakan/asuhan yang telah diberikan tenaga dari
pengkaji
dan
keluarga
yang
terlibat
Ketidaknyamanan Kunjungan Bahan-
yang dialami Ibu rumah bahan yang
pada trimester II. diperlukan
Identifikasi masalah keluarga (pengkajian data)
format
pengkajian.
Waktu dan

25
tenaga dari
pengkaji
dan
keluarga
yang
terlibat
- Ketidakmampuan Setelah Setelah tindakan, ibu - Mengucapkan Kunjungan Bahan-
menangani tindakan/asuhan, dan keluarga dapat salam dan rumah bahan yang
ketidaknyamanan keluarga dapat mengerti perubahan membina diperlukan
yang dirasakan berperan serta dan ibu fisiologis, hubungan baik buku KIA.
karena kurangnya dapat beradaptasi ketidaknyamanan agar tercipta Waktu dan
pengetahuan untuk dengan fisiologis, dan hubungan yang tenaga dari
menanggulangi ketidaknyamanan yang kebutuhan fisiologis kooperatif antara pengkaji
konstipasi pada ibu dialami. untuk beradaptasi pengkaji dan dan
hamil pada konstipasi yang keluarga. keluarga
dialami ibu. - Memberi yang
- Dapat pengetahuan terlibat
beradaptasi tentang
dengan perubahan

26
ketidaknyamanan fisiologis,
yang dialami ketidaknyamanan
fisiologis, dan
kebutuhan
fisiologis untuk
beradaptasi pada
konstipasi yang
dialami ibu.
- Menjelaskan
kepada ibu
penyebab
fisiologis
konstipasi
- Menganjurkan
kepada ibu untuk
segera BAB
ketika ada
dorongan
- Menganjurkan

27
ibu untuk
menambah
jumlah cairan
yang diminum
seperti air putih
ataupun jus buah
serta
meningkatkan
konsumsi serat
seperti sayur-
sayuran
- Menganjurkan
ibu untuk
membiasakan
BAB secara
teratur dan
istirahat cukup
- Mengajarkan ibu
senam hamil dan

28
menyarankan ibu
senam hamil
secara rutin
- Ketidakmampuan Setelah Setelah tindakan, ibu - Mengucapkan Kunjungan Bahan-
menangani tindakan/asuhan, dan keluarga dapat salam dan rumah bahan yang
ketidaknyamanan keluarga dapat mengerti perubahan membina diperlukan
yang dirasakan berperan serta dan ibu fisiologis, hubungan baik buku KIA.
karena kurangnya dapat beradaptasi ketidaknyamanan agar tercipta Waktu dan
pengetahuan untuk dengan fisiologis, dan hubungan yang tenaga dari
menanggulangi ketidaknyamanan yang kebutuhan fisiologis kooperatif antara pengkaji
konstipasi pada ibu dialami. untuk beradaptasi pengkaji dan dan
hamil pada konstipasi yang keluarga. keluarga
dialami ibu. - Memberi yang
- Dapat pengetahuan terlibat
beradaptasi tentang
dengan perubahan
ketidaknyamanan fisiologis,
yang dialami ketidaknyamanan
fisiologis, dan

29
kebutuhan
fisiologis untuk
beradaptasi pada
konstipasi yang
dialami ibu.
- Menjelaskan
kepada ibu
penyebab
fisiologis
konstipasi
- Menganjurkan
kepada ibu untuk
segera BAB
ketika ada
dorongan
- Menganjurkan
ibu untuk
menambah
jumlah cairan

30
yang diminum
seperti air putih
ataupun jus buah
serta
meningkatkan
konsumsi serat
seperti sayur-
sayuran
- Menganjurkan
ibu untuk
membiasakan
BAB secara
teratur dan
istirahat cukup
- Mengajarkan ibu
senam hamil dan
menyarankan ibu
senam hamil
secara rutin

31
Kunjungan Bahan-
rumah bahan yang
diperlukan
buku KIA.
Waktu dan
Evaluasi tindakan/asuhan yang telah diberikan tenaga dari
pengkaji
dan
keluarga
yang
terlibat

32
3.4 Pelaksanaan
Tabel 3.9 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Keluarga
Tanggal Masalah Implementasi
kesehatan
04 1) Memperkenalkan diri pada keluarga.
Januari 2) Menjelaskan tujuan kunjungan
2017 3) Melakukan Pengkajian
4) Membuat janji untuk melakukan
kunjungan untuk pengamatan.
09 Kurangnya 1) Mengucapkan salam dan membina
Januari pengetahuan hubungan baik agar tercipta hubungan
2017 keluarga tentang yang kooperatif antara pengkaji dan
pentingnya keluarga.
konsumsi Fe pada 2) Melakukan pemeriksaan terhadap keluhan
ibu hamil. yang dirasakan
3) Memberi pengertian Fe, fungsi dan
manfaat Fe, sumber zat besi dalam
makanan, waktu mengkonsumsi Fe serta
risiko apabila tidak mengkonsumsi Fe
4) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
Fe seara rutin danrutin memeriksakan
kehamilannya serta segera ke tenaga
kesehatan jika ada keluhan
16Januari Ketidaknyamanan 1) Mengucapkan salam dan membina
2017 yang dialami Ibu hubungan baik agar tercipta hubungan
pada trimester II. yang kooperatif antara pengkaji dan
keluarga.
2) Memberi pengetahuan tentang perubahan

33
fisiologis, ketidaknyamanan fisiologis,
dan kebutuhan fisiologis untuk
beradaptasi pada konstipasi yang dialami
ibu
3) Menjelaskan kepada ibu penyebab
fisiologis konstipasi, menganjurkan ibu
untuk meningkatkan asupan minum
seperti air putih dan jus buah serta
meningkatkan konsumsi serat seperti
sayur-sayuran, menganjurjan ibu untuk
segera BAB setelah ada dorongan,
menganjurkan ibu untuk membiasakan
BAB secara teratur, menganjurkan ibu
untuk istirahat yang cukup dan
menganjurkan ibu untuk mengikuti senam
hamil secara rutin.

3.5 EVALUASI
Tabel 3.10 Evaluasi Asuhan Kebidanan Keluarga
Tanggal Masalah Implementasi
kesehatan
16Januari Kurangnya S : ibu mengatakan dapat mengerti tentang
2017 pengetahuan tentang penjelasan yang diberikan, dan
keluarga tentang menyadari bahwa mengkonsumsi Fe pada
pentingnya ibu hamil itu penting
mengkonsumsi Fe O: ibu meminum tablet Fe sebelum tidur dan
pada ibu hamil berencana kembali ke bidan jika tablet Fe
nya habis

34
A : masalah sudah teratasi
P : menganjurkan ibu untuk memantau sendiri
gerakan janinnya sehingga ibu dapat
mengetahui kesejahteraan janinnya
Ketidaknyamanan S : ibu mengatakan dapat mengerti tentang
yang dialami Ibu penjelasan yang diberikan.
pada trimester II. O: ibu dapat menjelaskan cara mengatasi dan
beradaptasi dengan konstipasi yang
dialami ibu
A : masalah sudah teratasi
P : anjurkan ibu untuk rutin melakukan senam
hamil, melakukan senam semampunya
tanpa memaksakan kondisi fisik, dan
berisitirahat atau minum jika lelah

35
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan suatu analisa dari pengkajian yang telah dilakukan


serta dikaitkan dengan teori yang sudah ada, yang akan dilihat kesesuaian antara
kasus yang ada dengan teori yang berkaitan. Dalam bab ini akan diberikan
pembahasan mengenai asuhan kebidanan keluarga yang diberikan pada keluarga Tn.
A, warga Desa Turirejo Kecamatan Lawang yang bertempat tinggal di Jalan
Anjasmoro gang 3A Dusun Turi RT 05 RW 04 pada tanggal 04 sampai dengan 16
Januari 2017.
Asuhan kebidanan keluarga diberikan pada unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988).Menurut Effendy
(2008) keluarga memiliki ciri-ciri terorganisasi yaitu saling berhubungan dan
ketergantungan antara anggota keluarga, adanya keterbatasan dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya dan adanya perbedaan dan kekhususan dalam menjalankan
fungsi dan perannya masing-masing.Pada kasus, keluarga Tn.A tinggal dalam satu
rumah, dan ditempati oleh keluarga Tn.A yaitu Tn. A, Ny. A, orang tua Tn.A dan
adik laki-laki dari Tn. A. Tn. A bertindak sebagai kepala rumah tangga, yang bekerja
setiap harinya dan Ny. A tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga dan mengurusi
segala keperluan yang ada di rumah.Hal ini sesuai peranan yang yang disebutkan oleh
Effendy (2008) yaitu peranan ayah sebagai suami yang mencari nafkah, dan peranan
ibu yang mengurus rumah tangga.Peranan keluarga ini menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Dan saat inimenurut Effendy
(2008), keluarga ini masuk kepada tahap menjelang kelahiran anak, karena saat ini

36
Ny. A sedang hamil dan diharapkan dapat memberikan generasi penerus.Tahapan ini
merupakan kebanggaan bagi keluarga dan merupakan saat-saat yang dinantikan.
Kehamilan Ny. A adalah kehamilan pertama, saat ini ibu mengeluhkan sulit
BAB. Hal ini normal terjadi karena menurut Varney (2007), konstipasi adalah
ketidaknyamanan yang biasa terjadi pada wanita trimester II, sebagian besar
diakibatkan karena meningkatnya hormon progesteron yang berperan dalam proses
relaksasi pada kerja otot halus. Peningkatan hormone tersebut mengakibatkan
gerakan atau mobilitas organ pencernaan menjadi rileks atau lambat. Akibatnya
proses pengosongan lambung jadi lebih lama dan waktu transit makanan di lambung
meningkat, serta gerakan peristaltic usus juga melambat sehingga gaya dorong dan
kontraksi usus terhadap sisa-sisa makanan melemah.
Dari hasil pengkajian data dapat diangkat tiga permasalahan yaitu yang
pertama yaitu kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya mengkonsumsi Fe
pada ibu hamil, ketidaknyamanan yang dialami Ibu trimester II, dan ketidaksetaraan
beban kegiatan sehari-hari antara suami dan istri.Setelah data dianalisa, keluarga
memiliki masalah kesehatan dan masalah perawatan yang tidak dapat ditangani
sekaligus melihat sumberdaya keluarga maupun sumberdaya tenaga kesehatan.Maka
mengingat situasi ini tenaga kesehatan menyusun masalah-masalah yang telah
teridentifikasi sesuai prioritasnya dengan menggunakan Skala Menyusun Masalah
Kesehatan Keluarga Menurut Prioritas.Dalam skala ini ada 4 kriteria dalam
menentukan prioritas yaitu sifat masalah, kemungkinan dari masalah dapat diubah,
potensi masalah untuk dicegah dan masalah yang menonjol.
Masalah pertama yaitu kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya
mengkonsumsi Fe pada ibu hamil, sifat dari masalah ini adalah ancaman kesehatan,
karena ketidaktahuan perlu diberikan penyuluhan segera, selain itu kemungkinan
masalah ini dapat diubah adalah mudah dengan cara pemberian penyuluhan yang
tepat sehingga berpotensi untuk diubah. Selain itu partisipasi keluarga yang merasa
masalah ini harus segera ditangani juga menambah potensi masalah ini dapat diubah.

37
Masalah kedua yaitu ketidaknyamanan yang dialami ibu pada trimester II
dirasakan Ibu sebagai keadaan yang kurang sehat karena dapat mengganggu aktivitas
ibu, dan kemungkinan masalah dapat diubah adalah sebagian.Masalah ini cukup
berpotensi untuk diubah dengan penyuluhan dan demontrasi, dari keluarga merasakan
masalah ini namun beranggapan masalah ini tidak perlu segera ditangani.
Masalah yang terakhir yaitu masalah yang ketiga yaitu ketidaksetaraan beban
kegiatan antara suami dan istri dirasakan sebagai krisis, yang sudah menjadi
kebiasaan dan kemungkinan masalah dapat diubah adalah hanya sebagian dengan
menggunakan penyuluhan, serta potensi untuk dirubah rendah karena keluarga
merasa pembagian kegiatan sudah tepat dan keluarga tidak merasakan bahwa hal
tersebut adalah masalah.
Sehingga dari hasil skala menyusun masalah berdasarkan prioritas didapatkan
prioritas pertama dengan skor tertinggi adalah kurangnya pengetahuan keluarga
tentang pentingnya mengkonsumsi Fe pada ibu hamil, kemudian prioritas kedua
adalah ketidaknyamanan yang dialami ibu pada trimester IIdan yang terakhir adalah
ketidaksetaraan beban kegiatan sehari-hari antara suami dan istri.
Dari prioritas masalah yang sudah ada, disusun perencanaan sesuai dengan
tinjauan teori yang sudah ada. Perencanaan tindakan disusun sesuai dengan masalah
yang ada dalam keluarga meliputi sasaran, tujuan, tindakan yang akan diberikan,
kontak dengan keluarga, dan sumber yang akan dipakai. Penatalaksanaan dilakukan
mengacu pada perencanaan, dan evaluasi dilakukan sesuai dengan sasaran dan tujuan
asuhan kebidanan yang ada pada perencanaan.

38
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pengkajian data dilakukan pada keluarga Tn. A warga Desa Turirejo pada
tanggal 4 Januari 2017 di rumah Tn. A. Pengkajian dilakukan oleh mahasiswa D
III Kebidanan Malang, dan didapatkan data subjektif yaitu anggota keluarga Tn.
A adalah Ny. Ayaitu istri Tn.A, mereka tinggal dalam satu rumah bersama orang
tua Tn.A dan adik laki-laki Tn.A berukuran 100 m2, Tn. A bekerja sebagai
karyawan swasta dan Ny. A tidak bekerja. Tn. A berpendidikan terakhir SMA dan
Ny. A adalah SMA. Seluruh anggota keluarga tidak pernah sakit hingga dirawat
di Rumah Sakit, dan jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya keluarga
selalu pergi berobat ke dokter atau ke bidan.Kegiatan dalam keluarga sehari-hari
dominan dilakukan oleh Ny. A. Saat ini Ny. A sedang menjalani kehamilan
pertama.Di kehamilan pertama ini Ny. A rutin memeriksakan kehamilan ke
tenaga kesehatan.Dari hasil pemeriksaan didapatkan data objektif keadaan
keluarga dalam batas normal, keaadaan ibu dan janin dalam keadaan baik.
Sehingga diangkat 3 diagnosa dan masalah yang pertama yaitu kurangnya
pengetahuan keluarga tentang pentingnya mengkonsumsi Fe pada ibu hamil,
ketidaknyamanan yang dialami Ibu trimester II, dan ketidaksetaraan beban
kegiatan sehari-hari antara suami dan istri. Dari ketiga masalah tersebut dilakukan
pemrioritasan masalah menggunakan skala menyusun masalah kesehatan keluarga
menurut prioritasnya dan didapatkan prioritas pertama adalah kurangnya
pengetahuan keluarga tentang pentingnya mengkonsumsi Fe pada ibu hamil,
ketidaknyamanan yang dialami Ibu pada trimester II dan yang terakhir adalah
ketidaksetaraan beban kegiatan sehari-hari antara suami dan istri.
Dari ketiga masalah tersebut, dibuat perencanaan untuk masalah pada
prioritas pertama dan kedua.Perencanaan dibuat sesuai dengan teori yang sudah

39
ada dan penatalaksanaan dilakukan mengacu pada perencanaan. Penatalaksanaan
dilakukan secara bertahap pada tanggal 9 Januari dan 16 Januari 2017. Evaluasi
mengacu pada tujuan perawatan yang dibuat pada perencanaan dan dilakukan
pada tanggal 16 Januari 2017.

5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk lahan
a. Bidan desa melatih kader untuk melakukan skrining pada semua ibu hamil
dan segera merujuk ibu hamil yang berisiko ke tenaga kesehatan.
b. Kader kesehatan berperan aktif dalam sweaping ibu hamil untuk datang ke
posyandu.
c. Melakukan mitra dengan dukun bayi di wilayah setempat untuk mencapai
tujuan kesehatan ibu dan bayi.
5.2.2 Saran untuk mahasiswa
a. Mahasiswa dapat lebih teliti dan cermat dalam menggali data dan
menganalisa data agar masalah yang ditemukan sesuai dengan kebutuh
keluarga.
b. Mahasiswa lebih banyak mengumpulkan referensi terbaru dalam
memberikan asuhan pada ibu.

40
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermik, Jensen.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC.


Hani, Ummi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Manuaba, I.B.G dkk.2007.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta:EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gede.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Effendy, Nasrul. 2008. Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:YBP-SP.
Rochjati,Dr.Poedji.2003.Skrining Antenatal pada Ibu Hamil, Pengenalan Fasktor
Resiko Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi. Surabaya:Airlangga.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi
Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC.
Varney,Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I.Jakarta: EGC.

41

You might also like