Professional Documents
Culture Documents
&
Blood Screening
HEME + Globin CO
BILIVERDIN
HATI
UCB
BILIRUBIN
Alb
Bilirubin bebas/
Bilirubin terkonyugasi tidak terkonyugasi
Sumber: Maisels, M. J. 1994. “Jaundice.” Chap. 38 in
Neonatology: Pathophysiology and Management of the Newborn,
4th ed. Avery, G. B., M. A. Fletcher and M. G. MacDonald, eds.
Philadelphia: J. B. Lippincott.
Mengapa bayi mengalami ikterus pada minggu
pertama kehidupan?
• Meningkatnya produksi bilirubin
– Turnover sel darah merah yang lebih tinggi
– Penurunan umur sel darah merah
• Penurunan ekskresi bilirubin
– Penurunan uptake dalam hati
– Penurunan konyugasi oleh hati
– Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik
• BBLR,
• Penyakit hemolisis karena inkompatibilitas
gologan darah ABO.RHESUS
• Asfiksia atau asidosis,
• Hipoksia, trauma serebral,
• Infeksi sistemik ( sepsis neonatorum)
Ikterus pada bayi prematur
14
12
10
8
S.Bili mg/dl
6
4
2
0
HARI 1 HARI 3 HARI 5 HARI 7
IKTERUS NON FISIOLOGIS
• Awitan terjadi sebelum usia 24 jam
• Tingkat kenaikan > 0,5 mg/dl/jam
• Tingkat cutoff
> 15 mg/dl (12 mg) pada bayi cukup bulan
> 10 mg/dl pada bayi prematur
• Ikterus bertahan
> 8 hari pada bayi cukup bulan
> 14 hari pada bayi prematur
• Tanda-tanda penyakit lain
Hiperbilirubinemia fisiologis vs
non-fisiologis
20
18
16
14
12
fisiologis
10
non- fisiologis
8
6
4
2
0
hari 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7
Pemeriksaan Klinis
• Pemeriksaan klinis ikterus dapat dilakukan
pada bayi baru lahir dengan menggunakan
pencahayaan yang memadai.
• Ikterus akan terlihat lebih berat bila dilihat
dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat
dengan penerangan yang kurang.
Penilaian klinis
untuk beratnya
ikterus
• Laju sefalokaudal
• Pemeriksaan secara visual mungkin membuat kita
kurang tepat memahami situasi
Kramer
Zone SBR
(µmol/L)
1 100
2 150
3 200
4 250
5 > 250
• Anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI ekslusif lebih sering
minimal setiap 2 jam.
• Setiap Ikterus yang timbul dalam 24 jam pasca kelahiran adalah patologis
dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut; minimal kadar
bilirubin serum total, pemeriksaan kearah adanya penyakit hemolisis.
Grafik Hiperbilirubinemia
Pedoman Terapi Sinar Pada Bayi Usia Gestasi ≥
35 Minggu
Gunakan bilirubin total. Jangan diikurangi dengan bilirubin direk atau bilirubin terkonjungasi
Faktor risiko : penyakit hemolitik isoimun, defisiensi G6PD, asfiksi, letargi signifikan, instabilitas suhu,
sepsis, asidosis atau albumin < 3.0 gr/dL (jika diukur)
Untuk neonatus 35-37 minggu dengan kondisi sehat : intervensi dapat mengacu pada garis disekitar
risiko sedang
Terapi sinar kovensional/standar dapat dilakukan di Rumah Sakit atau dirumah bila kadar BST 2-3
mg/dL dibawah garis cut off point (35-5- mmol/L). Terapi di Rumah tidak dianjurkan pada bayi yang
mempunyai faktor risiko.
FOTOTERAPI INTERMITEN VS KONTINYU
1000 - 1250 8 - 10 15 - 18
1250 – 1500 10 - 12 17 - 20
Tata laksana Hiperbilirubinemia pada Neonatus
Cukup Bulan Sehat
1.501-2.000 g 10 17 8-10 15
Sumber: Halamek, L. P. and D. K. Stevenson. 1977. “Neonatal Jaundice and Liver Disease,”
in Neonatal-Perinatal Medicine: Diseases of the Fetus and Infant, Fanaroff, A. A. and R. J.
Martin, eds. 6th ed. St. Louis: Mosby-Year Book, p. 1345-89.
Ikterus pada neonatus:
MENGAPA KITA KHAWATIR ?
Sequelae :
Kehilangan pendengaran sensorineural
Serebral palsi koreoatetoid
Abnormalitas daya pandang