You are on page 1of 23

MOTOR BAKAR

TURBIN AIR

Disusun Oleh:
Hudian Nur Sahri : 1603035059
Fajar Ar Rahman : 1603035046
Yogi Alif Firmansyah : 1603035022
Agam Dwi Cahyo : 1603035063
Ridwan Nur Rizki : 1303035025

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia nikmat-Nya
sehingga makalah ini “Turbin Air” ini dapat dapat diselesaikan.
Makalah ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan dukungan teman-teman
keompok dan berbagai pihak lain, untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Demikian, Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan kami meminta
maaf apabila ada kesalahan kata-kata ataupun isi yang kurang kompleks. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Jakarta, 20 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 1
BAB II DASAR TEORI .......................................................................................................... 2
2.1 Turbin air ..................................................................................................................... 2
2.1.1 Jenis-jenis turbin air ............................................................................................. 2
2.1.2 Perbedaan turbin impuls dan turbin reaksi ........................................................... 5
2.2 Pembangkit listrik tenaga air ....................................................................................... 7
2.3 Generator listrik ........................................................................................................... 7
2.3.1 Dinamo ................................................................................................................. 8
2.4 Turbin air sebagai pembangkit listrik .......................................................................... 8
2.5 Debit air ..................................................................................................................... 10
2.6 Prinsip Bernouli ......................................................................................................... 10
2.7 Gerak melingkar ........................................................................................................ 10
2.8 Prinsip pengubah tegangan ........................................................................................ 11
2.9 Rumus perhitungan .................................................................................................... 12
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... 15
3.1 Perencanaan ............................................................................................................... 15
3.2 Analisis turbin ............................................................................................................ 15
3.2.1 Mencari tekanan yang keluar dari nozzle ........................................................... 15
3.2.1 Mencari putaran dinamo ..................................................................................... 16
3.2.3 Mencari putaran dinamo (rpm) ........................................................................... 18
BAB IV SIMPULAN ............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Jaringan listrik Indonesia oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) banyak yang belum
mencapai desa-desa terpencil, dikarenakan tempatnya yang jauh dan biaya operasional
yang mahal, sehingga PLN untuk saat ini belum bisa memasang banyak jaringan listrik
di desa-desa terpencil.
Turbin air dikembangkan pada awal abad ke-19 dan digunakan secara luas untuk
tenaga industri sebelum adanya jaringan listrik. Sekarang mereka digunakan untuk
pembangkit tenaga listrik, yang mengambil sumber energi yang bersih dan terbaharui.
Untuk itu Turbin air yaitu mesin berputar yang mengambil energi kinetik/potensial
dari arus air menjadi energi mekanik turbin. Energi mekanik ini kemudian diubah
menjadi energi listrik oleh generator atau dinamo. Dengan memanfaatkan turbin air di
desa-desa terpencil yang memiliki arus sungai, maka listrik bisa dinikmati oleh
warganya secara cuma-cuma.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
 Bagaimana cara mengatasi jaringan listrik yang belum sampai ke desa-desa terpencil?
 Berapakah daya atau listrik yang di dapat dari turbin air?
 Apakah kecepatan dan ketinggian air berpengaruh pada daya atau listrik yang di dapat?
1.3 Tujuan
Dengan di susunnya makalah ini diharapkan kita dapat membuat turbin air yang bisa
menghasilkan daya 100 W.

1
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Turbin air
Turbin air merupakan suatu pembangkit mula-mula yang memanfaatkan energi
potensial air menjadi energi mekanik dimana air memutar roda turbin. Air yang berada
pada ketinggian tertentu memiliki energi potensial. Ketika air mengalir ke tempat yang
lebih rendah energi potensial berubah menjadi energi kinetik. Oleh turbin air, energi
kinetik dirubah menjadi energi mekanik.
Perkembangan turbin air sudah berlangsung lama. Jenis turbin air yang paling awal
dan paling sederhana adalah waterwheel, pertama kali digunakan oleh orang-orang
Yunani dan dipergunakan luas pada abad pertengahan di Eropa. Selanjutnya berangsur-
angsur muncul berbagi jenis turbin air seperti turbin pelton yang ditemukan oleh Lester
A. Pelton pada abad ke-19 dan turbin Kaplan yang ditemukan oleh Viktor Kaplan pada
abad ke-20.
2.1.1 Jenis-jenis turbin air
Pada umumnya turbin air dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis dilihat dari kerja
turbin dalam hal mengubah tinggi jatuh :
a. Turbin impuls
Pada turbin impuls air dengan tinggi jatuh tertentu dirubah menjadi energy kinetik
melalui nosel. Keluar dari nosel, pancaran air menumbuk sudu dan memutar poros
kemudian mengalir dengan tekanan konstan. Beberapa jenis turbin yang termasuk
turbin impuls adalah turbin turgo, turbin pelton dan turbin crossflow.
 Turbin pelton
Turbin Pelton merupakan salah satu jenis turbin air yang prinsip kerjanya
memanfaatkan energi potensial air menjadi energi listrik tenaga air (hydropower).
Prinsip kerja turbin pelton adalah mengkonversi daya fluida dari air menjadi daya
poros untuk digunakan memutar generator listrik. Air yang berada pada bak
penampung dihisap oleh pompa dimana pompa berfungsi untuk menghisap dan
memompa air untuk dialirkan ke sudu turbin. Namun aliran air tidak langsung
mengarah ke sudu turbin melainkan harus melewati pipa-pipa saluran yang telah
diberi katup buka tutup sehingga laju aliran air dapat diatur sesuai dengan yang
diinginkan. Kemudian katup-katup tersebut terhubung dengan saluran nozel
dimana nozel berfungsi sebagai pemancar air yang dipancarkan langsung ke arah
sudu turbin sehingga sudu turbin berputar. Pada sudu-sudu turbin, energi aliran air
diubah menjadi energi mekanik yaitu putaran roda turbin. Apabila roda turbin
2
dihubungkan dengan poros generator listik, maka energi mekanik putaran roda
turbin diubah menjadi energi listrik pada generator. Kemudian air yang telah
digunakan untuk memutar sudu turbin jatuh kedalam bak penampung untuk
kembali ke tahap awal maka terjadilah sirkulasi.

Gambar 2.1 Turbin pelton


 Turbin cross flow
Turbin Cross Flow juga disebut Turbin Banki-Mitchel atau Turbin Ossbeger,
dikarenakan jenis turbin ini disebut-sebut ditemukan oleh ilmuwan Australia
Anthony Michell, Ilmuwan Australia Donat Banki, Ilmuwan Jerman Fritz
Ossberger. Mereka masing-masing memiliki patent atas jenis turbin ini.
Tak seperti kebanyakan turbin yang beputar dikarenakan aliran air secara axial
maupun radial, pada turbin Cross Flow air mengalir secara melintang atau
memotong blade turbin, Turbin Cross Flow didesain untuk mengakomodasi debit
air yang lebih besar dan head yang lebih rendah dibanding Pelton. Headnya kurang
dari 200 meter.

Gambar 2.2 Turbin cross flow


b. Turbin reaksi
Turbin reaksi bekerja dengan memanfaatkan perbedaan tekanan masuk dan keluar
turbin. Pada sisi masuknya energi tekanan sebanding dengan energi kinetik. Pada
saat Fluida melewati sudu turbin, energi tekanan dan energi kinetiknya dirubah

3
menjadi energi mekanis dan secara bertahap tekanan yang keluar dari turbin
berkurang. Jenis-jenis turbin reaksi diantaranya adalah Turbin Francis dan Propeller.
 Turbin Propeller
Turbin Propeller adalah turbin reaksi aliran ke dalam, yang berarti bahwa fluida
perubahan tekanan bekerja ketika bergerak melalui turbin dan memberikan energi
nya. Power dipulihkan dari kedua kepala hidrostatik dan dari energi kinetik dari air
yang mengalir. Desain menggabungkan fitur radial dan aksial turbin. Inlet adalah
tabung berbentuk scroll yang membungkus di sekitar gerbang gawang turbin. Air
diarahkan tangensial melalui gerbang gawang dan spiral ke baling-baling berbentuk
runner, menyebabkan ia berputar. Outlet berbentuk draft tube yang membantu
mengurangi kecepatan air dan memulihkan energi kinetik.

Gambar 2.3 Turbin Propeller


 Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi, turbin dipasang diantara sumber
air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian
keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan
air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pada turbin francis dapat merupakan
suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya.
Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah
yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.
Konstruksi turbin terdiri dari dari sudu pengarah dan sudu jalan, dan kedua sudu
tersebut, semuanya terendam di dalam aliran air. Air pertama masuk pada terusan
berbentuk rumah keong. Perubahan energi seluruhnya terjadi pada sudu pengarah
dan sudu gerak. Aliran air masuk ke sudu pengarah dengan kecepatan semakin naik
degan tekanan yang semakin turun sampai roda jalan, pada roda jalan kecapatan
akan naik lagi dan tekanan turun sampai di bawah 1 atm.

4
Gambar 2.4 Turbin Francis

2.1.2 Perbedaan turbin impuls dan turbin reaksi


Pada turbin impuls perubahan energi tekanan menjadi energi kinetik hampir
seluruhnya terjadi pada sudu pengarah (guide vane), sedangkan pada sudu gerak
takanan dan kecepatan relatif fluida tidak berubah. Pada sudu gerak kecepatan absolut
fluida berkurang karena digunakan untuk memutar poros turbin (berubah menjadi
energi mekanik). Sedangkan pada turbin reaksi perubahan energi tekanan menjadi
energi kinetik terjadi pada sudu pengarah dan sudu gerak. Pada turbin impuls ketika air
melewati sudu pengarah (nozzle) kecepatan akan meningkat serta tekanannya akan
turun. Ketika air melewati sudu pengarah tekanan dan kecepatan relatifnya tidak
berubah. Sebaliknya pada turbin reaksi, ketika air melewati sudu pengarah (nozzle)
tekanannya akan turun dan kecepatannya akan meningkat, demikian juga ketika air
melewati sudu gerak (runner) tekanannya juga turun dan kecepatan relatif fluida
meningkat, bagaimanapun juga kecepatan absolut fluida menurun karena ada perubahan
dari energi kinetik menjadi energi mekanik pada poros turbin.
2.1.3 Klasifikasi turbin air berdasarkan system aliran air
Turbin air dapat diklasifikasikan berdasarkan sistem aliran pendorong yaitu titik
darimana air akan mendorong sudu turbin air. Berikut adalah klasifikasi turbin air
berdasarkan titik aliran air.
a. Undershot
Gambar di bawah ini merupakan turbin air tipe undershot, ini adalah tipe turbin air
yang aliran air pendorongnya menabrak sudu pada bagian bawah turbin.

5
Gambar 2.1 Contoh turbin air tipe undershot
b. Brestshot
Gambar di bawah ini merupakan turbin air tipe breastshot, ini adalah tipe turbin air
yang aliran air pendorongnya menabrak sudu pada bagian tengah turbin.

Gambar 2.2 Contoh turbin air tipe breastshot

6
c. Overshot
Gambar di bawah ini merupakan turbin air tipe overshot, ini adalah tipe turbin air
yang aliran air pendorongnya menabrak sudu pada bagian atas turbin.

Gambar 2.3 Contoh turbin air tipe overshot

2.2 Pembangkit listrik tenaga air


Penggunaan energi air sebagai sumber energi sudah dilakukan sejak lama, salah
satunya dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air. Pembangkit listrik tenaga air
memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik air yang dikonversikan menjadi daya
angular oleh turbin air. Sederhananya air yang bergerak menggerakan turbin, turbin
memutar generator dan energi listrik dihasilkan. Banyak komponen lain terdapat dalam
sistem tetapi semuanya dimulai dengan energi pada air tersebut.
Pemanfaatan pembangkit listrik tenaga air diklasifikasikan menurut besarnya
kapasitas daya yang dihasilkan. Klasifikasi umum pembangkit listrik tenaga air
mengikuti sebagai berikut :

Tabel 2.1 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air


Tipe Kapasitas
Pico Hidro <500 W
Mikro Hidro 1-100 KW
Mini Hidro 100-1000 KW
Small Hidro 1-15 KW
Medium Hidro 15-100 MW
Large Hidro >100 MW

2.3 Generator listrik


Generator listrik memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya
dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit
listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tetapi motor adalah alat

7
yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan
listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tetapi generator tidak
menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan
dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tetapi tidak menciptakan air di
dalamnya.

Gambar 2.4 Generator abad 20 awal


2.3.1 Dinamo
Dinamo adalah generator listrik pertama yang mampu mengantarkan tenaga untuk
industri, dan masih merupakan generator terpenting yang digunakan pada abad ke-21.
Dinamo menggunakan prinsip elektromagnetisme untuk mengubah putaran mekanik
menjadi listrik arus bolak-balik.
Dinamo pertama berdasarkan prinsip Faraday dibuat pada 1832 oleh Hippolyte
Pixii, seorang pembuat peralatan dari Perancis. Alat ini menggunakan magnet permanen
yang diputar oleh sebuah "crank". Magnet yang berputar diletakaan sedemikian rupa
sehingga kutub utara dan selatannya melewati sebongkah besi yang dibungkus dengan
kawat. Pixii menemukan bahwa magnet yang berputar memproduksi sebuah pulsa arus
di kawat setiap kali sebuah kutub melewati kumparan. Lebih jauh lagi, kutub utara dan
selatan magnet menginduksi arus di arah yang berlawanan. Dengan menambah sebuah
komutator, Pixii dapat mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.

2.4 Turbin air sebagai pembangkit listrik


Turbin air digerakkan oleh tenaga aliran air yang beraliran deras yang dapat
menyebabkan terdorongnya sudu-sudu turbin sehingga turbin berputar pada porosnya,
yang kemudian pada poros turbin dipasang puli. Dimana putaran dari puli akan di
teruskan ke generator menggunakan sabuk. Putaran tersebut akan memutar kumparan
dari generator yang akan mendorong garis-garis medan magnetnya. Gerakan inilah yang
menimbulkan gaya gerak listrik (GGL).

8
Efisiensi roda air yang dijalankan oleh aliran air tanpa menggunakan seluruh
potensi air yang terdapat dalam sungai, tertentu kecil sekali. Perbaikan cara ini
dilakukan pada abad ke-15. Untuk menjalankan roda, dibuat saluran tersendiri dengan
tiga macam roda air, sehingga menumbuk roda pada bagian atas, pada bagian trngah
atau bagian bawahnya.
Pembangkit Listrik tipe Turbin air sangat mudah untuk digunakan pada kondisi
debit air (Q), karena ada tiga tipe turbin air maka pemilihan turbin sangat efektif dalam
melihat keunggulan dan kerugian dari masing-masing turbin yang ada ialah sebagai
berikut :
1. Turbin air overshot
Turbin air overshot bekerja bila air yang mengalir ke dalam bagian sudu sudu sisi
bagian atas dan karena gaya berat air roda turbin berputar. Turbin air overshot
adalah turbin air yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan jenis turbin
air yang lain.
Keuntungan :
a. Tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencapai 85 %
b. Tidak membutuhkan aliran yang deras.
c. Konstruksi yang sederhana
d. Mudah dalam perawatan
e. Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir.
Kerugian :
a. Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan sir
memerlukan investasi lebih banyak
b. Tidak dapat untuk mesin putaran tinggi
c. Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan.

2. Turbin Air Undershot


Turbin air undershot bekerja bila air yang mengalir menghantam dinding sudu yang
terletak pada bagian bawah dari turbin air. Tipe ini cocok dipasang pada perairan
dangkal pada daerah yang rata. Tipe ini disebut juga dengan “vitruvian”. Disini
aliran air berlawanan dengan arah sudu yang memutar turbin.
Keuntungan:
a. Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan.
b. Konstruksi lebih sederhana
c. Lebih ekonomis

9
d. Mudah untuk dipindahkan
Kerugian:
a. Efisiensi kecil (25%-70%)
b. Daya yang dihasilkan relative kecil

3. Turbin Air Breastshot


Turbin air breast shot merupakan perpaduan antara tipe overshot dan undershot
dilihat dari energi yang diterimanya.
Keuntungan:
a. Tipe ini lebih efisiensi dari tipe udershot
b. Dibandingkan tipe overshot tinggi jatuhnya lebih pendek
c. Dapat diaplikasikan pada sumber air aliran rata
Kerugian:
a. Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti tipe undershot (lebih rumit)
b. Diperlukan pada arus aliran rata
c. Efisiensi lebih kecil daripada tipe overshot (20% - 75%)

2.5 Debit air


Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu
tempat atau yang dapat di tampung dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu. Aliran
air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan
berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada gerakan air tersebut memiliki
kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan gerakannya beraturan
akibat pengaruh gravitasi bumi.

2.6 Prinsip Bernouli


Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan
penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada
suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik
lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss
yang bernama Daniel Bernoulli.

2.7 Gerak melingkar


Gerak melingkar (atau gerak sirkuler; bahasa Inggris: circular motion) adalah gerak
suatu benda yang membentuk lintasan berupa lingkaran mengelilingi suatu titik tetap.
10
Agar suatu benda dapat bergerak melingkar ia membutuhkan adanya gaya yang selalu
membelokannya menuju pusat lintasan lingkaran. Gaya ini dinamakan gaya sentripetal.
Suatu gerak melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu gerak dipercepat
beraturan, mengingat perlu adanya suatu percepatan yang besarnya tetap dengan arah
yang berubah, yang selalu mengubah arah gerak benda agar menempuh lintasan
berbentuk lingkaran.
Ciri-ciri gerak melingkar beraturan:
1. Besar kelajuan linearnya tetap
2. Besar kecepatan sudutnya tetap
3. Besar percepatan sentripetalnya tetap
4. Lintasannya berupa lingkaran

Gambar 2.5 Gerak melingkar

2.8 Prinsip pengubah tegangan


Umumnya perubah tegangan DC adalah penurun tegangan yang sering dijumpai
pada rangkaian elektronika melalui pembagi tegangan (voltage devider) atau penstabil
tegangan. Pada beberapa keperluan rangkaian elektronika membutuhkan fasilitas
tegangan DC yang lebih tinggi dari tegangan sumbernya (step up). Untuk itu diperlukan
rangkaian DC Converter yang biasa dikembangkan untuk bermacam-macam tegangan
DC output.

Gambar 2.5 Prinsip perubahan tegangan

11
Tegangan DC input U1 dirubah oleh rangkaian inverter DC-AC menjadi tegangan
AC. Tegangan AC ini sangat fleksibel untuk dikembangkan menjadi step up atau step
down tergantung dari kebutuhan melalui transformator. Tegangan AC dari sekunder
transformator disearahkan menjadi tegangan DC melalui penyearah AC-DC. Tegangan
DC keluarannya adalah U2.

2.9 Rumus perhitungan


Pada makalah ini parameter perhitungan yang digunakan ialah parameter turbin air
tipe undershot, sehingga parameter yang digunakan sebagai berikut :
a. Bernouli
1 1
𝑃₁ 𝜌 𝑣₁² + 𝑃₂ 𝜌 𝑣₂2 ..................................................................................(2.1)
2 2
1
P2 = 𝜌 𝑄 𝑣₂² ......................................................................................................(2.2)
2

Dimana : P = tekanan (Pa)


𝜌 = massa jenis (kg/m³)
𝑣 = kecepatan air (m/s)
b. Luas penampang poros (m²)
1
𝐴= 𝜋 𝐷poros2 ...................................................................................................(2.3)
4
c. Luas penampang nozzel (m²)
1
𝐴= 𝜋 𝐷nozzle² ....................................................................................................(2.4)
4
Dimana : A = luas penampang (m2)
D = diameter (m)
d. Kecepatan air (m/s)
𝑄
𝒱= ....................................................................................................................(2.5)
𝐴
e. Debit air (m3/s)
𝑉
𝑄= ....................................................................................................................(2.6)
𝑡
Dimana : V = Volume nozzle (m3)
t = waktu (s)
𝒱 = kecepatan aliran (m/s)
f. Jarak antara sudu (Dr)
𝐷1+𝐷2
Dr =
2

12
𝐷1 𝑥 𝜋 𝐷2 𝑥 𝜋
𝑡₁ = 𝑡₂ = ......................................................(2.7)
𝑧 𝑧
Dimana : Dr = diameter rata-rata (m)
D1 = diameter luar turbin (m)
D2 = diameter dalam turbin (m)
t1 = jarak antara sudu luar (m)
t2 = jarak antara sudu dalam (m)
g. Kecepatan keliling turbin (U1)
𝒱 𝑥 𝑐𝑜𝑠 𝛼
U1 = ..........................................................................................................(2.8)
2
h. Putaran turbin (n)
60 𝑥 𝑈1
n= ..............................................................................................................(2.9)
𝜋 𝑥 𝐷1
i. Jumlah sudu yang aktif (i)
𝑛 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑝𝑚)
n (dalam rps) = ............................................................................... (2.10)
60

i = n (dalam rps) x z ............................................................................................. (2.11)


Dimana : 𝛼 = 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢 (45o)
n = putaran turbin (rpm)
U1 = kecepatan keliling turbin (m/s)
z = jumlah sudu turbin
j. Kapasitas air yang diterima sudu (q)
𝑄
q= ..................................................................................................................... (2.12)
𝑖
k. Tebal pancaran air memasuki lorong sudu (S0)
S0 = t2 x sin 𝛼 ....................................................................................................... (2.13)
l. Gaya tangensial (F)
𝑣²
Fs = m .............................................................................................................. (2.14)
𝑟
m. Jari-jari turbin (rx)
𝑟2−𝑟1
rx = + r1 .................................................................................................... (2.15)
2
n. Energi pada turbin (Pturbin)
Pturbin = T x 𝜔 ....................................................................................................... (2.16)
2𝑥𝜋𝑥𝑛
𝜔= ..................................................................................................... (2.17)
60
T = F x r ............................................................................................................... (2.18)

13
Dimana : i = jumlah sudu yang aktif
q = kapasitas air (m3/s)
S0 = pancaran air (m)
ss = jarak antar sudu (m)
Q = debit air (m3/s)
F = gaya (N)
m = massa air (kg)
rx = jari-jari rata-rata (m)
r1 = jari-jari dalam (m)
r2 = jari-jari luar (m)
T = torsi (Nm)
r = jari-jari turbin (m)
o. Energi generator (Egenerator)
1
Egenerator = x Pturbin ............................................................................... (2.19)
2
p. Putaran dinamo (rpmdinamo)
𝑛1 𝐷1 𝐷3
ndinamo = = 𝑥 ......................................................................... (2.20)
𝑛2 𝐷2 𝐷4
𝐷1 𝐷3
ndinamo = n3 = n1 = 𝑛2 = ................................................................. (2.21)
𝐷2 𝐷4
Dimana : n1 = puratan turbin(rpm) n3 = putaran dinamo (rpm)
D1, D2, D3, D4 = diameter pulley (m)

14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perencanaan
Pada makalah ini kita akan membuat sebuah turbin air yang bisa menghasilkan daya
10 watt, bahan dari turbin air kami adalah PLA (3D printer), akrilik dan menggunakan
pulley perbandingan 4:1. Jenis turbin air yang akan kami buat adalah turbin air tipe
undershot, bahan-bahan lainnya adalah :
1. Dinamo DC (12v)
2. Step-up DC to DC
3. Baterai 4v
4. Bearing dengan inner diameter 10 mm (2 buah)
5. Lem
6. Poros akrilik
Adapun desain turbin air berada pada lembar lampiran.
3.2 Analisis turbin
3.2.1 Mencari tekanan yang keluar dari nozzle
1 1
𝑃₁ 𝜌 𝑣₁² + 𝑃₂ 𝜌 𝑣₂2 ..................................................................................(2.1)
2 2
1
P2 = 𝜌 𝑄 𝑣₂² ......................................................................................................(2.2)
2
Pada persamaan diatas bertujuan mencari tekanan pada air yang keluar dari nozzle.
Asumsikan 𝜌air = 1000 kg/m3, maka kita harus mencari kecepatan air untuk mencari
tekanan yang keluar.
𝑄
𝒱= ....................................................................................................................(2.5)
𝐴
𝑉
𝑄= ....................................................................................................................(2.6)
𝑡
Sebelum mencari kecepatan air, kita harus mencari debit dari air tersebut.
Diketahui : t = 10 menit = 600 detik (asumsi)
Q = 0.001 m3/s = 10,000,000 mm3/s (asumsi)
𝑟2−𝑟1
rx = + 𝑟1
2
17.5 𝑚𝑚−1 𝑚𝑚
rx = + 1 mm
2

rx = 9.25 mm
t = 30 mm x cos 120
t = 29.34442802 mm

15
A = 𝜋 x rx x s
A = 𝜋 x 9.25 mm x 30 mm
A = 871.8 mm2 = 0.008718 m2
𝑄
𝒱=
𝐴
0.001 𝑚3 /𝑠
𝒱=
0.008718 𝑚²
𝒱 = 0.114705207 m/s
1
P2 = 2 x 1000 kg/m3 x (0.114705207 m/s)2

P2 = 6.578642327 N
Jadi tekanan air yang keluar dari nozzle sebesar 6.578642327 N

3.2.1 Mencari putaran dinamo


𝐷1+𝐷2
Dr =
2
𝐷1 𝑥 𝜋 𝐷2 𝑥 𝜋
𝑡₁ = 𝑡₂ = ......................................................(2.7)
𝑧 𝑧
Diketahui : D1 = 101.756 mm
D2 = 55 mm
z =8
101.756 𝑚𝑚 +55 𝑚
Dr =
2
Dr = 78.378 mm
101.756 𝑚𝑚 𝑥 𝜋 55 𝑚𝑚 𝑥 𝜋
𝑡₁ = 8
𝑡2 = 8

t1 = 40 mm t2 = 21.6 mm
Jadi jarak antara sudu pada diameter luar adalah 40 mm, sedangkan pada jarak antara
sudu pada diameter dalam adalah 21.6 mm.
𝒱 𝑥 𝑐𝑜𝑠 𝛼
U1 = ..........................................................................................................(2.8)
2
Diketahui : 𝛼 = 450
𝒱 = 0.114705207 m/s
0.114705207 m/s 𝑥 𝑐𝑜𝑠 45
U1 =
2
U1 = 0.040554414 m/s
Dari persamaan (2.8), maka kecepatan keliling kincir adalah 0.040554414 m/s.
60 𝑥 𝑈1
n= ..............................................................................................................(2.9)
𝜋 𝑥 𝐷1

16
60 𝑥 0.040554414 m/s
n=
𝜋 𝑥 0.101756 𝑚
n = 7.61161923 rpm
𝑛 (𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑝𝑚)
n (dalam rps) = ............................................................................... (2.10)
60

i = n (dalam rps) x z ............................................................................................. (2.11)


7.61161923 rpm
n= 60

n = 0.126861032 rps
i = 0.126861032 rps x 8
i = 1.014888256
𝑄
q= ..................................................................................................................... (2.12)
𝑖
0.001 𝑚−3/𝑠
q=
1.014888256
q = 9.853301524 x 10-04 m3/s
S0 = t2 x sin 𝛼 ....................................................................................................... (2.13)
S0 = 21.6 mm x sin 45
S0 = 15.27350647 mm
𝑣²
Fs = m = m 𝜔2 𝑟 .............................................................................................. (2.14)
𝑟

Diketahui : 𝑣 = 0.114705207 m/s


2 𝑥 180
𝜔= = 0.6 rad/s
600 𝑠
𝐷1
r = = 50.878 mm = 0.050878 m
2

mair = 𝜌 𝑥 𝑉
V = 𝜋 𝑥 r2 x t
V = 𝜋 x (50.878 mm)2 x 45 mm
V = 365,950.5873 mm3 = 366 x 10-04 m3
mair = 1000 kg/m3 x 3.66 x 10-04 m3
mair = 0.366 kg
0.114705207 𝑚/𝑠
Fs = 0.366 kg x
0.050878 𝑚
Fs = 0.825152438 N
𝑟2−𝑟1
rx = + r1 .................................................................................................... (2.15)
2
0.050878 𝑚−0.0275 𝑚
rx = + 0.0275
2

17
rx = 0.039189 m
Pturbin = T x 𝜔 ....................................................................................................... (2.16)
2𝑥𝜋𝑥𝑛
𝜔= ..................................................................................................... (2.17)
60
T = Fs x rx ............................................................................................................. (2.18)
2 𝑥 𝜋 𝑥 7.61161923 rpm
𝜔= 60

𝜔 = 45.67 rad/s
T = 0.825152438 N x 0.039189 m
T = 0.0280 Nm
Pturbin = 0.0280 Nm x 45.67 rad/s
Pturbin = 1.3 W
Edinamo = 4 x Pturbin ................................................................................. (2.19)

Edinamo = 4 x 1.3 W
Edinamo = 5.2 W
Jadi daya (Watt) yang di dapat adalah 5.2 W, dimana kondisi bisa berubah tergantung
dari debit dan kecepatan air.

3.2.3 Mencari putaran dinamo (rpm)


𝑛1 𝐷1 𝐷3
ndinamo = = 𝑥 ......................................................................... (2.20)
𝑛3 𝐷2 𝐷4
𝐷1 𝐷3
ndinamo = n3 = n1 = 𝑛2 = ................................................................. (2.21)
𝐷2 𝐷4
0.02 𝑚
ndinamo = 0.008 𝑚

ndinamo = 2.5 rpm

18
BAB IV
SIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa turbin air mini ini dapat
menghasilkan daya, tetapi sangat kecil, maka dari itu untuk meningkatkan dayanya dibutuhkan
alat penambah tegangan (step up dc to dc), agar daya yang dihasilkan meningkat dari
sebelumnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Yasuki, N., Terumi, I., & Kentaro, H. (2015). Study on an Undershot Cross-Flow Water
Turbine with Straight Blades. 1-10.
Abryan, R., Rinaldi, & Andy, H. (2016). Pengaruh Sudu-Sudu Pada Model Kincir air undershot
untuk irigasi pertanian. 1-11.
Morong, J. Y. (2016). Rancang Bangun Kincir Air Irigasi. Manado: Gramedia.
Riko, F., & Asral. (2017). Kaji Eksperimental Turbin Air Tipe Undershot Untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Air Dipasang Secara Seri Pada Saluran Irigasi. 1-7.
Yudi, K., & Himawanto, D. A. (2017). Kajian Teoritik Pengaruh Geometri dan Twist Angle
Turbin Hydroknetik Savonius Terhadap Koefisien Daya. Seminar Nasional Teknologi
Informasi dan Kedirgantaraan (SENATIK), 52-55.
Wicaksana, C. A., & Fadillah, F. (2015). Turbin Air. Malang.
ABI-Blog. (2018, 10 12). Nozzle. Diambil kembali dari Wikipedia: http://abi-blog.com/orifice-
nozzle-dan-venturi-pengertian-rumus/
BUNDET. (2018, 10 11). Pengertian power step-up DC to DC converter. Diambil kembali dari
BUNDET: https://bundet.com/pub/detail/pengertian-power-step-up-dc-to-dc-
converter-1537966876
TNeutron. (2018). Debit air. Diambil kembali dari TNeutron:
https://www.tneutron.net/blog/debit-air/
Wikipedia. (2017, November 26). Gaya Sentripetal. Diambil kembali dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_sentripetal
Wikipedia. (2018, Oktober 23). Gerak melingkar. Diambil kembali dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_melingkar
Wikipedia. (2018, Oktober 23). Gerak Melingkar. Diambil kembali dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_melingkar
Wikipedia. (2018, 11 23). Massa Jenis. Diambil kembali dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis
Wikipedia. (2018, November 2). Pascal. Diambil kembali dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pascal_(satuan)
Wikipedia. (2018, Oktober 31). Prinsip Bernouli. Diambil kembali dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoulli
Wikipedia. (2018, November 15). Watt. Diambil kembali dari Wikipedia:
https://en.wikipedia.org/wiki/Watt

20

You might also like