You are on page 1of 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. ATRESIA DUODENI

1. PENGERTIAN

Atresia adalah tidak terbentukknya atau


tersumbatnya suatu saluran dari organ-organ.
Atresia Duodeni adalah tidak terbentuknya atau
tersumbatnya duodenum (bagian terkecil dari usus
halus) sehingga tidak dapat dilalui makanan yang
akan ke usus.

2. ETIOLOGI

Penyebab dari atresia duodeni merupakan kelainan bawaan yang penyebabnya belum
diketahui secara jelas. Namun kerusakan pada duodenum terjadi karena suplay darah yang
rendah pada masa kehamilan sehingga duodenum mengalami penyempitan dan menjadi
obstruksi.
Akan tetapi dilhat dari jenis kelainan, atresia duodeni ini merupakan kelainan pengembangan
embrionik saat masih dalam kehamilan.

3. TANDA DAN GEJALA

a) Perutnya menggelembung
b) Muntah pertama sangat banyak, yang berwarna kehijau-hijauan.
c) Muntah berikutnya terjadi ketika tidak mendapatkan makanan selama beberapa waktu.
d) Tidak kencing setelah disusui
e) Tidak ada gerakan husus setelah pengeluaran mekonium
4. ANGKA KEJADIAN
Atresia duodeni merupakan salah satu abnormalitas usus yang biasa didalam ahli bedah
pediatric. Atresia duodenal ini dijumpai satu diantara 300-4.500 kelahiran hidup. Lebih dari 40%
dari kasus kelainan ini ditemukan pada bayi dengan sindrom down.

5. MANIVESTASI KLINIK

Atresia duodeni pada bayi baru lahir harus dicurigai bila bayi tersebut muntah segera
setelah lahir dan secara progesif menjadi buruk dengan pemberian makanan. Feses akan terlihat
seperti mikonium normal, tetapi pada pemeriksaan tidak mengandung sel epitelium berlapis.
Adanya sel epitel menunjukkan keutuhan atau kenormalan usus tersebut. Dengan adanya
peningkatan dehidrasi, maka dapat menimbulkan demam, yaitu bersuhu 39° C yang merupakan
indikasi peritonitis akibat ruktur dari atresia. Kelainan ini seringkali ditemukan sindrom down.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Dengan X-ray abdomen memperlihatkan pola gelembung ganda. Jika obstruksi tidak
lengkap dapat ditemukan sejumlah kecil udara dalam usus bagian bawah.
b) Suatu enema barium dapat diperlihatkan berasosiasi dengan keadaan malrotasi

7. PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN

Pada penderita atresia duodeni ini belum ditemukan obatnya. Jalan satu-satunya hanya
dengan pembedahan

Prinsip terapi:

1) Perawatan pra bedah :


a. Perawatan prabedah neonatus rutin
b. Koreksi dehidrasi yang biasanya tidak pearah karena diagnosa dibuat secara dini.
c. Tuba naso gastric dengan drainase bebas dan penyedotan setiap jam
2) Pembedahan:
Pembedahan suatu duodena-duodenostomi mengurangi penyempitan obstruksi dan sisa
usus diperiksa karena sering kali ditemukan obstruksi lanjut.

3) Perawatan pasca bedah:

a. Perawatan pasca bedah neonatorum rutin.


b. Aspirasi setiap jam dari tuba gastrostomi yang mengalami drainase bebas
c. Cairan intravena dilanjutkan sampai diberikan makanan melalui tuba.

Pemberian makanan transa nastomik yang berlanjut dengan kecepatan maksimun 1 ml per
menit dimulai dalam 24 jam pasca bedah dimulai dengan dektrose dan secara berangsur-angsur
diubah dalam jumlah dan konsistensinya hingga pada sekitar 7 hari pasca bedah dimana
diberikan susu dengan kekuatan penuh. Untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
aspirat lambung dapat diganti melalui transanastomik dan ini dapat meniadakan kebutuhan untuk
melanjutkan terapi intravena. Tidak jarang diperoleh volume aspirat yang besar dalam beberapa
waktu pasca bedah, sampai beberapa minggu dalam beberapa kasus. Karena lambung yang
berdilatasi dan duodenum bagian proksimal membutuhkan waktu untuk kembali pada fungsi
yang normal. Jika hal ini menurun maka penyedotan gastromi tidak dilakukan terlalu sering dan
makanan alternatif diberikan kedalam lambung selama 24 jam. Pemberian makanan peroral dapat
dilakukan secara berangsur-angsur sebelum pengangkatan tuba gastromi berat badan bayi
dimonitor secara seksama.
B. HERNIA DIAFRAGMA

1. PENGERTIAN

Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ


perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada
diafragma. Diafragma adalah sekat yang membatasi
rongga dada dan rongga perut.

2. ETIOLOGI

Penyebabnya tidak diketahui. Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-
90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri.

3. TANDA DAN GEJALA

 Gangguan pernafasan yang berat


 Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)
 Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
 Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
 Takikardia (denyut jantung yang cepat).

Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia. Jika hernianya besar,
biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna. Setelah lahir, bayi akan
menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong
jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindroma gawat pernafasan.
4. DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik, yaitu:

 Gerakan dada pada saat bernafas tidak simetris


 Tidak terdengar suara pernafasan pada sisi hernia
 Bising usus terdengar di dada
 Perut teraba kosong.
 Rontgen dada menunjukkan adanya organ perut di rongga dada.

5. MANIVESTASI KLINIK

Biasanya pada neonatus terjadi distres pernafasan, infeksi saluran nafas rekuren, muntah
dan sianosis, karena kolapnya paru-paru yang terkena dan pergeseran struktur mediastinum ke
sisi kontralateral serta terganggunya venous return ke jantung .

Pada dewasa, gejala-gejala gastrointestinal lebih sering tampak, karena obstruksi sub
akut, atau batuk yang persisten dan masalah saluran nafas. Kadang ditemukan kasus insidental
pada laparotomi atau pemeriksaan CT Scan dan MRI yang dilakukan untuk penyakit lain.

Hernia 80-90% terjadi di sisi kiri (kemungkinan karena perlindungan dome kanan
diafragma oleh hepar), lebih sering pada wanita dan tidak mempunyai kantong. Pada 20% kasus
terdapat kantong yang berasal dari membran pleuroperitonealis. Ukuran defek bervariasi dari
kecil dengan ukuran lubang 2 – 3 cm sampai meliputi seluruh diafragma. Defek dapat meluas
dari dinding dada bagian lateral sampai ke hiatus esophagus. Hernia Bochdalek dilaporkan
berhubungan dengan hipoplasia paru-paru, sequestrasi ekstralobaris, dan defek jantung. Derajat
hipoplasia secara langsung berpengaruh pada kelangsungan hidup pasien
7. PENATALAKSANAAN

Tindakan pembedahan dapat dilakukan baik melalui pendekatan abdomen maupun


thoraks. Pendekatan abdomen mempunyai keuntungan dapat mengoreksi malrotasi pada saat
yang bersamaan. Lebih mudah menarik organ ke bawah dari pada mendorong organ ke dalam
kavum abdomen yang sempit. Isi hernia biasanya meliputi usus halus dan sebagian usus
besar. Lien juga sering masuk ke kavum thoraks. Kadang-kadang lobus kiri hepar, glandula
adrenal kiri atau ginjal kiri juga tampak Melalui incisi subcostal organ abdomen dibebaskan dari
rongga thoraks, menampakkan defek pada diafragma.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan radiologi akan didapatkan gambaran usus pada rongga thoraks dada
gambaran diafragma menghilang, paru-paru kolap dan jantung terdorong kontralateral ,juga
dapat dilakukan prosedur pemeriksaan endoskopi.
BAB III
PENUTUP

Atresia adalah tidak terbentukknya atau tersumbatnya suatu saluran dari organ-organ.
Atresia Duodenal adalah tidak terbentuknya atau tersumbatnya duodenum (bagian terkecil dari
usus halus) sehingga tidak dapat dilalui makanan yang akan ke usus.

Pada penderita atresia duodeni ini belum ditemukan obatnya. Jalan satu-satunya hanya
dengan pembedahan. Atresia duodeni pada bayi baru lahir harus dicurigai bila bayi tersebut
muntah segera setelah lahir dan secara progesif menjadi buruk dengan pemberian makanan.

Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu
lubang pada diafragma. Diafragma adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut.
Hernia 80-90% terjadi di sisi kiri (kemungkinan karena perlindungan dome kanan diafragma
oleh hepar), lebih sering pada wanita dan tidak mempunyai kantong.

Tindakan pembedahan dapat dilakukan baik melalui pendekatan abdomen maupun


thoraks. Pendekatan abdomen mempunyai keuntungan dapat mengoreksi malrotasi pada saat
yang bersamaan.
DAFTAR PUSTAKA

http://tugasbidan2008.blogspot.com/

http://maphiablack.blogspot.com/2011/01/hernia-diafragmatika.html

You might also like