Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-nya sehingga penyusun makalah ini dapat terselesaikan dengan
sebaik-baiknya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biodiversiti
yang diberikan oleh dosen mata kuliah sebagai bahan pertimbangan penilaian Tugas
Makalah ini disusun berdasarkan referensi yang telah ada sebelumnya dimana
dalam pembahasannya lebih melibatkan pada cakupan materi yang diambil dari
sempurna dalam hal cakupan serta pengguna bahasa yang lebih sederhana sehingga
lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami maksud dari penyajian materi secara
keseluruhan.
yang telah banyak membantu dalam penyusun makalah ini, sehingga penyusun
makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Ucapan terimah kasih juga penulis
sampaikan kepada Dosen mata kuliah Biodiversiti yang telah memberikan banyak
bimbingan sehingga dalam penulisan makalah ini tak satupun ditemui adanya
kesulitan.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi semua pihak,
khususnya bagi mahasiswa untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan prestasi yang
Halaman judul............................................................................................................
Kata pengantar...........................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................
Bab I Pendahuluan....................................................................................................
A. latar belakang................................................................................................
B. rumusan masalah..........................................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
dapat dipanen dari hutan alam produksi, maka industri pengolahan kayu mulai
memanfaatkan jenis-jenis kayu yang selama ini volumenya cukup berlimpah di hutan
alam tetapi kurang dimanfaatkan dan jenis-jenis ini disebut sebagai jenis kayu kurang
dimanfaatkan (lesser used species). Dewasa ini, dengan makin berkembangnya hutan
tanaman baru, seperti: hutan tanaman industri, hutan rakyat, hutan kemasyarakatan
dan lain-lain maka telah ditanam berbagai jenis kayu, baik yang berasal dari jenis
unggulan setempat (native species) maupun dari jenis-jenis eksotik (exotic species).
Dengan demikian, keragaman sumber bahan baku industri pengolahan saat ini
semakin meningkat. Dalam situasi seperti itu maka industri pengolahan kayu
menunjang kehidupannya. Saat ini dengan perkembangan teknologi yang diiringi laju
pertumbuhan penduduk, menyebapkan kebutuhan akan kayu baik sebagai bahan baku
industri, maupun sebagai bahan bagunan makin meningkat. Dilain pihak luas areal
kayu perlu dilakukan melalui diversifikasi produk dalam olahan atau pemanfaatan
seluruh bagian pohon secara maksimal dan peningkatan upaya pemakayan kayu dari
jennis-jenis yang kurang di kenal yang jumlahnya di indonsia masih cukup banyak
(Husein,2004).
kebutuhan kayu yang dimanfaatkan oleh manusia yang mengakibatkan jumlah kayu
yang di gunakan juga semakin meningkat. Pemahaman akan pentingnya pohon bagi
kerusakan hutan yang ada di Indonesia meningkat begitu dratis tiap tahunnya.
masyarakat dalam hal peruntukannya. Hal ini menyebapkan pemanfaatan kayu yang
keliru tidak sesuai dengan subtasinya sehingga kayu digunakan tidak sesuai dengan
industri. Kebun Raya uho merupakan salah satu tempat tumbuh dan berkembangnya
tanaman kayu eha. Tanaman kayu eha ini belum banyak di ketahui manfaatnya oleh
B. rumusan masalah
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui karakteristik tanaman Kayu
Eha (Captanopsis buruana Miq). di kawasan Kebun Raya UHO Kota Kendari
Sulawesi Tenggara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Tanaman
Klasifikasi Eha
Ordo: Fagales
Famili: Fagaceae
Genus: Castanopsis
panjang 7-12 cm, lebar 2-3,5 cm, permukaan daun licin berlilin, dan bagian
tersusun seperti spiral dan daun penumpu mudah luruh (Heriyanto, et. al 2007).
Ahli botani Van Steenis (1972) dalam Heriyanto, et. al (2007) menyatakan bahwa
6 daun penumpu (stipula) ditutupi bulu yang lebat, panjang daun berkisar antara 10
15 mm dan lebar 2-3 cm. Salah satu ciri khas organ vegetatifnya, yaitu bila daun
dilipat maka akan terlihat garis lilin berwarna putih memanjang pada bagian daun
di sebelah atas (Prawira, 1990 dalam Heriyanto, et. al 2007). Bunga jantan tersusun
dalam untaian berbentuk bulir sepanjang 15-25 cm, bunga betina tumbuh menyendiri
dengan panjang 5-15 cm, diameter 2-4 mm, dan bunga berwarna kuning keputihan.
Buahnya bertangkai seperti buah rambutan, berkelompok di mana kulit buah ditutupi
oleh duri yang tumbuh berkelompok, ramping, tajam, dan berkayu. Buah berbentuk
bulat telur dengan duri mencuat pada empat sisi yang berisi tiga biji berbentuk tipis
dan cekung. Biji biasanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan dengan cara direbus
permukaan batang tidak rata, terdapat alur-alur memanjang pada batang yang tak lain
adalah garis empulur yang menonjol keluar. Hal ini merupakan salah satu ciri khas
organ vegetatif famili Fagaceae. Kayu terasnya berwarna coklat kelabu sampai merah
muda, kayu gubal/ bagian tengah berwarna putih, kuning muda, dan kadang-kadang
2007).
Penyebaran
Menurut Heyne (1987), penyebaran Eha meliputi Jawa, Sumatera, Papua,
Myanmar, dan Malaysia. Di Eropa terdapat buah dari famili Fagaceae yang
bahwa Eha tumbuh di Myanmar, Malaysia, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Swedia,
Ekologi
Kayu Eha merupakan salah satu jenis kayu yang tumbuh terpencar, kayu
tersebut dapat tumbuh pada ketinggian 1000-2000 m diatas permukaan laut. Terdapat
di hutan yang selalu hijau terutama pada tanah Latosol dan Oksisol. Tanaman ini
memerlukan curah hujan dalam setahun 2000-3000 mm/tahun (Heriyanto, et.al 2007).
Aspek Silvikultur
Kayu Eha berbuah setiap tahun pada bulan Oktober sampai Desember.
Pengumpulan benih dapat dilakukan dengan cara memanjat atau menggunduh buah
langsung dari pohon. Buah berbentuk bulat telur dengan duri mencuat pada empat sisi
yang berisi tiga biji berbentuk tipis dan cekung (Heriyanto, et. al 2007).
vegetative (stek). Benih kayu Eha termasuk benih ortodoks. Jadi, cara menyimpan
sejenis kayu Eha biasanya diberi perlakuan pendahuluan terlebih dahulu, yaitu 8
direndam dalam larutan asam sulfat 0,1 m selama 20 menit. Media tabur yang
dilakukan dengan menggunakan stek batang. Penambahan GBH3 ml/l air dapat
B. Pengertian kayu
Pengeringan kayu adalah proses penurunan kadar air kayu sampai mencapai
kadar air tertentu atau kadar air yang sesuai dengan kondisi tempat kayu tersebut
mengurangi berat kayu, meningkatkan kekuatan kayu (dengan berkurangnya kadar air
xylem yang masih hidup dan berfungsi sebagai penyalur cairan dan menyimpan
cadangan makanan. Bagian kayu gubal cenderung basah dan lebih mudah
dikeringkan. Sedangkan pada kayu teras seluruh proses fisiologi sudah tidak dapat
permeabilitas kayu menurun sehingga sulit dikeringkan dan mudah mengalami cacat
2. Empulur
karena empulur memiliki ikatan yang lebih lemah dengan jaringan kayu
terutama pada pengeringan suhu yang relative tinggi (Tobing, 1988 dalam Ginanjar,
2011).
Kayu remaja merupakan bagian kayu yang terbentuk oleh Kambium berumur
muda yang memiliki banyak serat spiral dan diding sel yang tipis. Kayu remaja
berpotensi susut arah longitudinal lebih besar dibandingkan bagian kayu lainnya.
Cacat yang sering terjadi pada bagian ini adalah deformasi (perubahan bentuk) seperti
cacat bungkuk (crook) dan collapse (Haygreen dan Bowyer , 2007 dalam Ginanjar,
2011).
4. Jari-jari kayu
Menurut Pandit dan Dani (2008), jari-jari kayu terdiri dari sel-sel berdinding
tipis oleh karena itu relatif lebih lemah terutama jari-jari yang rapat, sehingga bagian
ini sering mengalami cacat pengeringan seperti retak permukaan, pecah atau retak
dalam.
5. Riap tumbuh
yang terlihat nyata ataupun samar. Garis-garis konsentris ini memusat pada empulur
dan disebut riap tumbuh. Dalam satu riap tumbuh terdiri dari dua bagian kayu, yaitu
kayu gubal dan kayu teras (Pandit, 2008). Sifat pengeringan kayu gubal dan kayu
teras berbeda yang diakibatkan oleh berat jenisnya yang berbeda. Oleh karena itu
penyusutan arah radial dan tangensial kayu sering diikuti oleh deformasi.
6. Mata kayu
Mata kayu memiliki berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan bagian kayu di
sekitarnya. Pada saat pengeringan, mata kayu rentan mengalami pecah dan lepas
(loose knots). Hal ini dapat menurunkan mutu kayu hasil pengeringan (Tobing, 1988
7. Kayu reaksi
Menurut Haygreen dan Bowyer 2007 dalam Ginanjar , 2011), kayu reaksi
(muntir) dan sebagainya. Hal ini disebabkan penyusutan longitudinal kayu reaksi
sebagai tanaman berkayu yang mempunyai tinggi 15-20 kaki atau lebih dengan ciri
batang pokok yang tunggal dan bukannya batang yang banyak. ciri-ciri tumbuhan
berkayu (pohon) adalah Vascular (memiliki jaringan pengangkutan berupa sylem dan
floem), prennial (dapat hidup beberapa tahun), mempunyai batang di atas tanah yang
batang) (Sucipto,2009).
Menurut I Ketut dan Dani (2008) sifat-sifat umum kayu antara lai:
2. Komposisi kimia terdiri dari tiga komponen penting yaitu selulosa, hemiselulosa,
dan lignin
orientasinya.
mengeluarkan air.
sifat-sifat yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini dapat terjadi antara jenis pohon
atau dalam jenis yang sam, bahkan dapat terjadi perbedaan sifat dalam satu batang
pohon yang sama. Perbedaan -perbedaab dapat berupa warna, sifat kekuatan atau
dalam kayu tentu juga akan menyebapkan perbedaan sifat-sifat yang dimiliki oleh
kayu yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam penggunaan dan pengelolaan setiap
jenis kayu harus di sesuaikan dengan sifat sifat yang dimiliki oleh kayuyang
bersangkutan. sekecil apapun perbedaan struktur anatomi suatu jenis kayu, tentu akan
D. Kadar air
Air adalah unsur alami semua bagian suatu pohon yang hidup. dalam bagian
xilem, air umumnya berjumlah lebih daripada separuh berat total. artinya, berat air
dalam kayu segar umumnya sama atau lebih besar daripada berat bahan kayu kering.
apabila pohon mati atau suatu kayu gelondong diolah menjadi kayu gergajian, finir,
atau serpihan kayu segera mulai kehilangan sejumlah airnya ke udara sekitarnya
(Dunmanauw, 2001).
dalam kayu perubahan kadar air lebih lambat, sebab waktu yang dibutuhkan oleh air
untuk berdifusi dari atau ke bagian luar kayu lebih lama. Oleh karena itu, dalam
sepotong kayu umumnya terdapat 2 kelainan kadar air kayu, yaitu kadar yang
rendah (kecil) pada permukaan kayu dan kadar air yang tinggi (besar) pada bagian
dalam kayu. Di antara kedua titik berlainan itu terdapat peralihan kadar air yang
dalam bentuk uap lebih mudah keluar, karena struktur sel yang berbentuk tabung
Air dalam kayu terdiri atas 2 bentuk yaitu air terikat dan air bebas. air terikat
merupakan air yang terdapat pada dinding sel sedangkan air bebas merupakan air
yang terdapat pada rongga sel. jumlah air bebas bergantung pada porositas dan
Kadar air kau merupakan jaumlah air yang dikandung di dalam kayu yang
dinyatakan dalam persen berat kering ovenya. Jumlah air yang di kandung
E. Penyusutan kayu
Penambahan air atau zat cair lain pada zat dinding sel akan menyebabkan
jaringan mikrofibril mengembang, keadaan ini berlangsung hingga titik jenuh serat
tercapai. Dalam proses ini dikatakan bahwa kayu mengembang atau memuai.
Penambahan air seterusnya pada kayu tidak akan mempengaruhi perubahan volume
dinding sel, sebab air yang ditambahkan di atas titik jenuh serat akan ditampung
dalam rongga sel. Sebaliknya jika air dalam kayu dengan kadar air maksimum
dikurangi, maka pengurangan air pertama-tama akan terjadi pada air bebas dalam
rongga sel sampai mencapai titik jenuh serat akan menyebabkan dinding sel kayu itu
menyusut atau mengerut. Dalam hal ini dikatakan bahwa kayu itu mengalami
kembang susut suatu kayu. Kembang susut kayu mempunyai arah tertentu karena
adanya perbedaan struktur pori-pori kayu atau trakeida pada kayu berdaun jarum.
Pada umumnya, terdapat 3 arah penyusutan utama pada kayu 10 yaitu; tangensial,
rata-rata 10%. Radial merupakan arah penyusutan searah dengan jari-jari kayu atau
memotong tegak lurus lingkaran tahun. penyusutan pada arah ini berkisar antara
dengan panjang kayu atau serat batang kayu. Penyusutan arah ini berkisar antara
DAFTAR PUSTAKA
Coto Z. 2004. Outline Mata Kuliah Pengeringan Kayu. Departemen Hasil Hutan,
Fakultas Kehutanan, IPB. Bogor.