Professional Documents
Culture Documents
M DENGAN PNEUMONIA DI
RUANG LUKMAN RSI KENDAL (ANAK)
di RSI Kendal
Oleh Kelompok 1
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
TINJAUAN TEORI
2) Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus.
Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang
memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus
untuk melapisi bagian dalam jalan napas. Bronkiolus
membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang
tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia). Bronkiolus
terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori.
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional
antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
Duktus alveolar dan Sakus alveolar: Bronkiolus respiratori
kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus
alveolar dan kemudian menjadi alveoli
3) Alveoli
Alveolus adalah unit fungsional dari paru. Setiap paru
mengandung lebih dari 350 juta alveoli. Masing-masing
dikelilingi banyak kapiler darah. Alveoli bentuknya peligonal
atau heksagonal. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas asinu
terdiri dari bronkhiolus dan repiratorius (lintasan berdinding
tipir dan pendek) yang terkadang memiliki kantong udara kecil
atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveoli seluruhnya
dibatasi oleh alveolis dan sakus alveolaris terminalis
merupakan akhir paru-paru, asinus atau kadang disebut lobulus
primer memiliki tangan kira-kira 0,5 sampai dengan 1,0.
Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trakhea sampai
sakus alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang
dinamakan pori-pori kohn.
4) Paru-paru
Paru-paru adalah struktur elastis seperti spons. Paru-paru
berada dalam rongga thoraks yang terkandung dalam susunan
tulang-tulang kosta dan letaknya di sisi kiri dan kanan
mediastinum (struktur blok padat yang berada d belakang
tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena
besar, oesophageal dan trakhea).
Paru-paru juga memiliki beberapa organ asesoris sebagai
berikut :
a) Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm
diatas calvicula.
b) Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian
dalam dinding dada.
c) Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium
dan jantung.
d) Basis, terletak pada diafragma.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi.
1) Ventilasi
a. Faktor Fisiologi
1) Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada
obstruksi saluran napas bagian atas.
3) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport O2 terganggu.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu
hamil, luka, dan lain-lain.
5) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit
kronik seperti TBC paru.
b. Faktor Perkembangan
1) Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan
surfaktan.
2) Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
3) Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan
dan merokok.
4) Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-
paru.
5) Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru
menurun.
c. Faktor Perilaku
1) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi
paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.
2) Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
3) Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer
dan koroner.
4) Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake
nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol,
menyebabkan depresi pusat pernapasan.
5) Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat.
d. Faktor Lingkungan
1) Tempat kerja
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dan permukaan laut.
3) Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler.
4) Pemeriksaan sinar X dada
5) Bronkoskopi
6) Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7) Fluoroskopi
8) CT-Scan
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
h. Patofisiologi
2.2.2 Etiologi
Beberapa penyebab dari pneumonia yaitu:
a. Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.
b. Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus.
c. Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido
mycosis, ryptococosis, pneumocytis carini.
d. Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.
e. Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.
2.2.6 Patofisiologi
sistem pertahanan
Organisme
terganggu
Ketidakefektifan pola
Produksi nafas
Ketiakefektifan
sputum
bersihan jalan nafas
meningkat
2.2.8 Penatalaksanaan
a. Bila dispnea berat berikan Oksigen
b. IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan
dibagi rata dalam 24 jam.
c. Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan
Kloramfenikol 75 mg /kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis
2.2.9 Komplikasi
a. Abses paru
b. Edusi pleura
c. Empisema
d. Gagal nafas
e. Perikarditis.
2) Keluhan Utama
Sering menjadi alasaan klein untuk meminta pertolongan
kesehatan adalah Sesak napas, batuk berdahak, demam, sakit
kepala, nyeri dan kelemahan.
b. Diagnosa :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidak
mampuan untuk mengeluarkan sekresi pada jalan napas.
2. Pola napas tidak efektif b/d kelemahan otot pernapasan.
3. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan umum
c. Intervensi