You are on page 1of 3
a KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP JAKARTA SELATAN JALAN GATOT SUBROTO KAY. 40-42, JAKARTA 12190, KOTAK POS 124 ‘TELEPON (02) 280208, 6736062 FAKSIMILE (02) 573002: SUS; {TAYANAN INFORWASIDAN PENGADUAN KRING PALAK (021) 800200; "EMAL pengeduanGoulakoo is Nomor : S- 85) MPJ.30/2017 ‘3 Juli 2017 Sifat : Segera Hal Tanggapan Surat Nomor 083/LMKN- EksternalX-2016 Yth. Ketua Komisioner LMKN Jalan Iskandarsyah | No. 3A, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ‘Sehubungan dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan pertanyaan terkait pemotongan PPh Pasal 23 atas penarikan, penghimpunan, dan pendistribusian royalti dari Pengguna yang bersifat komersial oleh Lembaga Manajemen Kolektif Nasional, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) adalah lembaga nasional yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 yang _memilki kewenangan untuk menarik, menghimpun, dan mendistribusikan royalti dari Pengguna Lisensi yang bersifat komersial; 2. Arus proses bisnis yang dilakukan oleh LMKN adalah sebagai berikut: LMKN melalui koordinasi dengan Koordinator Pelaksana Penarikan dan Penghimpunan Royalti (KP3R) bekerjasama dengan semua Lembaga Menajemen Kolektif (LMK) dalam mengelola royalti Pencipta, Pemegang Hak Cipta, atau Pemilk Hak Terkait (Pencipta). LMK merupakan lembaga yang menerima kuasa secara langsung dari para Pencipta, Pemegang Hak Cipta, atau Pemilik Hak Terkait atas hak cipta dan/atau produk hak terkait dan telah memperolah izin operasional dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. b. LMK menerbitkan invoice kepada LMKN atas hak cipta dan/atau produk hak terkait yang telah dikuasakan kepadanya dan sejumlah fee atas jasa pengelolaan LMK tersebut; c. LMKN menerbitkan invoice kepada masing-masing Pengguna Lisensi yang bersifat komersial, sesuai dengan jumiah tagihan LMK dan sejumlah fee atas jasa pengelolaan LMKN; 4. Alokasi dari Royalti Terhimpun yang dihimpun oleh LMKN adalah sebagai berikut: 1) LMKN menerima maksimal 5% (lima persen) dari keseluruhan Royalti Terhimpun untuk biaya operasional: 2) LMK menerima alokasi dana maksimal 25% (dua puluh lima persen) dari keseluruhan Royalti Terhimpun untuk biaya operasional; 3) Pencipta menerima royalti siap distribusi sebesar minimal 70% (tujuh puluh persen) dari keseluruhan Royalti Terhimpun; dan 4) Atas royalti berikut: a) royalti yang belum diketahui pemiliknya; ) royalti dalam sengketa; ©) royalti yang pemiliknya belum menjadi anggota LMI reed Kp:B0.0502/2017 dicadangkan dengan besaran minimal 7% (tujuh persen) dari Royalti Terhimpun. Royalti yang tidak terpakai ditahan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun dan apabila jangka waktu dimaksud berakhir, sisa royalti yang masih ada cibagi habis kepada Pencipta sesuai dengan data dan pemakaian karya cipta pada tahun yang bertaku. @. Adapun contoh skema ilustrasi proses bisnis LMKN dapat digambarkan sebagai berikut: 41) Invoice LMKN kepada Pengguna Lisensi Pengguna Lisensi: ‘© Reimbursement taginan LMK Rp.95.000.000,00 ‘© Management Fee LMKN p.5.000.000,00 2) Invoice LMK kepada LMKN: ‘+ Reimbursement Royal PemilikLisens! p.70.000,000,00 ened | [es ‘+ Management Foo LMK p.25.000,000,00 Pencipta || Poncipta | [Pencipta 3) Pembayaran Royalti dari LMK kepada Pemilik Lisensi ‘+ Royal Rp.70.000.000,00 3. Ketentuan terkait: a. Pasal 23 ayat (1) huruf a angka 3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang - Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008; b. Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang - Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008; ¢. Pasal 26 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008; dan 4. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor HKI2.0T.03-01-04 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penarikan, Penghimpunan, dan Pendistribusian Royalti Lagu dan Musik. 4, Berkenaan dengan hal tersebut dapat kami sampaikan: a. Penghasilan yang diterima LMKN sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf d butir 1) di alas merupakan jasa manajemen yang wajib dilakukan pemotongan PPh 23 sebesar 2% (dua persen) dari jumlah penghasilan bruto tidak termasuk PEN oleh pihak yang membayarkan dalam hal ini adalah Pengguna; b. Penghasilan yang diterima LMK sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf d butir 2) di atas merupakan jasa manajemen yang wajib dilakukan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 2% (dua persen) dari jumlah penghasilan bruto tidak termasuk PPN oleh pihak yang membayarkan dalam hal ini adalah LMKN; —* ‘©. Penghasilan yang diterima Pencipta yang merupakan Subjek Pajak Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf d butir 3) dan 4) di atas merupakan penghasilan royalti yang wajb dilakukan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 15% (lima betas saneilf kp:8D.0502/2017 (lima belas persen) dari jumlah penghasilan bruto tidak termasuk PPN oleh pihak ‘yang membayarkan dalam hal ini adalah LMK; d. Penghasilan yang diterima Pencipta yang merupakan Subjek Pajak Luar Negeri ‘sebagainiana dimaksud pada angka 2 huruf d butir 3) dan 4) di atas merupakan Penghasilan royalti yang walib dilakukan pemotongan PPh Pasal 26 sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumiah penghasilan bruto tidak termasuk PPN atau dipotong sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P38) antara Indonesia dengan negara asal Pencipta oleh pihak yang membayarkan dalam hal ini adalah LMK. Demikian disampaikan, atas perhatian Saudara diucapkan terimakasih. Kepala Kantor, [Edi Stamet irianto NIP 196305031985031004 a Tembusan: KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga kp:8D.0502/2017

You might also like