You are on page 1of 8

WORKLOAD RELATION BASED ON WORKLOAD ASSESSMENT WITH THE

COMPLETENESS OF NURSING CARE DOCUMENTATION BY IMPLEMENTING


NURSES IN THE EMERGENCY DEPARTMENT OF RSU. ANUTAPURA
PALU AND RSU. UNDATA PALU

Sasnita Salam1, Titin Andri Wihastuti2, Tony Suharsono3


1,2,3
Master of Nursing Program, Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya

ABSTRACT
Proper, readable, and complete documentation will have an impact on the quality of care and defense
of potential malpractice suits, may be used as legal evidence in the event of a claim, but much of the
nursing documentation is found to be incompatible or does not contain the necessary information in
the case of the judiciary, lack of records or documentation in the patient’s medical record often hampers
the exercise of the protection of nursing professional rights, both legally and administratively. The
purpose of this research is to know the relation of workload factor based on workload assessment with
the completeness of nursing care documentation by the nurses in the room IGD RSU. Anutapura Palu
and RSU. Undata Palu. This research use correlation analytic design with cross sectional approach with
total sampling to 65 samples period from 25 March 2017 until 25 April 2017. in IGD RSU room.
Anutapura Palu and RSU. Undata Palu. From result of bivariate analysis known that there is correlation
between work load factor with completeness of nursing care documentation with p value = 0,022. The
result of regression test showed that the work load factor has regression coefficient value is -15.648
(negative value), which means that the higher workload, the percentage of completeness of the
documentation of nursing care will be lower.
Keywords: Workload, Completeness of Documentation

ABSTRAK
Dokumentasi yang tepat, mudah dibaca, dan lengkap, akan berdampak pada kualitas perawatan dan
pertahanan dari potensial gugatan malpraktik, dapat digunakan sebagai bukti hukum apabila terjadi
tuntutan, tetapi banyak dokumentasi keperawatan yang ditemukan tidak sesuai atau tidak mengandung
informasi yang diperlukan dalam kasus peradilan, serta kurangnya catatan atau dokumentasi dalam
rekam medis pasien sering menghambat pelaksanaan perlindungan hak-hak profesional keperawatan,
baik secara hukum maupun administratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
faktor beban kerja berdasarkan penilaian workload dengan kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan oleh perawat pelaksana di ruang IGD RSU. Anutapura Palu dan RSU. Undata Palu.
Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan total
sampling terhadap 65 sampel periode 25 Maret 2017 sampai dengan 25 April 2017. di ruang IGD RSU.
Anutapura Palu dan RSU. Undata Palu. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa terdapat
hubungan antara faktor beban kerja dengan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan dengan
p value = 0,022. Hasil uji regresi linear didapatkan faktor beban kerja mempunyai nilai koefisien
regresi adalah -15,648 (bernilai negatif), yang berarti bahwa semakin tinggi beban kerja, maka
persentase kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan akan semakin rendah.
Kata kunci: Beban Kerja, Kelengkapan Dokumentasi

Jurnal Ilmu Keperawatan Vol. 6, No. 1 Mei 2018. Korespondensi : Sasnita Salam. Email :
nitznotznew@gmail.com

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 6, No. 1 Mei 2018


88
PENDAHULUAN ditentukan dalam hitungan menit. Perawat
gawat darurat harus cukup berkompeten
Dokumentasi keperawatan adalah suatu
untuk melakukan semua aspek proses
dokumen atau catatan yang berisi data
keperawatan dengan terampil di bawah
tentang keadaan pasien dan merupakan
tekanan yang tinggi, dan juga harus
catatan otentik dalam penerapan
membuat catatan perawatan yang akurat
manajemen asuhan keperawatan
melalui pendokumentasian. Perawat gawat
profesional, atau komunikasi tentang
darurat harus melakukan proses asuhan
perawatan klien/pasien dan dapat ditulis
keperawatan dari pengkajian sampai catatan
tangan atau dicetak atau disimpan dalam
asuhan keperawatan dalam rentang waktu
sistem audiovisual. Dokumentasi keperawatan
yang sangat sempit. Dengan tingkat
merupakan bagian permanen dari catatan
kepanikan yang tinggi di IGD menyebabkan
medis (Chelagat et al., 2013; Nursalam, 2014).
perawat memerlukan waktu yang terbatas
Dokumentasi yang tepat, mudah dibaca, dalam pendokumentasian, tidak benar, dan
dan lengkap, akan berdampak pada kualitas kadang-kadang tidak sesuai. Kesalahan
perawatan dan pertahanan dari potensial pendokumentasian juga menyebabkan
gugatan malpraktik, dapat digunakan bencana klinis, bahkan sampai ke tuntutan
sebagai bukti hukum apabila terjadi hukum malpraktik (Alford, 2003; Iyer, et al.,
tuntutan, tetapi banyak dokumentasi 2005; Weaver, 2004).
keperawatan yang ditemukan tidak sesuai Berdasarkan studi pendahuluan untuk
atau tidak mengandung informasi yang melihat kelengkapan dokumentasi asuhan
diperlukan dalam kasus peradilan, serta keperawatan di IGD RSU Anutapura Palu
kurangnya catatan atau dokumentasi dalam terhadap 30 status pasien yang diambil
rekam medis pasien sering menghambat secara acak, didapatkan dokumentasi asuhan
pelaksanaan perlindungan hak-hak keperawatan sebesar 36,7% berada dalam
profesional keperawatan, baik secara hukum kategori lengkap sedangakan 63,3% adalah
maupun administratif (Baath, et al., 2007; kategori yang tidak lengkap, sedangkan
Kuehl, 2005). Laporan tahunan Parliamentary untuk RSU. Undata Palu terdapat 66,7%
and Health Service Ombudsman’s di Inggris status dengan kategori lengkap dan 33,3%
mengidentifikasi 1.425 keluhan terkait kategori tidak lengkap. Ketidaklengkapan
investigasi dengan pelayanan kesehatan status pasien akan berdampak pada
(Abraham, 2006). Kurangnya komunikasi penurunan kualitas pelayanan rumah sakit
atau komunikasi yang tidak memadai juga dan permasalahan legal etik. Berdasarkan
merupakan salah satu penyebab dari tidak fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk
akuratnya dokumentasi yang dilakukan meneliti faktor beban kerja perawat
(Oxtoby, 2004). berdasarkan penilaian workload yang
Keperawatan gawat darurat bersifat berhubungan dengan kelengkapan
cepat dan perlu tindakan yang tepat, serta dokumentasi asuhan keperawatan oleh
memerlukan pemikiran kritis. Di lingkungan perawat pelaksana di ruang IGD RSU
gawat darurat, hidup dan mati seseorang Anutapura Palu dan RSU Undata Palu.

www.jik.ub.ac.id
89
METODE faktor beban kerja dengan kelengkapan
dokumentasi asuhan keperawatan.
Penelitian ini merupakan penelitian
analitik korelasional dengan pendekatan
cross sectional, terhadap 65 sampel dengan HASIL PENELITIAN
menggunakan total sampling. Dilaksanakan Tabel 1. Distribusi Karakteristik
mulai tanggal 25 Maret 2017 sampai Responden Berdasarkan Beban Kerja di
dengan 25 April 2017 di RSU. Anutapura Ruang IGD RSU. Anutapura Palu dan
Palu dan RSU. Undata Palu. Instrumen dalam RSU. Undata Palu pada bulan Maret –
penelitian ini menggunakan lembar April 2017
observasi untuk menilai beban kerja (Ilyas, Beban Kerja Frekuensi Persentase
2004) dan kelengkapan dokumentasi Rendah 51 78,5%
Tinggi 14 21,5%
asuhan keperawatan (Depkes, 2005). Analisa
data yang digunakan dalam penelitian ini Total 65 100%
adalah analisis bivariat menggunakan uji Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Mann Whitney untuk mengetahui bahwa faktor responden dengan beban kerja
hubungan dari faktor beban kerja rendah adalah sebanyak 78,5% dan tinggi
berdasarkan penilaian workload dengan adalah sebanyak 21,5%. Menurut Ilyas
kelengkapan dokumentasi asuhan (2004), beban kerja produktif yang optimum
keperawatan oleh perawat pelaksana di adalah 80%. Jika beban kerja di atas 80%
ruang IGD RSU. Anutapura Palu dan RSU. produktifnya, maka beban kerja dikatakan
Undata Palu. Sedangkan uji regresi linear tinggi, sedangkan kurang dari 80% adalah
untuk mengetahui arah hubungan antara beban kerja rendah.

Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelengkapan


Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang IGD RSU. Anutapura Palu dan RSU.
Undata Palu pada bulan Maret - April 2017
Standar
Variabel Mean Median Min–Mak
Deviasi
Dependen
Kelengkapan Dokumentasi ASKEP 65,58 75 33,33 – 91,67 20,82
Pengkajian 87,18 100 66,67 – 100 16,34
Diagnosa 67,69 100 0 – 100 47,13
Rencana Keperawatan 48,72 66,67 0 – 100 41,07
Implementasi 71,15 75 25 – 100 20,36
Evaluasi Keperawatan 65,38 50 50 – 100 23,26
Catatan Keperawatan 92,92 100 0 – 100 15,18

Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa deviasi sebesar 16,34. Nilai mean dan
mean dan median pengkajian adalah 87,18 standar deviasi untuk diagnosa, rencana
dan 100 dengan nilai minimum adalah 66,67 keperawatan, implementasi, evaluasi
dan maksimum adalah 100, serta standar keperawatan, dan catatan keperawatan,

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 6, No. 1 Mei 2018


90
berturut–turut adalah 67,69 dan 47,13; deviasi sebesar 20,82
48,72 dan 41,07; 71,15 dan 20,36; 65,38 Tabel 3. Hasil uji statistik bivariat
dan 23,26; 92,92 dan 15,18. Sedangkan antara variabel beban kerja dengan
median, nilai minimum, dan nilai maksimum kelengkapan dokumentasi asuhan
masing–masing untuk diagnosa, rencana keperawatan
keperawatan, implementasi, evaluasi
Variabel p value
keperawatan, dan catatan keperawatan,
Beban Kerja 022
berturut–turut adalah 100 (0-100); 66,67
(0-100); 75 (25-100); 50 (50-100); 100 (0-
100). Untuk kelengkapan dokumentasi Dari tabel 3, dapat dilihat bahwa
asuhan keperawatan, didapatkan nilai mean variabel beban kerja berhubungan dengan
dan median sebesar 65,58 dan 75 dengan kelengkapan dokumentasi asuhan
nilai minimum adalah 33,33 dan nilai keperawatan di ruang IGD pada rentang
maksimum adalah 91,67; serta standar kepercayaan 95% adalah p = 0,022.

Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Linear Variabel Beban Kerja dengan Kelengkapan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Koefisien
Variabel Koefisien Korelasi p Value R
Regresi
(Constant) 42,568
Beban Kerja -15,648 -0,291 0,015 0,460

Dari hasil analisis regresi linear pada Berdasarkan rumus diatas maka
tabel 4 dapat diketahui bahwa kekuatan persamaan yang didapatkan dari penelitian
hubungan beban kerja dengan kelengkapan ini adalah:
dokumentasi asuhan keperawatan adalah -
Y = 42,658 + (-15,648)(BEBAN KERJA)
15,648. Hasil uji statistik beban kerja dengan
kelengkapan dokumentasi asuhan • Konstanta sebesar 42,658; artinya beban
keperawatan nilai p=0,015. kerja (X1) nilainya adalah 0 (nol) maka

Adapun persamaan untuk memprediksi kelengkapan dokumentasi asuhan

variabel dependen adalah sebagai berikut : keperawatan adalah 42,658%.


• Koefisien regresi variabel beban kerja
Y = Konstanta + a1x1 + a2x2 +……….aixi
(X1) sebesar -15,648; artinya jika variabel
Ketarangan:
independen lain nilainya tetap dan
Y = Nilai dari variabel terikat (kelengkapan beban kerja mengalami kenaikan 1%,
dokumentasi asuhan asuhan maka kelengkapan dokumentasi
keperawatan) asuhan keperawatan akan mengalami
a = Nilai koefisien regresi tiap variabel penurunan sebesar 15,648%. Koefisien
(nilai peningkatan atau penurunan) bernilai negatif artinya terjadi hubungan
x = Nilai variabel bebas negatif antara beban kerja dengan

www.jik.ub.ac.id
91
kelengkapan dokumentasi asuhan pendokumentasian tindakan keperawatan,
keperawatan, sehingga semakin persentase terendah adalah pernyataan
bertambah beban kerja, maka semakin tentang revisi tindakan berdasarkan hasil
menurun persentase kelengkapan evaluasi yaitu sebesar 26,15% dan tertinggi
dokumentasi asuhan keperawatan. adalah 100% pada pernyataan untuk
mencatat semua tindakan yang dilakukan
Analisis korelasi berganda (R), digunakan
dengan ringkas dan jelas. Sedangkan 30,77%
untuk mengetahui hubungan antara dua
adalah persentase terendah untuk
atau lebih variabel independen secara
pendokumentasian evaluasi keperawatan
serentak terhadap variabel dependen.
dengan pernyataan evaluasi yang mengacu
Berdasarkan tabel 4 didapatkan nilai R =
pada tujuan dan 72,31% merupakan
0,460; yang berarti bahwa terjadi hubungan
persentase terendah untuk pendokumentasian
yang sedang antara beban kerja dengan
catatan asuhan keperawatan dengan
kelengkapan dokumentasi asuhan
pernyataan yaitu mencantumkan paraf/nama
keperawatan (Sugiyono, 2007).
jelas perawat yang melakukan tindakan serta
tanggal dan jam pelaksanaan tindakan.
PEMBAHASAN
2. Hubungan beban kerja dengan
1. Kelengkapan Dokumentasi Asuhan kelengkapan dokumentasi asuhan
Keperawatan keperawatan

Data kelengkapan dokumentasi asuhan Hasil analisis univariat menunjukkan


keperawatan menunjukkan bahwa data bahwa mayoritas responden untuk
pengkajian dengan persentase terendah kelengkapan dokumentasi keperawatan
adalah pernyataan tentang pengambilan memiliki beban kerja rendah yaitu
data pengkajian yang diambil sejak pasien sebesar 78,5% dan sisanya 21,5% adalah
masuk hingga pasien pindah ruangan atau responden dengan beban kerja yang tinggi.
meninggalkan IGD yaitu sebesar 61,54%, Menurut Walker, et.al., (1964), proses
dan data pendokumentasian diagnosa pendokumentasian merupakan pekerjaan
keperawatan pada ke dua pernyataan yang yang sangat menyita waktu sehingga dapat
dinilai dimana menunjukkan persentase mengurangi interaksi antara perawat dan
yang sama yaitu sebesar 67,69%. Persentase pasien. Tuntutan berlebihan untuk
terendah dalam perencanaan keperawatan kelengkapan dokumentasi merupakan
adalah pernyataan tentang perencanaan gangguan konstan dan beban kerja bagi
keperawatan yang disusun menurut prioritas perawat. Perawat menghabiskan rata – rata
dengan persentase sebesar 13,85% dan 20,9% dari waktu mereka hanya untuk
persentase tertinggi adalah 61,54% yaitu melakukan pendokumentasian keperawatan.
pernyataan tentang rencana keperawatan Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan
yang melibatkan klien/pasien dan menggunakan uji Mann Whitney, didapatkan
keluarga serta tindakan yang bekerjasama nilai p = 0,22 (p < 0,05), yang berarti
dengan tim kesehatan lain. Untuk terdapat hubungan yang signifikan antara

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 6, No. 1 Mei 2018


92
beban kerja dengan kelengkapan dapat diprediksi dengan situasi yang dapat
dokumentasi asuhan keperawatan. berubah. Kondisi tersebut sesuai dengan
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang teori Gaudine (2000), yang menyatakan
dilakukan oleh Passaribu (2013), yang bahwa faktor beban kerja dipengaruhi oleh
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang kondisi pasien, respon pasien, karakteristik
signifikan antara beban kerja dengan pasien, tindakan keperawatan yang
pendokumentasi asuhan keperawatan. Hal diberikan, lingkungan kerja, tanggung jawab
ini didukung oleh teori Marquis, et.al., yang terlalu berat, tuntutan dalam waktu
(2010), yang menyatakan bahwa beban kerja bersamaan, kejadian-kejadian yang tidak
perawat adalah keseluruhan kegiatan atau dapat diantisipasi, interupsi, dan kejadian
aktivitas yang dilakukan oleh seorang berisik dan gaduh.
perawat selama bertugas di suatu unit Beban kerja yang terlalu berlebihan akan
pelayanan keperawatan. Kegiatan atau mengakibatkan stres kerja baik fisik maupun
aktivitas yang terlalu tinggi dapat psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti
menyebabkan tidak efisiennya tindakan sakit kepala, gangguan pencernaan dan
asuhan keperawatan termasuk didalamnya mudah marah. Sedangkan pada beban kerja
adalah melakukan dokumentasi asuhan yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang
keperawatan. Nursalam (2014), menyatakan dilakukan karena pengulangan gerak yang
bahwa pendokumentasian yang tidak baik menimbulkan kebosanan. Kebosanan dalam
merupakan indikator mutu pelayanan kerja rutin sehari-hari karena tugas atau
keperawatan yang kurang baik, sehingga pekerjaan yang terlalu sedikit
dapat menimbulkan tingkat kepuasan yang mengakibatkan kurangnya perhatian pada
rendah dari pasien. pekerjaan. sehingga secara potensial
Beban kerja dipengaruhi oleh dua faktor membahayakan pekerja. Beban kerja yang
yaitu faktor eksternal (seperti tugas–tugas tinggi dapat meningkatkan terjadinya
yang bersifat fisik, tata ruang, tempat kerja, komunikasi yang buruk antar perawat
alat dan sarana kerja, sikap kerja, dan tugas- dengan pasien, kegagalan kolaborasi antara
tugas yang bersifat psikologis seperti perawat dan dokter, keluarnya perawat dan
kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan ketidakpuasan kerja perawat (Manuaba,
dan tanggung jawab pekerjaan, lama waktu 2000).
kerja, waktu istirahat, shift kerja, sistem Berdasarkan hasil uji regresi linear,
imbalan, serta lingkungan kerja) dan faktor didapatkan faktor beban kerja dengan nilai
internal (seperti jenis kelamin, ukuran tubuh, p = 0,015 memiliki kekuatan hubungan
kondisi kesehatan, motivasi, persepsi, adalah sebesar -15,648 dengan kekuatan
kepercayaan, keinginan dan kepuasan) hubungan yang bernilai negatif, yang berarti
(Manuaba, 2000). Sedangkan beban kerja semakin meningkat beban kerja, maka
perawat yang bertugas di ruang gawat persentasi kelengkapan dokumentasi asuhan
darurat pada umumnya dipengaruhi oleh keperawatan semakin rendah atau menurun.
jumlah pasien, pasien yang datang secara Hal ini terlihat dari sebuah studi yang
bersamaan, dan kondisi pasien yang tidak menjelaskan bahwa perawat menghabiskan

www.jik.ub.ac.id
93
35-40 menit per shift hanya untuk melakukan SIMPULAN
pendokumentasian (Subekti, et.al., 2012) dan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
menurut Currel, et.al. (2003), perawat kesimpulan yaitu terdapat hubungan yang
menghabiskan rata-rata 38% dari waktu bermakna antara faktor beban kerja
mereka hanya untuk berkomunikasi melalui dengan kelengkapan dokumentasi asuhan
dokumentasi. Studi ini didukung oleh Iyer keperawatan oleh perawat pelaksana di
(2005), yang menyatakan bahwa perawat ruang IGD RSU. Anutapura Palu dan RSU
menghabiskan waktunya sampai dengan Undata Palu. Semakin Tinggi beban kerja
50% untuk mendokumentasikan dan maka persentasen kelengkapan dokumentasi
menjelaskan informasi ke pasien. akan semakin rendah.

DAFTAR PUSTAKA Faced by Nurses. International Journal

Airmurthy, S.P. (2004). Analisis kinerja perawat of Humanities and Social Science. 3(16) :
236 – 240.
di instalasi rawat inap RSUD. Wonogiri
di Kabupaten Wonogiri. Tesis. Fakultas Currell, R. W., & Urquhart, C. (2003). Nursing
Kesehatan Masyarakat Universitas Indone- record systems: effects on nursing

sia. Tidak dipublikasikan. practice and health care outcomes.


Cochrane Database of Systematic
Alford DM. (2003). The clinical record:
Reviews, CD002099(3), 1-45.
Recognizing its value in litigation. Journal
Depkes. (2005). Pedoman Pelayanan
of Advanced Nursing. 24(3) : 228-230.
Keperawatan Gawat Darurat di Rumah
Aminuddin. (2002). Hubungan iklim kerja
Sakit. Direktoral Keperawatan dan
dengan kinerja perawat pelaksana di Pelayanan Medik, Direktorat Jenderal
ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah Bina Pelayanan Medik, Departemen
Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2002. Tesis. Kesehatan RI. Jakarta.Dessler, G. (2004).
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Manajemen sumber daya manusia. Edisi
Indonesia. Tidak dipublikasikan. 9. Jakarta : PT. Indeks.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Ilyas, Y. (2004). Perencanaan SDM Rumah
Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Sakit, Teori, Metoda dan Formula. Jakarta:
V. Jakarta: Rineka Cipta. FKMUI.
Baath, C., Hall-Lord, M., Johansson, I., and Iyer, P. & Camp, N. (2005). Nursing
Larson, B.W. (2007). Nursing assessment Documentation: A Nursing Process
documentation and care of hip fracture Approach. (4th ed). St. Louis, MO : Mosby.
patients’ skin. Journal of Orthopaedics Kuehl, A. (2005). Documentation Crisis in
Nursing. 11(1) : 4 – 14. The Emergency Department. Dateline,
Chelagat, D., Sum, T., Obel, M., Chebor, A., 3(1) : 1–5.
Kiptoo, R., Bundotich-Mosol, P. (2013). Lusiani, M. (2006). Hubungan karakteristik
Documentation : Historical Perspective, individu dan sistem penghargaan dengan
Purpose, Benefits and Challenges as kinerja perawat menurut persepsi

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 6, No. 1 Mei 2018


94
perawat pelaksana di RS Sumber Waras Sumenep Madura. Tesis. Universitas Gajah
Jakarta. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Mada. Yogyakarta.
Universitass Indonesia. Tidak Robbins, P. S. (2006). Perilaku organisasi. Edisi
dipublikasikan. Manuaba, A. (2000). Bahasa Indonesia. Edisi 10. Jakarta: PT.
Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Indeks Kelompok Gramedia.
Kerja. Dalam : Wigny Osvebroto, S &
Rusmiati. (2006). Hubungan lingkungan
Wiratno, SE, Eds, Procendings Seminar
organisasi dan karakteristik perawat
Nasional Ergonomi. PT. Guna Widya,
dengan kinerja perawat pelaksana di
Surabaya : 1-4.
ruang rawat inap RSUP. Persahabatan
Marquis, L.B, & Houston, C.J. (2010). Jakarta. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan
Leadership Roles and Management Universitas Indonesia. Tidak Dipublikasikan.
Functions in Nursing Theory and
Sastradijaya, H.J. (2004). Faktor-faktor yang
Application. 5th ed. California, Philadelphia:
berhubungan dengan kinerja perawat di
Lippincot Williams & Wilkins.
ruang rawat inap RSUD. Cilegon. Tesis.
Martini. (2007). Hubungan karakteristik
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
perawat, sikap, beban kerja, ketersediaan
Indonesia. Tidak Dipublikasikan.
fasilitas dengan pendokumentasian
Siagian, S. P. (2000). Manajemen sumber daya
asuhan keperawatan di rawat inap RSUD
manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
kota Salatiga. Tesis Muzaputri, G. (2008).
Siagian, S. P. (2004). Teori motivasi dan
Hubungan karakteristik individu dan
aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.
faktor organisasi dengan kinerja perawat
di RSUD. Langsa NAD. Tesis. Fakultas Sopiah, M. M. (2008). Perilaku Organisasional.
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Tidak Dipublikasikan. Subekti, I., Hadi, S., Utami, N.G. (2012).
Notoatmodjo, S. (2007). Pendidikan dan Perilaku Dokumentasi Proses Keperawatan.
Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta. Malang : UMM Press.

Notoatmodjo, S. (2009). Pengembangan Sumber Sugiyono. (2007). Metode Penelitian


Daya Manusia. Jakarta : Rhineka Cipta Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan: Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.


Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Sulistiyani., Ambar, T., Rosidah. (2009).
Profesional. Edisi 4. Jakarta : Salemba Manajemen sumber daya manusia.
Medika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Oxtoby, K. (2004). Is your record keeping up Walker, V. H., & Selmanoff, E. D. (1964). A
to scratch? Nursing Times, 100(38), 18- study of the nature of nurses’ notes.
21. Nursing Research. 13(2), 113-121.
Riyadi, S. (2007). Hubungan motivasi kerja Weaver JC. (2004). Appropriate documentation:
dan karakteristik individu dengan kinerja Your first (and best) defense. ED Legal
perawat di RSD. Dr. H. Moh. Anwar Letter. 15(5) : 49-60

www.jik.ub.ac.id
95

You might also like