Professional Documents
Culture Documents
OLEH : KELOMPOK 5
DELLA NOFRIANTIKA
INTAN MAHARANI
NABILA FATYA
RIZKA PURNAMA
VONNY SAFA
YAYUK SUSENO
DOSEN PEMBIMBING
RIALIKE BURHAN, M.KEB.
2
komunitas tertentu. Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami
perannya di komunitas, yaitu :
1. Sebagai Pendidik
2. Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan
kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan.
Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan.
3. Sebagai Pengelola
4. Sebagai Peneliti
5. Sebagai Pemberdaya
6. Sebagai Pembela klien (advokat )
7. Sebagai Kolaborator
8. Sebagai Perencana
3
Berdasarkan penyebab kematian ibu bisa dibedakan menjadi langsung dan tidak langsung.
1. Penyebab langsung
a. Perdarahan (42%)
b. Keracunan kehamilan/ Eklampsi (13%)
c. Keguguran/aborttus (11%)
d. Infeksi (10%)
e. Partus lama/ peralinan macet ((%)
f. Penyebab lain (!5%)
2. Penyebab tidak langsung
a. Pendidikan ibu-ibu terutama yang ada di pedesaan masih rendah.
b. Sosial ekonomi dan sosial budaya Indonesia yang mengutamakan bapak
dibandingkan ibu.
c. “4 terlalu” dalam melahirkan, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu
banyak.
d. “3 terlambat”, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim ke
tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan.
4
d. Pemantapan kerjasama lintas program dan sektor.
2. Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program.
3. Sosialisasi dan advokasi.
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat 1 tahun. Angka kematian bayi (AKB) mencapai 35 per 1.000
kelahiran hidup. Definisi lain yaitu Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat
setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat 1 tahun (Depkes RI, 2009). Penyebab
kematian bayi meliputi asfiksi, infeksi, hipotermi, BBLR, trauma persalinan. Penyebab
lain meliputi pemberian makan secara dini, pengetahuan yang kurang tentang perawatan
bayi, tradisi (masyarakat tidak percaya pada tenaga kesehatan), serta sistem rujukan yang
kurang efektif.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kematian bayi yaitu:
1. Peningkatan kegiatan imunisasi pada bayi.
2. Peningkatan ASI Eksklusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan tumbuh
kembang.
3. Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi.
4. Program Manajemen Tumbuh Kembang Balita Sakit dan Manajemen Tumbuh
Kembang Balita Muda.
5. Pertolongan persalinan dan penatalaksanaan bayi baru lahir dengan tepat.
6. Diharapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman dan perawatan
pasca persalinan sesuai standar kesehatan.
7. Program ASUH.
8. Keberadaan bidan desa.
9. Perawatan neonatal dasar.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu,
yang manjadi indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri dan
ginekologi di suatu wilayah. Menurut SDKI tahun 2007, AKI di Indonesia tahun 2007
sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI menurut SDKI
tahun 2003 sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun,
namun masih jauh dari target MDGs 2015 yaitu sebesar 102/100.000 kelahiran hidup.
5
Sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target
tersebut. Bidan sebagai tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan kebidanan komunitas
di lini terdepan, mempunyai peranan penting dalam penurunan AKI yang dinilai masih
tinggi.
Angka kematian ibu dikatakan masih tinggi karena :
1. Jumlah kematian ibu yang meninggal mulai saat hamil hingga 6 minggu setelah
persalinan per 100.000 persalinan tinggi
2. Angka kematian ibu tinggi adalah angka kematian yang melebihi dari angka target
nasional
3. Tingginya angka kematian, berarti rendahnya standar kesehatan dan kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan, dan mencerminkan besarnya masalah kesehatan.
Angka kematian Ibu(AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan
Indonesia(SDKI,2003) masih cukup tinggi,yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Berarti
kematian ibu terjadi 18.300 setiap tahun ,1.500 setiap bulan,352 setiap minggu,50 setiap hari
dan 2 jam ,dengan estimasi ibu bersalin (Bulin)/tahun=5 juta.
Menurut SDKI tahun 2003, AKB sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Sedangkan
berdasarkan perhitungan BPS tahun 2007 sebesar 27/1000 kelahiran hidup. Adapun target
AKB pada MDG’s 2015 sebesar 17/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi meliputi :
Gangguan perinatal (34,7%), Sistim pernapasan (27,6 %), Diare (9,4%), Sistim pencernaan
(4,3%) dan Tetanus (3,4%).
Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena hamil dan bersalin, yakni
:
1 Perdarahan 28%
2 Eklampsi 24%
3 Infeksi 11%
4 aborsi yang tidak aman 5%
5 trauma obstetric 3%
6
6 lain-lain 11%
Survey WHO tahun 2002 dan 2004 menyebutkan, kematian bayi baru lahir
Asfiksia 27%
2 BBLR 210%
3 Tetanus 4%
4 Malnutrisi 54%
5 Diare 19%
6 Pneumonia 19%
7 Campak 7%,
8 Malaria 5%.
7
Disebabkan asfiksia 27%, BBLR 24%, tetanus 10%, sisanya infeksi, pendarahan
dan masalah asupan. Kematian anak, masih menurut WHO, di sebabkan malnutrisi
sebesar 54% yang bermuara pada berbagai penyakit, yaitu diare 19%, pneumonia 19%,
campak 7%, malaria 5%.
Departemen umum Departemen Kesehatan RI menurut Menkes adalah
menurunkanangka kematian bayi dan 33/1000 menjadi 26/1000 kelahiran hidup .
demikian pula,prevalensi gizi kurang pada balita ditekan dari 25,8 % menjadi 20%,umur
harapan hidup .dari 66,2tahun menjadi 70,6 tahun. Untuk mencapai target tersebut telah
disiapkan Departemen Kesehatan dalam empat strategi pokok yakni :
1. Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan
2. Mendekatkan akses keluarga miskin daan rentan terhadap layanan kesehatan
berkualitas
3. Meningkatkan surveilence
4. Meningkatkatk pembiayaan dibidang kesehatan.
Keselamatan dan kesejahteraan perempuan dan anak sangat penting tidak saja
bagi pemenuhan hak hidup sehat bagi mereka, tapi juga dalam mengatasi masalah
ekonomi, sosial dan tantangan pembangunan.
Struktur kelebagaan – –
8
yang masih memiliki kemampuan tentang kesehatan gratis,yang
ekonomi nya yang rendah. diharapkan masyarakat dapat
memiliki kesadaran untuk
memeriksakan kesehatan ibu
hamil dan bayinya pada
pelayanan kesehatan yang
terbaik
Parameter Hukum – –
Training – –
Sikap komunitas
terhadap fihak luar spt
LSM – –
9
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu
dan anak (KIA) secara paripurna. Namun dalam kebidanan Komunitas terdapat juga issue
kesehatan yang menajdi sebuah masalah kebidanan di Komunitas yang dijumpai dalam
kebidan komunitas dan menjadi salah satu peran tugas dan tanggung jawab bidan dalam
menangani masalah tsebut diantaranya Kematian ibu dan bayi.
B. SARAN
Diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca mengenai asuhan kebidanan
komunitas terutama bagi mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
10
DAFTAR PUTAKA
11