You are on page 1of 11

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

EVIDANCE BASED DALAM ASUHAN KEBIDANAN


KOMUNITAS

OLEH : KELOMPOK 5
 DELLA NOFRIANTIKA
 INTAN MAHARANI
 NABILA FATYA
 RIZKA PURNAMA
 VONNY SAFA
 YAYUK SUSENO

DOSEN PEMBIMBING
RIALIKE BURHAN, M.KEB.

PRODI DIV KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
2019
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KEBIDANAN KOMUNITAS


Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu
dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita
adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan
membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik
tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat.
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat
yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang
dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.
Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seorang tinggal
beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan
membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik
tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit.
Masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di
suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana factor utama yang
menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya, dibandingkan
dengan penduduk diluar batas wilayah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat
hubungan social tertentu

B. TUJUAN KEBIDANAN KOMUNITAS


Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan keluarga.
Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan di masyarakat yang
ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk
mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan
untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu
dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam

2
komunitas tertentu. Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami
perannya di komunitas, yaitu :
1. Sebagai Pendidik
2. Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan
kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan.
Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan.
3. Sebagai Pengelola
4. Sebagai Peneliti
5. Sebagai Pemberdaya
6. Sebagai Pembela klien (advokat )
7. Sebagai Kolaborator
8. Sebagai Perencana

C. ISSUE KEBIDANAN DI KOMUNITAS : KEMATIAN IBU DAN BAYI


Sebagai seorang bidan yang bekerja di komunitas, harus mengetahui dan memahami
beberapa pokok permasalahan yang terjadi di komunitas, diantaranya kematian ibu dan bayi.
Kematian ibu adalah kematian perempuan selama masa kehamilan,atau dalam 42 minggu
hari setelah persalinan dari setiap penyebab yang berhubungan dengan dan atau diperburuk
oleh kehamilan atau penangannya, tetapi bukan karena kecelakaan . Definisi lain yaitu bahwa
kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu selama masa kehamilan atau dalam 42
hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap
penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya
tetapi bukan oleh kecelakaan atau incidental (faktor kebetulan) (Depkes RI, 2009).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator
penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu negara dan status kesehatan masyarakat.
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin dan
masa nifas (dalam 42 hari) setelah persalinan.jumlah kematian ibu melahirkan di Indonesia
mencapai angka 307 per 100.000 kelahiran.

3
Berdasarkan penyebab kematian ibu bisa dibedakan menjadi langsung dan tidak langsung.
1. Penyebab langsung
a. Perdarahan (42%)
b. Keracunan kehamilan/ Eklampsi (13%)
c. Keguguran/aborttus (11%)
d. Infeksi (10%)
e. Partus lama/ peralinan macet ((%)
f. Penyebab lain (!5%)
2. Penyebab tidak langsung
a. Pendidikan ibu-ibu terutama yang ada di pedesaan masih rendah.
b. Sosial ekonomi dan sosial budaya Indonesia yang mengutamakan bapak
dibandingkan ibu.
c. “4 terlalu” dalam melahirkan, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu
banyak.
d. “3 terlambat”, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim ke
tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan.

Pendekatan yang dikembangkan untuk menurunkan angka kematian ibu disebut


Making Pregnancy Safer (MPS), yang mengandung 3 pesan kunci, yaitu:
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih.
2. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
(memadai).
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Kegiatan yang dilakukan dalam menurunkan AKI, yaitu;


1. Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan, meliputi:
a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
b. Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai standar.
c. Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran.

4
d. Pemantapan kerjasama lintas program dan sektor.
2. Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program.
3. Sosialisasi dan advokasi.

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat 1 tahun. Angka kematian bayi (AKB) mencapai 35 per 1.000
kelahiran hidup. Definisi lain yaitu Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat
setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat 1 tahun (Depkes RI, 2009). Penyebab
kematian bayi meliputi asfiksi, infeksi, hipotermi, BBLR, trauma persalinan. Penyebab
lain meliputi pemberian makan secara dini, pengetahuan yang kurang tentang perawatan
bayi, tradisi (masyarakat tidak percaya pada tenaga kesehatan), serta sistem rujukan yang
kurang efektif.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kematian bayi yaitu:
1. Peningkatan kegiatan imunisasi pada bayi.
2. Peningkatan ASI Eksklusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan tumbuh
kembang.
3. Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi.
4. Program Manajemen Tumbuh Kembang Balita Sakit dan Manajemen Tumbuh
Kembang Balita Muda.
5. Pertolongan persalinan dan penatalaksanaan bayi baru lahir dengan tepat.
6. Diharapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman dan perawatan
pasca persalinan sesuai standar kesehatan.
7. Program ASUH.
8. Keberadaan bidan desa.
9. Perawatan neonatal dasar.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu,
yang manjadi indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri dan
ginekologi di suatu wilayah. Menurut SDKI tahun 2007, AKI di Indonesia tahun 2007
sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI menurut SDKI
tahun 2003 sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun,
namun masih jauh dari target MDGs 2015 yaitu sebesar 102/100.000 kelahiran hidup.

5
Sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target
tersebut. Bidan sebagai tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan kebidanan komunitas
di lini terdepan, mempunyai peranan penting dalam penurunan AKI yang dinilai masih
tinggi.
Angka kematian ibu dikatakan masih tinggi karena :
1. Jumlah kematian ibu yang meninggal mulai saat hamil hingga 6 minggu setelah
persalinan per 100.000 persalinan tinggi
2. Angka kematian ibu tinggi adalah angka kematian yang melebihi dari angka target
nasional
3. Tingginya angka kematian, berarti rendahnya standar kesehatan dan kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan, dan mencerminkan besarnya masalah kesehatan.
Angka kematian Ibu(AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan
Indonesia(SDKI,2003) masih cukup tinggi,yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Berarti
kematian ibu terjadi 18.300 setiap tahun ,1.500 setiap bulan,352 setiap minggu,50 setiap hari
dan 2 jam ,dengan estimasi ibu bersalin (Bulin)/tahun=5 juta.
Menurut SDKI tahun 2003, AKB sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Sedangkan
berdasarkan perhitungan BPS tahun 2007 sebesar 27/1000 kelahiran hidup. Adapun target
AKB pada MDG’s 2015 sebesar 17/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi meliputi :
Gangguan perinatal (34,7%), Sistim pernapasan (27,6 %), Diare (9,4%), Sistim pencernaan
(4,3%) dan Tetanus (3,4%).

Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena hamil dan bersalin, yakni
:

Penyebab kematian ibu Jumlah (presentasi)

1 Perdarahan 28%
2 Eklampsi 24%
3 Infeksi 11%
4 aborsi yang tidak aman 5%
5 trauma obstetric 3%

6
6 lain-lain 11%

Perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%,aborsi yang tidak aman 5%


persalinan lama, trauma obstetric 3 % dan lain-lain 11%. Penyebab kematian ibu terbesar
adalah perdarahan dan eklampsi, kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan
pemeriksaan antenatal care yang memadai atau penerapan teknolgi kesehatan yang ada.
Namun demikian ,banyak factor yang mempengaruhi baik politis maupun teknis,
sehingga teknologi kesehatan kurang dapat diterapkan secara sempurna di tingkat
Masyarakat.. pada saat kesehatan didekatkan ke masyarakat belum tentu masyarakat
memanfaatkan.nya karena berbagai alas an yang dikategorikan sebagai penyebab tidak
langsung kematian ibu,yakni social ekonomi pendidikan ,kedudukan dan peranan wanita
,social budaya dan transportasi. Hal tersebut sangat memicu terjadinya “tiga terlambat
empat terlalu” yaitu keterbatasannya kesempatan memperoleh informasi dan pengetahuan
baru, hambatan membuat keputusan, terbatasnya akses memperoleh informasi pendidikan
memadai dan kelangkaan pelayanann kesehatan yang peka terhadap kebutuan
perempuan (Anonim, 1998).

Survey WHO tahun 2002 dan 2004 menyebutkan, kematian bayi baru lahir

No Penyebab kematian Bayi Jumlah

Asfiksia 27%
2 BBLR 210%
3 Tetanus 4%
4 Malnutrisi 54%
5 Diare 19%
6 Pneumonia 19%
7 Campak 7%,
8 Malaria 5%.

7
Disebabkan asfiksia 27%, BBLR 24%, tetanus 10%, sisanya infeksi, pendarahan
dan masalah asupan. Kematian anak, masih menurut WHO, di sebabkan malnutrisi
sebesar 54% yang bermuara pada berbagai penyakit, yaitu diare 19%, pneumonia 19%,
campak 7%, malaria 5%.
Departemen umum Departemen Kesehatan RI menurut Menkes adalah
menurunkanangka kematian bayi dan 33/1000 menjadi 26/1000 kelahiran hidup .
demikian pula,prevalensi gizi kurang pada balita ditekan dari 25,8 % menjadi 20%,umur
harapan hidup .dari 66,2tahun menjadi 70,6 tahun. Untuk mencapai target tersebut telah
disiapkan Departemen Kesehatan dalam empat strategi pokok yakni :
1. Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan
2. Mendekatkan akses keluarga miskin daan rentan terhadap layanan kesehatan
berkualitas
3. Meningkatkan surveilence
4. Meningkatkatk pembiayaan dibidang kesehatan.
Keselamatan dan kesejahteraan perempuan dan anak sangat penting tidak saja
bagi pemenuhan hak hidup sehat bagi mereka, tapi juga dalam mengatasi masalah
ekonomi, sosial dan tantangan pembangunan.

Faktor pengaruh Hambatan Kesempatan

Dengan adanya kepercayaan


tersebut,bagaimana bidan dapat
Masih banyaknya masyarakat mendekati dukun untuk
Norma-norma dan yang masih mempercayai dukun melakukan mitra antara bidan
hirarki sosial sebagai penolong persalinannya. dan dukun

Struktur kelebagaan – –

Banyaknya masyarakat yang Kebijakan pemerintah yang


berpikir bahwa melahirkan pada khususnya dalam bidang
Yankes membutuhkan biaya yang kesehatan,telah banyak
Faktor Ekonomi banyak,karenabanyak masyarakat mengeluarkan kebijakan

8
yang masih memiliki kemampuan tentang kesehatan gratis,yang
ekonomi nya yang rendah. diharapkan masyarakat dapat
memiliki kesadaran untuk
memeriksakan kesehatan ibu
hamil dan bayinya pada
pelayanan kesehatan yang
terbaik

Masih banyak kepentingan politik


yang berasakan kepentingan
kelompok sehinga bantuan yang Dengan adanya kekuatan
diperuntukan bagi penurunan politik,dapat diadakan
angka kematian ibu dan bayi kerjasama lintas sector,dimana
diselewengkan kearah sebuah masyarakat khususnya ibu dan
kekuassan sehingga dana tersebut bayinya dapat menerima
tidak tepat sasaran,,,dan berujung nasihat dari pemerintahan yang
Faktor politik pada kepentingan Nepotisme dianggap sebagai panutannya.

Parameter Hukum – –

Training – –

Sikap komunitas
terhadap fihak luar spt
LSM – –

9
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu
dan anak (KIA) secara paripurna. Namun dalam kebidanan Komunitas terdapat juga issue
kesehatan yang menajdi sebuah masalah kebidanan di Komunitas yang dijumpai dalam
kebidan komunitas dan menjadi salah satu peran tugas dan tanggung jawab bidan dalam
menangani masalah tsebut diantaranya Kematian ibu dan bayi.

B. SARAN
Diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca mengenai asuhan kebidanan
komunitas terutama bagi mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

10
DAFTAR PUTAKA

Depkes RI, 1999. Bidan di Masyarakat, Jakarta (BA-3).


Meilani, Niken dkk, 2009. Kebidanan Komunitas. Fitramaya. Yogyakarta.
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta.
Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

11

You might also like