You are on page 1of 13

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS


PADA NY.N DENGAN SEPTIC SYOK
DI RUANG ICU RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS

Oleh :
DWI MIFTA NUR JANAH
P1337420116024

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA NY.N DENGAN SEPTIC SYOK DI RUANG
ICU RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS

A. PENGKAJIAN
Ruang : ICU Pengkaji : Dwi Mifta Nur Janah
Waktu pengkajian : Kamis, 14 Feb 2019 NIM : P1337420116024
Pukul : 08.00 WIB

I. IDENTITAS
1. Nama : Ny. N
2. Pekerjaan : IRT
3. Umur : 62 tahun
4. Pendidikan : SD
5. Alamat : Ngaluran 05/07 Karanganyar.
6. No. Tlp : 082xxxxxx
7. Status Perkawinan : Kawin
8. Agama : Islam
9. Cara masuk : Datang ke IGD RSUD Dr. Loekmono Hadi Kudus diantar
keluarga pada tanggal 12 Februari jam 21.00 WIB dengan keluhan sesak nafas sudah 7
hari.

II. PENGKAJIAN PRIMER


a. Status jalan napas (Airway)
Tidak terdapat sumbatan jalan nafas.
b. Status pernapasan (Breathing)
Frekuensi nafas 38 x/menit, ada suara nafas tambahan (ronchi).
c. Status Sirkulasi
Keadaan umum lemah, Tekanan Darah 53/28 mmhg, Nadi 89 x/mnt, SpO2: 96%, capiraly
refill <3detik, akral teraba hangat.
d. Disability
Keadaan umum lemah, kesadaran pasien coma, GCS = E1M1V1, pupil isokor reaksi
pupil terhadap cahaya positif.
e. Eksposure :
Suhu : 40 oC, tidak terdapat luka di tubuh pasien.

III. PENGKAJIAN SEKUNDER


A. RIWAYAT KESEHATAN
a. Data diperoleh dari
Pasien Keluarga Orang lain
b. Keluhan utama :
Klien tidak sadar (Kesadaran pasien coma GCS = E1M1V1)
c. Riwayat Keperawatan Sekarang
Klien datang ke IGD RSUD Dr. Loekmono Hadi Kudus diantar keluarga
pada tanggal 12 Februari jam 21.00 WIB dengan keluhan sesak nafas sudah 7 hari
dan demam didapatkan TD : 80/50 mmHg, HR: 97 x/menit RR: 36 x/menit, S
38,3 ºC, Spo2 70%, GDS 164 mg/dL. Kesadaran composmentis E4M6V5. Klien
dilakukan pemasangan infus RL 20 tpm dan dipasang o2 NRM 10 L/menit, dan
mendapatkan terapi Dopamin 5-15 mikro, infus paracetamol 1000 mg, infus
levofloaxin 500 gram, nebulizer ventolin + pulmocart + bisolvon. Kemudian klien
mendapat perawatan di ruang IGD selama 1 hari. Kondisi klien buruk, kritis dan
kesadarannya menurun. Selanjutnya klien dibawa keruang ICU dengan dengan
GCS : E 2 , M 3 ,V 1 kesadaran sopor, klien terpasang NGT, DC dan
menggunakan o2 NRM 10 l/m, selebihnya klien dirawat diruang ICU untuk
mendapatkan perawatan intensive.
d. Riwayat Keperawatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan bahwa klien sebelumnya belum pernah
dirawat di RS, tidak pernah mengalami sakit seperti sekarang. Klien memiliki
riwayat DM.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga klien mengatakan bahwa Ibu klien memiliki riwayat
DM tidak memiliki riwayat stroke dan penyakit jantung.

B. PENGKAJIAN FISIK
a. Sistem Pernafasan
1) Bentuk dada
Simetris Funnel Chest Asimetris
Pigeon Chest Barrel Chest

2) Batuk
Ya Tidak
Sputum
Ya Tidak
Nyeri saat batuk
Ya Tidak
3) Pola nafas
Frekuensi : 38 x/menit
Reguler Chyne Stroke Kussmaul

Ireguler Biot Apnea

Hiperventilasi Hipoventilasi Lain-lain

4) Suara nafas
- Normal
Vesikuler Bronchovasikuuler Bronchial
- Abnormal
Wheezing Stridor Ronchi
Jenis : Lokasi: kedua paru
- Vokal resonan
Pectoreloguy Bronchofoni Egofoni

5) Tactil fremitus
Meningkat Menurun Lain-lain

6) Pergerakan dada
Intercosta Supra clavical Tracheal tag
Substernal Supra sternal Flail chest

7) Otot bantu pernafasan


Retraksi intercosta/bulge Sternokleido matoideus
Pernafasan cuping hidung

8) Alat bantu pernafasan


Binasal kanul Masker Bag dan mask
Respirator Tracheostomy

b. Sistem Kardiovaskuler
1) Nadi
Reguler Kuat Ireguler Lemah
Frekuensi: 89 x/menit
2) Tekanan darah : 53/28 mmHg
3) Bunyi jantung
- Murmur Ya Tidak
4) Posisi jantung
- Ictus cordis : Teraba pada intercosta ke 5 sinistra
5) CTR: tidak terkaji
- Syncope Ya Tidak
- Palpitasi Ya Tidak
6) Edema
Ya Tidak
7) Nyeri dada
Ya Tidak

c. Sistem Persarafan
1) Kesadaran :
GCS : E 1 M 1V 1 GCS total: 3
2) Kejang
Ya Tidak
3) Reflek
a) Reflek tendon
- Bicep reflek : negatif
- Tricep reflek : negatif positif
- Reflek patella : negatif positif
- Reflekachilles : negatif positif
b) Reflek patologis
- Babinsky reflek negatif positif
- Brudsinsky reflek I negatif positif
- Brudsinsky reflek II negatif positif
- Chadock refleks negatif positif
c) Reflek superficial
- Refleks dinding perut negatif positif
d) Saraf cranial
SC I (Olfaktorikus) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami
penurunan kesadaran
SC II (Optikus) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami
penurunan kesadaran
SC III (Okulomotorikus): reflek pupil baik
SC IV (Trochlearis) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami
penurunan kesadaran
SC V (Trigiminus) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami
penurunan kesadaran
SC VI (Abdusen) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami
penurunan kesadaran
SC VII (Fasialis) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami
penurunan kesadaran
SC VIII (Vestibulo) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami
penurunan kesadaran
SC IX (Glosofaringeus) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami
penurunan kesadaran
SC X (Vagus) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami
penurunan kesadaran
SC XI (Asesoris) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami
penurunan kesadaran
SC XII (Hipoglosus) : tidak dapat terkaji karena pasien mengalami
penurunan kesadaran

e) Parise / Plegia / Paralise Ya Tidak


f) Koordinasi gerak Ya Tidak

d. Sistem Pengindraan
1) Penglihatan
a) Bentuk normal eksoptalmus enoftalmus
b) Pupil isokor unisokor miosis
Midriasis

Refleks cahaya posistif negatif

c) Buta warna Ya Tidak


d) Tekanan intra okuler meningkat tidak
e) Gerakan bola mata normal menyempit
Lapang pandang normal tidak
2) Penciuman (hidung)
a) Bentuk
Simetris tidak simetris
b) Kelainan penciuman
Ya Tidak
c) Polip
Ya Tidak
3) Pendengaran
a) Aurikel
Normal Anomaly
b) Membran tempani
Terang Intake Kemerahan
Keruh Perforasi

e. Sistem Perkemihan
Oliguria Hematuria Terpasang kateter
Poliuria Nokturia
Disuria Kencing menetes
Inkontinensia Panas saat kencing
Retensi Sering kencing

Produksi urine : 600 ml/hari


Warna : Kuning
Bau : Bau khas urine

f. Sistem Pencernaan
1) Mulut
a) Bentuk
Simetris Tidak simetris
b) Selaput lendir
Lembab Merah Stomatitis
c) Bibir sianosis
Ya Tidak
d) Tenggorokan
Sakit telan Sulit menelan
e) Pembesaran kelenjar tiroid
Ya Tidak
Berbau Tidak berbau
Gigi bersih Gigi Kotor

f) Lidah kotor
Ya Tidak
g) Tremor
Ya Tidak
2) Abdominal
Supel Nyeri tekan Tegang
Ada massa Kembung
Bising usus Ya Tidak
Frekuensi: 10 x/menit
3) Bowel
a) BAB: Konsistensi: Bau:
b) Konstipasi Ya Tidak
c) Inkontinensia Ya Tidak
d) Diare Ya Tidak

g. Sistem Muskuloskeletal
1) ROM Bebas Terbatas
Klien hanya bisa menggerakkan tangan sedikit / terbatas jika ada rangsangan
2) Kekuatan otot
0 0 - Tangan kanan terpasang infus RL 20 tpm
0 0
3) Fraktur Ya Tidak
4) Dislokasi Ya Tidak
5) Haematom Ya Tidak
6) Lordosis Ya Tidak
7) Skoliosis Ya Tidak
8) Kifosis Ya Tidak

h. Sistem Integumen
1) Kulit Ikterik Sianotok
Pucat Kemerahan Pigmentasi
2) Akral Hangat Panas
Dingin kering Dingin basah
3) Turgor
Elastis Tidak elastis
4) Refile time > 3 detik
i. Sistem Reproduksi
LAKI-LAKI
a) Bentuk Normal Tidak normal
b) Bersih Ya Tidak
j. Sistem Endokrin
Alergi Ya Tidak

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Tanggal 12 Februari 2019 pukul 22:53 WIB

PEMERIKSAA NILAI
N HASIL SATUAN RUJUKAN
HEMATOLOGI

Hema Rutin 5 Diff

Hemoglobin H 17,0 g/Cl 14,0 – 18,0

Eritrosit H 5,58 jt/pul 4,5 – 5,9

Hematokrit H 50,0 % 40-52

Trombosit 209 10^3/pul 150 – 400

Lekosit H 15,9 10^3/pul 4,0 – 12,0

Netrofil H 87,4 % 50-70

Limfosit L 7,6 % 25-40

Monosit 4,6 % 2-8

Eosinofil L 0,0 % 2-4

Basofil 0,4 % 0-1

MCH 30,5 Pg 27,0-31,0

MCHC 34,0 g/dL 33,0-37,0

MCV 89,6 Fl 79,0-99,0

RDW H 17,2 % 10,0-15,0


MPV 10,8 fL 6,5-11,0

PDW 13,4 fL 10,0-18,0

KIMIA KLINIK

Ureum H 184,3 mg/dL 19-44

Creatinin H 3,6 mg/dL 0,6-1,3

V. PROGRAM TERAPI
1. Infus RL 20 tpm
2. Syringe pam Dobutamin 5-15 mg
3. Syringe pam Vascon 0.05-0.2 mg
4. Infus levofloaxin 1x500 mg
5. Infus paracetamol 1 gr 3x1 flash

DAFTAR MASALAH

No. Waktu Data focus Masalah Tanggal Ttd


keperawatan teratasi
1. Kamis, 14 DS : - Ketidakefekti Dwi
Februari DO : fan pola nafas Mifta
2019 - Pasien tampak sesak berhubungan
08.00 WIB - Penggunaan otot bantu dengan
pernafasan : retraksi dada hiperventilasi
- RR : 46 x/menit
- SPO2 : 88 %
2. Kamis, 14 DS : - Hipertermi Dwi
Februari DO : berhubungan Mifta
2019 - Tubuh pasien panas dengan
08.00 WIB - Suhu : 40 ºC proses
infeksi.

RENCANA KEPERAWATAN

No. Waktu Masalah Tujuan Intervensi Ttd


Keperawatan
1. Kamis, 14 Ketidakefekti Setelah dilakukan 1. Monitor TTV Dwi
Februari fan pola tindakan keperawatan 2. Posisikan pasien Mifta
2019 nafas selama 1 x 7 jam pola semi fowler
08.00 WIB berhubungan nafas efektif dengan 3. Auskultasi suara
dengan kriteria hasil : nafas tambahan
hiprventilasi Airway patency : 4. Lakukan suction
- Tidak terdapat 5. Lakukan
ronkhi dilapang bronkodilator
paru 6. Kolaborasi
- Tidak dengan tim dokter
menggunaan otot untuk pemberian
bantu obat
pernafasan :
retraksi dada
Vital sign :
- RR : 16-24
x/menit
- HR : 60-100
x/menit
- SPO2 : 95-100 %
- CRT : < 3 detik
2. Kamis, 14 Hipertermi Setelah dilakukan Fever Treatment : Dwi
Februari berhubungan tindakan keperawatan 1. Monitor tanda- Mifta
2019 dengan selama 1 x 7 jam . pasien tanda vital tiap 3 jam.
08.00 WIB proses infeksi akan : 2. Monitor warna dan
- Suhu tubuh suhu kulit
dalam rentang 2. Beri kompres
normal (36,5- hangat pada bagian
37,5) lipatan tubuh ( Paha
- Tidak ada dan aksila ).
perubahan warna 5. Kolaborasi dengan
kulit (sianosis) tim dokter untuk
pemberian obat

TINDAKAN KEPERAWATAN

No. Waktu Tindakan Respon Ttd


Dx
1 Kamis, 14 Monitor TTV DS : - Dwi
Februari DO : Mifta
2019 - TD : 57/24 mmHg
08.30 WIB - N : 76 x/menit
- RR : 40 x/menit
Memposisikan pasien semi - SPO2 : 89 %
08.35 WIB fowler Dwi

DS : pasien mengatakan sesak nafas Mifta

DO : Tampak ada otot bantu


Auskultasi suara nafas, pernafasan retraksi dada
08.40 WIB kedalaman, pergerakan dada Dwi
dan ritme. DS : - Mifta

DO :
- Suara nafas ronkhi
09.00 WIB Kolaborasi dengan tim - Pergerakan dada simetris
dokter untuk pemberian - Irama reguler Dwi
obat Mifta

2. 09.10 WIB DS: -


Monitor Suhu setiap 1 jam DO : Dwi
- Pemberian levofloaxin 500 Mifta
09.15 WIB mg melalui infus pam.
Monitor warna kulit Dwi

DS : - Mifta
09.20 WIB DO : S : 40,2 ºC
Beri kompres Dwi
hangat pada bagian lipatan Mifta
tubuh ( Paha dan aksila ).
DS : -
09.50 WIB Kolaborasi dengan tim DO : kuku tampak sianosis, akral
dokter untuk pemberian teraba hangat Dwi

obat Mifta

DS : -
DO : S : 40,4 ºC
Tubuh pasien teraba hangat.

DS : -
DO : Pemberian paracetamol infus 1
flash.
CATATAN PERKEMBANGAN

No. Waktu Masalah Catatan perkembangan Ttd


keperawatan
1 Kamis, 14 Ketidakefektif S:- Dwi
Februari an pola nafas O: Mifta
2019 berhubungan - TD : 61/20 mmHg
14.00 WIB dengan - HR 81 x/menit
hiperventilasi - SPO2 93 %
- Pasien terpasang ET.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi

14.00 WIB Dwi


Hipertermi S:- Mifta
berhubungan O:
2. dengan proses - S : 38,5 ºC
infeksi
- Tubuh teraba hangat

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi.

You might also like