You are on page 1of 11

HUBUNGAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DAN KASUS HEPATITIS A

MASSAL MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Dasar Ilmu Lingkungan

Yang dibina oleh : Bapak Dr. H. Sueb, M. Kes

Disusun oleh

Kelompok 20/ Offering A 2016

1. Fatimatuzzahro’ Intan Pertiwi (160341606097)


2. Racy Rizaky Abdillah (160341606056)
3. Windhy Widiya Putri (160341606080)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Januari 2017
PENDAHULUAN

Hepatitis A adalah penyakit yang menyerang organ hati disebabkan oleh


virus hepatitis A. Virus ini menyebar terutama melalui makanan atau air yang
terkontaminasi dengan tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini sangat erat kaitannya
dengan kurangnya penggunaan air bersih, sanitasi yang tidak memadai dan
kebersihan pribadi yang buruk.Tidak seperti hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A
tidak menyebabkan penyakit hati kronis dan jarang berakibat fatal, tetapi dapat
menyebabkan gejala yang melemahkan tubuh dan dapat menjadi hepatitis fulminan
(gagal hati akut), yang berhubungan dengan kematian yang tinggi (WHO 2012).

Di Indonesia diperkirakan terdapat 1,2 % penduduk mengidap penyakit


Hepatitis, dan kondisi ini meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun 2007, yaitu
sekitar 0,6 %. Apabila dikonversikan ke dalam jumlah absolut penduduk Indonesia
tahun 2013 sekitar 248.422.956 jiwa, maka bisa dikatakan bahwa 2.981.075 jiwa
penduduk Indonesia terinfeksi Hepatitis. (Pusdatin Kemenkes,2013).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwika dan Prijono (2014),


menyimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat kehigienisan perorangan terhadap
kemungkinan terkena penyakit Hepatitis A di Kabupaten Jember. Seseorang dengan
higiene perseorangan yang buruk, berisiko terkena Hepatitis A 5,7 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan seseorang yang memiliki higiene perseorangan yang baik.

Penyakit hepatitis dapat menyerang siapa saja, bahkan anakpun dapat


terserang hepatitis. Di penghujung tahun 2016, terjadi kasus hepatitis yang
menyerang beberapa mahasiswa Universitas Jember. Berdasarkan data dari
Universitas Jember Medical Center (UMC), ada 24 orang mahasiswa yang
terindikasi menderita Hepatitis A dengan gejala bola mata berwarna kuning, mual-
mual, muntah, perut sebah, kencing keruh, namun hal tersebut hanya dugaan saja
karena pihak kampus bersama Dinas Kesehatan Jember masih terus melakukan
penelitian mengenai hal tersebut.

Penulis melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan


antara kebersihan lingkungan Universitas Jember dengan kemungkinan mahasiswa
terserang penyakit Hepatitis A.
RUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada hubungan antara kebersihan lingkungan dengan kasus


hepatitis massal mahasiswa Universitas Jember?

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan mempunyai arti sebuah keadaan bebas dari
kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau (Alvian,2016).
Kebersihan merupakan upaya menusia untuk memelihara diri dan
lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan
dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman (Alvian,2016).

Dalam agama Islam, ajaran tentang kebersihan menyangkut berbagai hal,


antara lain :

a. Kebersihan badan
Kebersihan badan dan jasmani merupakan hal yang tidak terpisahkan
dengan kebersihan rohani, karena setiap ibadah harus dilakukan dalam
keadaan bersih badan.
b. Kebersihan tempat
Ajaran kebersihan juga menyangkut kebersihan tempat melaksanakan
ibadah atau sarana peribadatan. Mesjid sebagai tempat suci, dimana kaum
Muslimin melakukan ibadah harus dipelihara kesucian dan kebersihannya
karena ibadah shalat tidak sah jika dikerjakan ditempat yang tidak bersih atau
kotor.
c. Kebersihan pakaian
Kebersihan pakaian sangat penting, karena pakaian melekat pada
badan yang berfungsi menutup aurat, melindungi badan dari kotoran dan
penyakit serta memperindah badan, maka ajaran Islam menyatukan antara
kebersihan badan dan kebersihan pakaian.
d. Kebersihan makanan
Ajaran Islam tentang kebersihan makanan menyangkut aspek
kebersihan dari segi kesehatan dan kebersihan dalam arti makanan yang
halal.
Makanan yang halal adalah makanan yang dibolehkan oleh agama,
sedangkan makanan yang baik adalah makanan yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan, termasuk makanan bersih, bergizi dan berprotein.
e. Kebersihan lingungan
Ajaran Islam memandang penting kebersihan lingkungan hidup,
menghindarkan pencemaran dari limbah atau sampah.
f. Kebersihan dalam rumah tangga
Ajaran Islam tentang kebersihan juga menyangkut kebersihan rumah
tangga, baik mengenai tempat tinggal maupun hubungan antara anggota
keluarga khususnya suami istri.
g. Kebersihan harta
Ajaran Islam tentang kebersihan juga meliputi tentang kebersihan
harta, karena dalam harta itu terdapat hak Allah Swt. dan orang lain. Cara
membersihkan harta adalah dengan membayar zakat harta, zakat fitrah, infaq
dan sedekah (Sandra,2013).
2. Hepatitis A

Istilah “Hepatitis” dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel hati, yang bisa
disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasite), obat-obatan (termasuk obat
tradisional), konsumsi alcohol, lemak yang berlebih dan penyakit autoimmune. Ada
5 jenis Hepatitis yaitu Hepatitis A, B, C, D, dan E. Antara Hepatitis yang satu
dengan yang lain tidak saling berhubungan (Kementrian Kesehatan RI Pusat Data
dan Informasi, 2014). Menurut Indra P pada “Hepatitis: Suatu Gambaran Umum
Hepatitis” tahun 2011 hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh
obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak
kasus, hal ini disebabkan oleh virus yang menginfeksi hati. Ini dikenal sebagai virus
hepatitis, dan bentuk yang paling umum adalah hepatitiz A, B, dan C. Hepatitis A
sangat menular dan dapat menyebar dari orang ke orang dengan gejala yang
berlainan. Biasanya hanya menyebabkan sakit ringan, dan banyak orang yang
terinfeksi mungkin tidak pernah menyadari mereka sakit sama sekali. Virus ini
hampir selalu hilang sendiri dan tidak menyebabkan kerusakan jangka panjang hati.
Sedangkan menurut NSW Government Health pada “Lembar Fakta Penyakit
Menular” tahun 2016, hepatitis A merupakan infeksi virus pada hati. Virus ini
ditularkan melalui rute fekal-oral termasuk makanan atau air tercemar, atau melalui
kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Vaksinasi dan kebersihan baik
mencegah infeksi. Hepatitis A merupakan infeksi virus pada hati. Virus ini
ditularkan melalui rute fekal-oral termasuk makanan atau air tercemar, atau melalui
kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Vaksinasi dan kebersihan baik
mencegah infeksi.

Gejala Hepatitis A

NSW Government Health (2016) pada “Lembar Fakta Penyakit Menular”


menyebutkan beberapa gejala Hepatitis A, yaitu:
a) Kelelahan
b) Mual
c) Kurang nafsu makan
d) Sakit perut
e) Demam ringan
f) Kulit atau mata menjadi kuning
Kadang tidak terjadi gejala hepatitis pada minggu pertama setelah infeksi – fase
akut. Tetapi ketika penyakitnya telah terjadi akan muncul berbagai gejala seperti
yang telah disebutkan.

Menurut Indra P (2011) pada “Hepatitis: Suatu Gambaran Umum Hepatitis”


gejala hepatis termasuk terasa kurang sehat, rasa sakit, demam, mual, kurang nafsu
makan, perut terasa kurang enak, diikuti dengan air seni berwarna pekat, tinja pucat
dan penyakit kuning (mata dan kulit menjadi kuning). Penyakit biasanya berlanjut
selama satu sampai tiga minggu (walaupun gejala tertentu dapat berlanjut lebih
lama) dan hampir selalu diikuti dengan penyembuhan sepenuhnya. Anak-anak kecil
yang terinfeksi biasanya tidak menderita gejala. Hepatitis A tidak mengakibatkan
penyakit hati jangka panjang dan kematian akibat hepatitis A jarang terjadi. Jangka
waktu antara kontak dengan virus dan timbulnya gejala biasanya empat minggu,
tetapi dapat berkisar antara dua sampai tujuh minggu.
Pencegahan Penyakit Hepatitis A

Menurut Indra P (2011) pada “Hepatitis: Suatu Gambaran Umum Hepatitis”


penyakit hepatitis dapat dicegah dengan
1. Vaksinasi
Tersedia vaksin yang aman dan efektif terhadap hepatitis A. Vaksin ini
mungkin memakan waktu sampai dua minggu untuk memberikan
perlindungan. Vaksinasi direkomendasikan untuk kelompok berikut yang
menghadapi risiko lebih tinggi:
a) orang yang berkunjung ke negara di mana hepatitis A umum terjadi
(kebanyakan negara berkembang)
b) orang yang sering berkunjung ke masyarakat pribumi di luar kota dan
daerah terpencil
c) pria yang berhubungan kelamin dengan pria
d) petugas penitipan anak siang hari dan prasekolah
e) penyandang cacat intelektual dan penjaganya
f) beberapa petugas kesehatan yang bekerja dalam atau dengan
masyarakat pribumi
g) petugas saliran
h) tukang leding
i) pengguna narkoba suntik
j) pasien yang menderita penyakit hati kronis
k) penderita hemofilia yang mungkin menerima konsentrat plasma
terkumpul.
2. Semua orang harus selalu mencuci tangan dengan baik dengan sabun dan air
mengalir selama sekurang-kurangnya 10 detik dan dikeringkan dengan
handuk bersih:
a) setelah menggunakan kakus
b) sebelum makan
c) sebelum menykan makanan atau minuman
d) setelah menyentuh benda seperti lampin dan kondom.
Penderita hepatitis A, di samping mencuci tangan dengan
bersih, harus menjauhi dari kegiatan berikut ketika dapat menularkan
penyakit (yaitu, sampai sekurang-kurangnya seminggu setelah timbulnya
penyakit kuning):
a) Jangan menyiapkan makanan atau minuman untuk orang lain
b) Jangan menggunakan alat makan atau alat minum yang sama dengan
orang lain
c) Jangan menggunakan seprai dan handuk yang sama dengan orang lain
d) Jangan berhubungan kelamin
e) Cuci alat makan dalam air bersabun, dan cuci seprai dan handuk
dengan mesin cuci.
Orang berikut yang menderita hepatitis A harus tidak menghadiri tempat
kerja atau sekolah ketika dapat menularkan penyakit:
a) orang yang mengendalikan makanan atau minuman
b) orang yang pekerjaannya melibatkan hubungan pribadi secara dekat,
misalnya petugas penitipan anak dan petugas kesehatan
c) staf, anak-anak dan kaum remaja harus tidak menghadiri fasilitas
penitipan anak atau sekolah ketika dapat menularkan penyakit
d) semua pasien harus bertanya kepada dokternya sebelum kembali
bekerja atau bersekolah.

Pengobatan Penyakit Hepatitis A

Untuk pengobatan dan langkah langkah yang harus ditempuh setelah terinfeksi
Hepatitis A menurut NSW Government Health (2016) pada “Lembar Fakta Penyakit
Menular” 2016 adalah:
a) Mencoba makanan kecil yang sepanjang hari daripada mengkonsumsi
makanan besar 3 kali untuk menghindari mual
b) Minum air, jus, atau minuman olahraga untuk tetap terhidrasi
c) Menghindari olahraga berat sampai merasa baik

Sedangkan menurut Indra P (2011) pada “Hepatitis: Suatu Gambaran Umum


Hepatitis” tidak ada perawatan spesifik untuk hepatitis A. Kontak di rumah dan
pasangan seksual orang yang dapat menularkan penyakit biasanya memerlukan
suntikan imunoglobulin. Infeksi tersebut dapat mencegah atau mengurangi penyakit
jika diberikan dalam waktu dua minggu setelah kontak dengan orang yang dapat
menularkan penyakit.
Mekanisme Penularan Penyakit Hepatitis A

Indra P (2011) pada “Hepatitis: Suatu Gambaran Umum Hepatitis”


menyebutkan bahwa hepatitis A biasanya menyebar melalui makanan atau air yang
terkontaminasi. Makanan dapat tercemar ketika disentuh oleh orang yang terinfeksi
dan tidak mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi. Hal itu menyebabkan
sejumlah kecil tinja yang terinfeksi ke makanan. Kerang mentah, buah-buahan,
sayuran, dan makanan setengah matang adalah penyebab umum pada hepatitis A.
Virus juga dapat menyebar di pusat penitipan anak jika karyawan tidak berhati-hati
untuk mencuci tangan setelah mengganti popok.

Pedoman Pengendalian Hepatitis Virus Direktorat Jenderal PP & PL


Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012, Hepatitis A dan Hepatitis E mempunyai
mekanisme penularan oro-fecal (ditularkan melalui makanan dan/atau minuman
yang sudah terkontaminasi tinja (faeces) yang mengandung virus Hepatitis A
maupun E). Hal ini sangat berhubungan dengan kondisi lingkungan yang tidak baik,
seperti kurangnya penyediaan air bersih, pembuangan air limbah dan sampah yang
tidak saniter, kebersihan perorangan dan sanitasi yang buruk.

Sedangkan menurut NSW Government Health (2016) pada “Lembar Fakta


Penyakit Menular”, orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ini kepada orang
lain dari dua minggu sebelum timbulnya gejala sampai seminggu setelah timbulnya
penyakit kuning (kira-kira tiga minggu secara keseluruhan). Jumlah virus yang besar
ditemui dalam tinja (tahi) orang yang terinfeksi selama waktu penularan. Virus ini
dapat hidup di lingkungan selama beberapa minggu dengan keadaan yang benar
(misalnya, dalam saliran).

Hepatitis A biasanya ditularkan sewaktu virus dari orang yang terinfeksi


tertelan oleh orang lain melalui:
• makan makanan tercemar
• minum air tercemar
• menyentuh lampin, seprai dan handuk yang dikotori tinja dari orang
yang dapat menularkan penyakit
• hubungan langsung (termasuk seksual) dengan orang yang terinfeksi.

Wabah hepatitis A yang dilaporkan telah dilacak ke:

• penularan dari seorang ke orang lain, termasuk di kalangan pria yang


kelamin dengan pria
• air minum yang tercemar dengan saliran
• makan makanan yang telah dicemari saliran seperti kerang-kerangan
• makan makanan yang tercemar oleh pekerja makanan yang dapat
menularkan penyakit.

Infeksi hepatitis A tetap menjadi masalah bagi orang yang sedang melakukan
perjalanan ke luar negeri terutama orang yang sedang berkunjung ke negaranegara
di mana hepatitis A umum terjadi.

Perilaku Berisiko terhadap Hepatitis A

Menurut Pedoman Pengendalian Hepatitis Virus Direktorat Jenderal PP & PL


Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012 risiko tinggi terhadap Hepatitis A dan
Hepatitis E, terdapat pada :
 Orang yang mengunjungi atau tinggal di negara endemis
Hepatitis A dan Hepatitis E.
 Tinggal di daerah dengan kondisi lingkungan yang buruk
(penyediaan air minum dan air bersih, pembuangan air limbah, pengelolaan
sampah, pembuangan tinja yang tidak
memenuhi syarat).
 Personal hygiene yang rendah antara lain: penerapan PHBS
masih kurang, cara mengolah makanan yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan.

Sedangkan menurut Indra P pada “Hepatitis: Suatu Gambaran Umum


Hepatitis” tahun 2011, faktor resiko utama untuk Hepatitis A adalah mereka yang
bepergian ke atau tinggal di negara dengan infeksi yang tinggi. Makan makanan
mentah atau minum air keran dapat meningkatkan resiko terkena hepatitis. Anak
yang menghadiri penitipan anak juga memiliki resiko lebih tinggi mendapat
Hepatitis A.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik. Desain penelitian


yang digunakan adalah case control study. Penelitian ini dirancang untuk menguji
hubungan antara eksposure dan outcome dengan cara membandingkan hasil antara
kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar. Penelitian case control merupakan
penelitian yang bersifat retrospektif, yaitu menelusuri kebelakang penyebab-
penyebab yang dapat menimbulkan suatu penyakit di masyarakat (Chandra, 2008).

Sampel yang diambil adalah mahasiswa yang menderita Hepatitis A pada


bulan November 201mahasiswa yang sering terpapar dengan penderita hepatitis A
tetapi tidak ditemukan menderita penyakit Hepatitis A. Cara pengambilan sampel
kasus adalah dengan menggunakan simple random sampling. Variabel pada
penelitian ini adalah kebersihan lingkungan penderita dan pengetahuan tentang
Hepatitis A. Sub variabel untuk variabel kebersihan lingkungan yakni kebersihan
tempat tinggal penderita (kamar kos/rumah,lingkungan sekitar kos/rumah.
Sedangkan sub variabel untuk variabel pengetahuan tentang Hepatitis A adalah
pengetahuan mengenai definisi,penyebab,gejala, akibat,cara menanggulnagi,cara
pencegahan hepatitis A, dan bebrapa perilaku yang beresiko menyebabkan penyakit
hepatitis A.
DAFTAR RUJUKAN

Kementrian Kesehatan RI.2013. Pusat Data dan Informasi Kesehtan RI. Jakarta
Selatan.

Sari,Dwika., Satyabakti,Prijono.2014. Hubungan Antara Higiene Perseorangan


dengan Kejadian Hepatitis A Pada Pelajar /Mahasiswa. Jurnal Berkala
Epidemiologi, Vol. 2, No. 3 September 2014 : 340-341.

Universitas Jember Medical Center (UMC).2016. Data Mahasiswa Terserang


Hepatitis A. Universitas Negeri Jember. Jember.

Mustofa, Syazili. 2013. Penyakit Hepatitis A. Universitas Negeri Lampung.


Lampung.

P,Indra.2011.Gambaran Umum Hepatitis. Jakarta.

Direktorat Jenderal PP & PL Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman


Pengendalian Hepatitis Virus. Jakarta.

You might also like