You are on page 1of 17

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST AFF

IMPLANT RADIUS DISTAL SINISTRA DI RST Dr.SOEDJONO


MAGELANG

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan


Program Strudi Diploma III Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :
FITRI LUTFIANI
J100130063

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HALAMAN PERSETUJUAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS


POST AFF IMPLANT RADIUS DISTAL SINISTRA
DI RST Dr.SOEDJONO MAGELANG

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

FITRI LUTFIANI
NIM: J100130063
Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Surakarta, 1 Juli 2016


Pembimbing:

(Dwi Rosella Komala Sari S.Fis., M.Fis.)


HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS


POST AFF IMPLANT RADIUS DISTAL SINISTRA
DI RST Dr.SOEDJONO MAGELANG

OLEH
FITRI LUTFIANI
J100130063

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, 25 juli 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dwi Rosella Komalasari S.Fis., M.Fis ( )


(Ketua Dewan Penguji)
2. Yulisna Mutiasari, SST.FT.,M.Sc ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dwi Kurniawati SSt,FT., M.Kes ( )
(Anggota II Dewan Penguji)

Disahkan Oleh
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr.Suwaji, M.Kes)
NIK 195311231983031002
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam proses pernyataan saya
diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya

Surakarta, 1 Juli 2016


Penulis

FITRI LUTFIANI
J100130063
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST AFF
IMPLANT RADIUS DISTAL SINISTRA DI RST Dr.SOEDJONO
MAGELANG

Abstrak

LatarBelakang: Fraktur radius adalah terputusnya kontinuitas tulang yang


terjadi pada tulang radius, yang dapat terjadi akibat jatuh dengan posisi lengan
terbuka maupun pukulan langsung saat kecelakaan kendaraan bermotor atau
perkelahian. Aff implant Radius merupakan istilah yang digunakan pada
tindakan pembedahan orthopedi untukmelepaskan implan (pen) yang
beradapadatulang Radius. Modalitas yang digunakanantara lain Infra Red (IR)
danterapilatihan.
Tujuan: untuk mengetahuimanfaat InfraRed (IR) dan terapi latihan terhadap
penurunan nyeri, penurunan oedema dan peningkatan LGS pada kasus post aff
implant radius sinistra.
Hasil: setelah dilakukan terapi selama enam kali, didapat hasil penurunan nyeri
gerak dari T1: 6 (nyeri berat) menjadi T6: 4 (nyeri tidak begitu berat),
penurunan oedema dariT1 : 46 cm menjadi T6 : 44 cm, peningkatan luas gerak
sendi wrist sinistra pada gerakan dorsi flexi dan palmar flexi dari T1: S: 300-0-
240 menjadi T6: S: 400-0-450
Kesimpulan: Infra Red (IR) dan terapi latihan dapat menurunkan nyeri gerak,
penurunan oedema dan meningkatkan luas gerak sendi pada tangan kiri.

Kata Kunci: fraktur radius, post aff implant, Infra Red (IR), dan terapi latihan.

Abstract

Background of the study: Radius fracture is continuity bone dissolution that


occurs in the radius bone, which may occur due to fall with your arms open or
direct blow when a motor vehicle accident or a fight. Aff implant Radius is the
term used in orthopedic surgery to remove the implant (pen) that is currently
on the bone Radius.The modalities encompasses used are Infra Red (IR) and
exercise therapy.
Objectives of the study:to know the benefits of Infrared (IR) and exercise
therapy to decrease pain, increase Range of Motion and decrease oedema in
post aff implant radius.
Results: After conducting some therapies for six times, the results showed that
there was a decrease of movement pain, T1: 6 (a light pain) into T6: 4 (mild
pain); decrease oedema of T1: 46 cm into T6: 44cm, a vast increase range of
motion left wrist joint in the dorsi-flexion and palmar-flexion of T1: S: 300-0-
240 becomes T6: S: 400-0-450

1
Conclusions:Infra Red (IR) and exercise therapy can decrease movement pain,
decrease the oedemaandincrease the Range of Motion in the left hand.

Keywords: radius fracture, post aff implant, Infra Red (IR), and exercise
therapy.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat,
berpengaruh terhadap perkembangan di segala bidang, antara lain adalah
di bidang kesehatan dan transportasi.Adanya kemajuan di bidang
kesehatan, dapat dilihat dengan adanya upaya pemerintah untuk menjamin
dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat tersusun, merata,
menyeluruh dan dapat terjangkau oleh masyarakat luas dalam sistem
kesehatan nasional, dengan meningkatkan upaya meliputi 4 aspek yaitu
peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif),
pemulihan (rehabilitatif) yang bersifat menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan (Depkes RI, 1992).
Hingga saat ini, jumlah kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia
terbilang masih sangat tinggi. Menurut Kepala Bidang Manajemen
Operasional Rekayasa Lalu Lintas, hingga tahun 2015 jumlah kasus
kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 23.000 kasus. Kecelakaan
lalu lintas dapat menyebabkan frakturatau patah tulang bahkan timbulnya
korban jiwa. Salah satu contoh kasus fraktur yang sering terjadi adalah
fraktur Radius distal.
Fraktur adalah suatu perpatahan pada struktur kontinuitas tulang

(Sambrook, dkk, 2010). Fraktur radius distal adalah terputusnya

kontinuitas tulang yang terjadi pada bagian distal dari tulang radius.

Penanganan fraktur ada 2 macam yaitu secara konservatif dan operatif.

Penanganan fraktur secara operatif yaitu dengan pemasangan fiksasi

2
interna dan reduksi terbuka (Ebnezar, 2005). Pada kasus fraktur, terutama

post aff implant radius distal sinistra akan menimbulkan problematik

seperti adanya (1) nyeri gerak dan tekan pada wrist sinistra, (2) oedem

pada wrist sinistra, (3) keterbatasan lingkup gerak sendi wrist sinistra, (4)

penurunan kekuatan otot, (5) gangguan aktifitas fungsional dengan

menggunakan tangan kiri. Modalitas Fisioterapi yang dapat diberikan

adalah dengan menggunakan infra Red dan terapi latihan untuk

mengurangi nyeri dan relaksasi otot dengan tujuan untuk mengatasi

gangguan fungsi dan gerak, serta mencegah komplikasi yang mungkin

timbul.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah penatalaksanaan fisioterapi pada kasus

post aff implant Radius distal sinistra yakni: (1) apa manfaat Infra Red

(IR) dan terapi latihan terhadap penurunan nyeri tekan dan nyeri gerak

pada pasien post aff implant Radius Sinistra di RST Dr.Soedjono

Magelang?, (2) Apa manfaat Infra Red (IR) dan terapi latihan terhadap

penurunan Oedema pada sendi wrist sinistra pada pasien post aff implant

Radius Sinistra di RST Dr.Soedjono Magelang?, (3) Apa manfaat Infra

Red (IR) dan terapi latihan terhadap penambahan luas gerak sendi (LGS)

wrist sinistra pada pasien post aff implant Radius Sinistra di RST

Dr.Soedjono Magelang?

1.3 Tujuan Penlitian


Tujuan dari penelitian adalah (1) untuk mengetahui manfaat Infra
Red (IR) dan terapi latihan terhadap penurunan nyeri tekan dan nyeri gerak

3
pada pasien post aff implant Radius Sinistra di RST Dr.Soedjono
Magelang, (2) untuk mengetahui manfaat Infra Red (IR) dan terapi latihan
terhadap penurunan Oedema pada sendi wrist sinistra pada pasien post aff
implant Radius Sinistra di RST Dr.Soedjono Magelang, (3) untuk
mengetahui manfaat Infra Red (IR) dan terapi latihan terhadap
penambahan luas gerak sendi (LGS) wrist sinistra pada pasien post aff
implant Radius Sinistra di RST Dr.Soedjono Magelang.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi fraktur Radius
Fraktur adalah kerusakan pada permukaan dari sebuah tulang,
lapisan epifisis, atau permukaan sendi tulang rawan (Ebnezar, 2005).
Fraktur radius adalah terputusnya kontinuitas tulang yang terjadi pada
tulang radius, yang dapat terjadi akibat jatuh dengan posisi lengan terbuka
maupun pukulan langsung saat kecelakaan kendaraan bermotor atau
perkelahian.
2.2 Definisi Post aff Implant Radius
Aff (Abrasive Flow Finishing) implant Radiusmerupakan istilah

yang digunakan pada tindakan pembedahan orthopedi untuk melepaskan

implan (pen) yang berada pada tulang Radius.Implant adalah perangkat

medis yang diproduksi untuk menggantikan tulang atau sendi untuk

mendukung tulang yang rusak. Di bidang Orthopedi, pada umumnya

implan dipasang dengan tujuan membantu proses penyembuhan tulang

atau penyambungan tulang. Sehingga bila tujuan sudah tercapai,

dianjurkan untuk mengeluarkan implan tersebut dari dalam tubuh

(Ebnezar, 2005). Keuntungan melepas implan pada tulang adalah

membuat daya elastis tulang yang terpasang pen kembali seperti semula,

4
tulang lebih kuat dan mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh

terhadap pen.

Pada kondisi post pembedahan, biasanya pasien mengeluhkan

nyeri. Nyeri setelah pembedahan adalah hal yang normal.Nyeri yang

dirasakan pasien meningkat seiring dengan berkurangnya pengaruh

anastesi.Area insisi mungkin menjadi satu-satunya sumber nyeri (Perry,

dkk 2006). Menurut Muttaqin 2008, pergerakan atau mobilitas akan

terbatas akibat adanya nyeri. Penurunan kekuatan otot juga dapat terjadi

sebagai akibat dari adanya nyeri yang dirasakan pasien, selain itu juga

karena adanya pengaruh ansietas dan pengaruh dari anastesi.

2.3 Etiologi

Etiologi fraktur antara lain adalah (a) kekerasan langsung ; trauma


langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan, (b)
kekerasan tak langsung; kekerasan tak langsung menyebabkan patah
tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah
adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan,
(c) kekerasan akibat tarikan otot ; fraktur akibat tarikan otot jarang terjadi.
Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekanan dan kombinasi
dari ketiganya.

3. PENATALAKSANAAN STUDI KASUS


3.1 Identitas Pasien
Dari hasil anamnesis didapatkan hasil sebagai berikut, (1) nama:

Tn.S, (2) umur: 42 tahun, (3) jenis kelamin: laki-laki, (4) agama: Islam, (5)

pekerjaan: Buruh, (6) alamat: Kewayan, Kembang Kuning, Magelang.

5
3.2 Keluhan utama
Keluhan utama pada kasus ini yaitu, pasien sulit untuk menekuk

dan meluruskan pergelangan tangan sebelah kiri.

3.3 Pemeriksaan Fisioterapi


Pemeriksaan fisioterapi pada kasus post aff implant radius distal
meliputi pemeriksaan vital sign, inspeksi (statis dan dinamis), palpasi,
gerakan dasar (aktif, pasif dan isometrik), nyeri, kekuatan otot, lingkup
gerak sendi, antropometri.
3.4 Problematika Fisioterapi
Problematika fisioterapi yang muncul yaitu (1) adanya nyeri tekan

dan nyeri gerakpada gerakan palmar-dorsal flexi wrist sinistra, (2)

oedema pada wrist sinistra, (3) keterbatasan LGS palmar-dorsal flexi

wrist sinistra.

3.5 Pelaksanaan Terapi


Pelaksanaan terapi dilakukan sebanyak 6 kali, pada tanggal 18, 20,

22, 25, 27, 29 Januari 2016 dengan modalitas Infra Red dan terapi latihan.

Tujuan yang ingin dicapai dari terapi ini adalah mengurangi nyeri tekan

dan gerak pada gerakan dorsi-palmar flexi wrist sinistra, mengurangi

oedema pada wrist sinistra, meningkatkan LGS gerakan gerakan dorsi-

palmar flexi wrist sinistra, sehingga mampu meningkatkan kemampuan

aktivitas fungsional lengan sinistra dan mengembalikan kemampuan

pasien untuk bekerja kembali tanpa adanya keluhan yang memperberat.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
4.1.1 Nyeri

6
6
5
4
nyeri tekan
3
2 nyeri gerak
1
0
T1 T2 T3 T4 T5 T6

Grafik 4.1 hasil evaluasi nyeri


Berdasarkan evaluasi derajat nyeri yang diukur dengan skala VDS,
pada grafik 4.1 didapatkan hasil bahwa adanya penurunan tingkat nyeri
tekan dari T1: 3 sampai T6: 2, nyeri gerak berkurang dari T1: 6 sampai T6:
4 setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali.
4.1.2 oedema
47
46
45
44 Dekstra
43
42
41
T1 T2 T3 T4 T5 T6

Grafik 4.2 hasil evaluasi oedema


Berdasarkan evaluasi oedema dengan menggunakan meter-line, dari

grafik 4.2 diperoleh hasil bahwa wrist sisi sinistra terdapat oedema pada

T1 : 46 cm dan terdapat penurunan oedema pada T6 : 44 cm, oedema

berkurang sebanyak 2 cm setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali.

4.1.3 Peningkatan LGS

7
50

40

30
dorsal fleksi
20 palmar fleksi
10

0
T1 T2 T3 T4 T5 T6

Grafik 4.3 hasil evaluasi LGS


Berdasarkan hasil grafik di atas, dapat disimpulkan adanya

peningkatan LGS wrist sinistra pada gerakan dorsi-flexi dan palmar-flexi

dari T1: S: 300-0-240 menjadi T6: S: 400-0-450.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Nyeri
Pada kasus di atas, diperoleh hasil nyeri yang diukur dengan

menggunakan VDS, pada nyeri tekan T1: 3 dan T6: 2. Sedangkan pada

nyeri gerak diperoleh T1: 6 dan T6: 4. Terapi dengan IR efektif dalam

mengurangi nyeri, dengan pemberian mild heating pada jaringan

superfisial, dapat menyebabkan adanya efek sedatif pada superficial

sensory nerve endings, sehingga nyeri dapat berkurang (Singh, 2012).

Sedangkan terapi latihan yang sesuai untuk mengurangi nyeri adalah

latihan static contraction, merupakan kontraksi otot tanpa disertai

perubahan panjang pendek otot dan LGS static contraction ini dapat

meningkatkan” pumping action” yaitu suatu rangsangan yang

menyebabkan dinding kapiler yang terletak pada otot melebar sehingga

sirkulasi darah lancar akibat dari sirkulasi darah lancar maka ”p” atau

8
zat yang menyebabkan nyeri akan ikut terbuang sehingga nyeri akan

ikut berkurang. Penerapan tekhnik kontraksi yang kuat menggunakan

tekhnik static contraction dapat meningkatkan rileksasi otot dan

melancarkan sirkulasi darah sehingga zat-zat yang menyebabkan

radang akan terangkut bersamaan sirkulasi darah dan nyeri akan ikut

berkurang (Kisner, 2007).

4.2.2 oedema
Pada kasus di atas, diperoleh adanya penurunan oedema pada wrist

sinistra setelah diberikan terapi sebanyak 6 kali, yaitu dari T1: 46 cm

dan T6: 44 cm. Oedema dapat berkurang menggunakan IR dan latihan

dengan metode active exercise dan static contraction. Menurut Singh,

rasa nyeri juga timbul oleh karena adanya rasa pembengkakan,

sehingga dengan pemberian infra red yang dapat mengurangi

pembengkakan juga akan mengurangi nyeri yang ada. Active exercise

merupakan suatu gerakan yang dihasilkan oleh otot itu sendiri.

Menurut Solomon, active exercise dapat memompa keluarnya cairan

oedema, merangsang sirkulasi, mencegah perlengketan jaringan lunak

dan membantu penyembuhan fraktur (Solomon, 2010).

4.2.3 Kekuatan Otot

Berdasarkan grafik di atas, diperoleh adanya peningkatan LGS wrist


sinistra setelah diberikan terapi sebanyak 6 kali, yaitu dari T1: S: 300-0-
240 menjadi T6: S: 400-0-450. Panas yang ringan dari infra red
menyebabkan rileksasi pada otot, jadi spasme menurun. Penurunan

9
nyeri dan oedema juga mempengaruhi rileksasi pada otot dan
membantu penurunan spasme pada otot yang berhubungan dengan
cidera atau inflamasi. Adanya rileksasi otot mengakibatkan penurunan
nyeri dan oedema yang berdampak pada peningkatan LGS yang lebih
besar. Selain itu, pada kasus ini pasien dilatih dengan metode hold
relax. Hold Relax adalah teknik latihan gerak yang menggunakan
kontraksi otot kelompok antagonis secara isometrik, dan diikuti
relaksasi otot tersebut, dan dilanjutkan dengan penguluran otot
antagonis (Kisner, 2007 dalam Pamungkas, 2012). Pemberian latihan
dengan metode hold relax diberikan sebagai pengulur otot yang tidak
rileks secara pasif dan diikuti dengan latihan kontraksi isometrik pada
LGS tertentu untuk mempertahankan stabilitas dan meningkatkan LGS
(Kisner, 2007 dalam Suprawesta, 2015).

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Pasien dengan nama Tn.S, usia 42 th, diagnosa Post Aff Implant

Radius. Setelah mendapatkan terapi Fisioterapi dengan modalitas IR dan

terapi latihan sebanyak 6 kali, di peroleh hasil berupa adanya (1)

penurunan nyeri gerak pada gerakan palmar-dorsal flexi wrist Sinistra

diukur dengan VDS, (2) penurunan oedema pada wrist Sinistra diukur

dengan meterline, (3) peningkatan LGS pada gerakan palmar-dorsal flexi

wrist Sinistra diukur dengan goneometer.

5.2 Saran
Sebagai penutup pada akhir Karya Tulis Ilmiah ini, penulis ingin

memberikan saran-saran kepada beberapapihak, dimana penulis berharap

10
saran-saran ini dapat bermanfaat dalam menangani kasus post Aff Implant

Radius Sinistra.

1. Bagi pasien, disarankan untuk tetap menjalani terapi di RST

dr.Soedjono Magelang dan tetap rutin latihan secara mandiri di rumah

seperti yang telah dianjurkan Fisioterapi di RumahSakit.

2. Bagi keluarga, untuk menyadari keadaan yang dialami pasien agar

selalu memberikan dorongan dan semangat untuk melaksanakan

program terapi.

3. Bagi rekan-rekan fisioterapis, ketika menemui kasus seperti di atas,

diharapkan agar melihat hasil rontgen terlebih dahulu sebelum

melakukan tindakan Fisioterapi kepada pasien. Selain itu, diharapkan

Fisioterapis memberikan edukasi yang jelas bagi pasien dan keluarga.

4. Bagi masyarakat umum, untuk berhati-hati dalam melakukan aktivitas

kerja yang mempunyai resiko untuk terjadinya trauma atau cidera.

Disamping itu, jika telah terjadi cidera yang dicurigai terjadi patah

tulang, hendaklah jangan ceroboh memberikan penanganan sendiri

atau justru membawa pasien ke Sangkal Putung, karena dapat

menyebabkan terjadinya resiko cidera dan komplikasi yang lebih berat,

tetapi segera mengantarkan pasien ke Rumah Sakit.

DAFTAR PUSTAKA
Calais, B. 2007. Anatomy Of Movement (English Edition). USA: Eastland Press.
Ebnezar, J. 2005. Essentials Of Orthopaedics For Physiotherapist. New Delhi:
Jaypee Brothers Medical Publisher.

11
Hoppefeld, S. dan Murthy, V.L. 2011. Terapi dan Rehabilitasi Fraktur.
Dialihbahasakan oleh Kuncara H.Y. Jakarta: Buku Penerbit Kedokteran
EGC.

Kenyon, J dan Kenyon, K. 2006. The Physiotherapist’s Pocket Book. USA:


Elsevier.

Kissner, Carolin and Lynn A.C. 2007. Therapeutic Exercise 5th Edition.
Philadelphia: F.a. Davis Company.

Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Muskuloskeletal. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Pamungkas, Y. 2012. Penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi osteoarthritis lutut


bilateral di rsud sukoharjo. (KTI). Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Patricia, G. 2012. Keperawatan Kritis:Pendekatan Asuhan Holistic. Vol.2.
Jakarta: EGC.

Paulsen, F., dan Waschke, J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Ed.23.
Dialihbahasakan oleh Brahm U.Pendit, dkk. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

Perry dan Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental: Konsep, Proses Praktek, Edisi 4.
Vol.1. Jakarta: EGC.

Rasyidi, K. 2013. Muskuloskeletal. Jakarta Timur: CV.Trans Info Media.

Sambrook, P., Leslie, S., Thomas, T., dan Andrew, M. 2010. Systems Of The Body
The Musculoskeletal System2nd Edition. Edinburg: Elsevier.

Singh, J. 2012. Textbook of Electrotheraphy2nd edition. New Delhi: Jaypee


Brothers Publisher.

Snell, R.S. 2012. Clinical Anatomy By Regions 9th Edition. Piladelphia:


Lippicncott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business.

Solomon, L. 2010. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures9th Edition.


London: Hodder Education.

Suprawesta, L. 2015. Penatalaksanaan Hold Relax Dan Terapi Manipulasi Lebih


Meningkatkan Aktivitas Fungsional Daripada Pelatihan Contrax Relax
Dan Terapi Manipulasi Pada Penderita Frozen Shoulder. (Thesis).
Denpasar: Universitas Udayana.

12
Syaifuddin. 2010. Atlas Berwarna Tiga Bahasa Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta
Selatan: Salemba Medika.
Wahid, A. 2013. Buku Saku Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan System
Musculoskeletal. Jakarta: CV. Trans Info Media.

13

You might also like