Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA JANUARI 2019
LAPORAN KASUS
GAGAL INDUKSI
PEMBIMBING :
DR. dr. Nasrudin AM, Sp.OG(K), MARS
BAB I
PRESENTASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. H
Umur : 29 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Falcon VIII, Halim pk
Tgl.Masuk RS : 05 Maret 2014, pukul 12:15
No.CM : 08.89.68
d. Perangai Pasien
- Kooperatif
e. Riwayat Haid :
- Menarche : usia 13 tahun.
- Siklus : 28 hari, teratur.
- Lamanya : 5-7 hari
- Nyeri haid : tidak ada.
- Banyaknya : 3 kali ganti pembalut per hari.
f. Riwayat KB :
- KB implant setelah kelahiran anak yang pertama, setiap 7 bulan.
g. Riwayat Pernikahan :
Menikah 1 kali dengan suami yang sekarang selama 7 tahun.
h. Riwayat Obstetri :
1. laki-laki 5 tahun yang lalu, lahir secara normal, berat janin 4200
gram, ditolong oleh dokter.
2. perempuan 2 tahun yang lalu, lahir secara normal, berat janin 3300
gram, ditolong oleh dokter.
3. Sekarang
Status Obstetri:
1. Pemeriksaan luar
INSPEKSI :
perut membuncit.
PALPASI :
TFU : 34 cm.
Leopold I : Teraba 1 bagian besar, bulat lunak, dan tidak
melenting.
Leopold II : Teraba bagian kontinyu dari janin (punggung janin)
pada sisi kiri ibu.
Leopold III : Teraba bagian keras dan bulat tidak dapat digerakan
pada sisi kiri ibu.
Leopold IV : Belum masuk PAP
AUSKULTASI :
DJJ1 : 140 kali/menit
2. Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan pemeriksaan dalam.
V. DIAGNOSIS KERJA
Ibu : G3P2A0 Hamil 42 minggu*HPHT, janin tunggal intrauterin
presentasi kepala (postero oksipito persistent).
Janin : Janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala (postero
oksipito persistent).
VI. RENCANA PENATALAKSANAAN
Rencana Diagnosis:
- Observasi kemajuan persalinan
- Observasi HIS dan DJJ
- VT Kontrol bila HIS adekuat
- Vioquin 2x1 tab
- Cito SSTP
Rencana Terapi:
- Pasang iv line
- IVFD RL 500 cc + 5 IU oksitosin mulai 4 tpm dinaikkan 4 tpm
setiap 30 menit, maksimal 40 tpm.= gagal induksi.
Rencana Operasi SC:
- Informed Consent
- Lapor OK
- Konsul Anastesi
- Siap darah 2 bag PRC
- Inj. Cefotaxime 1 gr/ iv 1 jam sebelum operasi
VII. PROGNOSIS
Ibu : bonam.
Janin : ad bonam
VIII. Resume
Pasien datang kerumah sakit G3P2A0 Hamil 42 minggu, janin tunggal intrauterin
presentasi kepala (postero oksipito persistent). Dengan keluhan belum ada keluhan
kencang-kencang dan mulas-mulas, padahal sudah 42 minggu.
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit darah tinggi, DM, asma, maupun
alergi. Riwayat ANC baik. Pasien direncanakan tindakan operasi SC dengan indikasi
gagal induksi.
Pasien melahirkan bayi bayi lahir pada pukul 09.50 WIB, jenis kelamin laki-laki,
BBL : 3600 gr, PBL : 49 cm, A/S : 8/10, anus (+), cacat (-), HR 147 x/menit, RR
45x/menit, Suhu 37,1 0C, pernafasan cuping hidung (-), retraksi dada (-), pergerakan
bayi aktif, warna ketuban jernih, plasenta lahir lengkap. Kondisi ibu setelah persalinan
baik dengan hemodinamik stabil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kehamilan serotinus atau kehamilan post term adalah kehamilan yang
berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid
terahir menurut rumus neagle dan siklus haid rata 28 hari (Prof. Dr. dr. Sarwono
Prawirohardjo ). Kehamilan post term memiliki pengaruh terhadap janinnya, walau
masih dalam perdebatan tetapi kehamilan post term memiliki hubungan terhadap
perkembangan hingga kematian janin. Ada janin yang lebih dari 42 minggu berat
badannya terus bertambah, dan ada yang tidak bertambah dan lahir dengan berat
badan kurang dari semestinya, atau meninggal di dalam rahim karena kekuangan
oksigen dan makanan.
B. Konsep Kehamilan
Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama
kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari
hari pertama haid terakhir .Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40
minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300hari). Kehamilan berlangsung
antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan premature, sedangkan lebih dari 43
minggu disebut kehamilan post matur atau serotinus.
2. Berikut mengenai tanda-tanda kehamilan
a. Tanda kehamilan tidak pasti
Nausea (enek) dan emesis (muntah).
Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-
kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan
ini lazim disebut morning sickness
Amenorea (tidak dapat haid).
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi.
Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
Mengidam (ingin makanan khusus/tertentu).
Mengidam sering terjadi pada bulan bulan pertama akan tetapi menghilang
dengan makin tuanya kehamilan.
Pingsan.
Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Dianjurkan untuk tidak
pergi ke tempat-tempat ramai pada bulanbulan pertama kehamilan. Hilang
sesudah kehamilan 16 minggu.
Anoreksia (Tidak ada selera makan).
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan
timbul lagi.
Sering kencing.
Terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini
akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini
kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon
steroid.
Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung dan dahi kadang-
kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai chloasma
gravidarum. Areola mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan
deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula
linea alba di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea griea).pigmentasi
ini terjadi karena pengaruh dari hormon kortiko-steroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.
Epulis
Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggivae, sering terjadi pada triwulan
pertama.
Varises.
Sering dijumpai padaa triwulan terakhir pada triwulan terakhir. Didapat pada
daerah genitalia eksterna, fosa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida
kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan terdahulu, timbul kembali
pada triwulan pertama. Terkadang timbulnya varises merupakan gejala pertama
kehamilan muda
b. Tanda pasti kehamilan
Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak janin.
Pada auskultasi terdengar detak jantung janin (DJJ). Dengan stetoskop laennec
DJJ terdengar pada kehamilan pada kehamilan 18-20 minggu. Dengan alat
doppler DJJ terdengar pada kehamilan 12 minggu.
Dengan ultrasonografi (USG) atau scaning dapat dilihat gambaran janin.
Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak dilakukan lagi
sekarang karena dampak radiasi terhadap janin
C. Etiologi
Penyebab kehamilan post term sampai saat ini belum diketahui secara jelas,
namun beberapa teori kehamilan dapat menjelaskan tentang kehamilan post term
seperti pengaruh progesteron, teori oksitosin, teori kortisol, teori syaraf uterus, dan
herediter akan tetapi tidak ada yang dianggap mutlak benar dari teori-tersebut.
D. Patofisiologi
Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak
menyebabkan adanya his, dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan kehamilan
lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2
sehingga janin mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim ( Manuaba,
1998), dimana terjadi perubahan-perubahan pada faktor fisiologi yaitu disfungsi
placenta. Yang terjadi pada placenta diantara lain adalah kalsifikasi yang ditimbulkan
karena penimbunan kalsium, selaput vakulosinsial menjadi tambah tebal dan jumlah
nya berkurang, terjadi proses degenerasi placenta, dan perubahan biokimia pada
placenta.
Fungsi placenta mencapai puncak pada umur 38 minggu, dan mulai menurun
sejak umur kehamilan 42 minggu. Rendahnya fungsi placenta berkaitan dengan
peningkatan kejadian gawat janin sebesar 3 kali lipat. Akibat penuaan placenta
membuat pasokan makanan dan oksigen menjadi berkurang disamping adanya
spasme arteri spiralis. Sirkulasi uretoplasenter berkurang 50%, dan mempengaruhi
beberapa hal, diantaranya :
Berat janin : kehamilan lebih dari 42 minggu dapat menyebabkan pasokan dari
placenta berkurang karena insufisiensi placenta sehingga berat janin berkurang tetapi
juga dapat menyebabkan bayi terus tumbuh jika placenta masih baik, sehingga dapat
menghasilkan bayi besar.
Sindroma postmatur : ditemui pada bayi dengan post matur adalah gejala-gejala
gangguan pertumbuahan, dehidrasi, kulit kering, keriput seperti kertas, kuku panjang,
tulang tengkorak lebih keras, hilangnya verniks kaseosa dan lugano, maserasi kulit
terutama di lipat paha dan genital, warna coklat kehijauan pada kulit , muka tampak
menderita dan rambut yang sudah tebal. Tidak semua bayi menunjukan gejala
tersebut, tergantung dari fungsi plasenta. Menurut derajatnya ada 3 stadium :
Stadium 1 : kulit kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh
dan mudah mengelupas
Stadium 2 : gejala diatas disertai pewarnaan kehijauan muconium pada kulit
Stadium 3 : disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.
Tanda dan gejala tidak terlalu dirasakan, hanya dilihat dari tuanya
kehamilan. Biasanya terjadi pada masyarakat di pedesaan yang lupa akan hari
pertama haid terakhir. Bila tanggal hari pertama haid terakhir di catat dan diketahui
wanita hamil, diagnosis tidak sukar, namun bila wanita hamil lupa atau tidak tahu,
hal ini akan sukar memastikan diagnosis. Pada pemeriksaan USG dilakukan untuk
memeriksa ukuran diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban
(Muchtar, 1998). Menurut Achdiat (2004), umur kehamilan melewati 294 hari/
genap 42 minggu palpasi bagian – bagian janin lebih jelas karena berkurangnya air
ketuban. Kemungkinan dijumpai abnormalitas detak jantung janin, dengan
pemeriksaan auskultasi maupun kardiotokografi (KTG). Air ketuban berkurang
dengan atau tanpa pengapuran (klasifikasi) plasenta diketahui dengan pemeriksaan
USG.
F. Diagnosis
Dalam menegakan diagnosis pada kehamilan post term sebenarnya cukup sulit,
karena pada diagnosis kasus ini harus ditegakan berdasarkan umur kehamilan,
bukan terhadap kondisi kehamilan, maka menentukan umur kehamilan harus dapat
dipastikan karena dalam beberapa kasus, kesalahan dalam mendiagnosis kehamilan
post term adalah karena kesalahan dalam perhitungan kehamilan. Untuk
mendiagnosis kehamilan post term dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a. Riwayat haid
Harus ditentukan dengan pasti riwayat HPHT nya, lalu siklus haid yang teratur,
dan tidak minum pil KB dalam 3 bulan terakhir ini.
b. Riwayat pemeriksaan antenatal
Jika umur kehamilan lebih dari 20 minggu umur kehamilan dapat diperkirakan
secara kasar.
d. Pemeriksaan USG
G. Komplikasi
Kematian janin terhadap kehamilan post teram adalah 30%sebelum persalinan, 55%
dalam persalinan, dan 15% setelah persalinan. Menurut Mochtar (1998), komplikasi
yang terjadi pada kehamilan serotinus yaitu:
Komplikasi yang terjadi pada ibu dapat menyebabkan partus lama, inersia uteri,
atonia uteri dan perdarahan postpartum.
Komplikasi yang terjadi pada bayi seperti berat badan janin bertambah besar,
tetap atau berkurang, serta dapat terjadi kematian janin dalam kandungan.
H. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang
teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12
minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2
kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan
kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada
kehamilan 7 – 8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan
menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan mencegah
terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya. Perhitungan dengan satuan minggu
seperti yang digunakan para dokter kandungan merupakan perhitungan yang lebih
tepat. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat tanggal hari pertama haid terakhir
seorang (calon) ibu itu. Perhitungannya, jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir
hingga saat itu dibagi 7 (jumlah hari dalam seminggu). Misalnya, hari pertama haid
terakhir Ny.X jatuh pada 2 Januari 1999. Saat ini tanggal 4 Maret 1999. Jumlah hari
sejak hari pertama haid terakhir adalah 61. Setelah angka itu dibagi 7 diperoleh angka
8,7. Jadi, usia kehamilannya saat ini 9 minggu.
I. Penatalaksanaan
1. Pengelolaan aktif dengan persalinan anjuran atau induksi persalinan dapat
dilakukan dengan metode :
Persalinan anjuran dengan infus oksitosin, pituitrin, sintosinon 5 unit dalam 500
cc glukosa 5%, banyak digunakan. Teknik induksi dengan infus glukosa lebih
sederhana dan mulai dengan 8 tetes dengan maksimal 40 tetes/menit. Kenaikan
tetesan 4 setiap 30 menit sampai kontraksi optimal. Bila dengan 30 tetes
kontraksi maksimal telah tercapai, maka tetesan tersebut dipertahankan sampai
terjadi persalinan.
INDUKSI PERSALINAN
Definisi
Induksi persalinan adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap ibu hamil yang
belum inpartu, baik secara operatif maupun medisinal untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan.
Indikasi
Indikasi Janin : - Kehamilan lewat waktu
- Ketuban Pecah Dini
- Janin mati
Indikasi Ibu : - Kehamilan dengan hipertensi
- Kehamilan 37 minggu dengan Diabetes Melitus
- Penyakit ginjal berat
- Hidramnion yang besar
- Primigravida tua
Kontra Indikasi
1. Malposisi dan malpresentasi janin
2. Insufisiensi plasenta
3. Disproporsi sefalopelvik
4. Cacat rahim
5. Grande multipara
6. Gemelli
7. Distensi rahim yang berlebihan
8. Plasenta previa
Skor 0 1 2 3
Pembukaan serviks (cm) 0 1-2 3-4 5-6
Pendataran serviks 0-30 % 40-50 % 60-70 % 80 %
Penurunan kepala diukur -3 -2 -1 +1 +2
dari bidang Hodge III
Konsistensi serviks Keras Sedang Lunak
Posisi serviks Ke Searah sumbu Ke arah
belakang jalan lahir depan
Definisi
Adalah suatu cara melahirkan janin dengan membut sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut atau vagina; atau suatu histerotomia intuk
melahirkan janin dari dalam rahim.
Istilah
Istilah section caesarea berasal dari perkataan Latin caedere yang artinya memotong.
Seksio sesarea primer (efektif)
Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio
sesarea.
Seksio sesarea sekunder
Mencoba menunggu kelahiran biasa, bila tidak ada kemajuan persalinan atau
partus percobaan gagal, baru dilakukan seksio sesarea.
Seksio sesarea histerektomi (caesarean section hysterectomy)
Adalah suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan seksio sesarea,
langsung dilakukan histerektomi oleh karena suatu indikasi.
Indikasi
Indikasi ibu
1. Panggul sempit
2. Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
3. Stenosis serviks/vagina
4. Plasenta previa
5. Disproporsi sefalo-pelvik
6. Ruptur uteri mengancam
7. Partus lama (prolonged labor) atau partus tak maju (obstructed labor)
8. Pre-eklamsia dan hipertensi
Indikasi janin
Malpresentasi janin misalnya letak lintang, presentasi dahi dan muka,
presentasi rangkap dan gemelli.
Jenis-jenis operasi
1. Seksio sesarea klasik
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri.
Kelebihan
- mengeluarkan janin lebih cepat
- tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
- sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan
- infeksi mudah menyebar secara intra abdominal
- persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan
2. Seksio sesarea ismika (profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang-konkaf pada segmen bawah
uterus.
Kelebihan
- penjahitan luka lebih mudah
- penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
- perdarahan kurang
- kemungkinan rupture uteri spontan lebih kecil
Kekurangan
- dapat terjadi perdarahan yang banyak
- keluhan pada kandung kemih post operatif tinggi