You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan ini, kita mengenal istilah tekanan. Tekanan merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada
suatu zat yang mendapatkan gaya tekan dari zat lain atau zat yang sama. Contohnya seseorang berdiri di
atas lantai, maka lantai tersebut mendapatkan tekanan dari berat badan seseorang tersebut. Tekanan pada
zat cair disebut tekanan hidrostatis, tekanan hidrostatis adalah terjadinya tekanan pada zat cair yang
disebabkan oleh beratnya sendiri.

Waktu yang dibutuhkan oleh suatu zat cairan untuk mencapai batas tertentu berbeda-beda, tergantung
massa jenis benda dan kekentalan pada cairan. Taraf kekentalan pada zat cair disebut viskositas. Semakin
besar nilai koefisien viskositas, maka semakin besar gaya penghalang pada benda. Sehingga benda akan
lambat untuk mencapai kedalaman cairan tersebut.

Memperjelas pernyataan di atas, viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir
dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh
gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan
antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut
koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau Pascal sekon (Pa s). Ketika
berbicara viskositas, berarti kita berbicara tentang fluida sejati, dimana fluida ideal tidak mempunyai
koefisien viskositas.

Salah satu cara penentuan Viskositas dapat dilakukan dengan metode Ostwald. Sedangkan alat yang
digunakan untuk mengukur viskositas disebut viskometer. Sehingga alat tersebut dinamakan Viskometer
Ostwald. Penetapan viskometer ini dilakukan dengan jalan mengukur waktu yang diperlukan untuk
mengalirnya cairan dalam pipa kapiler dari garis a ke garis b. Namun, jika pengukuran indeks viskositas
suatu cairan dilakukan dengan menggunakan viskometer pipa kapiler ini, alat yang digunakan lebih rumit
dan hanya dapat digunakan jika kita bekerja dalam laboratorium. Oleh sebab itu, dengan menggunakan
prinsip yang sama seperti pada pipa kapiler kita dapat merancang viskometer ostwald yang lebih sederhana
dan lebih mudah digunakan dengan memanfaatkan barang-barang yang ada pada kehidupan sehari-hari
untuk mengukur indeks viskositas cairan.

BAB II

KAJIAN TEORI
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu caian atau fluida. Kekentalan merupakan sifat
cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir
cepat, sedangkan lainnya mengalir secaa lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti contohnya air, alkohol,
dan bensin karena memiliki nilai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin,
minyak asto, dan madu karena mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan
kecepatan mengalirnya suatu cairan ( Yazid, 2005).

Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat
diukur dengan menguku laju aliran cairan, yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan
salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Bila viskositas gas
meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan justru akan menurun jika temperatur
dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kelebihan dari viskositas akan meningkat dengan
makin tingginya temperatur (Bird, 1993).

Viskositas berbanding lurus dengan waktu alirnya. Makin besar viskositas cairan, makin sulit cairan tersebut
mengalir. Viskositas dipengaruhi oleh zat-zat terlarut dalam cairan. Adanya zat terlarut makromolekul akan
meningkatkan viskositas larutan (Ulya dan Agustini dalam UNESA Journal of Chemistry Vol 1, 2012).

Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan
sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran viscometer) dipipet
kedalam viscometer. Cairan kemudian dihisap melalui labu pengukur dari viscometer sampai permukaan
cairan lebih tinggi daripada batas a. cairan kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun
melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati tanda batas b, stopwatch
dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan.
Tekanan ρ merupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan sebanding dengan
berat jenis cairan (Respati, 1981).

Bahan pangan pada umumnya dalam bentuk cairan dan padatan, meskipun demikian bukan berarti bahan
– bahan cair tidak mengandung bahan padatan (solid) dan sebaliknya, dalam bahan padatan terdapat pula
bahan cair. Bahan pangan padatan umumnya bersifat kental, sedangkan bahan-bahan cair bersifat encer.
Kedua sifat pada bahan pangan inilah yg diketahui sebagai sifat alir bahan pangan. Bahan pangan yang
memiliki sifat alir yg sangat mudah mengalir disebut fluiditas. Adapun bahan pangan yang memiliki sifat
alir tidak mau mengalir disebut viskositas. Hal ini terjadi karena adanya gaya gesek atau gesekan internal
yang menghambat alirannya. Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan
non newtonian (Kanoni, 1999).

1. Cairan Newtonian

Cairan Newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan berubahnya gaya irisan, ini adalah
aliran kental (viscous) sejati. Contohnya: Air, minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya
pemisah viskositas berbanding lurus dengan shear stresss secara proporsional dan viskositasnya
merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear stress. Viskositas tidak
tergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran streamline dalam suatu fluida)

Cairan Newtonian ada 2 jenis, uang viskositasnya tinggi disebut “Viscous” dan yang viskositasnya rendah
disebut “Mobile”

2. Cairan Non-Newtonian, Yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan
dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.

Ada 3 jenis cairan non-newtonian


ü Tipe Pseudoplastis

Yaitu cairan yang viskositasnya menurun dengan meningkatnya gaya irisan. Contoh: bubur, es cream, dan
adonan roti.

ü Tipe Plastis

Yaitu cairan yang viskositasnya menurun dengan meningkatnya gaya irisan, tetapi diperlukan gaya atau
tekanan yang besarnya tertentu untuk memulai gaya irisan. Contoh : kecap

ü Tipe Dilatant

Yaitu cairan yang viskositasnya naik seiring dengan meningkatnya gaya irisan. Contoh: Coklat

BAB III

PEMBAHASAN

A. Viskositas

Viskositas (kekentalan) berasal dari kata Viscous. Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair
terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan.

Maulida dan Rani dalam jurnal neutrino vol3, 2010 menyatakan “Viskositas dapat dianggap sebagai
gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida. Viskositas terdapat pada zat cair maupun gas, dan pada
intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan
tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan gaya kohesi
antar molekul. Pada gas, viskositas muncul dari tumbukan antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki
besar viskositas yang berbeda, dan pada umumnya viskositas zat cair pada umumnya jauh lebih kental dari
gas”.

B. Viskometer

1. Perancangan alat

Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida. Model viskositas yang
digunakan berupa viskometer ostwald. Prinsip dari metode oswald adalah sejumlah tertentu cairan
dimasukkan ke dalam A, kemudian dengan cara mengisap atau meniup cairan dibawa ke B, sampai
melewati garis m. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan diukur waktu yang diperlukan
untuk mengalir dari garis m ke n menggunakan stopwatch. Gambar dapat dilihat di rangkaian alat.

Gambar viskometer Ostwald

Dilihat dari rangkaian alatnya, alat di atas memiliki prinsip penggunaan yang tidak mudah. Selain itu
perhitungan indeks viskositas dengan menggunakan hukum poiseulle cukup rumit.

Dengan demikian, dirancanglah alat viskometer sederhana dengan menggunakan prinsip yang sama
dengan viskometer ostwald yaitu mengukur waktu yang diperlukan cairan untuk mengalir. Alat ini dirancang
dengan memanfaatkan botol sabun cuci piring sebagai alat utama tempat cairan mengalir.
Gambar viskometer ostwald sederhana

2. Prinsip kerja viskometer ostwald sederhana.

Pada rancangan alat viskometer sederhaha ini, botol sabun cuci diletakkan terbalik dengan bagian atas
botol harus dipotong agar mendapatkan bantuan gaya berat dari udara untuk mempermudah cairan sampel
mengalir. Pada alat viskometer sederhana ini, diberi dua buah garis pada botol, yaitu garis pertama 2,5cm
dari ujung atas (disebut garis “start”) dan garis kedua 2cm dari ujung tutup botol (disebut garis “finish”).
Kedua garis tersebut merupakan jalur mengalirnya cairan sampel yang akan dihitung waktu yang
diperlukan untuk mengalir. Perhitungan dimulai ketika cairan melewati garis “start” dan berhenti ketika
mencapai garis “finish”.

Pada alat ini, pengisian cairan sampel dilebihkan sekitar 1,3cm dari garis start agar ada selang waktu antara
waktu untuk membuka tutup botol dengan waktu untuk meletakkan botol pada erlenmeyer.

Gambar alat yang telah berisi cairan sampel

Erlenmeyer digunakan sebagai wadah untuk menampung cairan yang mengalir keluar dari mulut tutup
botol tersebut. Mulut tutup botol dibuka dengan cara diputar secara perlahan dan tidak boleh ditarik,
dengan tujuan untuk mencegah agar cairan di dalam botol tidak tumpah akibat guncangan saat ditarik.
Botol pada erlenmeyer harus dalam posisi tegak, karena jika botol berada pada posisi yang miring maka
akan mempengaruhi perhitungan waktu mengukur laju cairan. Oleh karena itu, digunakan tanah liat atau
lilin mainan di sekeliling mulut erlenmeyer.

3. Teknik analisis data

Data waktu alir yang diperoleh dari pengamatan kemudian diolah dan dianalisis. Pada alat viskometer
sederhana ini, prinsip pengukuran indeks viskositas adalah dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
cairan sampel dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan cairan standar, biasanya air (indeks viskositas
= 1). Berdasarkan perhitungan, diperoleh indeks viskositas cairan sampel yang dicari. Sehingga didapatkan
perbandingan indeks viskositas dari berbagai sampel yang digunakan. Dari perhitungan indeks viskositas
yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk
mengalir, maka viskositas cairan tersebut semakin besar pula. Dengan kata lain, waktu yang diperlukan
oleh suatu cairan untuk mengalir berbanding lurus dengan viskositasnya.

Cairan yang memiliki kekentalan yang lebih besar menyebabkan gaya gesek internal yang ditimbulkan pada
alat menjadi besar, sehingga cairan tersebut lebih sulit dialirkan karena terhambat oleh adanya gaya
perlawanan. Hal ini mengakibatkan kemampuan setiap cairan untuk mengalir keluar dari mulut tutup botol
berbeda.

4. Aplikasi viskometer sederhana

Viskometer sederhana ini dapat menjadi suatu media pembelajaran sederhana yang tidak hanya dilakukan
di laboratorium tetapi dapat dilakukan diluar laboratorium, seperti didalam kelas. Dengan merancang alat
ini, mahasiswa dapat mengembangkan daya kreativitasnya untuk memafaatkan barang - barang bekas
yang tidak terpakai, selain itu bahan-bahan yang digunakan adalah bahan yang mudah dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari.

BAB IV

PENUTUP
1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :

a. Viskositas merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida saat lapisan-
lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya.

b. Pada zat cair, viskositas disebabkan gaya kohesi antar molekul. Sedangkan pada gas, viskositas muncul
dari tumbukan antar molekul.

c. Prinsip viskometer ostwald yaitu mengukur waktu yang diperlukan cairan untuk mengalir dari garis start
sampai garis finish.

d. Prinsip pengukuran indeks viskositas viskometer Ostwald sederhana adalah dengan mengukur waktu
yang dibutuhkan cairan sampel dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan cairan standar

e. Viskometer sederhana ini dapat menjadi suatu media pembelajaran sederhana yang tidak hanya
dilakukan di laboratorium tetapi dapat dilakukan diluar laboratorium, seperti didalam kelas

You might also like