Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
Rezky Aurina
PO714201151042
PRODI D IV KEPERAWATAN
TAHUN 2018
DAFTAR ISI
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Asuhan Keperawatan Hipotiroid” untuk masyarakat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan
Hipotiroid” untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu berhak atas taraf hidup yang memadai bagi kesejahteraan dirinya
maupun keluarganya, termasuk diantaranya sandang pangan, perumahan dan perawatan
kesehatan. Pelayanan dirumah sakit diupayakan menuju standar mutu yang telah ditetapkan.
Demakian halnya untuk masing – masing bidang pelayanan, salah satunya adalah bagian
bedah, sehingga komplikasi pasca pembedahan dapat dihindari. Kondisi kesehatan
masyarakat saat ini memungkinkan terjadinya perubahan pada pola penyakit. Salah satunya
adalah penyakit yang menyerang telinga atau bisa disebut mastoiditis kronis.
Di Amerika Serikat dan negara maju lain, kejadian dari mastoiditis cukup rendah,
sekitar 0,004%, meskipun lebih tinggi di negara-negara berkembang. Usia paling umum
terkena adalah 6-13 bulan, Laki-laki dan perempuan sama-sama terpengaruh dan beresiko
terkena penyakit mastoiditis. Di negara indonesia belum diketahui secara jelas persentasi
kejadian dari pada mastoiditis ini, tetapi negara kita merupakan negara berkembang menuju
negara yang maju yang masih rentan dan beresiko tinggi terhadap penyakit ini. Pengobatan
biasanya diawali dengan pemberian suntikan antibiotik lalu disambung dengan antibiotic per
oral minimal selama 2 minggu. Jika pemberian antibiotic tidak memberikan hasil untuk
mengatasi masalah ini, dilakukan mastoidiktomi (pengangkatan sebagian tulang dan
pembuangan nanah).
Walaupun angka kejadian dari penyakit mastoiditis di Indonesia ini mulai berkurang
dari tahun ketahunnya namun hal ini merupakan sesuatu yang tidak bisa disepelekan karena
apabila tidak ditangani dengan tepat maka klien akan mengalami gangguan pendengaran
yang bersifat kronis dan sangat mengganggu kenyamanan, hal inilah yang menjadi dasar
kenapa penulis mengangkat makalah ini. Dan diharapkan kepada pembaca untuk bisa
memahami secara umum maupun secara khusus tentang penyakit mastoiditis dan dapat
mengaplikasikannya di kehidupan yang nyata.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mastoiditis ?
2. Bagaimana konsep patofisiologi dan pathway dari mastoiditis ?
3. Bagaimana asuhan keperawatan dari mastoiditis ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami gambaran umum tentang
Mastoiditis dan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Mastoiditis.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sesuai dengan penulisan makalah yang membahas tentang mastoiditis maka manfaat
pada pembuatan makalah ini untuk mengembangkan pengetahuan masyarakat dan
perawat mastoiditis.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pembaca
Makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengembangkan dan paham akan
perawatan Mastoiditis
b. Bagi penulis
Dengan melakukan pembutan makalah ini, penulis dapat mengetahui dan
memahami secara spesifik tentang Mastoiditis
BAB II
Resiko infeksi Secret keluar dan berbau tidak Gangguan persepsi sensori
enak (otorrhhoe)
Pengobatan tidak
tuntas/episode berulang Gangguan citra tubuh
LANDASAN TEORI
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada
telinga tengah, jika tak diobati dapat terjadi osteomielitis. Mastoiditis adalah segala
proses peradangan pada sel- selmastoid yang terletak pada tulang temporal.
Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada telinga
tengah, jika tak diobati dapat terjadi osteomielitis.( Brunner dan Suddarth, 2000).
Mastoiditis kronis adalah suatu infeksi bakteri pada prosesus mastoideus (tulang
yang menonjol dibelakang telinga)yang berlangsung cukup lama. Mastoiditis
marupakan peradangan kronik yang mengenai rongga mastoid dan komplikasi dari
otitis media kronis. Lapisan epitel dari telinga tengah adalah sambungan dari lapisan
epitel sel – sel mastoid udara yang melekat ditulang temporal. ( Reeves, 2001 )
Mastoiditis adalah sel-sel udara mastoid sering kali terlibat,menimbulkan
peradangan dan nekrosis tulang yang terlokalisasi dan ekstensif (osteomyelitis).
(Parakrama, 2006)
2. Anatomi fisilogis
Secara anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan
dalam. Dalam perkembangannya telinga dalam merupakan organ yang pertama kali
terbentuk mencapai konfingurasi dan ukuran dewasa pada trimester pertengahan
kehamilan. Sedangkan telinga tengah dan luar belum terbentuk sempurna saat
kelahiran, akan tumbuh terus dan berubah bentuk sampai pubertas. Secara embriologi
telinga luar dan tengah berasal dari celah brankial pertama dan kedua, sedangkan
telinga dalam berasal dari plakoda otik. Sehingga suaru bagian dapat mengalami
kelainan, sementara bagian lain berkembang normal. Pada kebanyakan kasus telinga
luar dan tengah mengalami kelainan kongenital bersama-sama, sedangkan koklea
berkembang normal. Hal ini memungkinkan rehabilitasi pendengaran pada
kebanyakan kelainan telinga kongenital.
1) Telinga bagian luar (Auris Eksterna)
Menampang gelombang suara yang datang dari luar masuk ke dalam telinga.
c. Membrane Timpani
Antara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang disebut
membrane timpani
a. Cavum Timpani
Rongga didalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang pendengaran yang terdiri
dari malius, inkus dan stapes yang melekat pada bagian dalam membrane timpani dan
bagian dasar tulang Stapes membuka pada fenestra ovalise.
b. Antrum Timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak dibagian samping dari cavum
timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa merupakan lanjutan dari lapisan
mukosa cavum timpani, rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang
disebul sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum didalam tulang
temporalis dan andanya hubungan ini dapat mengakibatkan menjalarnya proses
radang.
Saluran tulang rawan yang panjangnya ± 3,7 cm berjalan miring ke bawah agak ke
depan, dilapisi oleh lapisan mukosa.
3) Telinga bagian dalam (Auris Interna)
a. Vestibulum
Bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka fenestra ovale dan
venestra rotundum dan pad abagian belakang atas menerima muara canalis
semnisirkularis
b. Cochlea
Berbentuk seperti rumah siput, pada cochlea ini ada 3 pintu yang menghubungkan
cochlea dengan vestibullum, cavum timpani dan canalis cochlearis.
c. Labirintus Membranosus
Utrichulus
Bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng terpaut pada tempatnya oleh
jaringan ikat, disini terdapat saraf (nervus akustikus) pada bagian depan dan
sampingnya ada daerah yang lonjong disebut makula akustica utricula
Sachulus
Duktus Semi Sirkularis
Duktus Cochlearis
3. Etiologi
Mastoiditis terjadi karena Streptococcus ß hemoliticus / pneumococcus. Selain itu kurang
dalam menjaga kebersihan pada telinga seperti masuknya air ke dalam telinga serta bakteri
yang masuk dan bersarang yang dapat menyebabkan infeksi .Menyebarnya infeksi dari
telinga bagian tengah, infeksi dan nanah mengumpul di sel-sel udara mastoid.
Penyebab lain dari Mastoiditis antara lain:
a. terjadi 2-3 minggu setelah otitis media akut
b. Klien imunosupresi atau orang yang menelantarkan otitis media akut yangdideritanya.
Berkaitan dengan virulensi dari organisme penyebab otitis media akut yaitu
streptococcus pnemonieae.
c. Bakteri lain yang sering ditemukan adalah adalah branhamella catarrhalis,
streptococcus group-A dan staphylococcus aureus ,streptococcus aureus. Bakteri yang
biasanya muncul pada penderita mastoiditis anak-anak adalah streptococcus
pnemonieae.
4. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi dari penyakit mastoiditis antara lain:
Rasa nyeri biasanya dirasakan dibagian belakang telinga dan dirasakan lebih
parah pada malam hari, tetapi hal ini sulit didapatkan pada pasien-pasien yang
masih bayi dan belum dapat berkomunikasi. Hilangnya pendengaran dapat
timbul atau tidak bergantung pada besarnya kompleks mastoid akibat infeksi.
Gejala dari keluhan penyakit didapatkan keluarnya cairan dari dalam telinga
yang selama lebih dari tiga minggu, hal ini menandakan bahwa pada infeksi
telinga tengah sudah melibatkan organ mastoid.
demam biasanya hilang dan timbul, hal ini disebabkan infeksi telinga tengah
sebelumnya dan pemberian antibiotik pada awal-awal perjalanan penyakit.
Jika demam tetap dirasakan setelah pemberian antibiotik maka kecurigaan
pada infeksi mastoid lebih besar.
5. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi bila mastoiditis tidak ditangani dengan baik adalah
1) Petrositis yaitu infeksi pada tulang disekitar tulang telinga tengah peforasi
gendang telinga dengan cairan yang terus menerus keluar.
2) Labyrintitis yaitu peradangan labyrint ini dapat disertai dengan kehilangan
pendengaran atau vertigo disebut juga otitis imtema
3) Meningitis yaitu peradangan meningen (ragdang membran pelindung sistem
saraf) biasanya penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme.
4) Abses otak yaitu kumpulan nanah setempat yang terkumpul dalam jaringan otak
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis klien dengan mastoiditis antara lain:
1) Pemberian antibiotik sistemik
Diberikan beberapa minggu sebelum operasi dapat mengurangi atau
menghentikan supurasi aktif dan memperbaiki hasil pembedahan.
2) Pembedahan
a. Timponoplasti
Adalah rekonstruksi bedah pada mekanisme pendengaran ditelinga tengah,
dengan memperbaiki membrana tympanica melindungi finestra cochlease
dari tekanan suara. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk menyelamatkan
dan memulihkan pendengaran, dengan congkok membran timpani dengan
rekonstruksi telinga tengah. Sedangkan tujuan skundernya adalah untuk
mempertahankan atau memperbaiki pendengaran (timpanoplasti) bilamana
mungkin. Terdapat berbagai teknik timpanoplasti yang berbeda yaitu
pencangkokan (kulit, fasia, membran timpani homolog) dan rekonstruksi
(osikula homolog, kartilago dan aloplastik).
b. Mastoidektomi
Adalah pembedahan pada tulang mastoid. Tujuan dilakukan
mastoidektomi adalah untuk menghilangkan jaringan infeksi, menciptakan
telinga yang kering dan aman.
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah
2. Foto Mastoid
3. Kultur Bakteri Telinga
4. MRI
5. CT Scant
6. Radiologi
7. Tympanocintesis & myringotomi
1. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada telinga bagian belakang engan sekala nyeri 6
2. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya diawali adanya otitis media akut setelah 2-3 minggu tanpa penanganan yang
baik nanah dan infeksi menyebar ke sel udara mastoid. Dapat muncul atau keluar cairan
yang berbau dari telinga, timbul nyeri di telinga dan demam hilang timbul.
5. Diagnosa keperawatan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien mampu
mendengar dengan baik
No Intervensi Rasional
1 Kaji tentang ketajaman pendengaran Menentukan seberapa baik tingkat pendengaran
klien
Kriteria Hasil :
Ajarkan kompres hangat dan banyak minum Untuk menurunkan panas tubuh dan
3
mengganti cairan tubuh yang hilang
Kriteria Hasil :
a. Pasien terlibat dalam proses komunikasi
b. Pasien menunjukkan kemampuan untuk membaca gerak bibir
c. Pasien dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan cara yang
diajarkan
No Intervensi Rasional
1 Berbicara jelas dan tegas tanpa bergerak Membantu pasien merangsang
komunikasi verbal
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan dan merupakan
perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan
(Nasrul Effendi, 1995). Evaluasi pada pasien dengan gangguan mastoiditis adalah :
a. Apakah Pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh petugas dan
bersedia menjalankan saran-saran yang diberikan petugas.
b. Anjurkan kepada pasien supaya obat diminum tepat waktu dan sesuai aturan.
c. Anjurkan kepada pasien kontrol jika obat sudah habis tetapi sakit belum sembuh
atau sewaktu-waktu ada keluhan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mastoiditis dapat terjadi pada pasien-pasien imunosupresi atau mereka yang
menelantarkan otitis media akut yang dideritanya. Penyakit ini agaknya berkaitan dengan
virulensi dari organisme penyebab yang hampir sama dengan penyebab otitis media akut.
Bila tidak segera tertangani akan terjadi komplikasi serius seperti meningitis dan abses otot.
1. Menyebarnya infeksi dari telinga bagian tengah, infeksi dan nanah mengumpul di sel-sel
udara mastoid
2. Mastoiditis dapat terjadi 2-3 minggu setelah otitis media akut
Menurut George (1997: 106) etiologi mastoiditis antara lain:
1. Klien imunosupresi atau orang yang menelantarkan otitis media akut yang dideritanya
2. Berkaitan dengan virulensi dari organisme penyebab otitis media akut yaitu streptococcus
pnemonieae.
Bakteri penyebab lain ialah Streptococcus hemolytikus (60%), Pneumococcus (30 %),
staphylococcus albus, Streptococcus viridians, H. Influenza
B. Saran
Untuk Instansi
Untuk pencapaian kualitas keperawatan secara optimal secara optimal
sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara berkesinambungan
Untuk Klien dan Keluarga
Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan karena bagaimanapun
teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna maka penyembuhan
yang diharapkan tidak tercapai.
DAFTAR PUSTAKA