Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Letak geografis Negara Republik Indonesia yang dilalui oleh dua lempeng
dikatakan negara Republik Indonesia berada di wilayah rawan bencana alam. Jika
aliran konveksi panas pada mantel bumi meningkat, maka lempang bumi akan
bergerak. Pergerakan dua lempang tersebut dapat saling bertumbukan atau saling
kehidupan masyarakat baik yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam
Undang No. 24 Tahun 2007). Salah satu bencana yang mengancam kehidupan
adalah gempa bumi. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan
aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan (Bakornas PB, 2007).
hingga Agustus 2016, rata-rata terjadi 379 gempa bumi dengan rentang 3 skala
richter hingga 9,5 skala richter setiap bulannya.Gempa bumi tektonik yang
(BMKG, 2012). Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang
timbul karena adanya pergesaran di dasar laut akibat gempa bumi (Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2007). Selama 2004 hingga 2010 terjadi sebanyak lima
tsunami diantaranya di Aceh (Desember 2004), Nias (2005), Jawa Barat (2006),
tsunami. Selain karena faktor geografis, kondisi demografis, sosial dan ekonomi
Bali sebagai salah satu provinsi di Indonesia, juga sering mengalami gempa.
Selama Desember 2013 hingga Desember 2016, terjadi 40 gempa bumi dengan
gempa bumi, Jembrana mengalami empat kali gempa bumi, Denpasar mengalami
dua kali gempa bumi sedangkan Gianyar, Bangli dan Badung masing-masing
salah satu kabupaten di Bali, merupakan salah satu daerah yang berpotensi tinggi
mengalami kejadian gempa bumi, (Bappeda Bali dan PPLH UNUD, 2006). Selain
itu, Klungkung merupakan peringkat ke-10 daerah rawan gempa dan tsunami di
Indonesia dan peringkat pertama di Bali pada tahun 2011, (Kurniawan, dkk.,
kekuatan 3 SR sampai 3,8 SR selama Desember 2013 hingga Desember 2016 dan
tigagempa bumi tersebut berpusat di tengah laut, (BMKG, 2016). Pesisir pantai
Bencana yang terbaru terjadi yaitu erupsi gunung agung. Adanya peningkatan
aktivitas vulkanik dari kegempaan yang terus meningkat maka status Gunung
menjadi Awas (Level 4) oleh PVMBG Badan Geologi. Level Awas adalah level
tertinggi dalam status gunungapi. Ratusan gempa vukanik baik dangkal maupun
yang ada mulai dari sektor rumah tangga, sektor pariwisata, hingga sektor
pendidikan. Sektor pendidikan merupakan salah satu media yang tepat untuk
Pendidikan Bencana, 2011). Upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan
Bencana (BNPB) melalui Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 dan diikuti
Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pembangunan Sekolah dan
Madrasah Aman Bencana. Hingga November 2016, Bali memiliki empat sekolah
bumi.
B. Rumusan Masalah
Samplangan”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
yang berbasis sekolah dasar dengan sistem Elementary School Disaster Plan
2. Tujuan Khusus
serta siswa SD dalam menghadapi bencana. Juga diharapkan menjadi sumber atau
TINJAUAN PUSTAKA
Komunitas sekolah, sebagai salah satu dari stakeholder utama memiliki peran
dengan lebih baik” dalam proses pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi. Untuk
Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pembangunan Sekolah dan
Madrasah Aman Bencana. Atas dasar hukum tersebut, dibentuk Sekolah Siaga
PB Bali, 2015). Dari seluruh sekolah siaga bencana yang dibentuk, belum ada
Guru dan siswa bagian dari komunitas sekolah memiliki andil yang besar
sebagai pengawas, pendidik serta komando saat terjadi bencana di sekolah. Siswa
pelatihan kepada pelajar yang lebih muda. Contohnya dalam pelatihan Palang
Merah Remaja (PMR) diselipkan pengetahuan kebencanaan dari siswa yang lebih
dewasa kepada siswa yang lebih muda. Pemberian pengetahuan tersebut dapat
petunjuk praktis persiapan sebelum, saat dan setelah terjadinya bencana. (LIPI-
UNESCO/ISDR,2006;P2MB-UPI, 2010).
Pada situasi bencana, Sekolah Dasar adalah salah satu yang akan menerima
menghadapi situasi darurat atau rencana kontingensi, yang juga dimaksudkan agar
(BNPB, 2008)
ELEMENTARY SCHOOL DISASTER PLAN
KETUA DISASTER
(KEPALA SEKOLAH)
KOORDINATOR DISASTER
(WAKIL KEPALA SEKOLAH)
(………………………….) (………………………….)
1. Ketua Disaster
Tugas:
korban
luar sekolah
Provinsi
2. Koordinator Disaster
pengendalian evakuasi siswa (termasuk korban bencana hidup dan mati) serta
evakuasi dokumen
Tugas:
Koordiatnor Disaster
korban dan (data hasil kegiatan) serta evakuasi dokumen kepada Koordinator
Disaster
4. Ketua Tim Evakuasi Siswa
pengendalian evakuasi siswa yang dilakukan oleh anggota tim evakuasi siswa
Tugas:
Evakuasi
dokumen
Tugas:
Tim Evakuasi
Tugas:
a. Mengkoordinir proses komunikasi intra sekolah dan intersektoral
Tugas:
Sakit, dll).
Tugas:
Bappeda Bali dan PPLH UNUD. 2006. Studi Identifikasi Potensi Bencana Alam
http://www.bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/potensi-ancaman-bencana.
(2019, Januari 8)
BNPB
Januari 8)
http://www.gitews.org/tsunami-kit/id/E1/sumber_lainnya/peta_bahaya/bali
Deepublish
Surakarta.
http://balisafety.baliprov.go.id.