Professional Documents
Culture Documents
1. Resiko infeksi b.d penurunan sistem imun, kegagalan untuk mengatasi infeksi, infeksi nosokomial.
2. Hipertermia b.d peningkatan tingkat metabolisme penyakit, dehidrasi, efek langsung dari endotoksin
pada hipotalamus, perubahan pada regulasi temperature.
3. Resiko tinggi terhadap perfusi jaringan b.d hipovolemi rewlatif/ actual, reduksi aliran darah pada vena
atau arteri, vasoonmstriksi selektif.
4. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d peningkatan vasodilatasi massif/ kompartemen
vaskuler, permeabilitas kapiler/ kebocoran cairaqn kedalam lokasi interstitial (ruang ketiga).
5.Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan perfusi jaringan dan adanya edema
C. Intervensi Keperawatan
1. Resiko infeksi b.d penurunan sistem imun, kegagalan untuk mengatasi infeksi, infeksi nosokomial.
Tujuan : Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu, bebas dari sekresi purulen/ drainase atau
eritema dan afebris
Implementasi :
R : Mengurangi kontaminasi
Gunakan teknik steril pada setiap tindakan: ganti balut, Suction, kateter urinarius dll.
R : Identifiksi terhadap portal entri dan organisme penyebab septisemia dalah penting bagi efektivitas
pengobatan
Berikan obat anti infekasi sesuai advis dokter
2. Hipertermia b.d peningkatan tingkat metabolisme penyakit, dehidrasi, efek langsung dari endotoksin
pada hipotalamus, perubahan pada regulasi temperature
Tujuan: Menunjukkan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan, tidak mengalami komplikasi yang
berhubungan
Implementasi :
Berikan antiseptik
3. Resiko tinggi terhadap perfusi jaringan b.d hipovolemi rewlatif/ actual, reduksi aliran darah pada
vena atau arteri, vasoonmstriksi selektif
Tujuan : Menunjukkan perfusi adekuat yang dibuktikan dengan tanda-tanda vital sign stabil, nadi perifer
jelas, kulit hangat dan kering, tingkat kesadarn umum, haluaran urinarius individu yanfsesuai dan bising
usus aktif.
Implementasi :
R : bila terjadi takikardi mengacu pada stimulasi sekunder sistem saraf simpatis untuk menentukan
respond an untuk menggantikan kerusdakan pada hipovolemia relative Dan hipertensi
R : penurunan haluaran urin dengan peningkatan berat jenis akan mengindikasikan penuruynan
perfungsi ginjal yang dihubungkan dengan perpindahan cairan dan vasokonstriksi relatif
Berikan suplemen O2
4. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d peningkatan vasodilatasi massif/ kompartemen
vaskuler, permeabilitas kapiler/ kebocoran cairaqn kedalam lokasi interstitial (ruang ketiga)
Tujuan : Menunjukkan perfusi adekuat yang dibuktikan dengan tanda-tanda vital sign stabil, nadi perifer
jelas
Implementasi :
R : Kehilangan cairan dari kompertemen vaskuler kedalam ruang interstitial akan menyebabkan edema
jaringan
Berkan cairan IV
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
* Airway
ü Jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa segera mungkin ke ICU
* Breathing
ü Kaji jumlah pernapasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang signifikan
ü Periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan asidosis
ü Berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
* Circulation
ü Kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
ü Pasang kateter
ü Catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari 360C
* Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya tidak ada masalah
(sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.
* Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan tempat sumber
infeksi lainnya.
2. Pengkajian Sekunder
- Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi
pada stadium lanjut (shock)
- Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadi disritmia dapat
terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal
- Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi (stadium lanjut)
c. Integritas Ego
d. Makanan/Cairan
e. Neurosensori
- Subyektif atau Obyektif : Gejala truma kepala, kelambatan mental, disfungsi motorik
f. Respirasi
- Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse, kesulitan bernafas akut
atau khronis, “air hunger”
g. Rasa Aman
- Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah, episode anaplastik
h. Seksualitas
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
O2 , edema paru.
e. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan cardiac output yang tidak
mencukupi.
C. Intervensi
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
O2 edema paru.
( NOC)
Intervensi
(NIC)
Ø Mendemostrasikan suara napas yang bersih, tidak ada sianosis dan dypsneu.
Airway Managemen :
Ø Monitor TTV.
( NOC)
Intervensi
(NIC)
Cardiac care :
Ø monitor TTV
Intervensi
(NIC)
Fever Treatment :
Ø Beri kompres hangat pada bagian lipatan tubuh ( Paha dan aksila ).
Temperature Regulation
d. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan cardiac output yang tidak
mencukupi.
( NOC)
Intervensi
(NIC)
Ø Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas atau dingin
( NOC)
Intervensi
(NIC)
Ø Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah nadi dan respirasi
Activity Therapy
Ø Bantu klien memenuhi kebutuhan aktivitasnya sesuai dengan tingkat keterbatasan klien
Ø Beri penjelasan tentang hal-hal yang dapat membantu dan meningkatkan kekuatan fisik klien.
Ø Jelaskan pada keluarga dan klien tentang pentingnya bedrest ditempat tidur.
( NOC)
Intervensi
(NIC)
Ø TTV normal
Anxiety Reduction
Ø Beri penjelasan tiap prosedur/ tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien dan manfaatnya bagi
pasien.