You are on page 1of 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi adalah bagian dari kebutuhan
fisiologis (Herarki Maslow). Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses
kehidupan, oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh,
kebutuhan oksigen dalam tubuh harus dipenuhi apabila kebutuhan dalam
tubuh berkurang, maka terjadi kerusakan pada jaringan otak. Dan apabila
hal tersebut terjai berlangsung lama akan mengakibatkan kematian.
Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini telah terbukti ada yang
kekurangan oksigen akan mengalami hipoxia dan akan terjadi kematian.
Proses pemenuhan kebutuhan pada manusia dapat dilakukan dengan cara
pemberian oksigen melalui saluran pernapasan dan sumbatan yang yang
menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ
pernapasan agar dapat berfungsi normal kembali (Hidayat, 2008).

B. Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian oksigenasi
2. Mampu menjelaskan fisiologi oksigenasi
3. Mampu menjelaskan patofisiologi oksigenasi
4. Mampu menyebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi oksigenasi
5. Mampu menjelaskan macam – macam gangguan oksigenasi
6. Mampu menjelaskan pengkajian oksigenasi
7. Mampu menjelaskan diagnosa yang muncul pada oksigenasi
8. Mampu menjelaskan perencanaan oksigenasi
9. Mampu melakukan asuhan keperawatan kebutuhan dasar manusia
dengan gangguan kebutuhan oksigenasi

1
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Kebutuhan Oksigenasi


1. Definisi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2).
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau
sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka
akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien akan meninggal (Asmadi, 2008).
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam
keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap
hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi berperan dalam
mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan
fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas
mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan
pembuangan CO² (hasil pembakaran sel).
2. Fisiologi Sistem
a. Saluran pernafasan atas
Fungsinya adalah menyaring, menghangatkan dan melembabkan
udara yang dihirup. Terdiri dari :hidung, farin, laring, epiglottis
1) Hidung : Pada hidung udara yang masuk akan mengalami
penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan
2) Faring : Faring merupakan saluran yang terbagi dua untuk
udara dan makanan. Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring

2
yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap
dan dan menghancurkan kuman pathogen yang masuk bersama
udara.
3) Laring : Laring merupakan struktur yang merupai tulang rawan
yang bisa disebut jakun. Selain berperan sebagai penghasil
suara, laring juga berfungsi mempertahankan kepatenan dan
melindungi jalan nafas bawah dari air dan makanan yang
masuk
b. Saluran Pernafasan bawah
Fungsi adalah menghangatkan udara, membersihkan mukuosa
cilliary, memproduksi surfactant. Terdiri dari : trachea, bronchus,
paru
1) Trakea. Trakea merupakan pipa membran yang dikosongkan
oleh cincin kartilago yang menghubungkan laring dan bronkus
utama kanan dan kiri
2) Paru- paru : Paru-paru ada dua buah teletak di sebelah kanan
dan kiri. Masing-masing paru terdiri atas beberapa lobus (paru
kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok oleh satu
bronkus. Jaringan-jaringn paru sendiri terdiri atas serangkain
jalan nafas yang bercabang-cabang, yaitu alveoulus, pembuluh
darah paru, dan jaringan ikat elastic. Permukaan luar paru-paru
dilapisi oleh dua lapis pelindung yang disebut pleura. Pleura
pariental membatasi thorak dan permukaan diafragma,
sedangkan pleura visceral membatasi permukaan luar paru.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas guna mencegah gerakan friksi
selama bernafas.
c. Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
1) Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk
melalui saluran pernapasan sampai keparu-paru. Proses

3
inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar, tekanan
rongga dada turun/lebih kecil
2) Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah
suatu gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan.
Proses ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil,
tekanan rongga dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga
tahapan, yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.

1) Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di
pengaruhi oleh beberapa factor:
a) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya
suatu tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah.
b) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
c) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru
untuk mengembang di sebut dengan compliance.
Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan
CO² atau kontraksinya paru-paru.
2) Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke
kapiler paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses
pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Luasnya permukaan paru-paru.
b) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas
epitel alveoli dan interstisial. Keduanya dapat
mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.

4
c) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi
sebagaimana O² dari alveoli masuk kedalam darah secara
berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih
tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
d) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan
mengikat HB.
3) Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler
ke jaringan tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kapiler.
Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b) kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah
dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta
elitrosit dan kadar Hb.
3. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang
masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini
terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan
sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen
dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses
ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan
volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga
dapat mempengaruhi pertukaran gas (Mubarak, 2008).
4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Sistem
Oksigenasi
a. Faktor Fisiologi
1) Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia

5
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada
obstruksi saluran napas bagian atas.
3) Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport O2 terganggu.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu
hamil, luka, dan lain-lain.
5) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti
pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal,
penyalit kronik seperti TBC paru.
b. Faktor Perkembangan
1) Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan
surfaktan.
2) Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
3) Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran
pernapasan dan merokok.
4) Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan
paru-paru.
5) Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi
paru menurun.
c. Faktor Perilaku
1) Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan
ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya
ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan
arterioklerosis.
2) Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
3) Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
perifer dan koroner, dikaitkan dengan sejumlah penyakit
termasuk penyakit jantung, PPOK, dan kanker paru.

6
4) Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan
intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan
hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan.
5) Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
d. Faktor Lingkungan
1) Tempat kerja
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dan permukaan laut.
(Potter dan Perry, 2006).

5. Macam – Macam Gangguan Yang Mungkin Terjadi Pada Sistem


Oksigenasi
Permasalahn dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak

terlepas adanya gangguan yang erjadi pada sistem respirasi anatomi

maupun fisiologis dari organ-organ respirasi. Permasalahan dalam

pemenuhan tersebut juga dapat disebabkan karena adanya gangguan

pada sitem tubuh lain misalnya sistem kardiovaskuler.

Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya

oleh karena peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif, dan

lain lain. Gangguan tersebut akan mengakibatkan kebutuhan oksigen

dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar

gangguan respirasi dikelompokan menjadi tiga, yaitu : gangguan

irama/ frekuensi pernapasan, infusiensi pernapasan dan hipoksia.

B. Rencana Asuhan klien dengan gangguan kebutuhan oksigenasi


1. Pengkajian
a. Pemeriksaan fisik : Head To Toe
1) Keadaan umum:
a) Tidak tampak sakit: mandiri, tidak terpasang alat medis

7
b) Tampak sakit ringan: bed rest ,terpasang infus
c) Tampak sakit sedang: bed rest, lemah, terpasang infus, alat
medis
d) Tampak sakit berat: menggunakan oksigen, coma
2) Kesadaran:
a) Compos mentis: Pasien sadar penuh
b) Apatis: Pasien acuh tak acuh
c) Somnolen: Pasien cenderung mengantuk walaupun sedang
diajak bicara
d) Soporocoma: Dengan sedikit rangsangan masih bisa
berespon (reflek kornea)
e) Coma: Tidak ada respon sama sekali
3) Tanda-tanda vital:
a) Suhu: Dapat diukur per axila, oral, dan rektal.
- Normal: 36°C-37°C
- Hipotermia: 34°C-35°C
- Pyrexia: 39°C-40°C
- Hiperpirexia: 41°C-42°C
b) Nadi: Dapat diukur pada arteri (radialis, temporalis,
brankialis, femoralis, dan karotis). Iramanya (kuat, lemah,
cepat, tidak teratur, frekuensi, volume
- Normal: 60-100x/menit
- Tachicardi: > 100x/menit
- Bradicardi: <60x/menit
c) Pernapasan: Cepat, irama, jenis (dada, perut), frekuensi?
Normal (16-24x/menit), kusmaul (cepat dalam), chignus
stroke (cepat dangkal, hilang, tachypneu (>24x/menit)
d) Tekanan darah: Dapat dilakuan dengan psisi duduk atau
baring
- Optimal: <120/<80
- Normal: 120–129/80–84

8
- High Normal: 130–139/85–89
- Hipertensi: Grade I (ringan)è140–159/90–99, Grade II
(sedang)è160–179/100–109, Grade III (berat)è180 –
209/100 – 119, Grade IV (sangat berat)è>210/>120
e) Status gizi: tinggi badan, berat badan, berat badan normal,
berat badan ideal
b. Pemeriksaan sistemik (Head to toe):
1) Kulit, rambut, dan kuku:
a) Inspeksi warna kulit, jaringan parut, lesi dan vaskularisasi
b) Inspeksi rambut lihat penyebaran/distribusi
c) Inspeksi dan palpasi kuku tentang warna, bentuk, dan catat
adanya abnormalitas
d) Palasi kulit untuk mengetahui suhu, turgor, tekstur
(halus/kasar)edema, dan massa
2) Kepala:
a) Atur pasien dalam posisi duduk atau berdiri (tergantung
kondisi pasien). Bila pasien menggunakan alat bantu
lepaskan
b) Inspeksi kesimetrisan muka, tengkorak, kulit kepala (lesi,
massa)
c) Palpasi dengan cara merotasi dengan lembut ujung jari ke
bawah dari tengah garis kepala ke samping. Untuk
mengetahui adanya bentuk kepala, pembengkakan, massa,
dan nyeri tekan, kekuatan akar rambut.
3) Mata:
a) Inspeksi kelopak mata, perhatikan bentuk dan
kesimetrisannya
b) Inspeksi daerah orbital adanya edema, kemerahan, atau
jaringan lunak dibawah bidang orbital.
c) Inspeksi konjungtiva dan sklera dengan menarik/ membuka
kelopak mata. Perhatikan warna, edema, dan lesi.

9
d) Inspeksi kornea (kejernihan dan tekstur kornea) dengan
berdiri disamping klien dengan menggunakan sinar cahaya
tidak langsung.
e) Inspeksi pupil terhadap sinar cahaya langsung dan tidak
langsung. Amati kesimetrisan, ukuran, bentuk, dan reflek
terhadap cahaya (nervus okulomotorius)
4) Hidung:
a) Inspeksi hidung eksterna dengan melihat bentuk,
kesimetrisan, adanya deformitas atau lesi, dan cairan yang
keluar.
b) Palpasi lembut batang dan jaringan lunak hudung adanya
nyeri, massa dan nyeri, massa dan penyipangan bentuk,
serta palpasi sinus-sinus hidung.
c) Periksa patensi neres dengan meletakkan jari di depan
lubang hidung dan minta pasien bernapas melalui hidung.
Bandingkan antara neres kanan dan kiri, kaji kemampuan
pasien membau (nervus olfaktorius).
5) Telinga:
a) Inspeksi kesimetrisan dan letak telinga
b) Inspeksi telinga luar, ukuran, bentuk, warna, dan adanya
lesi.
c) Palpasi kartilago telinga untuk mengetahui jaringan
lunak.Tekan tragus kedalam dan tulang telinga ke bawah
daun telinga (bila peradangan akan nyeri).
d) Palpasi tulang telinga (prosesus mastoideus)
e) Tarik daun teinga secara perlahan ke atas dan ke belakang.
Pada anak-anak daun telinga ditarik ke bawah, kemudian
amati liang telinga adanya kotoran, serumen, cairan, dan
peradangan.

10
f) Uji fungsi pendengaran dengan menggunakan arloji, suara/
bisikan dan garpu tala (tes Webber, Rinne,
Swabacch).(nervus auditorius).
6) Mulut dan faring
a) Inspeksi warna dan mukosa bibir, lesi, dan kelainan
koninetal
b) Minta pasien membuka mulut, jika pasien tidak sadar bantu
dengan sudup lidah. Inpeksi keberihan jumlah, dan adanya
caries.
c) Minta pasien buka mulut, inpeksi lidah akan kesimetrisan,
warna, mukosa, lesi, gerakan lidah (nervus hipoglosus)
d) Inspeksi faring terhadap warna, lesi, peradangan tonsil
7) Leher
a) Inspeksi bentuk leher, kesimetrisan, warna kulit, adanya
pembengkakakn, jaringan parut atau massa (muskulus
sternokleidomastoideus)
b) Inspeksi gerakan leher ke kanan dan ke kiri (nervus
aksesorius)
c) Inspeksi kelenjar tiroid dengan minta pasien menelan dan
amati gerakan kelenjar tiroid pada takik suprasternal
(normalnya tidak dapat dilihat)
d) Palpasi kelenjar limfe/kelenjar getah bening
e) Palpasi kelenjar tiroid
8) Dada
a) Paru – paru
- Inspeksi : Kesimetrisan dada kanan dan kiri, retraksi
dada simetris atau tidak
- Palpasi : adanya nyeri tekan, pembengkakan, (taktil
fremitus) dengan meminta pasien menyebutkan angka
atau huruf yang bergetar (contoh 777). Bandingkan paru
kanan dan kiri.

11
- Perkusi : dari puncak paru ke bawah, catat suara
perkusi: sonor/hipersonor/redup.
- Auskultasi buyi paru saat inspirasi dan ekspirasi
(vesikuler, bronkhovesikuler, bronchial, tracheal; suara
abnormal: whezzing, ronchi, krekles.
b) Jantung
- Inspeksi : ictuc cordis terlihat atau tidak pada ics 4 dan
5
- Palpasi : tidak terdapat massa, ictuc cordis teraba atau
tidak
- Perkusi : untuk mengetahui batas jantung (atas-bawah,
kanan-kiri) normalnya pekak.
- Auskultasi : bunyi jantung I dan II pada 4 titik (tiap
katup jantung), dan adanya bunyi jantung tambahan
atau tidak.
9) Abdomen:
a) Inspeksi : dari depan dan samping pasien (adanya
pembesaran, datar, cekung, kebersihan umbilikus)
b) Auskultasi : 4 kuadran (peristaltik usus diukur dalam 1
menit, bising usus)
c) Palpasi : epigastrium, lien, hepar, ginjal, dan suprapubik.
d) Perkusi : 4 kuadran (timpani, hipertimpani, pekak)
10) Genitourinari:
a) Inspeksi anus (kebersihan, lesi,massa,perdarahan) dan
lakukan tindakan rectal touche (khusus laki-laki untuk
mengetahui pembesaran prostat).
b) Inspeksi alat kelamin/genitalia wanita: kebersihan,
lesi,massa, keputihan, perdarahan, ciran, bau.
c) Inspeksi alat kelamin/genitalia pria: kebersihan, lesi, massa,
cairan, bau, pertumbuhan rambut , bentuk dan ukuran penis,
keabnormalan prepusium dan gland penis.

12
11) Ekstremitas
a) Inspeksi ekstremitas atas dan bawah: kesimetrisan, lesi,
massa
b) Palpasi: tonus otot, kekuatan otot
c) Kaji sirkulasi: akral hangat/dingin, warna, capillary reffil
time, dan edema
d) Kaji kemampuan pergerakan sendi
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan oksigenasi yaitu:
1) Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan
pertukaran gas secara efisien.
2) Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui
membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3) Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4) Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-
proses abnormal.
5) Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
6) Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7) Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja
jantung dan kontraksi paru.
8) CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal

13
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan
oksigenasi adalah:
a. Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas (00032)
1) Definisi
Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
adekuat
2) Batasan Karakteristik
- Pola napas abnormal - Pernapasan cuping hidung
- Perubahan ekskrusi dada - Ortopnea
- Bradipnea - Fase ekspirasi memanjang
- Penurunan tekanan ekspirasi - Pernapasan bibir
- Penurunan tekanan ekspirasi - Takipnea
- Penurunan tekanan inspirasi - Penggunaan otot bantu
pernapasan
- Penurunan ventilasi semenit - Penggunaan posisi tiga-titik
- Penurunan Kapasitas vital
- Dispnea
- Peningkatan diameter anterior dan posterior
3) Faktor yang berhubungan
- Ansietas - Hiperventilasi
- Posisi tubuh yang menghambat - Obesitas
- Keletihan - Nyeri
- Keletihan otot pernapasan
b. Diagnosa 2: Intoleransi aktivitas (00094)
1) Definisi
Rentan mengalami ketidakcukupan energi psikologis atau
fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari – sehari yang harus atau yang ingin
dilakukan, yang dapat menganggu kesehatan
2) Batasan Karakteristik

14
- Ketidakseimbangan antara suplai / kebutuhan oksigen
- Imobilitas
- Tidak pengalaman dengan suatu aktivitas
- Fisik tidak bugar
- Gaya hidup kurang gerak
3) Faktor yang berhubungan
- Masalah sirkulasi
- Masalah pernapasan
c. Diagnosa 3: Nyeri akut
1) Definisi
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau
yang digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tiba-tiba
atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat dengan
berakhirnya dapat diantisipasi atau diprediksi dengan durasi
kurang dari 3 bulan.
2) Batasan Karakteristik
- Perubahan selera makan,
- Perilaku distraksi,
- Perilaku protektif,
- Ekspresi wajah nyeri,
3) Faktor yang berhubungan
- Agens cidera biologis
- Agens cedera kimiawi
- Agens cidera fisik
3. Perencanaan
Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola napas (00032)
a. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, status
respirasi dengan kriteria hasil:
1) Respiratory Rate (5)

15
2) Ekspansi dinding dada simetris (5)
3) Mampu melakukan inspirasi dalam (5)
4) Tidak mengalami dispnea (5)
5) Tidak mengalami ortopnea (5)
6) Auskultasi bunyi nafas dalam rentang normal (5)
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional
1) Pemberian terapi oksigen (2)
R/ pemberian oksigen mengurangi beban otot-otot pernafasan,
mencegah hipoksia
2) Pengaturan posisi: tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi
(3)
R/ Duduk tinggi memungkinkan ekpansi paru dan
memudahkan pernafasan
3) Monitor tanda – tanda vital (4)
R/ mengetahui perkembangan kondisi klinis klien
4) Kolaborasikan dalam pemberian obat (2)
R/ Pengobatan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki
pola nafas
5) Fisioterapi dada : terapi clapping dan postural drainase (3)
R/ meningkatkan efisiensi pola pernafasan dan membersihkan
jalan nafas
Diagnosa 2: Nyeri akut (00132)
a. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam,
nyaman nyeri berkurang dengan kriteria hasil:
1) keluhan nyeri berkurang (3)
2) menunjukan ekspresi wajah rileks (4)
3) dapat tidur dengan baik (12)
4) tanda-tanda vital normal (15)
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional
1) Mengkaji keluhan nyeri (PQRST)

16
R/ mengetahui gambaran nyeri yang dirasakan pasien
2) Manajemen nyeri dengan nafas dalam
R/ meringankan atau mengurangi rasa nyeri sampai pada
tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien
3) Memberikan edukasi nyeri
R/ memberikan pengetahuan tambahan kepada pasien dan
keluarga
1) Kolaborasi pemberian analgesic
R/ mengurangi atau menghilangkan nyeri
Diagnosa 3: Intoleransi aktivitas (00094)
a. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, klien
dapat melakukan aktivitas sesuai kebutuhan dengan kriteria hasil:
1) Nadi dan pernafasan stabil (7)
2) Konservasi energi baik (4)
3) Tingkat kelelahan berkurang (6)
4) Peningkatan aktivitas sehari - hari (3)
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional
2) Manajemen lingkungan: memberikan edukasi lingkungan yang
baik untuk pasien (3)
R/ merokok ,suhu ekstrem dan stress menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah dan meningkatkan beban
jantung .
3) Bantuan perawatan diri : ADL buat jadwal aktivitas harian,
tingkatkan secara bertahap. (3)
R/ mempertahankan pernapasan lambat dengan tetap
memperhatikan latihan fisik memungkinkan peningkatan
kemampuan otot bantu pernapasan
4) Ajarkan teknik napas efektif (3)
R/ meningkatkan oksigenasi tanpa mengorbankan banyak
energy, mempertahankan dan memperbaiki pola nafas teratur

17
5) Monitor ku dan ttv
R/ mengetahui perkembangan kondisi klinis pasien
6) Beri waktu istirahat yang cukup (3)
R/ meningkatkan daya tahan klien, mencegah kelelahan

18
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PADA Tn.


R DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUANG
FLAMBOYAN ATAS RSUD dr. H. SOEWONDO KENDAL

Tanggal Pengkajian : 16 November 2016


Jam : 07.30
Pengkaji : Kelompok 1

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 66 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Status Perkawinan : Sudah Kawin
Alamat : Pegandon
Tanggal Masuk RS : 15 November 2018
No. RM : 568503
Diagnosa Medis : Bronkopnemonia
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny M
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pegandon

19
Hubungan dengan pasien: Istri
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga pasien mengatakan sebelum dibawa ke RSUD Kendal pasien
mengalami sesak yang berat disertai batuk – batuk selama 6 hari tidak
sembuh diperiksakan ke Puskesmas Pegandon tidak ada perubahan lalu di
rujuk ke RSUD Kendal. Pasien di bawa ke IGD pada tanggal 15
November 2018 jam 19.17 WIB dilakukan pemeriksaan TTV (TD: 140/90
mmHg, N: 80x/mnt, RR: 30x/mnt, S: 36 C), keadaan umum: lemas,
kesadaran composmentis dengan GCS= E4 M6 V5. Pasien terpasang infus
RL 10 tpm. Diagnosa sementara oleh dokter jaga adalah broncopnemonia,
kemudian pasien dimasukkan ruang rawat inap di bangsal penyakit dalam
laki-laki ruang flamboyan atas untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien belum pernah di rawat di RS.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC, HT,
hepatitis,dll.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan pihak keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit yang sama dengan pasien , pihak keluarga juga tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes
milletus (DM)
e. Riwayat Alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki alergi terhadap
makanan, minuman selama ini dan obat-obatan karena belum pernah di
rawat dirumah sakit jadi pasien tidak mengetahui alergi obat atau tidak.

20
f. Genogram

x x x x

x x

Keterangan :
X = laki laki sudah meninggal = laki – laki

X = perempuan sudah meninggal = perempuan

= pasien = garis keturunan

= garis pernikahan = tinggal serumah

3. Kebutuhan Dasar Manusia


a. Kebutuhan Nutrisi
Sebelum sakit : Keluarga pasien mengungkapkan kebiasaan makan 3
x 1 hari dengan satu porsi satu piring, pasien
mengungkapkan suka pada semua jenis makanan, dan tidak
pernah alergi terhadap makanan tertentu, mual dan nyeri
abdomen tidak ada, BB 65 kg, TB : 170 cm. Pasien minum
± 1500-2000 cc/hr, jenis minuman air putih tidak ada
masalah mengunyah/menelan
IMT = BB/TB2 =65/(1,72) =65/2,89= 22,4
Selama sakit : Keluarga pasien mengungkapkan selama di RS pasien
makan 3x sehari sesuai diit, dimakan hanya separuh saja,

21
tidak ada mual muntah, tidak ada masalah
mengunyah/menelan.
A (Antropometri) : TB=170 cm, BB=63 kg, LLA=25 cm
B (Biokimia) : HB :14,1, Leukosit: 10,1 , Trombosit : 301
C (Clinical Sign) : konjungtiva tidak anemis, turgor kulit baik
D (Diit) : TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
IMT = BB/TB2= 63/(1,72) =63/2,89= 21,7 (dalam batas normal)
Normal IMT = 18-24
Kesimpulannya kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
b. Kebutuhan Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya pasien BAB 1x/ hari,
konsistensi lembek, bau khas, warna kuning kecoklatan,
tidak ada nyeri waktu BAB dan tidak ada konstipasi, tidak
ada penggunaan obat pencahar. Kebiasaan eliminasi BAK
6-7 x/ hari produksi urine 1500 ml/hari, warna kuning, bau
khas, tidak ada nyeri saat BAK, tidak hematuri, tidak ada
penggunaan obat diuretic
Selama sakit : Pasien mengatakan BAB 1x/ hari, warna kuning
kecoklatan, bau khas dan konsistensi lembek, tidak ada
konstipasi, tidak ada penggunaan obat pencahar, BAK
memakai alat bantu perkemihan kateter , produksi urine
1500 ml/hari, warna kuning, bau khas, tidak ada nyeri saat
BAK, tidak ada penggunaan obat diuretic
Kesimpulan Kebutuhan Eliminasi tidak terdapat masalah
c. Kebutuhan Mobilisasi dan Body Mekanik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa beraktivitas secara mandiri
dan tidak terdapat masalah dalam pemenuhan aktivitas dan
latihannya, aktivitasnya dapat dilakukan sendiri.
Selama sakit : pasien mengatakan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari seperti mandi, berpakaian, BAB, BAK, ambulasi

22
semuanya dibantu sepenuhnya oleh perawat dan keluarga.
Hal ini disebabkan karena pasien merasa lemas
Tabel Kemandirian
Keteranagan Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
0 :Mandiri Makan, minum V
1 :dengan alat Toileting V
bantu Berpakaian V
2 :dibantu orang Mobilitas dari tempat dari V
lain tempat tidur
3 :dibantu alat dan Berpindah V
orang
4 :tergantung total

Kekuatan Otot :
Ka Ki
5 5

5 5
Kesimpulannya : Pasien tidak dapat melakukan aktivitas secara
mandiri tetapi harus dengan bantuan kepada orang lain.
d. Kebutuhan Istirahat Dan Tidur
Sebelum sakit : Pasien mengungkapkan tidur nyenyak, tidak ada
keluhan nyeri dan sesak saat tidur, tidur malam 5-7 jam/
hari dari jam 21.30 tidur siang 1-1,5 jam/hari, tidak ada
riwayat pemakaian obat tidur, tidak ada insomnia
Selama sakit : Pasien mengatakan tidur malam 6-8 jam/ hari dari jam
22.00, tidur siang 1 jam/hari, tidak ada riwayat pemakaian
obat tidur, tidak ada insomnia
Kesimpulan : Kebutuhan Istirahat dan tidur terpenuhi
e. Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri

23
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada nyeri dada, hanya
kecapaian saja jika beraktivitas yang berlebih (bekerja)
namun setelah dibuat beristirahat lelahnya sudah berkurang
Selama sakit : pasien mengatakan nyeri dada ketika batuk
P : bronkopnemoni
Q : terbebani benda berat
R : nyeri di dada
S : 5 (nyeri sedang)
T : sewaktu – waktu jika batuk
Kesimpulan : pasien mengalami gangguan kebutuhan rasa
nyaman nyeri

f. Kebutuhan Oksigenasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak mengalami sesak, tdak ada
gangguan saat bernafas
Selama sakit : saat dikaji paienn mengatakan sesak, merasa terganggu
saat batuk karena dahaknya tidak bisa keluar, RR= 30
x/mnit, N= 80 x/menit, terpasang nasal kanul dengan
3L/menit
Kesimpulannya kebutuhan oksigenasi pasien terganggu

g. Kebutuhan Cairan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan minum banyak 1,5- 2 liter/ hari, minum
air putih
Selama sakit : Pasien mengatakan minum banyak 1,5 liter, minum air putih,
terpasang infus RL 20 tpm
Pengkajian Balance Cairan
Input : makan : 500 cc Output : urine : 1500 cc
Minum : 1500 cc BAB : 100 cc
Obat-obatan: 50 cc Keringat : 10 cc
Infus : 1300 cc
+

24
+ 1610 cc
3350 cc IWL : 945 cc
+
2555 cc
IWL : 15x BB = 15 x 63 = 945
Balance Cairan = Input - Output
= 3350 - 2555
= +795
Kesimpulan : tidak terjadi gangguan pada kebutuhan cairan
h. Kebutuhan Persoanal Higiene
Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi dan gosok gigi 1x sehari
pada sore hari, keramas 2 hari sekali, pasien membersihkan
kukunya ketika sudah pannjang. Lingkungan tempat tinggal
dibersihkan setiap hari.
Selama sakit : saat dikaji pasien mengatakan mandi 1 kali sehari pada
sore hari dengan gosok gigi juga, pasien keramas jika rambut
sudah gatal, hal ini dilakukan dengan bantuan kelurga karena
pasien merasa sesak, lingkungan kasur pasien selalu
diberihkan oleh kelurga.
Kesimpulannya: kebutuhan personal higiene terpenuhi dengan
bantuan orang lain)
4. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda Vital
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36 C
Pernapasan : 30x/menit
d. Antropometri
Sebelum sakit : TB= 170 cm, BB= 65 kg

25
IMT = BB/TB2 =65/(1,72) =65/2,89= 22,4
Selama sakit :
A (Antropometri) : TB=170 cm, BB=63 kg, LLA=25 cm
B (Biokimia) : HB :14,1, Leukosit: 10,1 , Trombosit : 301
C (Clinical Sign) : konjungtiva tidak anemis, turgor kulit baik
D (Diit) : TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
IMT = BB/TB2= 63/(1,72) =63/2,89= 21,7 (dalam batas normal)
Normal IMT = 18-24
e. Kepala : warna rambut putih sudah beruban, kebersihan terjaga, tidak
bercabang, sedikit berketombe, bentuk kepala bulat simetris, nyeri tekan
tidak ada
f. Wajah : tidak ada pembengkakan pada wajah, simetris, tidak ada luka
g. Mata : sclera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, pupil bulat, fungsi
penglihatan baik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, tidak ada
pembengkakan area kelopak mata.
h. Hidung : penciuman baik, tidak ada tanda peradangan
i. Mulut dan Gigi : tidak ada peradangan pada rongga mulut, tidak ada
pembengkakan pada tonsil, gigi tidak lengkap, bibir tidak sianosis, gigi
dan lidah bersih, mukosa mulut kering, tidak ada stomatitis, tidak ada
pendarahan pada gusi.
j. Telinga : fungsi pendengaran agak menurun, tanda
peradangan/pendarahan tidak ada, cairan/secret tidak ada dan pemakaian
alat bantu pendengaran tidak ada
k. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
l. Kulit : tidak ada rasa gatal, warna kulit sawo matang, kulit agak kering
m. Thorax/ dada
Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Perkusi : redup
Auskultasi : ronkhi (+), wheezing (-)

26
Jantung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, ictus cordis tidak terlihat di ICS ke
5 midclavicula sinestra
Palpasi : ictus cordis tidak teraba di ICS ke 5 midclavicula sinestra,
Perkusi : bunyi pekak pada ICS 2,3,4,5
Auskultasi : bunyi jantung reguler dup lup
n. Abdomen
Inspeksi : warna kulit abdomen sawo matang, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
Auskultasi : bising usus frekuensi 10x/ menit
o. Genetalia : bersih tidak ada lesi, terpasang alat bantu perkemihan
(kateter)
p. Ekstremitas
Atas : akral hangat, tidak ada oedem, tidak ada fraktur, tangan
kanan lemah, tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm
Bawah : akral hangat, tidak ada odem, kaki kanan lemah
Kekuatan otot : 5 5
5 5

5.Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
15 November 2018
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin 14,1 gr/dL 13,0-18,0
Lekosit 10,1 10^3/uL 4,0-10,0
Trombosit 301 10^3/uL 150-500
Hematokrit 43,6 % 39,0-54,0
Kimia Klinik

27
Glukosa sewaktu H 440 mg/dL 75-115
Kolesterol Total H 207 mg/dL <200
Trigliserid 126 mg/dL <150
HDL-Kolesterol 40 mg/dL 35-60
LDL-Kolesterol 118 mg/dL <130
Asam Urat 5 mg/dL 3,4-7,2
Ureum 21 mg/dL 10-50
Creatinin 0,76 mg/dL 0,50-1,10
SGOT H 137 U/L 12-37
SGPT 27 U/L 12-41
Troponin I H 1,85 ng/mL <0,02
HbA1C H 11,3 % 4,5-6,5

b. Terapi Medis
Infus Infumol 20 tpm (IV)
Canderin 1x1 mg (PO)
Nitrokof 1x2,5 mg (PO)
Digoxim 2x1/2 tab (PO)
Aspilet 1x1 mg (PO)
Spironolakton 1x100 mg (PO)
Retaphyl 1x1 tab (PO)
Ranitidin 1 ampul/ 8 jam (IV)
Ondancetron 1 ampul/ 8 jam (IV)
c. Diit : TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)
6. Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1 DS: Pasien mengatakan sesak Hiperventilasi Ketidakefektifan
pola nafas
DO: RR:30x/menit, N:80 x/menit,
TD: 140/90 mmhg, perkusi paru
redup, ronki (+), hasil EKG sinus

28
takikardi, HB :14,1, Leukosit:
10,1 , Trombosit : 301
2 DS: pasien mngatakan nyeri agen cidera Nyeri akut
P: broncopnemoni biologis
Q: nyeri seperti tertekan
R: di dada
S: 5
T: hilang timbul ketika batuk
DO: pasien nampak berbaring
kesakitan, pasien nampak
memegang bagian yang terasa
nyeri, hasil EKG sinus takikardi

3 DS: pasien mengatakan lemas, permasalahan Intoleransi


mudah lelah dan terasa sesak pernafasan aktivitas
ketika berjalan

DO: pasien nampak berbaring


tiduran, pasien membutuhkan
bantuan orang lain dan alat,
terpasang kateter urinal, infus di
tangan kiri 20 tpm

4. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan permasalahan pernafasan
5. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan TTD
Keperawatan Hasil
1. Ketidakefektifan Tujuan : Setelah 1) Pemberian terapi
pola napas dilakukan tindakan oksigen (2)

29
(00032) keperawatan 3x24 R/ pemberian oksigen
jam, status respirasi mengurangi beban
dengan kriteria otot-otot pernafasan,
hasil: mencegah hipoksia
1) Respiratory 2) Pengaturan posisi:
Rate (5) tinggikan kepala dan
2) Ekspansi bantu mengubah posisi
dinding dada (3)
simetris (5) R/ Duduk tinggi
3) Mampu memungkinkan ekpansi
melakukan paru dan memudahkan
inspirasi pernafasan
dalam (5) 3) Monitor tanda – tanda
4) Tidak vital (4)
mengalami R/ mengetahui
dispnea (5) perkembangan kondisi
5) Tidak klinis klien
mengalami 4) Kolaborasikan dalam
ortopnea (5) pemberian obat (2)
6) Auskultasi R/ Pengobatan
bunyi nafas mempercepat
dalam rentang penyembuhan dan
normal (5) memperbaiki pola
nafas
5) Fisioterapi dada :
terapi clapping dan
postural drainase (3)
R/ meningkatkan
efisiensi pola
pernafasan dan
membersihkan jalan

30
nafas
2. Nyeri akut Setelah dilakukan 1) Mengkaji keluhan
(00132) tindakan nyeri (PQRST)
keperawatan 3x24 R/ mengetahui
jam, nyaman nyeri gambaran nyeri yang
berkurang dengan dirasakan pasien
kriteria hasil: 2) Manajemen nyeri
1) keluhan nyeri dengan nafas dalam
berkurang (3) R/ meringankan atau
2) menunjukan mengurangi rasa nyeri
ekspresi wajah sampai pada tingkat
rileks (4) kenyamanan yang
3) dapat tidur dapat diterima oleh
dengan baik pasien
(12) 3) Memberikan edukasi
4) tanda-tanda nyeri
vital normal R/ memberikan
(15) pengetahuan tambahan
kepada pasien dan
keluarga
4) Kolaborasi pemberian
analgesic
R/ mengurangi atau
menghilangkan nyeri
3. intoleransi Setelah dilakukan 1) Manajemen lingkungan:
aktivitas tindakan memberikan edukasi
(00094) keperawatan 3x24 lingkungan yang baik
jam, klien dapat untuk pasien (3)
melakukan aktivitas R/ merokok ,suhu
sesuai kebutuhan ekstrem dan stress

31
dengan kriteria menyebabkan
hasil: vasokonstriksi pembuluh
1) Nadi dan darah dan meningkatkan
pernafasan beban jantung .
stabil (7) 2) Bantuan perawatan diri :
2) Konservasi ADL buat jadwal
energi baik (4) aktivitas harian,
3) Tingkat tingkatkan secara
kelelahan bertahap. (3)
berkurang (6) R/ mempertahankan
4) Peningkatan pernapasan lambat
aktivitas sehari dengan tetap
- hari (3) memperhatikan latihan
fisik memungkinkan
peningkatan kemampuan
otot bantu pernapasan
3) Ajarkan teknik napas
efektif (3)
R/ meningkatkan
oksigenasi tanpa
mengorbankan banyak
energy,
mempertahankan dan
memperbaiki pola nafas
teratur
4) Monitor ku dan ttv
R/ mengetahui
perkembangan kondisi
klinis pasien
5) Beri waktu istirahat yang
cukup (3)

32
R/ meningkatkan daya
tahan klien, mencegah
kelelahan

6. Implementasi
Hari/Tanggal/ No Implementasi Respon TTD
Jam
Dx
Kamis, 1,2 Memonitor TTV DS: pasien mengatakan
15/11/2018 ,3 bersedia diperiksa

DO:TD: 140/90, N:80


x/menit, RR: 30 x/menit,
S: 360C, keadaan umum
nampak lemas, kesadaran
composmentis
2,3 Mengatur posisi DS: pasien mengatakan
nyaman pasien lebih nyaman dengan
posisinya sekarang

DO: pasien nampak


nyaman dengan posisinya
1 Mengkaji sesak DS: pasien mengatakan
sesak, nafas terpengal-
pengal

DO: pasien nampak


menggunakan nasal kanul
dengan 3L/menit, RR:
30x/menit
1 Memberikan terapi DS : pasien mengatakan
fisioterapi dada : setelah dilakukan terapi

33
clapping dan postural fisioterapi dada merasa
drainase sesaknya sedikit
berkurang lega , dahak
yang menganggu sudah
keluar.

DO :- pasien dan keluarga


memperhatikan tindakan
perawat, pasien nampak
lebih tenang, pasien dapat
mengeluarkan dahak
setelah diterapi, pasien
tampak lega, RR :
26x/mnt
2 Mengkaji nyeri DS: pasien mengatakan
nyeri ketika batuk, nyeri
terasa di dada
P : bronkopnemoni
Q : seperti tertekan
R : di dada
S:5
T : hilang timbul

DO: pasien nampak


kesakitan menahan nyeri,
TD: 140/90 mmhg
1,2 Memberikan edukasi DS: pasien dan keluarga
,3 nyeri bersedia di edukasi,
pasien dan keluarga sudah
mengerti tentang
penyakitnya dan cara

34
pengobatannya dirumah

DO: pasien dan keluarga


nampak memperhatikan,
mereka memberikan
tanggapan, dan mampu
menjawab pertanyaan dari
perawat
1,3 Berkolaborasi DS: Paseien bersedia
pemberian terapi obat minum obat dan bersedia
dilakukan injeksi

DO: tidak ada respon


alergi, pasien tampak
kooperatif
3 Membantu perawatan DS: pasien bersedia
diri : ADL buat jadwal membuat jadwal ADL
aktivitas harian, dengan bertahap.
tingkatkan secara
DO: pasien tampak
bertahap
antusias untuk melakukan
ADL dengan bertahap
Jumat, 1,2 Memonitor KU dan DS : pasien mengatakan
16/11/2018 ,3 TTV besedia di periksa

DO : Keadaan Umumnya
lemas, TD: 130/90
mmhg,N: 82 x/menit, RR :
26 x/menit.
1 Mengkaji sesak DS : pasien mengatakan
masih terasa sedikit sesak

35
DO : pasien nampak
terpasang nasal kanul
2L/menit, RR: 26 x/menit
1 Melakukan fisioterapi DS : pasien mengatakan
dada: clapping dan bersedia, pasien
postural drainase mengatakan sesaknya
berkurang lebih baik,
dahak keluar, dan terasa
lebih nyaman

DO : pasien nampak
nyaman, pasien nampak
bisa mengeluarkan sekret,
nampak lebih tenang,
auskultasi : vesikuler, RR
: 25x/mnt
2,3 Memberikan posisi DS : pasien nyaman
nyaman kepada pasien dengan posisinya, nafas
terasa lebih stabil dan
tidak merasa sesak

DO : pasien nampak tidur


dengan semi fowler,
nampak lebih tenang
3 Memberikan edukasi DS : pasien dan keluarga
kepada pasien dan menagatakan bersedia,
keluarga tentang pasien dan keluarga
manajemen lingkungan paham bagaimana
mengolala lingkungan
yang baik untuk kesehatan

36
DO : pasien dan kelurga
nampak memperhatikan
dengan baik
2 Mengkaji nyeri DS : pasien mengatakan
nyerinya sudah berkurang
dari pada hari kemarin
P : bronkopnemoni
Q : seperti tertekan
R : di dada
S:3
T : hilang timbul

DO: pasien nampak


kesakitan menahan nyeri,
TD: 140/90 mmhg
2,3 Mengajarkan relaksasi DS : pasien mengatakan
nafas dalam setelah nafas dalam
nyerinya seperti teralihkan
dan berkurang

DO : pasien nampak
memperhatikan dan
mempraktikan teknik
nafas dalam, pasien terasa
nyaman.
3 Memberi waktu DS : pasien mengatakan
istirahat yang cukup akan mengelola waktu
istirahatnya dan segera
tidur jika merasa ngantuk

DO : pasien tampak rileks

37
dan nyaman
1,3 Berkolaborasi DS: Paseien bersedia
pemberian terapi obat minum obat dan bersedia
dilakukan injeksi

DO: tidak ada respon


alergi, pasien tampak
kooperatif
3 Menanyakan ADL DS: Pasien mengatakan
yang sudah disusun kegiatan dari pagi nsudah
pasien bisa berjalan dari tempat
tidur dan sekitar kamar
pasien.

DO: pasien tampak


kooperatif, pasien sudah
mampu menjalankan
aktivitas secara mandiri
Sabtu, 1,2 Memonitor KU dan DS : pasien mengatakan
17/11/2018 ,3 TTV besedia di periksa

DO : Keadaan Umumnya
lemas, TD: 130/90
mmhg,N: 80 x/menit, RR :
24 x/menit.
1 Mengkaji sesak DS : pasien mengatakan
sudah tidak merasa sesak,
nafas nyaman

DO : pasien nampak
sudah tidak terpasang
bantuan oksigen nasal

38
kanul, RR: 24 x/menit
1 Melakukan fisioterapi DS : pasien mengatakan
dada: clapping dan bersedia, pasien
postural drainase mengatakan sesaknya
sudah tidak terasa dan
nafas menjadi lebih baik
tidak terganggu dengan
dahak dan terasa lebih
nyaman

DO : pasien nampak
nyaman, pasien nampak
bisa mengeluarkan sekret,
nampak lebih tenang,
auskultasi : vesikuler, RR
: 24x/mnt
2,3 Memberikan posisi DS : pasien nyaman
nyaman kepada pasien dengan posisinya, nafas
terasa lebih stabil dan
tidak merasa sesak

DO : pasien nampak tidur


dengan semi fowler,
nampak lebih tenang
2 Mengkaji nyeri DS : pasien mengatakan
nyerinya sudah berkurang
dan terasa lebih baik dari
pada hari kemarin
P : bronkopnemoni
Q : seperti tertekan
R : di dada

39
S:2
T : hilang timbul

DO: pasien nampak


nyaman, tidak nampak
menahan nyeri , TD:
130/90 mmhg

2,3 Mengajarkan relaksasi DS : pasien mengatakan


nafas dalam setelah nafas dalam
nyerinya seperti teralihkan
dan berkurang. Pasien
selalu melakukan nafas
dalam sendiri

DO :pasien terasa
nyaman., pasien sudah
bisa melakukannya secara
mandiri sehingga ini
memudahkan pasien
disaat merasa nyeri datang
maka bisa melakukan
nafas dalam
3 Memberi waktu DS : pasien mengatakan
istirahat yang cukup akan mengelola waktu
istirahatnya dan segera
tidur jika merasa ngantuk

DO : pasien tampak rileks


dan nyaman
1,3 Berkolaborasi DS: Paseien bersedia

40
pemberian terapi obat minum obat dan bersedia
dilakukan injeksi

DO: tidak ada respon


alergi, pasien tampak
kooperatif

7. Evaluasi
Hari/Tanggal No Evaluasi TTD
/Jam
Dx
Kamis, 1 S = Pasien mengatakan sesak napas
15/11/2018 O = - pasien tampak sedikit sesak, terpasang
oksigen kanul 3 L x/mnt
A = Masalah belum teratasi
P = lanjutkan intervensi : terapi oksigen, terapi
clapping dan postural drainase
2 S = pasien mengatakan nyeri ketika batuk, dan
nyeri terasa di dada
P : bronkopnemoni
Q : seperti tertekan
R : di dada
S:5
T : hilang timbul
O = pasien nampak kesakitan menahan nyeri,
pasien tampak meringis dan sesak.
A = Masalah belum teratasi
P = lanjutkan intervensi relaksasi nafas dalam
dan pemberian terapi obat
3 S = Pasien mengatakan bersedia menyusun

41
dan melakukan ADL mandiri dengan
mengimbangi relaksasi nafas dalam supaya
tidak terjadi sesak
O = pasien tampak antusias untuk melakukan
ADL dengan bertahap
A = Masalah sebagian teratasi
P = Lanjutkan intervensi memantau aktivitas
ADL pasien
Jum’at, 1 S = Pasien mengatakan sesak napas sedikit
16/11/2018 berkurang, dahak berkurang dan merasa lega
O = - pasien tampak sedikit sesak, dahak
pasien keluar, dan pasien masih terpasang
oksigen kanul 2 L x/mnt
A = Masalah sebagian teratasi
P = lanjutkan intervensi : terapi oksigen, terapi
clapping dan postural drainase
2 S = pasien mengatakan masih sedikit nyeri
terasa di dada, batuk berkurang
P : bronkopnemoni
Q : seperti tertekan
R : di dada
S:3
T : hilang timbul
O = pasien nampak sedikit tidak nyaman.
A = Masalah sebagian teratasi
P = lanjutkan intervensi relaksasi nafas dalam
dan pemberian terapi obat
3 S = pasien mengatakan sudah mampu
melakukan semua aktivitas secara mandiri dan
berkurang sesaknya saat melakukan aktivitas

42
O = pasien tampak mampu melakukan
mobilisasi dan aktivitas secara mandiri
A = Masalah sudah teratasi
P = Hentikan intervensi
Sabtu, 1 S = Pasien mengatakan sudah lebih baik tidak
17/11/2018 merasa sesak napas, dahak juga sudah tidak
menganggu
O = - pasien tampak tidak sesak, dahak pasien
keluar, dan pasien sudah terlepas dari bantuan
oksigen
A = Masalah sudah teratasi
P = hentikan intervensi
2 S = pasien mengatakan nyeri di dada tidak lagi
dirasakan, batuk berkurang
P : bronkopnemoni
Q : nyeri ringan
R : di dada
S : 2 (nyeri ringan)
T : hilang timbul
O = pasien nampak sedikit nyaman.
A = Masalah sebagian teratasi
P = lanjutkan intervensi edukasi ke pasien cara
mengelola pernafasan

43
BAB IV

PEMBAHASAN

Dari konsep teori terdapat berbagai diagnosa masalah yang mungkin


muncul pada pasien Bronkopnemonia yang mengalami gangguan kebutuhan
dasar, namun pada tinjauan kasus kami hanya mengambil 3 diagnosa yaitu
ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis dan intoleransi aktivitas berhubungan
dengan permasalahan pernafasan
Pada diagnosa pertama Tn. H mengalami Ketidakefektifan pola nafas, hal
ini disebabkan karena hiperventilasi, masalah ketidakefektifan pola nafas ditandai
dengan adanya sesak, pola nafas abnormal , RR:30x/menit, perkusi paru redup,
ronki (+), hasil EKG sinus takikardi, HB :14,1, Leukosit: 10,1 , Trombosit : 301.
Intervensi yang dapat dilakukan dengan Pemberian terapi oksigen, Pengaturan
posisi: tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi , Monitor TTV,
Kolaborasikan dalam pemberian obat, Fisioterapi dada : terapi clapping dan
postural drainase. Evaluasi lanjutkan intervensi : terapi oksigen, terapi clapping
dan postural drainase
Kemudian pada diagnosa kedua, nyeri akut disebabkan karena agen cidera
biologis, ditandai dengan ketidakseimbangan antara suplai / kebutuhan oksigen,
Fisik tidak bugar, pasien mngatakan nyeri, broncopnemoni, nyeri seperti tertekan
di dada, hilang timbul nyeri ketika batuk, pasien nampak berbaring kesakitan,
pasien nampak memegang bagian yang terasa nyeri, intervensi yang dapat
dilakukan Mengkaji keluhan nyeri (PQRST), manajemen nyeri dengan nafas
dalam, memberikan edukasi nyeri, kolaborasi pemberian analgesic. Evaluasinya
lanjutkan intervensi relaksasi nafas dalam dan pemberian terapi obat
Selanjutnya untuk diagnose ke 3 dan intoleransi aktivitas disebabkan
karena permasalahan pernafasan, ditandai dengan lemas, mudah lelah dan terasa
sesak ketika berjalan, pasien membutuhkan bantuan orang lain dan alat, terpasang
kateter urinal, infus di tangan kiri 20 tpm. Intervensi yang bisa dilakukan yaitu
Manajemen lingkungan: memberikan edukasi lingkungan yang baik untuk pasien,

44
Bantuan perawatan diri : ADL buat jadwal aktivitas harian, tingkatkan secara
bertahap, ajarkan teknik napas efektif, monitor ku dan ttv, beri waktu istirahat
yang cukup, masalah teratatasi

45
BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2).
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan
berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya
pasien akan meninggal (Asmadi, 2008).
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Sistem
Oksigenasi : Faktor Fisiologi (Menurunnya kapasitas pengingatan
O2 seperti pada anemia, menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi
seperti pada obstruksi saluran napas bagian atas, hipovolemia sehingga
tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu,
meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,
luka, dan lain-lain; Faktor Perilaku (Nutrisi, exercise akan meningkatkan
kebutuhan oksigen, merokok , substansi abuse (alcohol dan obat-obatan),
kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat; Faktor Lingkungan
(Tempat kerja, suhu lingkungan, ketinggian tempat dan permukaan laut)
(Potter dan Perry, 2006).
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa:
Hendaknya mahasiswa/i dapat melakukan askep sesuai dengan masalah
kebutuham dasar pasien selama masa pendidikan baik di akademik
maupun di lapangan praktek.
2. Pasien
Hendaknya pasien mampu dan mau mengikuti program terapi dengan baik
serta kooperatif pada saat dilakukan tindakan, baik tindakan medis
maupun tindakan keperawatan

46
3. Keluarga
Agar keluarga selalu memberikan dukungan seperti meningkatkan
motivasi kepada pasien dan juga berperan dalam perawatan pasien pada
saat di rumah sakit maupun saat dirumah.
4. Rumah sakit
Meningkatkan peralatan dan pelayanan serta pemberian asuhan yang dapat
meningkatkan proses penyembuhan pasien.
5. Perawat
Hendaknya perawat tetap melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan
SOP yang ada serta tetap meningkatkan asuhan keperawatan dengan
mengutamakan keselamatan dan kesembuhan pasien.
6. Institusi pendidikan
Hendaknya bagi institusi pendidikan tetap meningkatkan program
pendidikan yang paripurna dan berkwalitas, serta siap mencetak calon
tenaga keperawatan yang siap bersaing di era global

47
Daftar Pustaka

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC


Hidayat, Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
Salemba Medika
Mubarak, W. I. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan
Aplikasi Dalam
Praktik. Jakarta: Media Aesculapius
Nanda. Diagnosis Keperawatan Definisi dan klasifikasi 2018-2020. Jakarta:
EGC
Nic. Pengukuran Intervensi Kesehatan. Edisi 5. 2013. Indonesia: Mocomedia
Noc. Pengukuran Outcomes Kesehatan. Edisi 5. 2013. Indonesia: Mocomedia
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

48

You might also like