You are on page 1of 13

TUGAS KASUS

KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH

YULIADI YUSUF

KHAERUL AKRAM

RULYANIS

NILAM SARI

ISLAMIAH

DOSEN PEMBIMBING :
ANI AULI ILMI, S.Kep.,Ns.,M.Kep., Sp.Kep.Kom

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2018
KASUS

Kelurahan X merupakan wilayah binaan puskesmas A yang terdiri atas 10 RW dan 60 RT.

Masing-masing RW memiliki 5 sampai 6 RT. Berdasarkan survey keluarga sehat yang dilakukan

oleh puskesmas diketahui terdapat 10 RW dengan masalah kesehatan terbanyak.

Wilayah RW. 10 kelurahan X merupakan wilayah dengan total penduduk 1056 jiwa.

Berdasarkan wawancara dengan pihak kelurahan RW. 10 merupakan RW dengan wilayah yang

sangat luas yang dipadati oleh perumahan dan warga pendatang yang berasal dari berbagai

daerah. Data survey kesehatan menunjukkan wilayah ini banyak didapatkan masalah kesehatan

pada Ibu usia muda (< 30 tahun) dengan anemia dan tekanan darah rendah. Hal ini juga terlihat

pada saat dilakukan posyandu balita dan pemeriksaan kesehatan pada Ibu atau kelompok dewasa

melalui posbindu PTM. Selain itu, berdasarkan catatan koordinator kader RW. 10, di wilayahnya

juga terdapat beberapa kasus balita dengan berat badan kurang. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan oleh kader kesehatan didapatkan data bahwa terdapat 17 anak usia di bawah 2 tahun

dengan berat badan kurang dan berisiko stunting. Koordinator kader RW.10 mengatakan belum

ada upaya yang dilakukan dari pihak terkait untuk menangani masalah tersebut.

a. Lengkapilah data pengkajian komunitas pada kasus tersebut !

b. Buatlah asuhan keperawatan komunitas dari kasus tersebut !

c. Sebagai perawat kesehatan komunitas, edukasi apa saja yang dapat di berikan kepada
masyarakat di RW. 10 ?
A. PENGKAJIAN
1. Winshield Survey
Lokasi pengamatan : Kelurahan X wilayah binaan puskesmas A yang terdiri atas 10
RW dan 60 RT. Masing-masing RW memiliki 5 sampai 6 RT.
a. Tipe perkampungan / pedesaan
1. Perkampungan yang ada di kelurahan X merupakan bangunan yang sudah
permanen
2. Akses jalanan yang mudah namun relatif sempit
b. Lingkungan tempat tinggal
1. kurang jarak antara rumah 1 dengan yang lainnya.
2. Bangunan rumah-rumah sudah permanen.
3. wilayah yang sangat luas yang dipadati oleh perumahan dan warga pendatang yang
berasal dari berbagai daerah
c. Karakteristik social-kultural
1. 10 kelurahan X merupakan wilayah dengan total penduduk 1056 jiwa.
2. Masalah kesehatan terutama pada Ibu usia muda (< 30 tahun)
3. warga pendatang yang berasal dari berbagai daerah
d. Lingkungan
1. Tampak umum
 Kelurahan X padat penduduk dengan rumah yang saling berdempetan
 Jalanan relatif sempit
2. Bahaya lingkungan
 Tidak ada lahan untuk tempat bermain anak-anak
 Tidak semua rumah memiliki tempat sampah didepan rumahnya
 Rumah terlalu berdempetan
3. Stressor lingkungan
 Rata-rata warga terlihat memiliki ekonomi menengah ke bawah.
 Banyak anak-anak yang bermain dijalanan
4. Pelayanan kesehatan
e. Fasilitas kesehatan dan Sumber pelayanan kesehatan
Terdapat puskesmas yang membina Kelurahan X yang terdiri atas 10 RW dan 60 RT,
dimana masing-masing RW memiliki 5 sampai 6 RT.

2. Pengkajian Inti Komunitas


a. Riwayat
1. Kelurahan X merupakan wilayah binaan puskesmas A yang terdiri atas 10 RW dan
60 RT dimana masing-masing RW memiliki 5 sampai 6 RT. Dulunya kelurahan X
adalah lahan perkebunan yang kemudian dari waktu ke waktu berubah menjadi
suatu perkampungan.
2. Tidak pernah terjadi pemekaran wilayah.
3. Rata-rata usia penduduk sampai 80 tahun.
b. Demografi
1. Di kelurahan X ini 55% penduduknya berjenis kelamin perempuan dan 45%
berjenis kelamin laki-laki.
2. Tingkat pendidikan rata-rata penduduk di kelurahan X adalah SMA.
3. Pekerjaan warga kelurahan X sebagian besar adalah pekerja swasta dan buruh
harian.
4. Status ekonomi menengah ke bawah.
c. Statistik Vital
1. Masalah kesehatan yang terjadi di kelurahan X adalah anemia dan tekanan darah
rendah. Selain itu, berdasarkan catatan koordinator kader RW. 10, di wilayahnya
juga terdapat beberapa kasus balita dengan berat badan kurang.
2. Selain kasus diatas, berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh kader kesehatan
didapatkan data bahwa terdapat 17 anak usia di bawah 2 tahun dengan berat badan
kurang dan berisiko sunting.
d. Nilai dan Kepercayaan
1. Mayoritas warga berasal dari suku Bugis-Makassar dan beragama Islam. Ada
beberapa orang pendatang yang berasal dari suku dan agama lain seperti Katolik
dan Protestan tapi hanya sebagian kecil.
2. Terdapat beberapa masjid di Kelurahan X.
3. Masyarakat jika sakit selain berobat ke rumah sakit juga berobat ke dokter praktek
ataupun klinik kesehatan, terkadang mereka juga membeli obat herbal dari penjual
obat keliling.

3. Pengkajian Sub Sistem


a. Lingkungan Fisik
1. Inspeksi
 Di kelurahan X tidak terdapat peta rawan masalah
 Suasana lingkungan yang kondusif
 Data winshield survey terlampir
2. Tanda Vital
 Kondisi iklim tropis dan saat ini musim hujan
 Kondisi lingkungan bersih. Lokasi berdekatan dengan kantor-kantor
pemerintahan seperti kantor camat, kantor lurah dan kantor samsat.
3. System Review
 Di kelurahan X kegiatan kerja bakti dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu
 Ada kegiatan pengajian rutin oleh ibu-ibu PKK yang di adakan setiap hari
Jum’at.
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
1. Pelayanan yang di akses oleh warga kelurahan X adalah praktik bidan, puskesmas
dan praktik dokter, jika sakit rata-rata penduduk kelurahan X datang langsung ke
puskesmas.
2. Harga untuk memperoleh pelayanan kesehatan relative murah atau terjangkau
untuk warga apalagi mereka sudah memiliki BPJS sehingga mendapatkan akses
pelaynan kesehatan yang mudah dijangkau.
3. Askes ke puskesmas yang strategis dan dekat dari kelurahan X
4. Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekali oleh pegawai puskesmas dan
bidan.
c. Ekonomi
1. Pekerjaan warga kelurahan X sebagian besar adalah pekerja swasta dan buruh
harian. Pendapatan keluarga rata-rata Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000.
2. Pengeluaran penduduk relative, masing-masing keluarga mempunyai
pengeluaran yang berbeda-beda.
3. Sebagian masyarakat yang mempunyai tabungan kesehatan berupa asuransi
kesehatan, dan BPJS
d. Keamanan
1. Lingkungan aman
2. Tidak pernah terjadi kebakaran
3. Sumber air di kelurahan X berasal dari air PDAM dan kondisi air jernih.
4. Transportasi yang digunakan oleh warga adalah sepeda, sepeda motor, mobil, dan
angkutan umum.
5. Kondisi jalan raya bagus karena dua minggu lalu warga kelurahan X menikmati
jalanan aspal yang baru
e. Politik dan pemerintahan
1. Kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat adalah dengan penyuluhan kesehatan dan rutin melakukan
posyandu
2. Penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas tetapi penyuluhan
dilakukan hanya jika terjadi kasus.dimana puskesmas kurang tanggap terhadap
masalah kesehatan yang terjadi.
3. Penyuluhan yang diberikan menyesuaikan dengan kasus.
f. Komunikasi
1. Alat komunikasi yang dimiliki warga seperti televisi, koran, telepon dan
smartphone.
2. Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di kelurahan X.
3. Media komunikasi di masyarakat dengan arisan, kerja bakti, kegiatan PKK dan
pengajian.
4. Tidak ada konsultasi oleh tenaga medis dengan masyarakat kelurahan X.
g. Pendidikan
1. Ada warga yang buta huruf, namun warga yang buta huruf kebanyakan lansia.
2. Mayoritas berpendidikan SMP sampai SMA
3. Terdapat fasilitas pendidikan di kelurahan X yaitu sebuah Sekolah Dasar
ANALISA DATA

No. SYNTOM ETIOLOGI PROBLEM


1. Ds : Ibu muda mengatakan belum Kurangnya pengetahuan Resiko tinggi
mengerti tentang penyakit Anemia. warga kelurahan X tentang peningkatan penyakit
Do : penyakit Anemia anemia di kelurahan X
 Sebagian besar masyarakat terutama pada ibu
berpendidikan namun muda yang sudah
masih awam dalam hal menikah
yang menyangkut
kesehatan
 Penyakit anemia yang
diderita ibu muda sebanyak
60% selama 6 bulan
terakhir.

2. Ds : Data dari puskesmas terdapat Kurang pengetahuan ibu Gangguan pemenuhan


17 anak usia di bawah 2 tahun tentang menu seimbang. kebutuhan nutrisi
dengan berat badan kurang dan kurang dari kebutuhan
berisiko stunting pada balita
Do :
Balita sering mengkonsumsi
makanan ringan (snack) yang
biasa di beli di warung- warung
terdekat. Serta sering
mengkonsumsi mie instant.
PRIORITAS MASALAH

1. Peningkatan penyakit anemia pada ibu berhubungan dengan kurangnya pengetahuan


warga kelurahan X tentang penyakit Anemia ditandai dengan :
Ds : Ibu-ibu warga kelurahan X mengatakan belum mengerti tentang penyakit Anemia.
Do :
 Sebagian besar masyarakat berpendidikan namun masih awam dalam hal yang
menyangkut kesehatan
 Penyakit anemia yang diderita ibu muda sebanyak 60% selama 6 bulan terakhir.
2. Resiko peningkatan berat badan kurang dan stunting pada anak usia di bawah 2 tahun
dengan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang menu seimbang
ditandai dengan :
Ds : Data dari puskesmas terdapat 17 anak usia di bawah 2 tahun dengan berat badan
kurang dan berisiko stunting.
Do : Balita sering mengkonsumsi makanan ringan (snack) yang biasa di beli di warung-
warung terdekat. Serta sering mengkonsumsi mie instant.
Perencanaan Keperawatan Komunitas

N Diagnosa Tujuan Sasaran Rencana Hari, Tempat Evaluasi


o. Keperawata Kegiatan Tanggal Kriteria Standar
n
Komunitas
1. Peningkatan Setelah Warga 1.Berikan Sabtu, Aula Kantor Verbal 1. Pengertian Penyakit
penyakit
dilakukan keluraha penyuluhan pada 4/01/2018 kelurahan X Anemia
anemia pada
ibu tindakan n X warga kelurahan 2.Tanda dan gejala Anemia
berhubungan
keperawatan terutama X. 3.Penyebab penyakit
dengan
kurangnya selama satu ibu muda 2.Diskusikan Anemia
pengetahuan
kali pertemuan bersama warga 4. Jenis makanan yang baik
warga
kelurahan X diharapkan tentang tanda dan dikonsumsi untuk mencegah
tentang
warga gejala penyakit anemia.
penyakit
Anemia kelurahan X anemia.
ditandai
Mampu : 3.Diskusikan
dengan :
Sebagian 1.Menjelaskan bersama warga
besar
tentang hamil tentang
masyarakat
berpendidikan pengertian penyebab
namun masih
Anemia. penyakit Anemia.
awam dalam
hal yang 2.Menyebutka 4.Berikan
menyangkut
n tanda dan penyuluhan
kesehatan.
Penyakit gejala kepada warga
anemia yang
penyakit mengenai jenis -
diderita ibu
muda Anemia. jenis makanan
sebanyak 60%
3.Menjelaskan yang dapat
selama 6
bulan terakhir. penyebab mencegah
penyakit anemia.
Anemia.
4.Menyebutka
n jenis
makanan yang
baik
dikonsumsi
untuk
mencegah
anemia.
2. Resiko Setelah Warga 1.Berikan Sabtu, Aula Kantor Verbal 1.Cara Pemenuhan nutrisi
peningkatan dilakukan keluraha penyuluhan 4/01/2018 kelurahan X tubuh.
berat badan penyuluhan nX tentang cara 2.Penjelasan tentang
kurang dan diharapkan: pemenuhan nutrisi stunting pada anak
stunting pada warga dalam tubuh dan 3.Jenis makanan yang
anak usia di kelurahan X pemahaman bergizi dan mengandung Zat
bawah 2 tahun mampu : tentang stunting Besi.
dengan Memenuhi pada anak.
berhubungan kebutuhan 2.Demonstrasikan
dengan nutrisi tubuh cara pemenuhan
kurangnya dan nutrisi pada balita
pengetahuan mengetahui 3.Berikan
ibu tentang apa itu penyuluhan
menu stunting. kepada warga
seimbang kelurahan X
ditandai terutama ibu-ibu
dengan :Data muda tentang
dari jenis makanan
puskesmas yang bergizi dan
terdapat 17 mengandung zat
anak usia di besi.
bawah 2 tahun
dengan berat
badan kurang
dan berisiko
stunting.
Do:Balita
sering
mengkonsums
i makanan
ringan yang
biasa di beli
di warung
terdekat. Serta
sering
mengkonsums
i mie instant.
Sebagai Perawat Kesehatan Komunitas, Edukasi Yang Dapat Di Berikan Kepada
Masyarakat Yaitu :
1. Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan dalam rangka upaya promotif dan

preventif dengan melakukan penyebaran informasi dan meningkatkan motivasi

masyarakat untuk berperilaku sehat (Stanhope & Lancaster, 2004). Secara umum

pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi

ketidakmampuan dan merupakan upaya untuk mengaktualisasikan potensi kesehatan

dari individu, keluarga, komunitas dan masyarakat (Nies & McEwen, 2001).

Pendidikan kesehatan yang ditempuh dalam penanggulangan masalah risiko

anemia pada ibu muda adalah melakukan pendidikan kesehatan tentang pencegahan

dan perawatan anemia dan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini anemia serta

melakukan kunjungan rumah untuk membina keluarga dengan anak.

2. Empowering

Empowering atau pemberdayaan adalah suatu kegiatan keperawatan komunitas

dengan melibatkan masyarakat secara aktif untuk menyelesaikan masalah yang ada

di komunitas, masyarakat sebagai subjek dalam menyelesaikan masalah (Stanhope &

Lancaster, 2004; Hitchock, Schuber & Thomas, 1999). Pemberdayaan adalah

keseluruhan upaya untuk meningkatkan kontrol dalam pengambilan keputusan pada


level individual, keluarga, komunitas dan masyarakat (Nies & McEwen, 2001).

Perawat dapat menggunakan strategi pemberdayaan untuk membantu masyarakat

mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan masalah, menciptakan jejaring,

negosiasi, lobbying, dan mendapatkan informasi untuk meningkatkan kesehatan

(Nies & McEwen, 2001).

Menurut Labonte (1994), terdapat lima area pemberdayaan yaitu : interpersonal

(personal empowerment), intragroup (small group development), intergroup

(komunitas), interorganizational (coalition building), dan political action.

Pemberdayaan dengan model multilevel seperti ini memungkinkan perawat

komunitas melakukan intervensi dalam cakupan mikro dan makro (cakupan yang

luas). Strategi pemberdayaan masyarakat ini dilakukan dengan melakukan upaya

kesehatan masyarakat ditujukan kepada kelompok kader kesehatan agar peduli pada

kesehatan remaja dan pemberdayaan keluarga dalam merawat anak remajanya.

Masyarakat mencari sendiri permasalahan yang ada dimasyarakat dan mencari solusi

secara mandiri.

3. Partnership

Secara umum kemitraan didefinisikan oleh Departemen Kesehatan (2003) sebagai

hubungan kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan,

keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan manfaat) untuk mencapai

tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing masing.

Partnership atau kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama aktif antara perawat

komunitas, masyarakat, maupun lintas sektor dan program. Bentuk kegiatannya


adalah kolaborasi, negosiasi dan sharing dilakukan untuk saling menguntungkan

(Stanhope & Lancaster, 2004; Hitchock, Schuber & Thomas, 1999).

You might also like